Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 206 Perubahan Hati Yeni

Kamar Dagang Fores Sidon adalah tujuan utama dari pemikiran Bastian, jika ingin mengembangkannya maka tidaklah mudah. Tapi jika sudah mulai berkembang, maka akan jauh lebih luar biasa dibandingkan dengan apa yang ada dalam pemikirannya. Ini adalah tambang emas dalam dunia perbisnisan yang bahkan tidak akan mudah untuk bisa dihancurkan, yang diidamkan oleh setiap orang.

Sekarang anggota Kamar Dagang hanya ada Willy Xiao seorang, tapi Bastian juga percaya akan kemampuan yang dia miliki, perkembangan yang akan ditunjukkan pasti akan sangat pesat. Tapi jika menginginkan perkembangan yang pesat, maka dia juga harus meningkatka kualitas dirinya sendiri terlebih dahulu, asalkan bisa memantapkan pondasi, maka akan baru bisa menarik minat lebih banyak orang lainnya.

Ada pepatah yang mengatakan, binalah keluargamu, kuasai negara, dan baru kuasai seluruh dunia.

Jadi dia berancana mengurusi masalah perasaannya hingga tuntas, baru kemudian mengurus bisnisnya dengan baik. Jika masalah perasaannya saja tidak bisa dia atasi, dan membelenggu dirinya, bagaimana bisa dia melakukan pekerjaan dengan tenang.

Dia berencana pergi kerumah sakit untuk membicarakan sesuatu dengan Yeni, mengatasi pergejolakan yang terjadi diantara mereka berdua. Mereka sudah memiliki perasaan dalam hati masing masing, bahkan Yeni sampai mengandung anaknya, meskipun anak itu sekarang sudah tidak ada, tapi sebagai laki laki, dia harus bertanggung jawab memberikan sebuah keluarga dan juga status yang jelas untuk Yeni.

Saat perjalanan ke rumah sakit, Susanti lah yang membantunya mendorong kursi roda.

“Susanti, aku berencana pergi ke rumah sakit dan melamarnya, bagaimana menurutmu?”

Di perjalanan, Bastian ingin mendengarkan mengenai pendapat Susanti akan rencananya ini.

Susanti yang mendengar perkataannya langsung gemetaran, bahkan wajahnya sudah memucat. Dia hanya baru mengenal Bastian dalam beberapa bulan saja, berawal dari teman hingga kakak adik, dan dari situlah dia mulai.... Menyukai Bastian.

Dalam waktu satu dua bulan ini, Susanti lah yang selalu merawat kaki Bastian yang sedang tidak nyaman digunakan untuk beraktivitas, sampai sampai untuk menjaga Bastian saja dia harus pindah kerumahnya. Dia mengira jika Bastian sudah melepaskan Yeni, dan dirinya yang tidak pernah terpisah dari bayangan Bastian membuat perasaan diantara mereka terbina dengan sangat baik. Pada awalnya dia berencana terus seperti ini bersama dengan Bastian, dan suatu saat nanti pasti Bastian pasti akan menyukainya.

Tapi tidak disangka jika takdir malah mempertemukan Bastian dengan Yeni kembali. Sedangkan dirinya hanya lah seorang adik bagi Bastian, tidak lebih dari itu.

Hal ini membuat perasaanya tersakiti, kemudian menunjukkan senyum pahit di wajahnya, mengatakan:

“Apapun keputusan mu aku akan selalu mendukungmu, tapi...”

Mendengar Susanti yang berkata dengan terbata bata, Bastian kemudian mengatakan:

“Apa yang masih tidak bisa kamu katakan, apa kamu masih menganggapku sebagai orang luar?”

Susanti sempat ragu, tetapi dia memutuskan untuk mengatakannya:

“Tapi kak Yeni, dia... Sudah tidak bisa melahirkan anak laki. Meskipun aku belum pernah melihat keluargamu, tetapi keluargamu pasti merupakan sebuah keluarga besar, apa orang tuamu akan menyetujui pernikahan mu ini dengan kak Yeni?”

“Kamu juga harus mempertimbangkan dirimu sendiri, jika kamu menikahinya, maka kamu kelak... Tidak akan bisa memiliki keturunan.”

Setelah mendengar perkataan Susanti, Bastian sempat terdiam untuk beberapa saat.

Dia tiba tiba teringat akan panggilan telepon yang dia lakukan dengan ayahnya, dia mengatakan jika Yeni sudah tidak bisa memiliki anak lagi. Keluarga Yue adalah sebuah keluarga besar di kota Juragan, dan apalagi Bastian adalah seorang penerus dari keluarga Yue, jangankan Fendy Yue, paman pamannya pasti tidak akan setuju jika dia memutuskan untuk menikahi Yeni dan membawanya masuk kedalam keluarga mereka.

Setelah teringat akan hal ini, Bastian merasa kepalanya terasa berat, mengusap wajahnya dengan kasar, kemudian mengatakan:

“Bagaimanapun juga aku tidak bisa menelantarkannya dan tidak memperdulikannya.”

“Aku harus menjalankan tanggung jawabku.

Dia sudah memikirkannya baik baik, sebelumnya dia bisa mendaftarkan perikahannya dengan Adelia Liu meskipun ditentang oleh keluarganya, dan sekarang dia juga bisa diam diam mendaftarkan pernikahannya dengan Yeni.

Dia pasti akan memperlakukan Yeni dengan baik, dan tidak akan berpisah lagi dengannya.

……

Setelah sampai dirumah sakit, dia langsung masuk kedalam ruang rawat, dia melihat jika Yeni sedang membereskan barang barangnya, mungkin dia sudah bersiap untuk keluar dari rumah sakit.

“Yeni, apa kamu akan keluar dari rumah sakit?” Bastian mengerutkan keningnya heran, kemudian mencoba membujuknya, “Kondisimu masih lemah, dokter saja belum mengijinkanmu keluar dari rumah sakit, bagaimana bisa kamu memutuskan sendiri seperti ini!”

Yeni masih sibuk membereskan pakaiannya, bahkan pakaian rumah sakit saja sudah dia tanggalkan, berganti dengan pakaian miliknya sendiri, sedangkan Sarim, dia memasang wajah canggung mengamati Yeni membereskan barang barangnya.

Meskipun Yeni melihat kedatangan Bastian, tapi dia tidak menyapa Bastian, bahkan tidak mengatakan sepatah katapun kepadanya.

Bastian tidak memperdulikan akan hal ini, beberapa hari ini Yeni memang tidak mengatakan apapun kepadanya, Bastian kemudian menarik Sarim, nada bicaranya terkesan sedikit menyalahkan:

“Apa yang kamu lakukan, bukannya dia masih tidak diijinkan keluar dari rumah sakit!”

Sarim hanya mengeluh panjang, kemudian berkata lirih:

“Dia kekeh ingin keluar dari rumah sakit, aku tidak bisa menghentikannya.”

Bastian yang mendengar hal itu langsung menjalankan kursi roda yang dia duduki, menarik tangan Yeni dengan berkata:

“Yeni, kamu sebenarnya kenapa? Apa kamu menyalahkanku? Apa kesalahan yang sudah aku perbuat hingga membuatmu tidak ingin berbicara denganku, jangan seperti ini.”

“Jika kamu pergi seperti ini, bagaimana jika terjadi sesuatu denganmu, dokter mengatakan jika kondisi tubuhmu masih tidak bisa digunakan untuk banyak beraktivitas.”

Yeni mematung ditempatnya, memalingkan kepalanya menatap Bastian. Dalam beberapa hari ini, ini adalah pertama kali bagi mereka berdua untuk saling bersitatap.

“Mengenai kesalahan apa yang sudah kamu lakukan, aku juga tidak menyalahkanmu. Kita sudah tidak memiliki hubungan apapun, benar kan?”

Yeni akhrinya mengatakan sesuatu kepada Bastian. Hanya saja perkataannya ini terkesan dingin, dan tanpa perasaan.

Bastian terdiam mematung ditempatnya, menatap Yeni dengan kedua matanya yang sudah memerah, bahkan suaranya sedikit gemetaran:

“Bagaimana bisa tidak memiliki hubungan apapun? Bagaimana bisa kita tidak memiliki hubungan apapun, kita masih begitu mesra saat berada di kota Camarun, hari hari kita lewati dengan begitu membahagiakan.”

“Aku tau jika apa yang terjadi waktu itu adalah kesalahanku, aku tidak seharusnya bermain main diantara kamu dan juga Adelia Liu, aku seharusnya bisa lebih tegas. Aku tau jika aku salah, apa kamu tidak bisa memberiku satu kesempatan lagi? Saat aku kembali ke kota Camarun, aku langsung mencarimu, aku ingin membawamu untuk menjalani kehidupan di kota Tajo, tapi kamu malah pergi.”

“Saat aku sampai di rumahmu, semua barang barangmu sudah kamu pindahkan, kosong, hanya ada sepucuk surat di ruang tamu, apa kamu tau seberapa sedih aku waktu itu?”

Apa yang Bastian katakan adalah apa yang tersembunyi dalam hatinya selama ini.

Tapi begitu kata kata itu terungkap, ada dua orang yang hanya mendengarnya saja merasa jika hati mereka sangat sakit.

Kedua orang itu tentu saja adalah Sarim dan juga Susanti. Bagaimanapun juga apa yang Bastian katakan adalah kenyataan akan dirinya dan juga Yeni. Sedangkan Susanti menyukai Bastian, dan Sarim menyukai Yeni.

Yeni yang mendengar perkataan Bastian, tubuhnya sedikit gemetaran, bahkan air matanya sudah menggenang di kedua pelupuk matanya.

Meskipun air mata menyusuri wajahnya, perkataanya masih terdengar sangat dingin.

“Aku tidak tau, dan aku juga tidak ingin mengetahuinya.”

“Semua itu adalah masa lalu, aku sudah tidak menyukaimu lagi. Anak adalah segalanya untukku, sekarang dia sudah tidak ada lagi, itulah yang membuatku semakin tidak bisa kembali denganmu lagi. Pergilah, jangan membuatku kesal.”

Perkataannya ini benar benar menusuk tepat kedalam hati Bastian.

Susanti yang selama ini hanya diam saja, saat ini sudah tidak bisa mendengar perdebatan mereka lebih jauh lagi.

Dia menahan bagian bawah bibirnya, tidak bisa untuk tidak bersuara:

“Kakak ipar, kenapa kamu mengatakan hal itu kepada kakak, apa kamu tidak tau jika dalam beberapa bulan ini dia selalu mencarimu!”

“Setiap hari dia selalu mengkhawatirkanmu, setiap tidak berhasil menemukanmu perasaannya langsung tidak senang. Hanya demi mencarimu saja kakinya sampai terluka, bahkan sampai hampir dibunuh oleh seseorang. Aku tau jika kamu merasa sangat sedih karena kehilangan anakmu, tapi itu adalah kecelakaan, kamu tidak boleh menyalahkan kakakku karena hal ini.”

“Perkataanmu ini terlalu melukai perasaannya!”

Bastian yang melihat pemandangan ini berusaha menghentikan agar Susanti tidak berkata lebih jauh lagi, kemudian dia menghentikannya:

“Susanti, jangan katakan apapun lagi!”

Susanti tidak menghiraukannya, dia hanya tau jika Bastian sudah banyak menderita hanya demi mencari Yeni, bahkan sampai meneteskan air mata yang tidak terhitung lagi jumlahnya. Tetapi sekarang Yeni malah berkata seperti itu kepada Bastian, bagaimana bisa dia diam saja saat hatinya terasa sakit.

“Tidak, aku akan mengatakannya!” Susanti masih sangat kekeh, “Kakak ipar, kakak adalah orang yang sangat baik, demi dirimu dia rela merelakan segalanya. Bagaimana bisa kamu menyalahkannya hanya karena sebuah kecelakaan yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya!”

Setelah mendengar perkataan Susanti, Yeni menutup kedua matanya, tubuhnya sudah mulai gemataran.

Dia menarik napas dalam, memalingkan kepalanya menatap Susanti, kemudian berkata dingin:

“Apa aku tidak bisa menyalahkannya!”

“Jika bukan karena kemunculannya, apa aku akan menghentikan mobil disana, jika aku tidak berhenti disana, maka anakku sekarang pasti masih bersamaku! Jika aku tidak menyalahkannya, maka siapa lagi yang harus aku salahkan, apa aku harus menyalahkanmu?”

Setelah mengatakan itu, Yeni masih melanjutkan perkataannya dengan nada yang sama dinginnya:

“Dan juga, aku bukanlah kakak iparmu, aku sudah tidak memiliki hubungan apapun lagi dengan Bastian, jangan memanggil ku dengan panggilan seperti itu!”

Novel Terkait

The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu