Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 308 Susanti Meminta Pertolongan

Saat ini sudah menunjukkan pukul 7 malam, Bastian dan yang lainnya masih berada di hotel.

Raphael memberitahu Thomas Qi jika mereka semua sudah mulai berangkat pukul 7 malam, sedangkan Thomas Qi memberitahu Bastian jika mereka akan bertemu dengan Fendy dan yang lainnya pukul 8 malam.

Pada saat ini, Bastian yang ada dalam salah satu ruangan sudah tidak bisa menunggu dengan tenang, dia berjalan bolak balik di dalam ruangan.

“Kak, kepalaku sudah pusing melihatmu mondar manding sedari tadi, apa pantatmu kesemutan?” Thomas Qi dibuat pusing oleh tingkah Bastian, dia tidak bisa diam untuk waktu yang lebih lama lagi.

“Sekarang sudah pukul tujuh malam, seseorang yang ingin membunuh papa aku sudah bersiap akan melakukan aksinya.....”

Bastian begitu gelisah, rasanya ingin sekali dia pergi ke tempat di mana mereka dan papa nya berada, untuk mengetahui situasi yang terjadi saat ini.

“Tidak usah terburu buru, tenang saja, kakekku berada di sana. Dan juga paman Fendy pasti sudah mengatur segalanya dengan baik, tenang saja, setelah pukul delapan nanti kita baru pergi.” Thomas Qi menggelengkan kepalanya, berusaha untuk menenangkannya.

Yeni pada saat ini sedang istirahat di ruangan yang lainnya, sebelumnya dia sempat terbangun sekali, setelah memakan makanannya dia kembali tertidur.

Perkataan Fendy Yue benar benar memberinya pukulan yang sangat besar, jadi perasaannya saat ini juga lumayan buruk, Bastian juga tidak membangunkannya, membiarkannya beristirahat selama dia inginkan.

Bastian yang mendengar perkataan itu, akhirnya bersedia untuk duduk tenang.

Dia tahu jika kecemasannya itu sudah berlebihan, bagaimanapun juga gurunya Raphael ada di sana, dan juga ada beberapa pengawal bersama mereka. Jika mereka tidak bisa menghadapinya, bahkan jika dia pergi saja tidak akan ada gunanya.

Baru saja dia terduduk, bahkan belum sampai setengah menit, tiba tiba telepon miliknya berdering.

Pada awalnya dia mengira jika papanya lah yang menghubunginya, saat melihat layar telepon nya, ternyata Susanti lah yang menghubunginya.

“Kenapa dia menelepon....”

Bastian setelah melihat layar telepon nya terlihat mengerut kan kening. Pada saat ini dia tidak berniat untuk mengurusi hal lain, siapa tahu sekarang keadaan di tempat papanya berada sudah mulai memanas.

Dia mengaktifkan mode diam pada telepon nya, kemudian tidak mempedulikan panggilan telepon ini.

Tetapi setelah panggilan itu berakhir, Susanti kembali menghubungi nya, hal ini membuat Bastian tidak sabar dan akhirnya mengangkatnya.

“Susanti, ada masalah apa?” Dia bertanya.

“Kak, selamatkan aku! Cepat selamatkan aku!” Dari dalam telepon terdengar suara Susanti yang sudah terisak dan ketakutan.

Bastian yang mendengar itu langsung beranjak dari sofa yang dia duduki, kemudian bertanya kepadanya “apa yang terjadi, sekarang kamu di mana?”

Hanya terdengar suara Susanti yang ketakutan, tangisannya membuat perkataannya terdengar tidak jelas, “aku di... Nodhya Road.... pinggir sungai...”

Perkataannya terputus putus, setelah Susanti mengatakan di pinggir sungai, telepon itu langsung berakhir. Selanjutnya, entah bagaimana Bastian mencoba untuk menghubungi nya kembali, tetap saja tidak mendapatkan jawaban apapun.

“Sialan, terjadi masalah.....”

Pada saat ini Bastian mulai gelisah.

“Apa yang terjadi? Thomas Qi dan Patrick langsung berdiri.

“Susanti menelepon, sepertinya dia berada dalam bahaya, sekarang dia ada di Nodhya Road. Entah apa yang terjadi denganmya, aku harus pergi melihatnya.” Bastian berkata dengan penuh kegelisahan

“Aku akan pergi denganmu, aku harus menjaga keselamatanmu.” Thomas Qi berkata dengan raut wajah serius.

“Tidak bisa, kamu harus di sini menjaga Yeni.” Bastian kembali melanjutkan perkataannya, “Aku tidak tahu apakah orang yang ingin mencelakai papaku apakah akan mencelakai ku juga, jika dia ingin mencelakaiku, dia pasti akan menggunakan Yeni untuk mengancamku. Aku tidak akan membiarkan Yeni berada dalam bahaya, jadi kamu harus di sini dan menjaganya, jika kamu menjaganya maka aku baru bisa merasa tenang.”

Thomas Qi yang mendengar itu kedua matanya langsung terbelalak, “Tidak bisa, kakek mengatakan jika aku harus terus bersamamu. Jika terjadi sesuatu denganmu, dia pasti akan mengulitiku!”

Bastian kemudian menimpali, “kakekmu tidak berada di sini, sekarang aku lah yang memutuskan semuanya. Tenang saja, mungkin Susanti hanya bertemu dengan preman saja. Bagaimanapun juga aku juga tidak selemah itu, jika kamu tidak tenang, maka berikan pistol mu kepadaku.”

Thomas Qi mematung di tempatnya, dia sempat ragu, tetapi kemudian mengambil sebuah pistol berukuran sedang dan menyerahkannya kepada Bastian.

“Berhati-hatilah, setelah menyelesaikan masalah mu segera kembali.

Bastian mengangguk mengiyakan, setelah menyimpan pistol itu bersamanya dia langsung berbalik badan dan pergi.

“Bagaimana bisa terjadi sesuatu kepada Susanti di saat seperti ini... Ini tidak mungkin jebakankan?” Patrick berkata curiga.

Thomas Qi tidak mengatakan apapun, tetapi perasaannya begitu kemalut. Kakeknya memintanya untuk melindungi keselamatan Bastian, dan pada saat ini tiba tiba terjadi sesuatu kepada Susanti yang meminta Bastian untuk keluar menyelamatkan nya, dia juga khawatir jika ini hanyalah sebuah jabakan saja.

“Patrick, Nodhya Road itu tempat seperti apa dan dimana?” Dia bertanya menatap Patrick.

“Tempat itu berada di pinggiran kota.” Patrick menjawab.

“Pinggiran kota....” Thomas Qi yang mendengar itu perasaannya langsung menjadi tidak bisa tenang.

Setelah berfikir cukup lama, rasanya ada yang aneh, dia kemudian berkata:

“Tidak bisa, aku harus mengikuti nya dan melihat apa yang terjadi, tidak boleh terjadi sesuatu kepada Bastian!”

Patrick mencoba untuk menghentikannya, “Jika kamu pergi bagaimana dengan Yeni, jika dia benar benar berada dalam bahaya, aku juga tidak bisa melindungi nya. Dan juga kakak juga mengatakan jika kamu harus tetap berada di sini.”

Thomas Qi Yang mendengar itu juga menjadi ragu ragu. Satu sisi adalah perintah dari kakeknya, dan satu sisi adalah hal yang Bastian mintai tolong kepadanya.

“Tunggu sebentar.” Dia mengeluarkan telepon nya dan menghubungi seseorang, setelah terhubung dia langsung mengatakan, “Kimmy, kemarilah, cepat!”

Mungkin hanya sekitar 1 menitan Kimmy sudah datang. Dia selalu berjaga-jaga di sekitar menunggu perintah dari Thomas Qi.

“Kamu tunggu di sini, kamu harus menjaga keselamatan Yeni. Entah apa yang terjadi kamu tidak boleh meninggalkan tempat ini, tunggu hingga aku kembali, apa kamu mengerti?” Thomas Qi memberikan perintah dengan begitu serius.

“Tenang saja, sebelum kamu kembali siapa pun tidak bisa mendekati ruangan ini.” Kimmy berjaga di depan ruangan di mana Yeni sedang beristirahat, ekspresi di wajahnya sangat dingin.

Setelah mengatakan itu, dia langsung meninggalkan tempat ini dengan menggendong sebuah tas box besar.

Isi di dalam tas box besar itu adalah senjata yang dia miliki.

“Jangan sampai terjadi sesuatu....”

Patrick berdiri di samping Kimmy, sekarang gilirannya lah yang menjadi tidak tenang, dia berjalan mondar-mandir tidak karuan.

“Tenang saja, jika ada guruku, maka tidak ada yang akan terjadi.” Kimmy berkata dengan yakin.

..........

Bastian melajukan mobilnya menuju tempat yang sebelumnya disebutkan oleh Susanti, setelah dia turun dari mobil, dia tidak melihat preman atau apapun itu, bahkan dia tidak melihat seseorang pun. Dia hanya melihat Susanti berdiri di pinggir sungai, mungkin di pinggir sungai sedikit dingin, jadi Susanti sampai gemetaran, bahkan wajahnya sudah berurai air mata.

“Susanti, apa yang terjadi?” Bastian langsung mendekat dan bertanya kepadanya.

“Kak, mereka menyandera orang tuaku dan juga adikku. Mereka semua sedang berada dalam bahaya sekarang, bagaimana ini, bagaimana?” Susanti sudah gemetaran, wajahnya penuh kekhawatiran dan ketakutan.

Bastian yang mendengar hal itu langsung terdiam, kemudian dia bertanya, “siapa yang menyandera orang tuamu? Kenapa mereka melakukan itu, bukankah keluarga mu sangat miskin?”

Susanti mungkin sudah ketakutan, bahkan tangisannya sudah sampai terisak, menjawab pertanyaannya saja dengan terbata bata.

Bastian melihat jam yang melingkar di tangannya, masih ada sekitar setengah jam lagi sudah pukul delapan malam. Tetapi keadaan Susanti di sini, dia juga tidak bisa membiarkan nya begitu saja dan tidak peduli.

“Susanti, naiklah ke mobilku terlebih dahulu, setelah kembali kita bicarakan baik baik. Tenang saja, keluarga mu....”

Bastian mencoba menarik Susanti ke dalam mobilnya, tetapi belum sempat ya merampungkan perkataannya, dia sudah terdiam ditempatnya.

Setelah itu tubuhnya juga mulai gemetaran, sebuah pisau tiba tiba tertusuk kepunggungnya. Darah segar mengalir begitu saja, “tes tes tes” terjatuh ke tanah.

Wajahnya penuh ketidakpercayaan, dia mencoba membalikkan tubuhnya walau gemetaran, menatap Susanti yang wajahnya penuh air mata.

Novel Terkait

Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu