Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 131 Kecelakaan

“Tuan muda, apakah kita benar tidak pergi mencari Manajer Levis untuk berbicara dengan pihak penjual? Aku merasa kita bisa bernegosiasi penjualan ini dengan pihak penjual secara pribadi, dan tidak perlu untuk berpartisipasi dalam lelang apapun.”

Di dalam mobil, Setiawan dan Bastian sedang berdiskusi tentang pelelangan.

Yang mengemudi adalah Patrick, untuk memahami pengusaha yang datang ke pelelangan hari ini, jadi Bastian juga mengajak Setiawan. Bagaimanapun Setiawan telah bekerja di Kota Tajo selama bertahun-tahun, dan dia lebih tahu segala aspek di Kota Tajo ini.

“Tidak perlu!” Bastian menggelengkan kepalanya, dan berkata : “Aku sudah berjanji kepada ayahku untuk tidak mengandalkan Keluarga Yue, dan akan mengandalkan kemampuanku sendiri. Jadi tidak mungkin aku begitu cepat menampar wajahku sendiri.”

Setiawan melihat Bastian begitu bertekad, dan juga tidak nyaman untuk berkata apa-apa lagi. Pada umumnya kebanyakan generasi kedua orang kaya akan menggunakan semua sumber daya dari keluarga mereka, untuk menunjukkan harta warisan keluarganya.tetapi Tuan Muda Bastian tidak mengambil jalan yang pada umumnya, dia tidak hanya tidak mengandalkan sumber daya keluarganya, tapi dia bahkan tidak memberitahu orang lain bahwa dia adalah Tuan Muda dari Keluarga Yue.

Pada saat ini, mobil yang ditumpangi Bastian dan lainnya bergoyang dengan hebat. Hanya mendengar suara ‘Bang’, dan sepertinya ada sebuah mobil yang menabrak dari belakang. Untungnya benturannya tidak keras, Setiawan dan Bastian keduanya mengenakan sabuk pengaman, dan tidak terluka.

“Sial! Ada yang menabrak belakang mobilku!”

Patrick membantingkan setir mobilnya dengan keras, dan sedikit marah.

Ini adalah mobil baru yang dia beli ketika baru datang ke Kota Tajo, dan baru dipakai selama sebulan sudah ditabrak dari belakang oleh orang lain.

“Tuan Muda, apakah kamu baik-baik saja?”

Setiawan bertanya dengan cepat.

Bastian menggelengkan kepalanya :

“Aku tidak apa-apa, keluar dan lihatlah.”

Patrick membuka pintu mobil dan berkata :

“Kalian tunggu di dalam saja, biar aku yang pergi periksa. Ini juga bukan tabrakan yang sangat parah, jika bisa diselesaikan secara pribadi ya selesaikan secara pribadi.”

“Kalau tidak ketika polisi lalu lintas datang, akan menunda waktu lagi.”

Setelah selesai berbicara, dia keluar dari mobil dan berdebat dengan pemilik mobil yang berada di belakang.

“Kawan, bagaimana kamu mengendarai mobilnya, sekarang bahkan tidak ada macet, bagaimana kamu bisa menabrak belakang mobilku?”

Melihat seorang pria muda yang keluar dari mobil yang berada di belakang, Patrick sedikit marah, dan dia berdebat dengannya sambil berkacak pinggang.

Pria muda itu juga termasuk orang yang pengertian, tahu bahwa itu adalah kesalahannya, dan dengan cepat dia meminta maaf kepada Patrick :

“Aku minta maaf, benar-benar minta maaf. Aku buru-buru mengantar orang sakit ke rumah sakit, jadi aku mengemudi terlalu terburu-buru.”

“Ini adalah kartu namaku, terimalah. Berapa biaya perbaikan mobil ini, sampai waktunya telepon saja kepadaku, aku pasti akan datang untuk mengurusinya.”

Patrick mengambil kartu namanya dan melihat-lihat, di atas tertulis Manajer Umum Perusahaan Real Estate Star, Sarim.

Melihat ketulusan Sarim, Patrick melihat-lihat pantat mobil Maybach-nya sendiri. Dan menemukan bahwa kerusakan pada mobil itu juga tidak terlalu parah, dan dia masih mampu membayar biaya perbaikan itu, dan juga tidak ingin berdebat dengan Sarim lagi.

Dia melambaikan tangannya dan berkata :

“Sudahlah, lain kali mengemudilah dengan pelan.”

“Cepat bawa orang sakit itu ke rumah sakit terlebih dahulu, ini adalah kartu namaku, ayo kita berteman.”

Sambil berbicara, Patrick menyerahkan kartu namanya.

Sarim melihat sejenak, dan melebarkan matanya :

“Ternyata kamu adalah wakil Direktur dari Perusahaan Ninetop, maaf maaf.”

“Aku akan membawa orang sakit ke rumah sakit terlebih dahulu, dan lain kali jika ada waktu akan akan mentraktirmu makan, meminta maaf dengan benar kepada Tuan Patrick.”

Patrick melambaikan tangan kepadanya :

“Cepat pergilah, jangan tunda perawatan orang sakit.”

Setelah selesai berbicara, Patrick kembali ke dalam mobil.

Sarim menyeka keringat dingin di wajahnya, jika dia tidak buru-buru mengantar Yeni ke rumah sakit, dan dia juga tidak akan mengendarai mobil begitu cepat. Dia tidak menyangka, mobil yang dia tabrak adalah mobil wakil Direktur dari Perusahaan Ninetop.

Dia pernah mendengar tentang Perusahaan Ninetop, Perushaan Ninetop adalah salah satu dari 100 perusahaan terbesar di Kota Tajo, sementara Perusahaan Real Estate Star hanya perusahaan menengah 300 terbesar di Kota Tajo.

Sarim bergegas kembali ke mobil, dan dia melirik ke kursi belakang. Melihat Yeni masih tidak sadarkan diri, wajahnya masih pucat, dan bahkan dengan goyangan yang besar tadi dia masih saja tidak bangun, Sarim sedikit panik, dan dengan cepat berbicara kepada Yeni :

“Yeni, kamu jangan menakutiku, bertahanlah sebentar lagi, dan sebentar lagi kita akan sampai di rumah sakit!”

Selesai berbicara, dia menginjak pedal gas, dan bergegas ke rumah sakit kemarin.

Di dalam mobil satunya, Bastian bertanya kepada Patrick :

“Cepat sekali kamu menanganinya, mobilnya tidak apa-apa kan?”

Patrick sambil mengemudi dan berkata :

“Tidak apa-apa, hanya satu lampu mobil belakang yang rusak, lain hari baru pergi ganti. Orang itu buru-buru mengantar orang sakit ke rumah sakit, jadi aku tidak berdebat lagi dengannya.”

“Orang itu bernama Sarim, dia adalah manajer umum di Perusahaan Real Estate Star. Setiawan , Perusahaan Real Estate Star adalah perusahaan yang besar atau kecil?”

Setiawan berkata :

“Tuan Patrick, Perusahaan Real Estate Star hanyalah perusahaan menengah, properti komersialnya hanya ada beberapa saja.”

Patrick berkata ‘Oh’ : “Dan aku masih berencana untuk berteman dengannya, sudahlah lupakan saja.”

Setiawan tersenyum dan berkata :

“Sebenarnya tidak ada salahnya berteman, meskipun mereka hanya perusahaan kecil, tapi orang-orang yang mereka kenal, pasti ada yang berbisnis besar. Kita berbisnis begini, bukan hanya untuk berteman, dan juga untuk memperluas jaringan kita sendiri.”

Patrick mengangguk, dan berkata : “Masuk akal, jika ada kesempatan aku akan mengenalnya lebih dekat lagi.”

Bastian yang duduk di samping Setiawan tiba-tiba bertanya :

“Manajer Setiawan, apakah ada kabar tentang keberadaan istriku?”

Setiawan terdiam sejenak, dan berkata dengan sedikit sungkan :

“Tuan muda, masih belum ada, aku telah mengirimkan orang untuk mencari kabar tentang istrimu, tapi masih belum ada hasil.”

“Aku pikir mungkin istrimu sudah pergi dari Kota Tajo, atau dia tidak berbisnis di Kota Tajo. Kemungkinan dia bekerja di Kota Tajo, dan bekerja di perusahaan lain.”

Setelah Bastian mendengar kata itu, dia menghela napas dengan berat, dan juga tidak terus bertanya lagi.

Lautan luas penuh dengan orang-orang, dan ingin mencari satu saja bukan hal yang mudah.

Tidak lama kemudian, mereka sudah sampai di kantor lelang terbesar di Kota Tajo.

Bastian dan orangnya terbilang tiba begitu awal, dia berencana untuk bertemu sebentar dengan levis manajer umum kantor lelang.

Di kantor lelang pasti akan ada sedikit kecurangan , misalnya orang-orang di kantor lelang untuk menghasilkan uang yang lebih banyak di kantor lelang, mereka akan mengatur beberapa orang dalam sebagai penawar, sengaja menaikkan harga di pelelangan, dan berteriak dengan harga yang semakin tinggi. Dengan pelelangan seperti ini, pada akhirnya harga awal terendah akhirnya akan dilelang dengan harga yang relatif tinggi.

Dengan begini, kantor lelang akan menghasilkan lebih banyak keuntungan.

Meskipun Bastian tidak ingin mengandalkan sumber daya Keluarga Yue, tetapi dia juga tidak ingin menghabiskan lebih banyak uang dengan sia-sia. Pergi mencari Levis untuk berbicara terlebih dahulu, dan ketika pada saat giliran dia menawar, dia berharap agar orang dalam kantor lelang tidak menaikkan harga sewenang-wenang.

Agar tidak mengganggu orang lain, Bastian dan Patrick langsung pergi ke kantor manajer umum kantor lelang.

Ketika pintunya terbuka, seorang pria paruh baya yang mengenakan kacamata berbingkai emas tiba-tiba membeku.

Dia menatap Bastian dengan kaget, dan suaranya bergetar :

“Tuan......Tuan Muda !”

“Kenapa kamu ada di sini?”

Novel Terkait

Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu