Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 409 Pemimpin Meninggal

Beberapa mobil diparkir di pintu kantor pusat Geng cahaya.

Ini perusahaan besar, sejak awal Juvenal sudah membersihkan nama Geng cahaya, dan mendirikan perusahaan besar di Kota Depok.

“Ini kesempatan terakhirmu, tidak usah membahas kejahatanmu yang lain, hanya dengan satu kejahatanmu membunuh Juvenal, sudah cukup membuatmu dihukum mati.”

Di dalam mobil, Bastian berkata kepada Jansen dengan tenang.

“Tidak berani, kali ini benar-benar tidak berani! Aku mengikuti semua pengaturan Tuan Bastian, pasti bukan tipuan!”

Saat ini Juvenal seperti domba patuh, tidak peduli apa yang dikatakan Bastian, dia hanya mengangguk.

Masalah sudah seperti ini, dia sudah tamat, bahkan sudah ditangkap polisi militer. Kalau bukan Bastian yang untuk sementara mengeluarkannya, mungkin sekarang dia sudah dikawal ke pusat penahanan bersama dengan lainnya, dan dikurung di sel dingin bersama dengan banyak orang.

“Tadi yang aku ajarkan padamu, kamu harus ingat, nanti masuk jangan salah bicara.”

“Dan, surat wasiat ini ditulis oleh ayahmu. Tulisan tanganmu sangat mirip dengan ayahmu, ditambah dengan kamu yang mengumumkannya, seharusnya tidak ada yang mencurigainya.”

Bastian menyerahkan surat wasiat kepadanya, dan berkata.

Surat wasiat ini ditulis oleh Jansen yang meniru tulisan tangan Juvenal, Bastian memeriksa sekali lagi dan tidak ada masalah.

“Tuan Bastian, dengan segala hormat, meskipun surat wasiat tidak ada masalah, aku yang mengumumkannya juga tidak masalah, tapi……”

Jansen berkata dengan sulit:

“Dalam sekejap mengumumkan Jasper yang mewarisi posisi pimpinan, ini di mata orang lain terlihat jelas ada masalah.”

“Terutama teman ayahku, mereka selangkah demi selangkah berjuang bersama dengan ayahku. Kamu ingin mereka menerima Jasper menjadi pemimpin baru Geng cahaya, aku takut mereka tidak bisa menerimanya. Dalam rapat, mereka pasti akan marah, membuat berbagai macam masalah.”

Bastian menggelengkan kepala, tersenyum dingin:

“Kamu tidak perlu mengkhawatirkan ini, kamu hanya perlu melakukan apa yang perlu kamu lakukan.”

“Yang lainnya, biarkan aku yang selesaikan.”

Jansen tidak bisa menahan diri untuk tidak menggigil, penyelesaian yang dimaksud Bastian mungkin membunuh orang.

“Turunlah!”

Bastian mengatakannya sambil turun, menyuruh orang mengangkat Jansen dan meletakkannya di kursi roda.

Di dalam mobil lain ada, Jasper dan Warner yang juga ikut turun mobil.

Kali ini, hanya Kimmy dan Patrick yang menemani Bastian, Thomas dan Damon tidak terlihat.

Puluhan orang berjalan masuk ke perusahaan.

Sesampai di depan pintu, para sekuriti yang melihat begitu banyak orang yang ingin masuk perusahaan, awalnya ingin menghadang, tapi melihat Jansen, mereka segera menghampiri.

“Tuan muda!”

“Tuan muda!”

Jansen duduk di kursi roda, didorong oleh Bastian, dia pura-pura tenang dan mengangguk:

“Dalam ruang rapat, apakah semuanya sudah hadir?”

Seorang sekuriti mengangguk dan berkata:

“Tuan muda, semuanya sudah hadir, termasuk para ketua dari berbagai daerah juga sudah sampai, hanya menunggu Anda untuk memulai rapat.”

“Bagus, aku ke atas sekarang.”

Bastian beserta rombongan mendorong Jansen masuk ke dalam perusahaan, dan langsung naik lift ke ruang rapat.

Setelah keluar dari lift, Jansen tidak tahan, bertanya:

“Tuan Bastian, apakah benar kamu akan melepaskanku?”

Bastian berkata dengan dingin:

“Tentu saja, selama kamu melakukan apa yang aku katakan, mencapai apa yang aku inginkan, aku secara alami akan melepaskanmu.”

Tapi……”Jansen bertanya dengan wajah yang rumit: “Tapi aku membunuh seseorang, apakah polisi militer akan melepaskanku?”

Bastian tersenyum dingin:

“Khawatirkan apa, aku bisa mengeluarkanmu dari tangan mereka, tentu saja bisa membantumu lepas dari tuntutan.”

“Jangan banyak tanya, mainkan peranmu dengan baik. Buat aku puas, dan kamu bisa mendapatkan sejumlah uang pergi ke luar negeri menjalani kehidupan yang baik.”

Singkatnya, kata-kata ini diucapkan hanya untuk menenangkan hati Jansen.

Dari awal Bastian hanya memanfaatkan dia sebagai alat, sama sekali tidak bermaksud melepaskannya pergi.

Terlebih, dia meminjam Jansen dari Jackie, selesai dipakai harus dikembalikan. Dia tidak ingin menyinggung Jackie, hanya karena Jansen.

“Baiklah, aku mengerti.”

Jansen menarik nafas dalam-dalam, mengatur emosinya, bersiap-siap mengumumkan‘Surat wasiat’Juvenal kepada para tetua Geng cahaya sesuai dengan permintaan Bastian.

Di dalam ruang rapat, lebih kurang dihadiri seratus orang.

Ketika Bastian mendorong Jansen masuk ke ruang rapat, semua orang memandang kemari.

Semua yang duduk di dalam adalah pimpinan dan ketua dari seluruh daerah Geng cahaya.

Hanya dengan jumlah pemimpin ini, kita bisa melihat betapa besarnya Geng cahaya.

Kedua belas orang yang duduk di barisan depan, berjuang bersama Juvenal dari muda hingga menjadi tetua, mereka semua bisa dibilang 12 orang penatua yang memiliki posisi penting dalam Geng cahaya.

“Jansen, sebenarnya ada apa, kenapa tiba-tiba mengumpulkan kami semua?”

Ada yang bertanya, dari dua belas orang ini.

Saat ini Jansen sudah didorong Bastian sampai ke kursi utama, Kimmy dan Jasper ke samping mencari tempat duduk.

Semua orang tertegun melihat Jasper dan Aldo.

Tampaknya beberapa tuan muda sudah hadir semua, kecuali Leonardo.

Jansen melirik ke arah hadirin, matanya tiba-tiba memerah, dan seolah ada air mata di matanya.

Dia berkata dengan sedih:

“Hari ini memanggil semuanya datang, ada hal penting yang ingin diumumkan kepada kalian semua. Masalah ini terjadi sangat tiba-tiba, bahkan aku sendiri belum bisa menerimanya, nanti aku akan menceritakan masalah ini, aku harap semuanya tetap tenang, jangan gegabah.”

Begitu Jansen mengumumkannya, seluruh ruang rapat menjadi tenang, dan ada suasana yang membosankan.

Bastian hanya bisa diam-diam mendesah, akting Jansen ini benar-benar sangat profesional. Tadi demi melindungi nyawa sendiri membunuh ayah kandung, sekarang bisa berpura-pura seperti ini. Kalau dirinya, pasti tidak bisa melakukan ini sebaik dia.

“Pimpinan Geng cahaya kita, ayahku Juvenal. Satu jam yang lalu, dibunuh di kapal, teman-teman yang bersama dengannya, se……semuanya meninggal……”

Jansen mengatakannya sambil menangis dan menutup matanya, dengan tampang yang sangat menyedihkan.

Begitu kata-kata ini diucapkan, seluruh hadirin terkejut.

Semua orang hampir berdiri dari tempat duduk mereka, menatap Jansen dengan kaget.

“Apa katamu!”

“Ju……Juvenal……dia meninggal?”

“Apa yang terjadi!”

Mata kedua belas tetua memerah.

Mereka adalah teman seperjuangan Juvenal, bersama-sama mendirikan Geng cahaya.

Tiba-tiba mendengar kabar ini, seolah mendengar kabar keluarga mereka sendiri meninggal.

“Iya benar, ayahku dia……sudah meninggal!”

Jansen menangis terisak-isak.

Kalau bukan Bastian dan lainnya mengetahui kejadian sebenarnya, mungkin akan terbawa oleh akting Jansen.

Orang ini, benar-benar pandai menangis!

Novel Terkait

My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu