Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 347 Membabi Buta

Zayn Ning dipukuli sampai mati oleh Bastian, tubuhnya terlihat mengerikan, dan wajahnya yang tampan sekarang sudah tidak bisa dikenali.

"Anakku! Zayn Ning!"

Reynard yang melihat hal itu, hampir jatuh ke atas tanah, dan tatapan kedua matanya terlihat sangat marah.

Itu adalah anak satu-satunya, penerus Keluarga Ning, sekarang...

"Sialan! Dasar Brengsek!"

Dia berteriak dan berusaha mendekati tubuh Zayn Ning, tapi dia dihentikan oleh para pengawal.

"Kepala Keluarga sedang berduka, kamu tidak bisa lewat!"

Saat ini Bastian dengan buru-buru membawa Adelia Liu ke belakang pilar, dan dengan panik memeriksa tempat Adelia Liu tertembak.

Untungnya, tembakan Zayn Ning tidak mengenai titik vital Adelia Liu, tembakkan itu hanya mengenai bahunya, tidak ada luka yang fatal.

"Adelia Liu, Adelia Liu, apa kamu baik-baik saja?"

"Kenapa kamu sangat bodoh, apa aku lebih penting dari nyawamu sendiri!"

Dengan air mata yang mengalir, Bastian dengan cepat merobek bagian bawah rok putih Adelia Liu dan membungkusnya di luka tembakan dan menghentikan pendarahannya untuk sementara.

"Tentu saja... penting..." Adelia Liu lalu mengangkat tangan kanannya dan menyentuh wajah Bastian dengan lembut, di tangannya ada bercak darahnya dari tembakkan tadi, dan wajahnya terlihat sangat pucat.

"Kamu selamanya tetap penting..."

Meskipun Adelia Liu terluka parah, dia tetap menatap Bastian dengan penuh cinta, dia takut tidak akan ada kesempatan lagi untuk menatap wajah Bastian.

"Jangan berbicara lagi." Bastian menatapnya dengan sedih, dan berkata dengan gemetar: "Aku tidak akan membiarkan apa pun terjadi padamu, aku pasti akan membawamu keluar!"

Setelah mengatakan hal itu, dia berteriak ke arah Thomas Qi:

"Damon! Damon!"

Setelah beberapa saat, seseoran dengan tubuh berotot bergegas mendekat ke arah mereka. Orang itu bergerak sangat lincah, dan terlihat sangat kuat, saat dia bergerak ke arah Bastian, dia berhasil menembak tiga orang.

"Tuan Bastian!"

Damon dengan cepat mendekat, dia terlihat sangat serius.

Ada banyak orang suruhan Reynard di sini, tidak peduli seberapa kuat mereka, mereka akan kesulitan untuk melawan.

“Bawa istriku pergi!” Bastian menyerahkan Adelia Liu ke Damon, berkata: “Dia tertembak, kamu harus membawanya keluar dari sini, ada kotak pertolongan pertama di mobil, cepat!”

“Tapi... bagaimana dengan kalian?” Damon bertanya dan mengerutkan alisnya.

"Kamu tidak perlu memperdulikan kami! Meskipun kami semua akan mati di sini, kamu harus tetap membawa Adelia Liu keluar!" Kata Bastian dan menggertakkan giginya.

"Bastian..." Adelia Liu tiba-tiba sadar dan berusaha meraihnya: "Aku tidak akan pergi, aku ingin bersamamu."

Wajah Bastian terlihat penuh dengan kesedihan, dan dengan tegas berkata: "Bawa dia pergi!"

Damon tidak berani melawan ucapan Bastian, jadi dia mengeluarkan seikat tali dari ranselnya.

"Pergi!"

Bastian mengisi kembali pelurunya, dia bergegas keluar dan menembakkan beberapa tembakan, lalu menoleh dan berteriak pada Damon.

Damon lalu membawa Adelia Liu dan bergerak mendekati jendela di lantai tiga, dan dengan cepat mempersiapkan talinya, dia lalu memegang Adelia Liu dan melompat dari jendela di lantai tiga.

Tak lama kemudian, Darren yang bersembunyi di balik pilar juga dengan cepat bergerak ke arah jendela dengan membawa Susanti di belakang punggungnya, bersiap untuk melarikan diri dari lantai tiga.

Saat ini, ada dua orang pembunuh yang mengejarnya dan menembaki Darren. Darren membeku di sana, tidak ada sisa peluru lagi di pistolnya.

"Darren mengkhianati Kepala Keluarga, bunuh dia!"

Kedua pembunuh itu menatapnya dengan tatapan tajam, lalu mengangkat senjata mereka.

Terdengar dua suara tembakan, dan kedua pria bersenjata itu jatuh ke tanah.

Bastian menatap Darren yang masih diam dan berkata:

"Kenapa kamu masih diam! Cepat lari!"

Darren lalu sadar, dan dengan sekuat tenaganya dia melompat dari tepi jendela sambil membawa Susanti dengan mencengkram tali, lalu meluncur ke bawah.

Ini terakhir kalinya Bastian dan Susanti menatap satu sama lain.

Dari mata Susanti, terlihat kalau dia merasa bimbang dan tidak ingin pergi, sambil menatap kedua mata yang indah itu, Darren dan Susanti menghilang dari penglihatan Bastian.

"Bang!"

Tiba-tiba Bastian mendengar sebuah suara tembakkan, ternyata pengawal Indra Tao menembak Bastian, tapi dia meleset. Peluru itu tertembak ke pilar di belakang Bastian, dan serpihan-serpihan kayunya mengenai wajah Bastian, suara tembakan itu juga membuat telinga Bastian berdengung.

"Ingin membunuhku rupanya! Sialan!"

Bastian mengangkat tangannya dan dengan satu tembakan, dia menembak kepala orang itu.

Dengan cepat dia mengisi kembali pelurunya, lalu melompat ke atas meja dan menembakkan beberapa peluru ke arah Indra Tao dan Wilsen Wei, membunuh dua orang pengawal.

"Aku akan mencabut nyawa kalian semua!"

Bastian lalu berteriak, dia melompat sejauh dua meter untuk mendekati Indra Tao dan Wilsen Wei.

Ekspresi wajah kedua orang berubah panik, mereka memegang senjata dengan peluru yang siap ditembakkan, tapi mereka tidak mengangkat senjata mereka untuk menembak Bastian.

Bastian terlihat membabi buta, dia tidak memberi kedua orang itu kesempatan apa pun, dia mengangkat senjatanya dan melepaskan tembakan ke arah mereka.

Peluru yang ditembakkan benar-benar sangat mengerikan, peluru itu langsung membunuh Indra Tao. Semua tembakan yang ditembakkan Bastian semuanya mengenai tubuh Indra Tao.

Wilsen Wei sangat cocok untuk menjadi seorang prajurit, saat dia tidak memiliki senjata di tangannya, keinginannya untuk bertahan hidup masih membuatnya sadar dengan situasi keadaan. Dia menarik tubuh Indra Tao dan menjadikannya sebagai perisai.

"Bastian, Bastian! Kalau ada masalah, ayo kita bicarakan baik-baik! Ayo kita bicarakan, aku akan memberimu apa pun yang kamu inginkan!"

Saat ini, Wilsen Wei benar-benar ketakutan, dengan cepat dia berlutut di hadapan Bastian dan meminta ampun.

Bastian terlihat tidak peduli dengannya, selain kebencian, hanya ada tatapan ingin membunuh, bagaimana dia bisa mengampuni Wilsen Wei, dengan cepat dia lalu menarik pelatuk senjatanya.

Tapi...

Pelurunya sudah habis, Bastian juga merasa kelelahan, dan dia tidak bisa mengisi peluru senjatanya lagi.

Melihat keadaan ini, dalam hatinya, Wilsen Wei merasa sangat senang, dan dengan cepat dia mendekati Bastian.

Tapi dia meremehkan kemampuan bertarung Bastian, saat dia mendekati Bastian, Bastian membuang senjatanya yang sudah tidak berpeluru,dan dengan cepat membungkuk lalu memegang pinggang Wilsen Wei dan membantingnya ke dinding.

Wilsen Wei sudah tua, dan dia bisa menahan serangan yang sangat kuat dari anak muda seperti Bastian, saat tubuhnya menabrak dinding, dia terkejut, dan dari lubang hidungnya keluar darah, dia lalu terjatuh.

Bastian lalu duduk di atas tubuhnya, Bastian meninjunya habis-habisan, dan salah satu tinjunya mengenai wajah Wilsen Wei.

Tak lama kemudian, seluruh wajah Wilsen Wei berlumuran darah, dan rahangnya bergeser.

Bastian awalnya ingin langsung mematahkan leher Wilsen Wei dan menghabisinya, tapi situasi di lantai tiga semakin kacau, dan juga semakin sulit bagi Thomas Qi dan orang-orangnya untuk menahan serangan.

Mereka semua sudah kehabisan peluru, dan Thomas Qi hanya bisa bertarung dengan tangan kosong, dan menembak dengan senjata bekas milik musuh.

Kalau keadaan ini terus berlanjut, cepat atau lambat mereka semua akan mati di sini.

"Semuanya berhenti!"

Seperti petir yang bergemuruh, suara teriakkan itu terdengar jelas di lantai tiga, dan semua orang di sana langsung menghentikan tembakkan mereka.

Thomas Qi dan orang-orangnya juga sudah tidak bisa melawan lagi.

Dan para pembunuh yang diperintahkan Reynard juga merasa sangat takut dengan Thomas Qi dan orang-orangnya, Thomas Qi dan orang-orangnya membunuh sekitar 40 orang.

Sekarang, para pembunuh yang diperintahkan Reynard tersisa kurang dari dua puluh orang.

"Biarkan kami pergi, kalau tidak aku akan menikamnya sampai mati!"

Sambil membawa Wilsen Wei yang terlihat sekarat, Bastian berjalan keluar.

Dia memegang pisau di tangannya, dan mengarahkan pisau itu ke leher Wilsen Wei.

Saat ini, para pembunuh yang tersisa melihat Wei Xing disandera, mereka semua bergerak mundur dan berkumpul, seperti sedang menghadapi musuh yang kuat.

"Tembak! Tembak dan bunuh mereka!" Reynard meraung dan menggeram: "Mereka membunuh semua keluargaku, aku ingin mereka semua mati di sini!"

Para pembunuh yang baru saja menurunkan senjata mereka lalu mengangkatnya kembalui dengan cepat.

"Jangan... jangan tembak! Jangan tembak!"

Wilsen Wei menangis, dia sangat ketakutan sampai hampir buang air kecil, dengan cepat dia berteriak pada Reynard:

"Reynard, dasar bajingan, sialan apa kamu mau membunuhku!"

Novel Terkait

Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu