Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 382 Jansen Wu, Biarkan Aku Sendiri yang Mengurus saja

"Karena ia sama sekali tidak ada kekurangan!"

Ucapan Aldo ini seketika membuat mata Leonardo dan Jasper bersinar.

"Benar! Tidak salah! Maksudku seperti itu, ucapan Kak Aldo memang yang terbenar!"

Leonardo kembali semangat.

"Memang benar masalah tersebut. Sepertinya Kakak sama sekali tidak ada kekurangan. Kalaupun ia ada, kita juga tidak bisa menyadarinya, jadi aku baru merasa ia menyeramkan!"

Mendengar ini, Bastian mengangguk.

"Berarti pemikirannya dalam. Sejak dulu, orang yang paling susah dilawan adalah orang yang memiliki pemikiran dalam."

"Dan orang yang sepertinya adalah orang yang paling berbahaya."

Ia berkata sambil mengalihkan tatapan kearah Jasper. Ia hanya melihat Jasper terus menunduk dan tidak membuka mulut. Ia tidak seperti Aldo dan Leonardo yang begitu kenal kepada Kakaknya.

Saat ini, Warner mengeluarkan sebuah dokumen dan berkata.

"Jansen Wu, berusia dua puluh tujuh tahun, lulusan Universitas Jilista, memperoleh gelar Magister dan gelar Doktor. Setelah lulus, ia pergi lagi ke luar negeri untuk lanjut kuliah di Universitas Massachusetts. Setelah pulang negeri, ia bekerja di bawah perusahaan perdagangan milik Geng Cahaya. Bekerja selama dua tahun, skala perusahaan langsung naik dua kali lipat..."

Semakin ke belakang, raut wajah Warner juga semakin serius.

Hingga akhir, ia menarik nafas dan menutup dokumen, sambil berkata kepada Bastian.

"Tuan Bastian, Tuan Muda Besar ini terlalu hebat. Orang ini memang sangat jenius, bahkan hobinya sangat elegan dan memiliki IQ yang cukup tinggi, apalagi pemikirannya yang halus. Seperti yang dikatakan Tuan Muda Kedua, ia sama sekali tidak ada kekurangan. Bahkan ia sama sekali tidak memiliki sifat buruk setiap keturunan orang kaya."

"Kalau begini, kita hanya bisa memilih jalan yang lain, langsung membunuhnya kan?"

Mendengar ini, tatapan Leonardo langsung menunjukkan kekejaman. Ia sangatlah kasar dan kejam. Pikirannya pertama yang muncul pun adalah membunuh Kakaknya.

"Tidak boleh!"

Aldo langsung mengelak pendapat Leonardo. Ia berkata.

"Jika kita ingin menerima seluruh kekuasaan Geng Cahaya dan ingin mengurangi pengaruh dan kerugian, maka langsung membunuh bukanlah cara yang baik."

"Koneksi yang dimiliki Kak Jansen lebih banyak dari jumlah yang kita miliki. Apalagi perusahaan perdagangan yang ia kuasai selama beberapa tahun ini, bahkan ia juga membangun beberapa kekuasaan besar di dalam Geng Cahaya. Jika kita langsung membunuhnya, maka kita akan bertemu dengan banyak masalah setelah nanti mendapat Geng Cahaya."

Mendengar analisa Aldo, Bastian tidak tahan untuk menunjukkan tatapan penuh kagum.

Jika ingin membicarakan kemampuan, Jasper memang tidak sebanding dengan Kakak Keduanya. Bahkan ia sendiri belum mengatakan itu dan Aldo sudah bisa menganalisanya.

"Bagaimana kalau begitu? Ia sama sekali tidak ada kesalahan yang bisa dijadikan pegangan kita. Bagaimana caranya agar ia langsung jatuh ke dalam jebakkan kita?"

Aldo mengerutkan dahinya dan berkata.

"Kita tidak dapat dibandingkan dengannya. Kamu mau ia jujur, kupikir itu sama sekali tidak mungkin."

"Lagipula aku tahu dengan kepribadiannya. Meskipun biasanya ia sangat baik kepada kita dan tidak membanggakan diri, tapi rasa bangga dan ambisiusnya lebih tinggi dari kita semua. Ia sangat meremehkan kita. Ia pasti tidak akan bekerja sama dengan kita, lebih tidak mungkin lagi jika menjadikan Jasper sebagai pemimpin."

Saat ini, Bastian mengetuk meja pelan dan berkata.

"Benar kata Aldo. Masalah ini harus diselesaikan dengan kecerdasan kita, tidak boleh langsung membunuh ia."

"Cara akan selalu ada. Kalian bilang ia tidak ada kelemahan, tapi aku tidak berpikir seperti itu. Setiap manusia pasti memiliki kelemahan, hanya saja pemikirannya dalam dan disembunyi dengan baik."

"Masalah Jansen, biarkan aku sendiri yang mengurus saja. Kalian cepat pergi mengumpulkan informasi setiap pejabat tinggi di Geng Cahaya dan berikan kepadaku. Tunggu Jasper mendapatkan Geng Cahaya, aku akan melakukan pembersihan secara besar."

......

Bastian kembali ke rumah sakit.

Mendengar ucapan dokter, sepertinya luka Adelia sudah hampir pulih.

Lagipula ia terluka di bagian bahu, bukan kaki, jadi tidak perlu terus berlama-lama di rumah sakit. Untuk mengganti obat, ia boleh melakukannya di rumah sakit mana pun.

Bastian menjemput Adelia pulang ke hotel dan bersiap membawanya pergi dari Kabupaten Juanda esok hari.

Malam itu, Bastian, Yeni dan Adelia kumpul bersama.

"Aku cukup...merepotkan kalian beberapa hari ini, apalagi Yeni, merawatku begitu lama di rumah sakit. Terima kasih."

Adelia duduk di ranjang dan berterima kasih kearah Bastian dan Yeni dengan wajahnya yang pucat.

"Jangan berkata seperti itu, Adelia. Itu memang seharusnya yang kulakukan." ujar Yeni sambil tersenyum. Ia memandang sekilas kearah Bastian yang terdiam dan memasang wajah rumit. Tapi ia masih berkata.

"Kalau tidak, kalian berbincang dulu. Aku...pergi mandi dulu di kamar sebelah. Aku tidak banyak beristirahat beberapa hari ini. Aku mungkin harus tidur pagi malam ini. Cepat datang, Bastian. Jangan ganggu Adelia istirahat."

Bastian mengangguk dan merasa agak ketakutan. "Baik, aku akan datang sesaat lagi."

Berhadapan dengan dua wanita di saat yang sama, entah mengapa Bastian selalu merasa takut.

Setelah Yeni pergi, Bastian menatap Adelia yang di ranjang dengan canggung. Ia bertanya.

"Adelia, kamu tidak memberitahu ke Yeni bahwa kamu terluka karena membantuku menahan peluru kan?"

Hati Adelia agak merasa sesak, tapi ia tetap tersenyum paksa dan berkata.

"Tentu tidak, aku cukup tahu diri."

Bastian mengangguk dan duduk, lalu berkata.

"Maaf, kamu telah menolong diriku, seharusnya tidak perlu untuk menyembunyikannya. Tapi...ada sesuatu yang terjadi pada Yeni beberapa hari ini. Aku takut ia akan berpikir sembarangan jika ia tahu kamu terluka karena ingin menolongku."

"Tapi entah bagaimanapun, aku sangat berterima kasih kepadamu. Kalau kamu tidak menolongku, mungkin diriku yang kena sekarang."

"Tidak perlu begitu sungkan. Aku rela melakukannya." Adelia menunduk, lalu mengangkat kepalanya dan bertanya. "Ada apa yang terjadi pada Yeni? Aku lihat ia baik-baik saja dan cukup ceria. Beberapa hari ini ia lah yang menemaniku untuk menghilangkan kebosanan."

Bastian menghela nafas dan berkata.

"Yeni mengandung anakku..."

Ucapan ini seketika membuat Adelia tercengang, bagai hatinya tertusuk jarum. Entah mengapa, padahal ia dan Bastian sudah cerai, padahal Bastian sudah menikah dengan Yeni.

Tapi di detik mendengar Yeni mengandung anak Bastian, hatinya kembali sesak tanpa alasan.

"Tapi karena sebuah kecelakaan, anak Yeni gugur dan ia...selamanya tidak bisa hamil lagi." Bastian mengejap matanya saat mengatakan itu. Bagi ia, kecelakaan ini merupakan pukulan yang cukup keras.

"Apa!"

Mendengar selesai ucapan Bastian, Adelia menarik nafas dan terduduk dengan perasaan tidak percaya.

"M-mengapa...bisa seperti itu? Kecelakaan apa yang sebenarnya terjadi?" tanyanya.

Bastian menggelengkan kepalanya dan menghela nafasnya lagi.

"Sebuah kecelakaan mobil, cukup sulit untuk dijelaskan."

"Pokoknya kejadian itu cukup memukul Yeni. Beberapa hari yang lalu, setelah keluargaku mengetahuinya, mereka memaksaku untuk putus dengan Yeni."

"Aku tidak setuju, akhirnya aku diusir Ayahku dari Keluarga Yue. Jadi aku sekarang bukan Tuan Muda Besar Keluarga Yue lagi. Kalau tidak, Keluarga Ning juga tidak berani mencelakaiku."

Mendengar ini, Adelia seketika mematung di tempat.

Ia terus mengira bahwa Yeni dan Bastian sudah hidup berbahagia. Tapi siapa sangka bahwa ada banyak masalah yang terjadi pada mereka.

"Bagaimana kamu bisa diusir dari keluargamu? Ayahmu mereka kejam sekali."

Adelia mengerutkan dahi dan agak merasa tidak senang untuk Bastian.

Novel Terkait

Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu