Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 128 Aku hanyalah seorang programmer

Waktu berlalu begitu cepat, dalam sekejap mata Bastian sudah berada di Kota Tajo selama sebulan.

Dalam bulan ini, pembersihan internal Perusahaan Ninetop telah berhasil, dan di perusahaan juga telah merekrut banyak karyawan baru. Internal perusahaan sudah mulai stabil, dan Bastian merasa lega.

Tapi hal yang membuat dia tidak berani untuk bersantai, adalah untuk mencari Yeni. Sudah sebulan, dia masih belum menemukan keberadaan Yeni, dan dia hanya tahu bahwa Yeni berada di Kota Tajo.

Setiawan juga telah membantunya dalam masalah ini, semua perusahaan dan toko yang baru dibuka, pada dasarnya mereka sudah memeriksanya, dan masih tetap tidak menemukan Yeni.

Pada awalnya Bastian sangat senang karena Yeni berada di Kota Tajo, sekarang kesenangannya telah musnah. Dia depresi hari demi hari,dan suasana hatinya semakin hari semakin buruk. Sudah satu bulan berlalu, dia sama sekali tidak tahu sebenarnya apa yang telah terjadi kepada Yeni.

Jika Yeni masih tidak bisa ditemukan, perutnya akan semakin membesar hari demi hari, di tempat asing ini, siapa yang akan merawatnya.

“Bastian, mengapa kamu masih terlihat sangat menyedihkan, apakah kamu masih belum bisa keluar dari bayangan cinta yang telah kandas?”

Pada siang hari makan di sebuah restoran, Susanti melihat wajah Bastian yang sangat serius, dan tidak bisa menahan untuk bertanya.

Ekspresi Bastian ini, dia sudah melihatnya dalam waktu sebulan ini. Tidak peduli apakah sedang makan atau sedang mengobrol, Bastian sepertinya tidak banyak tertawa.

“Tidak ada apa-apa, ayo makan.”

Bastian menjawab dengan linglung, dan dengan santai memakan beberapa suap nasi.

Susanti dan Bastian sudah saling kenal lebih dari sebulan, Susanti adalah teman yang baik, bagaimana bisa dia tidak sadar jika Bastian ada beban pikiran.

“Ah! ternyata kamu orang yang sangat terobsesi, sudah begitu lama masih saja tidak bisa melepaskannya.”

“Dan juga di perusahaan kita begitu banyak wanita cantik, apakah tidak ada yang layak?”

Susanti memegang kepalanya, dan memandang ke arah Bastian sambil bertanya.

Bastian hanya tersenyum, tanpa banyak penjelasan, dan membuat sebuah lelucon :

“Lagipula aku hanyalah seorang programmer, begitu banyak wanita cantik juga mungkin tidak tertarik kepadaku.”

Pada saat ini, dua orang wanita muda datang, melihat papan nama yang ada di dadanya, dan sepertinya mereka juga pegawai Perusahaan Ninetop.

“Susanti, siapa pria tampan ini, apakah pacarmu?”

“Tidak heran kamu tidak tertarik dengan pria tampan yang ada di departemen kami, ternyata kamu sudah ada pacar, dan juga tidak memperkenalkan kepada kami.”

Kedua wanita itu melihat Susanti dan Bastian sedang makan bersama, seperti telah menemukan berita yang sangat besar, dan menarik kursi dengan santai dan duduk di sebelah Susanti.

Bagaimanapun Susanti adalah seseorang yang hebat di departemennya, dan juga semua orang tahu bahwa Setiawan sangat tertarik kepadanya. Jadi Susanti sekarang sangat populer di departemennya, dulu banyak orang yang meremehkan dia dan sekarang semua orang berdatangan untuk menjilatnya.

Susanti terdiam sejenak, dan menjelaskan kepada mereka dengan wajah yang memerah :

“Siska, Sasha, kalian jangan bicara sembarangan. Ini adalah Bastian, dia adalah teman baikku, dan dia juga orang dari perusahaan kita.”

Salah satu wanita itu tertawa dan berkata :

“Sudah tertangkap oleh kami masih saja tidak mengaku, kami sudah mengajak kamu makan siang beberapa kali tapi kamu tidak pernah datang, ternyata kamu datang ke sini untuk berkencan. Apakah kamu tidak tahu bahwa ini ada restoran pasangan kekasih, masih saja berpura-pura.”

Pada saat ini, Bastian dan Susanti terdiam.

“Dua wanita cantik, aku dan Susanti hanyalah sebatas teman. Kami juga tidak tahu bahwa ini adalah restoran pasangan kekasih, kami hanya merasa makanan di sini lebih enak.”

Kata Bastian sambil tertawa.

“Kami tidak percaya!” kedua wanita yang memiliki kepribadian optimis itu, bahkan tidak peduli kepada Susanti.

“Kamu pasti ingin mengejar Susanti, dia adalah orang favoritnya Manajer Umum Setiawan. Pria tampan, apa jabatan kamu di perusahaan kami, dan dari departemen mana?”

Bastian tiba-tiba terdiam, berpikir bahwa orang-orang ini terlalu suka bergosip.

“Aduh! Kalian janganlah bicara lagi, kami benar-benar bukan pasangan kekasih.” Wajah Susanti memerah , dan dengan cepat menjelaskannya kepada mereka.

Setelah beberapa perkenalan, Bastian baru menyadari bahwa kedua wanita cantik ini adalah anggota tim yang sama dengan Susanti. Susanti adalah pemimpin tim mereka, mereka sepanjang hari menghantui Susanti, dan ingin lebih dekat dengan Susanti.

Yang softlens, dan rambutnya yang bergelombang bernama Siska. Siska ini sangat pandai berdandan, bahkan saat mengenakan pakaian formal, juga dipadukan dengan rok pinggul pendek dengan stoking hitam, kemeja putih yang ketat memperlihatkan bentuk dada dan bentuk tubuhnya yang sempurna. Dan riasan yang halus juga melengkapi wajahnya yang cantik.

Seluruh badan Siska memencarkan jiwa feminitas, dan aroma parfum di tubuhnya juga sangat menggoda.

Dan yang satunya bernama Sasha, meskipun namanya sangat biasa saja, dan juga tidak menakjubkan seperti Siska, tapi masih terbilang menarik, tubuhnya ramping dan tinggi.

Mendengar kata-kata Susanti, dan melihat wajah Susanti yang malu-malu itu, Sasha dan Siska mana mungkin bisa mempercayai kata-katanya. Mereka terus menggodanya, dan ingin mengetahui apa yang dilakukan oleh Bastian di perusahaan.

“Bastian adalah seorang programmer, dan bukan satu departemen dengan kita.” Susanti membuat jalan kelular untuk Bastian.

“Seorang programmer......”

Mendengar jawaban ini, rasa tertarik Siska dan Sasha terhadap Bastian tiba-tiba menghilang.

Meskipun Bastian sangat tampan dan sopan, tapi masyarakat ini, masih saja melihat pada uang dan status jabatan. Seorang programmer, ada berapa banyak uang, dan posisi apa yang bisa dia miliki.

“Jadi apa posisimu, setidaknya juga harus menjadi seorang pemimpin tim bukan?”

Siska menoleh, dan bertanya dengan usil.

Bastian tidak mengerti apa maksud Siska dan Sasha, jika dia mengatakan bahwa dia adalah karyawan biasa, sepertinya kedua wanita ini akan menganggap remeh kepadanya.

Tapi dia tidak peduli, dan juga tidak ingin terlalu banyak berinteraksi dengan kedua wanita ini.

“Telah mengecewakan kalian, aku hanyalah seorang karyawan biasa, kenapa? Ada masalah apa?” Bastian tersenyum, dan berkata dengan ringan.

Begitu kata-kata ini keluar, kedua wanita itu bahkan tidak ingin melihat Bastian sama sekali.

“Susanti, pria ini bukanlah apa-apa, kamu adalah direktur cadangan di departemen kita. Aku merasa dia ada maksud terselubung, kamu jangan sampai ditipu olehnya!”

Siska memegang cermin rias di tangannya, sambil memperbaiki riasan wajahnya, seolah-olah dia bisa memahami Bastian secara menyeluruh, dan berkata dengan tenang.

Sasha juga ikut berkata :

“Susanti, aku lihat Manajer Umum Setiawan sangat baik kepadamu, kemungkinan besar dia ada perasaan terhadapmu.”

“seorang Manajer Umum saja kamu tidak suka, setiap hari berkencan dengan pengetik keyboard di sini, apakah kamu bodoh!”

Mereka berdua, tidak peduli dengan Bastian yang duduk di depan mereka.

Bastian merasa sedikit lucu, sepertinya masyarakat ini, tidak ada uang dan tidak ada jabatan akan membuat orang meremehkanmu.

“Aduh! Kalian jangan bicara sembarangan lagi!”

Susanti juga terlihat sedikit tidak senang, dan mengatakan:

“Manajer Umum Setiawan hanya menghargai bakat seseorang, dan dia adalah seorang manajer umum, bagaimana bisa tertarik kepadaku.”

“Kenapa dengan seorang programmer, aku dan Bastian hanyalah teman. Dia orang yang sangat baik, dan juga dia tahu lebih banyak dariku, aku merasa jabatan tidak penting sama sekali, tidak peduli apakah berteman atau berpacaran, bahkan jika pacarku adalah seorang programmer, aku juga tidak peduli.”

Mendengar kata-kata Susanti, senyuman suram Bastian menjadi senyuman cerah, dan melihat Susanti dengan tatapan kagum.

Dia merasa Susanti seperti lotus, lotus yang berlumpur tetapi tidak ternoda.

Siska dan Sasha melihat ini, juga tidak nyaman untuk berkata lebih banyak lagi. Mereka merasa bahwa Susanti terlalu polos, seorang mahasiswa yang baru lulus, secara alami tidak mengerti di kalangan masyarakat ini, antara roti dan cinta, sebenarnya mana yang mempunyai komponen yang lebih berat.

“Baiklah, kamu ini gadis bodoh, maka kami tidak akan mengganggu kencanmu, hihi...”

Siska dan Sasha juga tidak berlama-lama lagi di sini, setelah mengatakan itu kepada Susanti dia kembali ke kantor.

Setelah mereka berdua pergi, Susanti menjadi sangat sungkan, dan dengan cepat dia meminta maaf kepada Bastian :

“Bastian, maaf. Mereka berdua memang begitu, jangan kamu pikirkan.”

“Aku tidak akan meremehkanmu hanya karena kamu seorang programmer, aku bukanlah orang yang memihak orang kaya dan meremehkan orang miskin, aku sendiri juga orang miskin.”

Bagaimana Bastian bisa menyimpan ke hati, dia tersenyum tipis dan berkata :

“Kamu yang telah banyak berpikir, apakah kamu pikir aku adalah orang yang suka sembarangan berpikir ketika orang lain mengatakan sesuatu kepadaku?”

“Mereka adalah mereka, tidak ada hubungan apapun denganku, dan mereka juga tidak mempromosikanku.”

Susanti merasa terhibur dengan humornya Bastian dan tersenyum : “ Baguslah, hari ini aku yang traktir, jadi kamu tidak perlu untuk pergi bayar.”

Setelah mengatakan itu, Susanti bergegas pergi membayar, takut Bastian akan mendahuluinya.

Bastian duduk di sana, menggelengkan kepalanya dan tertawa. Dia tidak ada pemikiran apa-apa terhadap Susanti, dan hanya menganggap Susanti sebagai teman saja, paling banyak hanya menganggap dia sebagai adik perempuan yang akrab.

Pada saat ini, ponsel Bastian tiba-tiba berdering, dan ternyata panggilan dari Patrick.

“Kakak, bukankah kamu ingin memperluas ruang lingkup Perusahaan Ninetop kita. Dalam beberapa hari ke depan akan ada sebuah pelelangan, yaitu pelelangan real estate komersial, apakah kamu ingin kembali dan mengadakan pertemuan dengan semua orang, untuk mempersiapkan pembukaan cabang.”

Bastian mendengar , mengangguk dan berkata :

“Baiklah, aku segera kembali.”

“Kamu beritahu Setiawan, dan menyuruh mereka datang kepertemuan untuk rapat.”

Setelah menutup telepon, Susanti juga sudah selesai membayar dan kembali.

Bastian tersenyum, dan berkata kepadanya :

“Ayo pergi, sudah saatnya kita kembali ke kantor.”

Novel Terkait

Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu