Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 395 Semua Sama, Tidak Tahu Diri

“Ingat, aku ingat!”

Jansen Wu menganggukkan kepala :

“Tenang saja Tuan Bastian, aku pasti akan tepat janji, mulai saat ini, aku akan menuruti semua permintaan Tuan Bastian. ”

Mendengar penjelasan Jansen, beberapa saudaranya termasuk Jasper Wu terkejut.

Mencari tahu sekian mati ternyata kaki Jansen itu ulah Bastian?

Bastian menegapkan tubuhnya, menekankan omongannya :

“Orang sepertimu, tidak dapat dipercaya, sedikit saja lengah, kamu pasti akan menghabisiku.”

“Sangat sulit untuk aku memercayaimu, kamu bukan lagi termasuk orang yang aku percaya. Karena nantinya jika aku bisa membantu penyembuhan kakimu, dengan mudahnya kamu akan membunuhku, bukan begitu?”

“Terlebih lagi, sudah ada beberapa saudaramu yang mulai mendukungku. Banyak orang yang sudah menjadi bagianku, dan aku sama sekali tidak rugi hanya karena tanpamu seorang.”

Pernyataan Bastian membuat Jansen tak enak hati, dia segera berusaha meyakinkan :

“Tidak! Tidak! Tuan Bastian, aku mohon kamu harus percaya padaku untuk kali ini saja, beri aku satu kali kesempatan.”

“Aku akan menunjukkan kontribusiku nantinya, beri aku kesempatan, aku pasti akan membantumu dan lebih berguna dari mereka yang tak berguna!”

Kepribadian acuh Bastian membuat Jansen merasa tak berarti, kemudian dengan semangat membara dia berusaha menjelaskan akan keseriusan dirinya.

Jasper Wu tercengang sembari melihat beberapa saudara di antaranya.

Ini semua demi membuktikan dirinya tidak akan pernah menusuk mereka dari belakang.

“Bukan nanti, tapi sekarang.” Bastian tertawa menantang : “Kalau kamu memang mampu, buktikan kemampuanmu itu saat ini juga, kalau tidak, berdasarkan apa aku bisa memercayaimu? Bahkan tak ada alasan lagi untuk bernegosiasi denganmu, bukan begitu?”

“Kalau kamu tidak mampu melakukannya, lebih baik kamu kembali saja dengan siksaan pada dirimu ini, sang ahli pengobatan tradisional Semi Chou sudah bersamaku, namun jika kamu tidak bisa membuktikan kontribusimu, bahkan aku juga bisa meminta Semi Chou lekas pergi dari sini.”

Begitu Jansen mendengar Ahli pengobatan tradisional itu disebut, matanya penuh pengharapan.

“Aku akan membuktikannya, aku pasti bisa membuktikannya ……”

Jansen seakan mengingat sesuatu sembari berbisik sendiri.

“Ada! Tuan Bastian, mohon menunggu, aku akan segera membuktikannya saat ini juga.”

Sembari menahan langkahnya, tangannya menyegerakan meraih ponsel, mencari salah satu kontak ponsel dan meneleponnya.

“Hallo? Tante Marshanda?”

“Jansen? Kami akhirnya meneleponku ya.”

Terdengar suara Marshanda istri dari Juvenal Wu :

“Jansen, gimana kabarmu? Kangen padaku tidak?”

“Aku menghubungi karena ada yang ingin aku bicarakan padamu, aku butuh bantuanmu.” Jansen mengucapkannya tanpa basa basi.

“Ada apa, sampaikan saja padaku, ohiya, papamu sedang tidak dirumah, apa kamu mau kemari?”

Pulang ke rumah? Kira-kira aja saat seperti ini ditawarkan ke rumah? Jansen memaki dalam hati : “Kaki sudah patah begitu masih saja memikirkannya!”

Tanpa pikir panjang, dia menjawab :

“Bagus kalau begitu, kebetulan papa tidak sedang di rumah, berarti kamu bisa datang keKabupaten Juanda sekarang ya.”

“Kabupaten Juanda? Ngapain kesana?” Marshanda bertanya heran.

“Kamu kesini saja, nanti juga akan tahu, apa kamu masih berniat membantu menyembuhkan kakiku? Kalau memang iya, segeralah kemari!”

“Aku, aku mau membantumu. Oke, tunggu ya, aku akan segera kesana.”

“Oke, akan aku tunggu di Royal Entertainment Club.”

Setelah menutup ponsel nya, Jansen berusaha kembali membuka pembicaraan dengan Bastian :

“Tuan Bastian, anda akan segera melihat ketulusanku. Bukankah anda menginginkan kekuasaan ini?”

“Meskipun kami hanya sebagai bawahan, tapi jika bukan karena keterbatasan ayahku, anda pun tidak akan bisa mendapatkan kekuasaan ini dengan tanpa hambatan.”

“Sementara pembicaraan pada ponsel genggamku barusan adalah percakapan ku dengan istri baru ayahku. Dia adalah istri Juvenal Wu, dengan adanya dia yang bisa bekerja sama dengan kita, maka akan lebih mudah membunuh ayahku.”

Jansen menyampaikan semua yang ingin diutarakannya, Bastian mendengar dengan seksama.

“Ini ide bagus, bagaimana menurut kalian?”

Bastian menahan senyum melihat kea rah Aldo.

dan melihat hanya ada beberapa di antara mereka yang masih diam membeku di tempat semula.

“Jansen, kamu ini tumbuh dengan kebiasan seperti apa, bagaimana bisa kamu bekerja sama dengan ibu tiri itu?”

“Kakak tertua, aku sungguh tidak menyangka kamu orang yang seperti itu, ayah benar-benar mengira kamu itu tidak bersalah!”

“Tidak tahu diri, demi dirimu sendiri, kamu rela mengorbankan ayahmu sendiri?”

Berbagai macam penghinaan menyambuk Jansen.

Sebenarnya, mereka semua bersaudara sama. Hanya saja tindakan Jansen Wu lah yang lebih sering memperlihatkannya, mengakui pada mereka, dan perbedaan ini lah yang sangat terlihat.

Sunggh tak disangka, Jansen lah yang tidak kenal malu disbanding mereka semua.

“Sudah selesai marahnya?”

Dengan tatapan tajam, Jansen membentak :

“Lantas kenapa memangnya kalau aku bekerja sama dengan Marshanda? Dia, Juvenal Wu, sudah menikahi berapa perempuan?”

“Kalian tanya pada hati kalian masing-masing, apakah ibu kandung kalian telah ditelantarkan? Dan kalian tidak membencinya?”

“Lalu kenapa kalau aku mengorbankan dia? Kalian coba introspeksi diri kalian masing-masing, apa kalian benar-benar menganggap Juvenal Wu sebagai ayah kandung kalian sendiri? sebenarnya, kalian sendiri pun juga menusuknya dari belakang.”

“Aku sungguh tidak mengetahuinya kalau ternyata kalian sudah berubah begini, dan kalian masih berani mengata-ngataiku seperti ini?”

Seluruh ruangan hening, pernyataan Jansen membungkan Aldo dengan tegas.

Melihat situasi seperti ini, Bastian berpikir bagaimana jika Juvenal ada disini dan melihat kenyataan yang ada bahwa dia telah melahirkan tujuh orang anak yang menginginkan dirinya mati.

Sungguh, mungkin ini adalah balasan untuk Juvenal, dia sudah menikahi banyak wanita, selain kebahagiaan, dia tidak bisa mendidik anak-anaknya dengan baik, sehingga mengakibatkan karakter yang seperti sekarang. Sebagai ayah, dia termasuk orang tua yang gagal.

“Tuan Bastian, kita semua tidak sama dengan dirinya, aku pikir dia tidak bisa dipercaya!”

Di saat itulah, Jasper bediri dan menunjukkan jarinya ke arah Jansen :

“Beberapa diantara kita terus menerus dipaksa oleh dirinya, kedudukan wasiat keluarga memang sebenarnya punya dia. Kita semua memberontak karena tidak ingin kehidupan kita ke depannya tetap di bawah kuasanya, terlebih lagi nantinya kami akan ditelantarkan olehnya.”

“Sementara dia tidak punya alasan untuk memberontak, karena memang kekuasaan itu adalah miliknya, ayah kami pun selalu menunggunya. Jika anda membantu menyembuhkan kakinya, nantinya dia pasti akan melupakan ini semua dan akan mengusir kita.”

Jasper berusaha meyakinkan.

“Jasper, tutup mulutmu!” Jansen marah, tidak terima.

Aldo pun segera menyampaikan pernyataannya, raut muka mereka satu persatu berubah.

“Benar! Dia sedikitpun tidak punya alasan untuk memberontak, Tuan Bastian, anda tidak seharusnya menyembuhkan kakinya, karena nanti dia pasti akan membalas kita!”

“Tuan Bastian, atau langsung saja habisi dia sekarang!”

Kali ini, Leonardo pun juga mendukung ide Jasper.

Mungkin saja dulu Jansen terlalu menekan mereka, dan sekarang Jansen berada di posisi bawah, sehingga mereka tidak menginginkan Jansen untuk kembali seperti sedia kala.

“Astaga! Keterlaluan kalian semua, aku ini kakak tertua kalian!”

Sekujur tubuh Jansen gemetar dibuatnya geram, ingin sekali menghabisi mereka saat ini juga.

“Tuan Bastian, jangan dengarkan omong kosong mereka, Marshanda akan segera tiba, tidak ada gunanya aku membohongimu!”

“Aku mohon, percayalah padaku!”

Bastian kembali duduk tenan, memikirkan sesaat, kembali menatap Jasper sesaat :

“Kakakmu sudah memberitahukan Marshanda, dan dia akan segera tiba.”

“Kalau sekarang kita menyiksa kakamu, Marshanda pasti tidak akan mau bekerja sama dengan kita. Kalau begitu, kita kasih saja kakakmu ini satu kali kesempatan, karena bagaimanapun juga, aku sudah menyetujuinya, setidaknya aku harus menepatinya.”

“Bukankah begitu, Kakak tertua Jansen?”

Mendengar jawaban Bastian, Jasper tak bisa berbuat apa-apa, meskipun dirinya kurang menyetujui.

“Benar! Benar ucapan Tuan Bastian, anda tidak akan pernah menyesal memercayaiku.”

“Terlebih lagi aku adalah penerus keluarga, bukan sekarang waktu nya untuk mengambil kekuasaan ini, aku sudah lama menunggunya. Aku sudah berjanji untuk membantu kalian menghabisi ayahku, dan aku pasti akan membantu, anda tenang saja!”

Wajah Jansen penuh senyum bahagia, menepis keringat yang bercucuran dan semua usaha penjelasannya.

Novel Terkait

Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu