Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 441 Legendaris Cangbei

Mobil tengah melaju dari kota Cimahi menuju kota Dublin.

Dengan total tiga mobil, orang-orang yang berada di dalam kamar pribadi klub tadi kini semuanya berada di dalam mobil.

Walaupun sudah jam 1 dini hari tetapi mereka tidak merasa ngantuk sedikitpun, di mata semua orang terpancar rasa semangat, semangat untuk menemui pria itu.

Pria itu dulunya adalah orang yang tinggal di kota Cangbei selama 30 tahun, itu adalah sebuah legenda, selama di dunia bawah tanah di dalam kota Cangbei, tidak ada seorang pun yang tidak tahu nama pria itu.

Bisa dikatakan bahwa pria itu adalah pendiri seluruh dunia bawah tanah di kota Cangbei.

Ketika dia bertanggung jawab atas dunia bawah tanah, bahkan para pejabat tinggi di kota Cangbei harus menghormatinya.

Awalnya, dunia bawah tanah ini merupakan organisasi tertutup, bahkan tidak dihargai. Namun dengan keberadaan pria itu, ada begitu banyak pejabat yang ingin menyanjungnya.

Hanya saja pria itu sudah pensiun sepuluh tahun yang lalu, Suatu hari, dia tiba-tiba mengumumkan bahwa dia akan keluar dari Lingkungan Sosial, dan tidak mengkhawatirkan tentang hal-hal yang ada di sana.

Tetapi semua orang tahu bahwa pria itulah yang memiliki keputusan akhir pada dunia bawah tanah di kota Cangbei ini. Naik turunnya dunia bawah tanah, semua di tentukan oleh pria itu, jika dia memutuskan kamu dapat menjadi bos di suatu tempat, kamu baru bisa menjadi bos di suatu tempat.

Dulu, entah itu Juvenal atau Adrian pernah mengunjungi pria itu dan mendapatkan izinnya sehingga baru bisa berdiri kokoh di kota Depok dan kota Cimahi.

"Pria itu sepertinya sudah bertapa selama hampir sepuluh tahun bukan?"

Adrian dan Omar tengah berbincang di dalam mobil.

"Pas sepuluh tahun sejak petapa besar meninggalkan kota, dia adalah sang legenda di seluruh kota Cangbei kita, dia adalah tokoh yang harus di catat dalam sejarah."

Begitu Omar mengungkit soal pria ini, wajahnya penuh taat dan hormat, dia menunjukkan rasa hormat dari dalam hatinya.

"Aku dengar katanya selain dengan kekuatannya sendiri, masih ada penyebab lain sehingga sang pria mampu mendominasi seluruh kota Cangbei" Adrian berhenti sejenak kemudian lanjut bicara: "Ada seseorang yang merupakan teman baik sekaligus bawahannya yang dijuluki sebagai Dewa pembunuh, katanya dia memiliki ratusan nyawa di tangannya."

"Dewa pembunuh itu juga ikut pensiun setelah pria itu pensiun, dan katanya sekarang dia sedang tinggal bersama dengan pria itu untuk melindungi keselamatannya setiap saat."

"Jika dewa pembunuh mampu melakukannya, si Bastian pasti akan celaka."

"Ngomong-ngomong, tuan Omar, kita pergi malam-malam begini, apakah akan mengganggu pria itu?"

Adrian mendadak terpikir bahwa sekarang sudah jam 1 dini hari, jika sekarang bergegas ke sana kurang lebih sudah jam 2-3 dini hari.

Di waktu seperti ini orang-orang pasti sudah tidur, rasanya tidak benar jika mengganggu pria itu malam-malam.

"Tenang saja."

Omar membuka kaca jendela mobil lantas menyalakan sebatang cerutu dan berkata dengan tenang:

"Aku sudah memberi kabar lewat telepon sebelum datang mencarimu."

"Bagaimanapun tuan itu adalah dewa pelindung kota Cangbei kita, jadi aku melaporkan apa yang telah terjadi akhir-akhir ini di kota Depok. walaupun dia sudah pensiun selama bertahun-tahun, tapi dia selalu peduli pada semua orang, jika ada orang yang tiba-tiba menerobos masuk ke kota Cangbei untuk membuat keributan bahkan melakukan pembunuhan. Tuan itu tidak mungkin membiarkan."

"Dia sedang menunggu kita di rumahnya sekarang."

Adrian dan Marlen segera tersenyum setelah mendengarkan perkataannya.

"Baguslah kalau begitu!"

......

Sekitar jam 3 subuh, Omar dan rombongannya akhirnya tiba di rumah besar pria itu.

Ini adalah rumah tua sederhana, yang mencakup area kecil dan sepertinya memiliki sejarah. mungkin tidak ada yang menduga bahwa di usia tuanya, teroris yang telah berada di kota Cangbei selama 30 tahun tidak tinggal di vila yang mewah melainkan tinggal di tempat seperti ini.

Ketika pembantu rumah tangga keluar untuk menyambut mereka, mereka mengikutinya masuk ke dalam rumah.

Awalnya, mereka berpikir di dalam sini akan sangat sederhana, namun sebaliknya, begitu masuk mereka menemukan bahwa di dalamnya di tata dengan gaya antik sehingga memberikan nuansa anggun, lebih mirip rumah besar tempat di mana raja kuno tinggal dan terkesan cukup elegan.

Pot bunga di kedua sisi ditanam dengan bunga yang berbeda, yang saling melengkapi, dan pagar kayu diukir dengan bunga-bunga halus, di ujung koridor, ada semacam suasana dengan jalan yang menghadap ke langit.

Di tengah-tengah halaman, ada paviliun, bebatuan dan air mengalir deras.Tidak ada yang menyangka akan ada tempat yang bagus untuk membesarkan orang di pinggiran kota yang terpencil ini.

Pria itu, sepertinya dia sangat paham untuk menikmati hidupnya, tapi berapa banyak orang yang bisa mengerti konsep artistik pria itu?

Dengan mengesampingkan ketenaran dan kekayaan, dia malah memilih untuk bersembunyi di tempat seperti ini.

Ini bukan pertama kalinya Omar, Adrian dan Marlen datang. Ketika mereka bertiga menjabat, mereka semua datang mengunjunginya.

Tetapi untuk orang lain yang tidak mencapai di ketinggian level mereka bertiga, tidak berhak untuk bertemu pria itu, jadi ini adalah kedatangan pertama kalinya.

Sembari berjalan dan melihat, pengurus rumah tidak mengatakan sepatah kata pun.

"Ivan ada di halaman belakang."

Pengurus rumah hanya berbicara ketika dia mencapai lengkungan bundar di halaman belakang.

Bahkan dalam menghadapi karakter seperti Omar dan Adrian, pengurus rumah tangga bersikap acuh tak acuh.

Tetapi baik Omar maupun Adrian, mereka merasa sangat normal, orang itu adalah pengurus rumah tangga pria itu, memiliki pendirian adalah hal yang normal.

"Baiklah, terima kasih."

Omar berkata dengan anggukan kepala kemudian memimpin orang-orang untuk berjalan masuk. Danau buatan tertangkap oleh mata, angin bertiup dan danau berkilauan, membuat orang merasa santai dan bahagia.

Di Paviliun dekat danau, seorang lelaki berusia sekitar 50 tahun sedang duduk di sana, membakar dupa dan membuat teh dengan terampil, dan aroma teh menyeruak ke hidung semua orang.

"Sudah datang?"

Suara pria itu datang dari Paviliun.

"Kami sudah datang, Tuan Ivan."

"Kami benar-benar meminta maaf karena telah mengganggu mu di tengah malam begini, harap Tuan Ivan jangan menyalahkan.'

Omar berbicara dengan badan membungkuk hormat.

"Tidak masalah. kota Cangbei adalah rumahku. Aku menjadi terkenal di Cangbei dan bertapa di Cangbei. Meskipun aku sudah lama tidak terlibat dengan Lingkungan Sosial, tetapi aku tidak berhati batu. Jika ada yang salah dengan keluarga sendiri, kemarilah."

Ivan mendongakkan kepala menyapu pandangannya pada Omar beserta rombongannya tanpa bangkit berdiri.

Dengan kualifikasinya, dia tidak perlu bangkit berdiri untuk menyapa mereka, dan juga orang-orang tentu tidak akan mempermasalahkan hal itu.

Orang-orang berjalan kemari kemudian duduk, beberapa orang yang sebelumnya tidak pernah bertemu dengan Ivan tentu sangat bersemangat. orang yang mereka temui sekarang adalah sosok tingkat grandmaster.

Tapi Ivan sangat ramah. tidak terlihat sifat seperti iblis sama sekali,

Siapa pun yang melihat wajah ini untuk pertama kalinya tidak akan berpikir bahwa itu adalah orang yang mengerikan yang telah menduduki lingkaran bawah tanah kota Cangbei selama lebih dari 30 tahun!

"Jika bukan masalah besar, kami tidak akan berani datang mengganggu kakek Ivan."

"Hanya dalam waktu satu bulan, Juvenal dan Jaesin terbunuh satu demi satu. Beberapa dari kami tidak berdaya, jadi kami datang untuk meminta Tuan Ivan supaya mengambil tindakan."

Omar mendengus seperti anak kecil yang datang melapor pada orang dewasa setelah ditindas orang lain.

Ivan tersenyum memandangnya dan berkata:

"Masalah besar? tidak kusangka kamu seorang Omar juga ada waktu untuk takut ya?"

Omar tersipu malu, dia menundukkan kepalanya dan berkata:

"Sungguh memalukan."

Ivan yang mendengarnya kembali tersenyum dan berkata:

"Apa kalian tahu siapa Bastian yang sebenarnya?"

Omar beserta rombongannya mendongakkan kepala dan saling memandang, mereka tiba-tiba bingung.

"Tuan Ivan, dia..."

Pada saat ini tidak seorang pun yang mampu menjelaskan latar belakang Bastian.

"Kalian tidak tahu tentang asal-usulnya dan berani memprovokasi dia, teman-teman, kalian tidak mengenal satu sama lain, ini bukan cara untuk menang."

Ivan menggeleng-geleng serta tersenyum melihat anak generasi muda di hadapannya.

Omar yang mendengarnya segera bertanya:

"Tuan Ivan sepertinya sudah mencari tahu asal-usul Bastian bukan?"

"Sebenarnya... siapa dia?"

Novel Terkait

My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu