Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 162 Bertemu lagi dengan Raffy
Bastian yang langsung dibawakan ke rumah sakit, tersadar kembali dengan cepat. Ia baik-baik saja, kakinya juga tidak patah, tapi kaki kanannya terluka.
Untung tubuhnya cukup kuat dan sering melatih diri, serta memiliki tulang yang kuat. Tapi masih saja karena tabrakan yang kuat, sehingga tulang betis kaki kanannya terluka, jadi ia setidaknya harus berbaring di ranjang selama sebulan. Setelah sebulan ini, ia juga tidak boleh melakukan aktivitas olahraga berat.
"Dok, kakakku baik-baik saja kan?"
Di dalam ruang rawat inap ada Susanti yang bertanya dengan khawatir.
Ia tadi sudah dibuat takut dan menangis sejalan. Untung saja Bastian baik-baik saja.
"Tak apa-apa, tapi ia pasti harus berbaring di ranjang selama sebulan. Sebulan ini ia hanya bisa menggunakan kursi roda."
"Rumah sakit kita kebetulan ada seorang dokter spesialis tulang yang cukup terkenal dalam negeri. Nanti aku akan membiarkan dokter itu datang memeriksanya."
Ujar dokter yang memakai jas putihnya.
Mendengar ini, Susanti baru bisa menghela nafasnya.
"Terima kasih, dok."
Setelah dokter pergi, Susanti baru berjalan sambil memandang Bastian yang memasang wajah pucat dan mata kosong, lalu ia tidak tahan untuk menangis lagi.
"Kamu sungguh menakutkan. Semua salahku. Kalau aku tahu, aku pasti tidak akan menghubungimu."
Susanti masuk ke dalam pelukan Bastian, sambil menyalahkan dirinya dengan tangisannya dan perasaan bersalah.
Kedua mata kosong Bastian menatap kearah atap dan berceloteh.
"Bukan salahmu. Untung ada kecelakaan kali ini..."
Ucapan Bastian seketika membuat Susanti tercengang. Ia mengangkat kepalanya dan bertanya kepada Bastian.
"Mengapa kamu merasa untung setelah ditabrak? Untung saja kamu tidak ada apa-apa, kalau tidak aku..."
Setelah itu, wajah Susanti memerah. Jika Bastian terjadi sesuatu, ia pasti akan sangat sedih.
"Sepertinya sudah ditakdirkan, bahkan Tuhan pun mencegahku untuk bertemu dengannya." Bastian berkata tanpa memasang ekspresi. "Mungkin aku memang tidak perlu menganggunya. Kita berdua bersama juga salah. Kalau salah, mengapa aku harus terus mencari dirinya?"
"Ia sudah memiliki kekasih baru. Untuk apa aku harus bertemu lagi dengannya? Mwmbuatnya malu dan membuatku sedih."
"Aku hanya bingung, jika ia sudah memiliki kekasih baru, mengapa ia tidak menggugurkan anaknya saja?"
Mendengar ucapan Bastian, Susanti bisa melihat bahwa Bastian sangat sedih. Melihat Bastian yang murung, ia pun ikutan murung. Ia menghiburnya.
"Kalau begitu, jangan cari ia lagi. Ia tidak menggugurkan anaknya, mungkin karena baik hati, tidak rela membiarkan nyawa kecil pergi begitu saja."
"Kalau ia sudah memiliki kekasih baru, kamu seharusnya melupakan masa lalu kamu dengannya, lalu mulai menjalani kehidupanmu."
Mendengar ini, mata Bastian meneteskan dua air mata dan bertanya.
"Lalu bagaimana dengan anaknya? Anak itu milikku, aku boleh tidak peduli kepadanya, tapi apakah aku tidak boleh tidak peduli kepada anakku?
Susanti berkata.
"Anak itu tidak bersalah, kalian boleh membesarkannya bersama. Tapi kalau sekarang ia tidak ingin menemuimu, kamu jangan memikirkannya lagi. Tunggu ia sudah tidak kesal, kamu baru pergi cari ia lagi. Saat itu kalian boleh duduk bersama dan membahas masalah anak kalian."
Bastian mengangguk, lalu tiba-tiba memeluk Susanti dan berkata.
"Terima kasih!"
Hati Susanti bergetar pelan, berada di dalam pelukan Bastian, merasakan suhu tubuhnya dan detak jantungnya. Ia sangat suka rasa dipeluk oleh Bastian, sangat hangat dan aman.
"Tidak perlu berterima kasih, kita adalah kakak adik. Entah apapun yang kamu pilih, aku akan terus menemanimu." Tatapan Susanti menjadi lembut dan berkata.
Saat ini, ada seorang polisi dengan setelan polisi lalu lintas masuk ke dalam. Ia mengetuk pelan pintu kamar.
Susanti langsung berdiri dan bertanya wajahnya yang memerah.
"Halo, Pak. Apakah ada sesuatu?"
Polisi lalu lintas itu memberi selembar kertas pembagian penanggung masalah, lalu berkata kepada Bastian.
"Kamu berani juga! Bahkan langsung menyebrang di perempatan saat lampu merah, sehingga supirnya takut dan menangis."
Bastian memandang kearahnya dan berkata.
"Maaf telah merepotkan kalian. Ini adalah salahku, mohon bapak beritahu supir itu bahwa aku sendiri yang akan membayar biaya rumah sakit. Jika mobilnya ada kerusakan, aku akan membayarnya untuk biaya reparasi."
Polisi lalu lintas itu mengangguk.
"Baik, sebenarnya di kertas ini juga tertera namamu untuk tanggung jawab atas kasus ini. Kamu cukup tahu diri. Baiklah kalau begitu."
"Oh iya, kamu masih ada kertas tilang, boleh membayarnya setelah keluar dari rumah sakit."
"Rawatlah baik-baik lukamu."
Selanjutnya, setelah Susanti membantu Bastian tanda tangan di kertas itu, polisi lalu lintas pergi.
"Istirahat dulu, Kak. Aku pergi lihat kapan dokter spesialis itu datang." ujar Susanti.
"Baik, terima kasih." Bastian tersenyum paksa.
......
"Raffy, kakimu dipukul seperti ini, sebenarnya siapa yang melakukan ini?"
Saat ini di luar pintu departemen ortopedi, ada dua orang lelaki yang sedang duduk. Salah satunya menggunakan tongkat, kebetulan adalah Raffy yang kakinya dipatahkan oleh Bastian di Kota Juragan.
"Jangan diungkit lagi. Ia itu sudah gila. Tunggu kakiku pulih, aku akan membalas dendam kepada orang itu."
Raffy berkata dengan wajah kesal.
"Untung saja Ayahku membawaku ke luar negeri untuk pengobatan sebulan dan kakiku tertolong kembali. Ayahku bilang negara kita ada seorang dokter spesialis tulang yang terkenal akan menetap di Kota Tajo selama sebulan, jadi ia menyuruhku untuk diperiksa olehnya dan aku datang."
"Nicholas, mungkin aku harus tinggal di rumahmu dan merepotkanmu untuk beberapa hari."
Pria muda yang duduk disampingnya kebetulan adalah Nicholas, Tuan Muda Besar Keluarga Xiao. Keluarga Xiao merupakan keluarga besar di Kota Tajo. Perusahaan milik Keluarga Xiao berada di peringkat ke sepuluh dari seluruh perusahaan Kota Tajo, merupakan perusahaan besar yang sesungguhnya.
Ayah Nicholas alias Willy Xiao, tahun ini juga menduduki posisi orang terkaya di Kota Tajo.
Kota Tajo juga tidak kecil. Meskipun tidak sebanding dengan Kota Juragan maupun Kota Jilista, tapi bisa menduduki orang terkaya Kota Tajo, juga bukanlah hal mudah.
"Tidak repot kok, kamu terlalu sungkan. Tidak hanya hubungan antar dua keluarga, Ayahmu dan Ayahku adalah sahabat, kita berdua juga bermain bersama sejak kecil. Mau kamu tinggal beberapa hari, ataupun setiap hari datang, Ayah Ibu pasti sangat senang." ujar Nicholas sambil merangkul bahunya, terlihat jelas hubungan mereka sangat dekat.
Raffy tertawa dan bertanya.
"Paman Willy tahun ini masuk dalam peringkat orang kaya Kota Tajo kan? Bisnisnya semakin besar, mungkin Kota Tajo lama-lama akan menjadi miliknya."
Mendengar ini, Nicholas tersenyum berkata.
"Kamu terlalu bangga kepada Ayahku. Ia sudah menggunakan selama hidupnya untuk mencapai posisi ini. Ayahmu baru hebat, bisa membesarkan bisnis di Kota Juragan, itu baru namanya keren. Aku dengar Keluarga Ye dari empat keluarga besar bangkrut. Keluarga Cui kalian pasti bisa menjadi salah satu dari empat keluarga besar."
Mereka berdua sedang berbincang ria dan Susanti berjalan kesana, sambil memandang ke dalam pintu, lalu melihat dokter spesialis tulang itu sedang menerima pasien lain dan hanya bisa menunggu di lorong.
Ia berjalan dan duduk di samping Raffy. Raffy dan Nicholas seketika terdiam melihat ada wanita lucu duduk di dekat mereka.
Susanti tidak seksi seperti Siska, juga tidak dewasa seperti karyawan umum dalam kantor. Ia termasuk wanita yang tipe lucu dan juga cantik.
"Hai cantik, kamu juga datang periksa disini? Dimana kamu terluka?" Raffy tertawa dan mulai berbicara kepada Susanti.
Susanti mematung dan membalasnya sopan.
"Aku tidak terluka, Kakakku yang kecelakaan. Aku datang kesini untuk membawa dokter spesialis tulang, melihat luka Kakakku."
Raffy mengangguk pelan mendengar ini. Pandangannya tak pernah teralihkan dari Susanti. Ia tertawa dan berkata.
"Aku Raffy Cui, berasal dari Kota Juragan sana. Mari kita berteman, bagaimana kalau saling menambah teman di aplikasi obrolan?"
Mau sebodoh apa, Susanti pun tahu bahwa Raffy sedang mendekatinya, tapi ia sama sekali tidak tertarik dan hanya bisa menolak halus.
"Maaf, aku tidak membawa telepon dan aku juga lupa nomor pengguna aplikasiku."
Melihat ini, Raffy menatap Susanti dan semakin tertarik kepadanya.
Nicholas melihat Raffy tertarik kepada Susanti dan berkata.
"Hai cantik, dimana kamu bekerja? Temanku ini adalah Tuan Muda Besar Keluarga Cui dari Kota Juragan, apakah kamu tahu itu? Entah berapa banyak Nona Muda yang ingin berteman dengannya pun tidak ada kesempatan."
"Kalau kamu ingin berteman dengan temanku, kamu tidak perlu bekerja lagi, apakah kamu mengetahui itu?"
Mendengar ini, hati Susanti muncul rasa tolak yang kuat, bahkan rasa jijik.
"Maaf, aku tidka tertarik. Mohon kalian jaga sikap!" ujarnya tidak senang.
Ucapan ini membuat Nicholas marah, lalu ia mengerutkan dahi dan berkata.
"Hei, kamu ini sungguh..."
Baru saja ia berkata, tiba-tiba pasien di dalam ruangan dokter spesialis itu keluar dan perawat bertanya.
"Pasien selanjutnya sudah boleh masuk. Siapa dulu?"
Nicholas baru saja ingin membawa Raffy masuk, lalu Raffy tersenyum berkata.
"Biarkan Nona ini masuk dulu. Kakaknya kecelakaan dan lukanya lebih berat dariku."
Susanti terdiam dan berkata.
"Tidak perlu, kalian dulu saja. Aku masih boleh menunggu sesaat."
Ia sama sekali tidak ingin menerima kebaikan mereka, agar Raffy mereka boleh terus menganggunya.
Perawat agak kesusahan dan dengan canggung bertanya.
"Lebih baik kalian membahasnya dulu, siapa yang mau masuk dulu?"
Raffy masih menetap pada pikirannya dan membiarkan Susanti terlebih dahulu. Akhirnya Susanti tidak bisa mengelak lagi dan masuk terlebih dahulu. Setelah menjelaskan kondisinya, ia membawa dokter itu ke ruang rawat inap milik Bastian.
Raffy dan Nicholas mengikutinya dari belakang. Nicholas tidak tahan dan berkata.
"Raffy, ada apa baiknya dari wanita itu? Kamu menyukainya? Di Kota Tajo ini ada banyak wanita cantik, mengapa harus menghabiskan banyak waktu pada dirinya?"
Mendengar ini, Raffy terkekeh pelan dan berkata.
"Aku terlalu bosan. Kamu tahu aku sudah tidak pernah menyentuh wanita sejak kakiku patah. Aku sudah menahannya dua bulan."
"Aku tidak percaya kalau aku tidak bisa mendapatkan wanita biasa sepertinya. Hari ini aku harus mendapatkannya."
Ia dan Nicholas mengikuti langkah Susanti, hingga di depan pintu ruang milik Bastian. Saat melihat Bastian yang terbaring di ranjang, ia seketika terdiam.
Bastian juga melihat dirinya. Mata mereka saling berkontak dan saling menatap tak percaya.
Novel Terkait
Half a Heart
Romansa UniverseMeet By Chance
Lena TanMy Perfect Lady
AliciaTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniHanya Kamu Hidupku
RenataSomeday Unexpected Love
AlexanderYou're My Savior
Shella NaviIstri kontrakku
RasudinHabis Cerai Nikah Lagi×
- Bab 1 Aku Tidak Mau Kerja Lagi!
- Bab 2 Keluarga Liu tidak layak untuk masuk ke sini!
- Bab 3 Bercerai
- Bab 4 Carlos Liu dipukul
- Bab 5 Keluarga Liu sekarat!
- Bab 6 Kirania Mengungkapkan Perasaaan
- Bab 7 Menghina Keluarga Liu
- Bab 8 Memblokir Keluarga Liu
- Bab 9 Biarkan Adelia Liu menemani Patrick selama satu malam
- Bab 10 Bertemu dengan Patrick
- Bab 11 Mengapa Kamu Begitu Murahan
- Bab 12 Ini Adalah Balasan Untuk Keluarga Liu Kalian
- Bab 13 Tenggat Waktu 2 Tahun
- Bab 14 Orang Tua Bastian Yue Mau Datang Ke Kota Cumarun
- Bab 15 Orang Yang Dijodohkan Dengan Adelia Liu
- Bab 16 Kamu Telah Membuatnya Putus Asa
- Bab 17 Istriku Sangat Baik Kepadaku
- Bab 18 Kalian Harus Segera Kosongkan Lantai Tiga
- Bab 19 Mengusir Orang
- Bab 20 Tuan Muda Besar Keluarga Yue
- Bab 21 Kamu adalah Anak dari Fendy Yue!
- Bab 22 Kemampuan Bastian yang Sebenarnya
- Bab 23 Ketakjuban Yeni
- Bab 24 Niat Licik Laura
- Bab 25 Aku adalah Pedang yang Tertajam itu!
- Bab 26 Bertemu dengan Davina dan Fenny
- Bab 27 Siapa Yang Berani Maju Selangkah Lagi
- Bab 28 Bastian Mendekati Wanita Kaya
- Bab 29 Aku Dengar Dia Pernah Cerai
- Bab 30 Aku Membencimu!
- Bab 31 Kamu Tidak Boleh Bersama dengan Ricky!
- Bab 32 Yeni yang Cerdas
- Bab 33 Tujuan Harun Datang
- Bab 34 Pengkhianat Perusahaan Fores Sidon
- Bab 35 Yerassyl yang Arogan
- Bab 36 Kecerdasan Bastian Yue
- Bab 37 Salam, Direktur Bastian Yue!
- Bab 38 Kalian Berhutang Budi Padaku
- Bab 39 Dia Masih Memiliki Perasaan Terhadapmu
- Bab 40 Jantung Yeny yang berdetak dengan Cepat
- Bab 41 Siapa Yang Menyuruhmu Memutuskannya Sendiri!
- Bab 42 Ada Orang Mulia Yang Membantu Kamu
- Bab 43 Apakah Bastian Yue Orang Mulia itu?
- Bab 44 Kita Putus Saja!
- Bab 45 Wajah Asli Ricky Li
- Bab 46 Menikah Sabtu Ini!
- Bab 47 Siasat Yeni
- Bab 48 Adelia Liu Akan Menikah
- Bab 49 Mabuk!
- Bab 50 Jangan Memikirkannya Lagi
- Bab 51 Aku Menyukaimu!
- Bab 52 Kemarahan Tak Berujung Bastian
- Bab 53 Pacar Yeni
- Bab 54 Dia Tidak Bersedia!
- Bab 55 Diserang
- Bab 56 Siapa Yang Berani Memukul Kakakku!
- Bab 57 Aku Boss Perusahaan Fores Sidon!
- Bab 58 Orang Yang Pernah Menindasnya Berlutut!
- Bab 59 Kesombongan Bastian
- Bab 60 Ketika Hidup Bersama Mempelai Wanita
- Bab 61 Panggilan Telepon Yeni
- Bab 62 Konflik dalam Keluarga Liu
- Bab 63 Undangan Bertemu Farzan Liu
- Bab 64 Kamu Yang Seharusnya Melindunginya
- Bab 65 Harun Liu Harus Mati!
- Bab 66 Aku Bukan Sampah!
- Bab 67 Menangkap Harun Pergi
- Bab 68 Kelicikan Bastian
- Bab 69 Orang yang Merekam Video
- Bab 70 Menahan Adelia Untuk Tidak Pergi
- Ba 71 Status Orang itu Terlalu Tinggi
- Bab 72 Pergi ke Rumah Yeni
- Bab 73 Aku Tidak Ingin Meninggalkanmu
- Bab 74 Persahabatan dengan Hubungan Palsu
- Bab 75 Mengirim Video Kepada Adelia
- Bab 76 Suasana Hati Adelia yang Diluar Kendali
- Bab 77 Mereka Berdua Sungguh Jadian
- Bab 78 Hal yang tidak Dapat Terhindari
- Bab 79 Pertolongan
- Bab 80 Mungkin Bastian tidak Akan Sadar Kembali
- Bab 81 Kirania yang Setia
- Bab 82 Yang Mengirimkan Video Tersebut Adalah Laura Cao
- Bab 83 Kamu Adalah Wanita Yang Tidak Tahu Malu!
- Bab 84 Kirania Akan Pergi
- Bab 85 Kabar Meninggal Fendy Yue
- Bab 86 Setelah Bastian Fores Yue sadarkan diri
- Bab 87 Bastian Fores Yue, kamu tidak berbakti
- Bab 88 Pemilihan Kepala Keluarga Berikutnya
- Bab 89 Pertemuan Di Luar Ruang Duka
- Bab 90 Rahmat, Pengawal Bastian
- Bab 91 Bastian Tidak Terpilih
- Bab 92 Ade Yue Berontak
- Bab 93 Jangan menembak
- Bab 94 Mengusir Bastian Sekeluarga
- Bab 95 Provokasi Ketiga Keluarga Besar
- Bab 96 Perpisahan Keluarga Yue
- Bab 97 Alur yang Tak Terduga
- Bab 98 Amarah Fendy Yue
- Bab 99 Ide Cemerlang Bastian
- Bab 100 Keluarga Yue Tidak Tergoyahkan !
- Bab 101 Meminta Ampun
- Bab 102 Semuanya sedang Berakting
- Bab 103 Pacar Pura-pura
- Bab 104 Hanya Orang Biasa
- Bab 105 Tidak Terprovokasi
- Bab 106 Aku Akan Memberimu Uang, Tinggalkan Anna Ahn
- Bab 107 Tuan Muda Keluarga Yue
- Bab 108 Bagaimana Mungkin Tuan Muda Adalah Orang Yang Tidak Berguna
- Bab 109 Dialah Tuan Muda Raffy
- Bab 110 Anna Mencium Bastian
- Bab 111 Bastian Dibawa Pergi
- Bab 112 Jangan Membuatku Memandang Rendah Dirimu
- Bab 113 Bersiap Kembali Ke Kota Cumarun
- Bab 114 Yeni Sudah Pergi
- Bab 115 Kebangkitan Farzan Liu
- Bab 116 Yeni hamil !
- Bab 117 Berangkat ke Kota Tajo
- Bab 118 Perusahaan Ninetop
- Bab 119 Seluruh karyawan mengeruk uang perusahaan !
- Bab 120 Krisis dalam perusahaan
- Bab 121 Perusahaan Melakukan PHK
- Bab 122 Susanti
- Bab 123 Winnie dan Marie dipecat
- Bab 124 Susanti Naik Jabatan
- Bab 125 Kamu Putus Cinta
- Bab 126 Yeni Ditipu
- Bab 127 Kabar Dari Yeni
- Bab 128 Aku hanyalah seorang programmer
- Bab 129 Sarim
- Bab 130 Lelang
- Bab 131 Kecelakaan
- Bab 132 Apakah kamu adalah pacarnya?
- Bab 133 Acara Lelang Resmi Dimulai
- Bab 134 Bantuan Bastian
- Bab 135 Gelombang Terakhir Pada Acara Lelang
- Bab 136 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 137 80M Itu Tidak Perlu Dibayar Lagi
- Bab 138 Pertemuan Dengan Susanti
- Bab 139 Kiamat Bagi Chakra
- Bab 140 Rencana Bastian
- Bab 141 Tertukar
- Bab 142 Mati Bersama
- Bab 143 Ancaman Jadrian Dan Lainnya
- Bab 144 Acara Ulang Tahun Susanti
- Bab 145 Lucas
- Bab 146 Bastian Hadir di Ulang Tahun Susanti
- Bab 147 Ini Adalah Adik Perempuanku
- Bab 148 Seperti Seorang Putri
- Bab 149 Lucas yang Memalukan
- Bab 150 Tidak Memakai Baju
- Bab 151 Aku Temanimu Mencari
- Bab 152 Menerima interogasi
- Bab 153 Semoga Kalian Bisa Menemukan Pelaku Sebenarnya
- Bab 154 Ada Berita Yeni
- Bab 155 Hadiah Uang Sebesar 20 miliar Rupiah
- Bab 156 Menemukan Penipu
- Bab 157 Mengajak Yeni Untuk Bertemu
- Bab 158 Bastian Yang Mengerikan
- Bab 159 Biarkan Dia Melaporkan Aku
- Bab 160 Aku Melihat Kekasihmu
- Bab 161 Kecelakaan Mobil
- Bab 162 Bertemu lagi dengan Raffy
- Bab 163 Bastian Dihajar
- Bab 164 Kekuasaan Keluarga Xiao
- Bab 164 Aku Jamin Akan Membuat Perusahaan Ninetop Bangkrut
- Bab 166 Pergi Menangkap Bastian
- Bab 167 Bastian Dibawa Pergi
- Bab 168 Telepon Genggam Kedua
- Bab 168 Bajingan ini Kuat Juga!
- Bab 170 Penembak jitu
- Bab 171 Thomas Qi
- Bab 172 Menangkap Hercules
- Bab 173 Dia Adalah Tuan muda Keluarga Yue
- Bab 174 Pembunuh Handal
- Bab 175 Aku Menjadi Mata-Mata Untuk Kalian
- Bab 176 Sarim Menyatakan Perasaan
- Bab 177 Di Hatiku Hanya Ada Seorang
- Bab 178 Tugas membunuh Bastian
- Bab 179 Penembak jitu muncul
- Bab 180 Pak Andi adalah Pengkhianat
- Bab 181 Pesan Singkat pada Ponsel
- Bab 182 Keberadaan Penembak Jitu
- Bab 183 Perperangan Di Rooftop
- Bab 184 Identitas Orang Tersebut
- Bab 185 Kimmy Yang Dikuburkan Secara Hidup-hidup
- Bab 186 Aku Tidak Bermarga Ye, Margaku Adalah Yue
- Bab 187 Pengawal
- Bab 188 Rencana didalam Rencana
- Bab 189 Fernando yang Dipermainkan
- Bab 190 Willy yang Putus Asa
- Bab 191 Aku Akan Menjadi Saksi Untuknya
- Bab 192 Kalian adalah sekelompok!
- Bab 193 Apakah kamu tidak sanggup bermain?
- Bab 194 Keluarga Cui dapat membantu.
- Bab 195 Menarik Fernando Li ke sisiku
- Bab 196 Berjumpa dengan Yeni.
- Bab 197 Tidak Terselamatkan
- Bab 198 Membuatnya Membayar Semuanya!
- Bab 199 Raffy Cui Kembali ke Kota Juragan
- Bab 200 Tuan Muda !
- Bab 201 Melenyapkan Keluarga Cui
- Bab 202 Menjauh
- Bab 203 Keterkejutan Fernando Li
- Bab 204 Kamar Dagang Fores Sidon
- Bab 205 Ambisi Bastian
- Bab 206 Perubahan Hati Yeni
- Bab 207 Biarkan Mereka Pergi!
- Bab 208 Susanti Diusir
- Bab 209 Selangkah Demi Selangkah Yang Menakjubkan
- Bab 210 Emosi Sarim Meledak Ledak
- Bab 211 Konfrontasi Antara Sarim dan Bastian
- Bab 212 Pulanglah Bersamaku
- Bab 213 Satu Keluarga Memang Harus Kompak
- Bab 214 Situasi Terbaru Keluarga Liu
- Bab 215 Tidak Pantas Baginya
- Bab 216 Aku Ingin Pulang Ke Kota Cumarun
- Bab 217 Perpisahan dengan Sarim
- Bab 218 Ayo kita menikah
- Bab 219 Keluarga Wang di Kota Cangan
- Bab 220 Telepon dari Fendy Yue
- Bab 221 Bertemu Orang Tua Yeni
- Bab 222 Dia Pernah Cerai
- Bab 223 Niat Jahat Carlos
- Bab 224 Kamu Merusak Putriku
- Bab 225 Mengacam Dengan Kematian
- Bab 226 Merancang Keluarga Wang
- Bab 227 Keluarga Lin Dari Kota Cangan
- Bab 228 Keluarga Wang Yang Luar Biasa
- Bab 229 Kalian Membuat Keluarga Wang Malu
- Bab 230 Meli Dan Suaminya Berlutut
- Bab 231 Kenapa Menyuruh Orang tuaku Berlutut
- Bab 232 Ketangguhan Bastian
- Bab 233 Gunawan yang Ketakutan
- Bab 234 Tetap Harus Menunduk
- Bab 235 Permintaan Sanjaya
- Bab 236 Identitas Suami Yeni
- Bab 237 Rencana Licik Cindy
- Bab 238 Undangan Dari Generasi Muda Keluarga Wang
- Bab 239 Pukul dia!
- Bab 240 Serangan Balik Bastian
- Bab 241 Mematahkan Kedua Kaki Dan Tanganmu
- Bab 242 Jimmy Meminta Maaf
- Bab 243 Keluarga Wang Tidak Ingin Mengurusi Hal Ini
- Bab 244 Perkumpulan para penjabat
- Bab 245 Apakah Kamu Berhak Untuk Menghakimi Aku?
- Bab 246 Sombong!
- Bab 247 Aku Memandang Rendah Kalian Semua
- Bab 248 Cara Apa Yang Dia Miliki
- Bab 249 Dia, Cucu Kandung Tuan Raphael
- Bab 250 Tuan Raphael Sudah Pensiun
- Bab 251 Jika Ada Yang Mati Aku Akan Menanggung Jawabnya
- Bab 252 Kedatangan Sanjaya
- Bab 253 Sanjaya Marah Besar
- Bab 254 Keluarga Lin-ku Memiliki Tuan Albert
- Bab 255 Apakah Dia Mengenal Tuan Albert Atau Tidak
- Bab 256 Tamu Penting Itu
- Bab 257 Kalian Sangat Berani!
- Basb 258 Tuan Bastian, Kami Sudah Salah
- Bab 259 Penyesalan Gunawan Wang
- Bab 260 Keluarga Wang Panik
- Bab 261 Albert Wei Memohon Kepada Bastian
- Bab 262 Aku Mau Mengumpulkan Semua Orang Kaya Kota Cangan
- Bab 263 Kembali Lagi Ke Rumah
- Bab 264 Pelayanan Paling Mewah
- Bab 265 Rencana Bastian
- Bab 266 Keluarga Wang Sekarang, Mendengarkan Perintahmu
- Bab 267 Rencana Dengan Tujuan Besar
- Bab 268 Berpandangan Sempit
- Bab 269 Identitas Terungkap
- Bab 270 Keluarga Yue tidak akan meremehkan keluarga Wang kan
- Bab 271 Keluarga Wang akan mengalami perubahan
- Bab 272 Siapa yang masih memiliki pendapat?
- Bab 273 Visi Bastian yang sangat luar biasa
- Bab 274 Konferensi orang-orang hebat
- Bab 275 Mereka hanyalah sekumpulan Terrapin saja
- Bab 276 Gozali
- Bab 277 Aku Bastian
- Bab 278 Halo Tuan Muda!
- Bab 279 Ini Konsepmu
- Bab 280 Anak ini Licik Sekali!
- Bab 281 Ronaldo
- Bab 282 Aku Sungguh Pintar
- Bab 283 Ancaman dari Seorang Pemimpin Besar
- Bab 284 Petugas, Mohon Bantu Daftarkan Diriku
- Bab 285 Kota Ciangi ini Milikmu?
- Bab 286 Perbandingan Burung Garuda dan Semut
- Bab 287 Direktur dan Wakil Direktur
- Bab 288 Aku Hanya Pencatut
- Bab 289 Mengobrol bersama Fendy Yue di Telepon
- Bab 290 Dia adalah Cucu Perempuan Gunawan Wang
- Bab 291 Pria Pemuja Susanti
- Bab 292 Badai Datang
- Bab 293 Tidak Peduli Apapun Yang Terjadi Kita Akan Menghadapi Bersama
- Bab 294 Orang-orang Keluarga Yue Marah Besar
- Bab 295 Kita Adalah Saudara!
- Bab 296 Hukuman Berat Tidak Adil!
- Bab 297 Perjalanan Ke Kota Tajo
- Bab 298 Anak Kelima dari Keluarga Yue yang Sesungguhnya
- Bab 299 Konspirasi Besar Itu
- Bab 300 Tidak Akan Dijatuhkan Dengan Begitu Mudah
- Bab 301 Aku Tidak Terima
- Bab 302 Jangan Memaksaku!
- Bab 303 Kalian Harus Memaksaku Seperti Ini?
- Bab 304 Menunggu Hasil
- Bab 305 Isi Dari Secarik Kertas
- Bab 306 Misi kita
- Bab 307 Dalam Sekejap 18 Tahun Sudah Berlalu
- Bab 308 Susanti Meminta Pertolongan
- Bab 309 Serangan
- Bab 310 Bukan Utusan Keluarga Yue
- Bab 311 Wanita yang Ada di Dalam Mobil BMW
- Bab 312 Kondisi yang Tidak Terkendali
- Bab 313 Bastian Terkena Masalah Lagi
- Bab 314 Dia Dan Bastian Sudah Bercerai
- Bab 315 Bahaya Dalang Dibalik Ini
- Bab 316 Kecelakaan Atau Konspirasi Lain
- Bab 317 Dugaan Fendy
- Bab 318 Tiga Keluarga Besar
- Bab 319 Perasaan yang Aneh
- Bab 320 Tidak Bisa Tidur Semalaman
- Bab 321 Pengusiran!
- Bab 322 Kesalahan Apa!
- Bab 323 Hubungan Keluarga Yang Tidak Bisa Diputuskan
- Bab 324 Cinta Ayah yang Dalam
- Bab 325 Hengky Tang yang Ganas
- Bab 326 Harimau Yang Ganas hanya Berjalan Sendirian
- Bab 327 Keluarga Ning Di Kota Tajo
- Bab 328 Singkirkan Bastian Secepat Mungkin
- Bab 329 Perjamuan Hongmen
- Bab 330 Mengancam
- Bab 331 Kebengisan Bastian
- Bab 332 Dia Adalah Mantan Suamiku
- Bab 333 Mengorbankan Sesuatu Yang Penting Untuk Hal Yang Lebih Penting
- Bab 334 Kekejaman Zayn Ning
- Bab 335 Membunuh Hengky
- Bab 336 Aku Akan Menyelamatkan Hidupmu Dulu
- Bab 337 Aku Adalah Ayahmu
- Bab 338 Keberadaan Susanti
- Bab 339 Kamu Yakin Ingin Membalas Dendam
- Bab 340 Zayn Ning Adalah Orang Yang Munafik
- Bab 341 Mengapa kamu meninggalkanku
- Bab 342 Aku Sendiri Yang Akan Membunuh Bastian
- Bab 343 Negosiasi
- Bab 344 Kartu Akhir Masing-Masing
- Bab 345 Melibatkan Anggota Keluarga
- Bab 346 Sebuah Pertarungan
- Bab 347 Membabi Buta
- Bab 348 Meninggalkan Kota Tajo
- Bab 349 Aku Tidak Akan Mencelakakanmu
- Bab 350 Hanya Orang Hebat Yang Bisa
- Bab 351 Kebiasaan Perilaku Orang Kuat
- Bab 352 Dua puluh Juta Kupon Undian Lotre
- Bab 353 Hadiah 100 miliar
- Bab 354 Kalian Lak-laki Apa Bukan
- Bab 355 Sekelompok Penakut
- Bab 356 Geng Cahaya
- Bab 357 Thomas, Bunuh Dia
- Bab 358 Takut?
- Bab 359 Biarkan Aku Duduk Di Posisimu
- Bab 360 Untuk Apa Sok Kuat
- Bab 361 Berlutut!
- Bab 362 Jasper Wu
- Bab 363 Tidak Berani Berdiri
- Bab 364 Ibumu Melahirkan Tujuh Putra
- Bab 365 Sudah Waktunya Mengganti Penguasa
- Bab 366 Identitas Asli Ratna
- Bab 367 Organisasi Werwolf
- Bab 368 Soraya dan Anak Perempuannya
- Bab 369 Menelusuri Aaron Yue
- Bab 370 Kedudukan Jasper
- Bab 371 Leonardo Yang Bejat
- Bab 372 Kamu Pikir Aku Masih Takut Kepadamu?
- Bab 373 Orangnya Aldo Wu
- Bab 374 Aldo Wu Melawan Bastian
- Bab 375 Aku Bukan Orang Baik.
- Bab 376 Bunuh Semua Yang Menghalangi
- Bab 377 Taktik Psikologis
- Bab 378 Seluruh Gedung Penuh Dengan Bom
- Bab 379 Main Main Dengan Nyawa
- Bab 380 Menghianati Aldo Wu
- Bab 381 Rencana Selanjutnya
- Bab 382 Jansen Wu, Biarkan Aku Sendiri yang Mengurus saja
- Bab 383 Mengantar Adelia Pergi
- Bab 384 Hidup Mati Bersama dan Menghadapi Kesulitan Bersama
- Bab 385 Rumah Besar Juvenal
- Bab 386 Bukti untuk Mengancam Jansen
- Bab 387 Mengapa Kamu juga Bisa kungfu Hung Ga?
- Bab 388 Aku Beri Satu Miliar Untukmu
- Bab 389 Jansen Wu yang Cacat
- Bab 390 Keberaniannya aku yang Kasih
- Bab 391 Memanggil Bala Bantuan
- Bab 392 Kalian Berani Menghina Tuan Bastian
- Bab 393 Biarkan Dia Menemuiku
- Bab 394 Dengan Merangkak Menemui Tuan Bastian
- Bab 395 Semua Sama, Tidak Tahu Diri
- Bab 396 Menghancurkan Rencana Juvenal Wu
- Bab 397 Telepon Dari Soraya
- Bab 398 Informasi Senilai Empat Puluh Miliar
- Bab 399 Serangan Balik Juvenal
- Bab 400 Berlayar
- Bab 401 Aku Akan Membunuh Si Pengkhianat
- Bab 402 Kekuasaan Penuh
- Bab 403 Menyerah
- Bab 404 Bunuh aku, lepaskanlah yang lain
- Bab 405 Menang atau kalah masih belum pasti, situasi belum berakhir.
- Bab 406 Rencana didalam rencana.
- Bab 407 Kamu kalah dengan adil.
- Bab 408 Mengambil alih Geng Cahaya.
- Bab 409 Pemimpin Meninggal
- Bab 410 Tangisan Jansen
- Bab 411 Apakah Kamu Disandera
- Bab 412 Erick
- Bab 413 Rencana Berantai
- Bab 414 Dia Adalah Pembimbing Dalam Hidupku
- Bab 415 Aku Memang Boneka
- Bab 416 Hasil Penyelidikan
- Bab 417 Aku Hanya Perlu Yang Setia
- Bab 418 Wabah Di Desa Wang
- Bab 419 Wabah Atau Penyebaran Virus
- Bab 420 Geng Cahaya Diserang
- Bab 421 Menunggu Waktu Yang Tepat
- Bab 422 Perusahaan Long
- Bab 423 Kalian Tidak Berguna
- Bab 424 Bertemu
- Bab 425 Jangan Gegabah Terlebih Dahulu
- Bab 426 Ander Jiang
- Bab 427 Basis Penelitian
- Bab 428 Virus T2
- Bab 429 Kematian Hidayat
- Bab 430 Kamu Sedang Curiga Padaku
- Bab 431 Serangan Yang Menyeramkan
- Bab 432 Tidak Disangka Kalian Masih Berani Datang
- Bab 433 Bagai Srigala yang kelaparan
- Bab 434 Pengkhianat, Harus Mati
- Bab 435 Hati-hati, Aku Akan penggal Kepalanya
- Bab 436 Surga Tidak Ada Jalan, Neraka Tidak Punya Pintu
- Bab 437 Mereka benar-benar setan
- Bab 438 Tidak Akan Pernah Menyerah
- Bab 439 Itu Adalah Tuan Bastian Kami
- Bab 440 Perkumpulan orang besar
- Bab 441 Legendaris Cangbei
- Bab 442 Ternyata Latar Belakangnya Begitu Luar Biasa
- Bab 443 Dilan Beraksi
- Bab 444 Tamu Khusus Omar
- Bab 445 Dewa Pembunuh
- Bab 446 Tuan Wadi
- Bab 447 Apakah Kamu Takut
- Bab 448 Aku mau bermain nyawa.
- Bab 449 Dewa pembunuh terjatuhkan
- Bab 450 Kematian Dilan.
- Bab 451 Siapa yang berani menyentuhnya.
- Bab 452 Ivan kalian, sudah mati!
- Bab 453 Harta Atau Nyawa
- Bab 454 Pembodohan
- Bab 455 Menerima Undangan
- Bab 456 Awal Dari Segalanya (End)