Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 454 Pembodohan

Tendangan Bastian kali ini bahkan membuat Wadi tidak habis pikir.

Omar dan Adrian tercengang, melihat kebawah,dan sepertinya Marlen sudah mengalami patah kaki, terbaring diatas lantai mengerang kesakitan.

Mereka berdua terkejut sekaligus marah, tapi mereka tidak berani bersikap tidak hormat kepada Bastian.

Marlen memperlakukan Bastian hanya sedikit tidak patuh saja, tapi dia sudah mendapatkan perlakuan sekejam ini dari Bastian. Anak muda ini, cara yang dia lakukan sangat keras dan juga kejam.

“Ada yang masih tidak terima?”

Bastian berjalan di pingiran, tangannya menunjuk kebawah, bertanya dingin.

Pada saat ini tidak ada yang berani berkata tidak terima, meskipun dalam hati mereka merasa tidak trimapun mulut mereka tidak akan memiliki keberanian untuk mengatakannya di depan Bastian.

“Damon, ambilkan uang dua kardus kemari.”

Bastian memerintahkan bahkan tanpa menolehkan kepalanya.

“Baik, tuan!”

Damon turun kebawah, naik keatas dengan membawa dua kardus penuh uang.

Bastian menerima uang itu, membukanya, memperlihatkan semua uang itu kepada mereka semua yang ada dibawah.

Semua orang tidak mengerti akan maksud dan tujuan tindakan Bastian kali ini, bahkan Wadi yang melihatnya semakin tidak habis pikir.

Terlihat Bastian menyeringai, berteriak:

“Apa kalian lihat, ini semua uang, uang kalian!”

“Aku tau kalian sudah mengelarkan uang begitu banyak hari ini, sekarang aku akan mengembalikan dua kardus uang ini kepada kalian, aku ingin lihat berapa banyak yang kalian dapatkan.”

Setelah mengatakan itu dia mengayunkan tangannya, mengeluarkan semua uang dalam kardus dari atas kepada mereka yang berada dibawah.

Angin berhembus, semilir angin dibarengi oleh jatuhnya uang dari langit, berjatuhan seperti daun berguguran di musim gugur. Pada saat ini, semua uang itu terlihat seperti kupu kupu yang sedang menari nari di depan mata mereka dengan pantulan cahaya terang menyilaukan mata.

“Shit, apa yang dia lakukan....”

Thomas Qi bahkan dibuat terkejut, dalam hatinya dia memaki anak tidak tau diuntung ini, sok keren dengan menyebar uang untuk bergaya.

Tatapan mata semua orang dibawah sudah berbinar, berhambur mendekat ke sesuatu yang menyilaukan mata mereka. Rasanya mereka seperti pengemis yang sudah tidak makah berhari hari, kemudian melihat makanan yang sangat lezat di depan mereka.

“Uang! Ini uang!”

“Cepat ambil!”

Bastian yang melihat ini terlihat menyunggingkan senyum di bibirnya, membuka kembali uang di kardus kedua, menyebarkan semua uang yang ada di dalamnya.

Pemandangan ini membuat orang yang berada diatas terpaku.

Dari bawah kembali terdengar erangan Marlen, bahkan suaranya kali ini jauh lebih menyedihkan dibandingkan sebelumnya.

Kondisi dibawah sudah tidak terkendali, semua orang sedang mencoba berebut uang, bahkan mereka tidak memperdulikan Marlen yang terluka. Sampai sampai mereka secara sengaja atau menginjak tubuhnya.

Omar dan Adrian yang berada diatas, saat melihat pemandangan ini, meskipun mereka sudah berkelana bertahun tahun, paham akan pahit manis kehidupan, pada saat ini dibuat menganga akan tindakan dan rencana yang dilakukan oleh Bastian.

Dalam hati mereka terbesit rasa takut, mereka benar benar sudah takut kepada Bastian.

“Anak muda ini.... Terlalu menakutkan, bahkan aku dan Ivan waktu itu tidak sampai segila dirinya.”

“Pembodohan.”

Wadi yang melihat pemandangan ini juga mulai bergidik ngeri:

“Ei, aku sudah tua, ternyata muncul satu generasi penerus baru....”

Tidak lama kemudian semua orang sedang berebut uang yang disebarkan oleh Bastian, berhambur kesana kemari.

Sedangkan Marlen, dia sudah terinjak injak hingga tidak berbentuk, tidak bergerak lagi, jelas sekali jika dia sudah kehabisan tenaga.

“Tuan Omar, tuan Adrian, apa yang aku lakukan hari ini sudah berlebihan?”

Bastian tersenyum membalikkan tubuhnya, menatap kedua orang itu bertanya.

“Tidak berlebihan, tidak berlebihan sama sekali.”

Kedua orang itu tidak berani ragu ragu walau hanya sedetik saja, menjawab dengan cepat.

“Baguslah jika begitu.”

Bastian tersenyum, membawa semua orang untuk turun kebawah.

……

Semua uang sudah dimasukkan kedalam mobil box besar.

Bastian membagi uang itu kedalam satu mobil, kemudian berkata kepada Wadi:

“Paman Wadi, kamu sudah datang jauh jauh kemari, kamu sudah bekerja keras.”

“Aku tidak akan membiarkanmu dan orang orangmu datang kemari dengan sia sia, uang dalam mobil ini adalah tanda terimakasihku, tolong diterima.”

Wadi yang mendengar itu berkata:

“Tidak perlu, aku bersedia membantu dengan tulus, aku tidak bisa menerima semua uang ini.”

“Tuan Bastian terlalu sungkan, sebenarnya aku juga pernah mendapatkan bantuan dari kakek keluarga Wang. Kamu adalah menantu dari cucunya, sudah seharusnya aku membantu, aku tidak bisa menerima semua uang itu.”

Bastian masih bersikukuh, mengatakan, “aku bisa membedakan dendam dan kebaikan, entah itu dendam ataupun kebaikan, tentu saja harus dibalaskan. Meskipun Paman Wadi tidak bersedia untuk menerimanya, tapi tidak boleh kan membiarkan mereka datang sia sia, tolong bagikan uang itu kepada yang lainnya.”

Pada saat seperti ini Wadi juga tidak enak untuk menolak lebih jauh lagi, dia tertawa lebar:

“Baiklah, kebaikan tuan Bastian, aku juga tidak bisa menolaknya.”

Dia berbalik badan berkata kepada bawahannya:

“Uang di dalam mobil ini adalah hasil dari jerih payah kalian dari tuan Bastian, berterimakasihlah kepada tuan!”

Uang yang ada di dalam mobil juga tidaklah sedikit, mereka yang melihat ini, kedua mata mereka langsung berbinar.

“Terimakasih tuan!”

Bastian menganggukkan kepalanya, berpamitan dengan Wadi, dan membawa Thomas Qi, Jasper Qu dan lainnya masuk kedalam mobil.

Dari pintu gerbang rumah pertanian, rombongan mobil Bastian satu persatu melaju keluar.

Dalam mobil yang berada di deretan paling depan, Bastian berkata keada Warner Zhao yang duduk di kursi samping kemudi:

“Sekarang kita sudah tidak memiliki musuh lagi, beritahukan kepada yang lain, pesta selama 3 hari, dan uang akan dibagikan.”

Warner Zhao yang mendengar hal ini langsung sumringah, sampai sampai rasanya seluruh darah dalan tubuhnya mendidih, tidak sabar menantikan hari itu tiba.

Sebelum bertemu dengan Bastian, dia hanyalah seorang pimpinan kecil di kabupaten Juanda. Tapi hari ini, Geng Cahaya bahkan sudah menguasai seluruh Kota Cangbei, sedangkan dirinya dan Jasper Wu bukanlah sosok mereka yang dulu, kedudukan mereka sudah merangkak naik. Semua yang Bastian janjikan kepada mereka terpenuhi, tanpa terlewat satupun.

Dia sangat bersemangat meengeluarkan HT miliknya, mengatakan kepada semua orang:

“Pesan dari tuan Bastian, pesta tiga hari, dan uang akan dibagikan!”

Seketika dari seluruh mobil terdengar suara riuh kegirangan setiap orang yang mendengar kabar semembahagiakan ini.

Rombongan 20 mobil lebih, melenggang di jalanan menuruni pegunungan.

……

Disaat semua orang sudah pergi, Omar dan Adrian masih berada diatas, mematung tidak bergeming memandangi mayat Marlen yang tergeletak dibawah.

“Kenapa dia berani memperlakukanku seperti ini!”

“Brengsek!”

Pada saat ini Omar sudah berani berteriak menyalurkan kemarahannya, mencoba melampiaskan seluruh amarah yang dia pendam.

Sikapnya yang seperti ini sudah cukup membuatnya terlihat seperti orang gila yang sedang mengamuk, bahkan dia jauh terlihat lebih tua beberapa tahun dibanding sebelumnya.

Dia adalah Omar, pimpinan dari Perusahaan Long, sosok orang besar yang dalam sekali pijakannya saja bisa menggetarkan seluruh Kota Depok.

Tapi orang besar sepertinya dipaksa berlutut oleh Bastian, bahkan sampai harus mengeluarkan uang sebanyak 1 triliun.

Ini bukan hanya sekedar mempermalukannya, tapi sudah menginjak nginjak harga dirinya, menggilasnya habis ditanah.

“Aku akan membunuhnya! Aku pasti akan membunuhnya!”

Adrian yang melihatnya seperti ini menggelengkan kepalanya, mencoba menenangkannya:

“Sudahlah.”

“Apa kamu masih belum sadar? Ivan saja mati di tangan mereka, apa yang akan kita gunakan untuk melawab Bastian, kita tidak bisa menang darinya, jangan cari mati!”

Omar yang mendengar itu membeku, terpuruk diatas lantai, air matanya sudah tidak terbendung, hatinya putus asa.

Novel Terkait

Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu