Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 126 Yeni Ditipu

Makan siang kali ini menghabiskan sekitar beberapa ratus ribu rupiah, Bastian hendak pergi membayarnya, tapi Langkahnya telah dihentikan oleh Susanti.

Makan siang kali ini Susanti yang harus mentraktirnya, apalagi setelah dia mendapatkan bonusnya sebesar tujuh puluh juta lebih, maka Bastian juga tidak menghentikan niatnya.

“Wah…saat ini kamu telah menjadi nyonya kaya, bonus sebanyak itu pasti sudah cukup untuk kamu habiskan.”

Bastian mulai menggoda Susanti di sepanjang jalan pulang ke kantor.

Susanti menghela nafasnya, dan berkata :

“Aku hanya menyisakan enam juta rupiah untuk diriku, sisanya aku kirim semua ke rumah. Kondisi Ayahku tidak membaik, maka tidak ada pemasukan di rumah, sedangkan adikku, dia masih kuliah.”

“Tapi, ini sudah jauh lebih baik dari sebelumnya, setidaknya aku bisa membeli banyak baju yang bagus untukku, dan juga kenaikan gaji yang lumayan.”

Bastian semakin terkesan dengan Susanti setelah mendengar semua yang dikatakannya, bahkan semakin mengaguminya.

“Bekerjalah dengan giat, kelak kamu pasti akan mendapatkan setumpuk prestasi!”

Bastian menghiburnya sambil mengantar dia kembali ke kantor, setelah Susanti masuk ke dalam lift, dia pun membalik badan dan masuk ke lift lain.

Lift hanya sampai di lantai 25, dan ruangan kantor Patrick juga berada di lantai 25. Setelah Bastian keluar dari dalam lift, dia segera melangkah ke lantai atas.

Ruang kantornya berada satu tingkat di atasnya, umumnya selain Patrick, ada juga Setiawan dan beberapa petinggi yang biasa naik ke atas untuk melaporkan kerjaan padanya.

Dan pada saat ini, di sebuah ruangan kantor yang begitu luas terlihat Bastian tengah berdiri di depan jendela menghadap ke luar, raut wajah Bastian terlihat suram.

“Yeni, di mana kamu sekarang, apa kamu baik-baik saja……”

Dan saat ini Bastian mengeluarkan ponselnya, dia kembali menelpon nomor Yeni yang sedang berada di Kota Cumarun.

Namun, nada yang keluar masih saja sama, tidak aktif.

……

Kota Tajo total memiliki enam area, dan Perusahaan Ninetop ini berada di area Distrik Sriwijaya.

Dan saat ini, Yeni juga berada di Kota Tajo, hanya saja dia tidak berada di Distrik Sriwijaya, dia berada di Distrik Pantura. Jarak antara Distrik Sriwijaya dan Distrik Pantura tidak terlalu jauh, dengan menggunakan kereta bawah tanah, mereka hanya perlu ditempuh dengan waktu kurang dari 30 menit saja.

“Tuan Kim, aku Yeni yang waktu ini menghubungimu, apakah tokomu ini sudah terjual?”

Yeni sedang membahas jual beli dengan dua orang pemuda di sebuah toko seluas 40 meter persegi.

Dia baru saja tiba di distrik ini. Sebelum dia meninggalkan Kota Cumarun, dia telah menjual perusahaan kecil miliknya, dan mendapatkan sekitar 800 juta rupiah.

Sejujurnya, perusahaan kecil seperti miliknya juga tidak begitu menghasilkan uang, ditambah lagi dengan harus memberi gaji kepada karyawan dan juga beban biaya air dan listrik, maka setiap bulan yang dia hasilkan hanya sekitar 60-80 juta rupiah saja.

Selain itu, tahun ini bisnis perusahaan sedang merosot, dan Yeni bahkan tidak menghasilkan apa-apa. Dan dengan terjualnya perusahaan senilai 800 juta, itu sudah cukup memuaskan.

Sebuah perusahaan tidak akan mudah untuk berkembang di kota besar seperti Kota Tajo ini, bahkan bisa dikatakan, membangun perusahaan merupakan hal yang sia-sia. Dan selain itu, Yeni tidak memiliki niat dan semangat untuk membuka sebuah perusahaan saat ini, dia hanya ingin membuka sebuah toko kecil dan berbisnis pakaian. Dan kelak bisnis ini berjalan, maka dia hanya perlu mencari seorang manajer toko untuk membantunya mengurus toko.

Maka saat itu, dia bisa dengan tenang melahirkan anaknya, dan juga memiliki pemasukan yang pasti untuk menghidupkan kehidupan ibu dan anak itu.

Dan toko yang saat ini hendak dibeli olehnya itu adalah toko yang waktu dekat ini dia kunjungi. Lokasi di daerah ini lumayan bagus, selain itu luas tokonya juga lumayan besar. Bahkan harga yang diminta oleh pihak penjual terbilang wajar, hanya seharga 780 juta rupiah saja.

Harga segitu untuk lokasi yang begitu strategis dan luas bangunan yang mencapai 40 meter persegi, sudah termasuk harga yang sangat murah.

“Oh, kamu Nona Yeni itu ya, ternyata Nona Yeni masih sangat muda!”

Pemilik toko itu juga terlihat muda, usianya sekitar 30 tahun. Dia juga terkejut melihat seorang pembeli yang begitu muda nan cantik

“Syukurlah!” Yeni sangat senang, dia takut toko yang begitu bagus ini akan segera dilirik orang lain, maka dari itu dengan buru-buru dia berkata : “Aku sudah menyiapkan uangnya, jika Tuan Kim bersedia menjualnya sekarang, maka kita bisa segera menandatangani kontrak penjualan, dan dana akan segera ditransfer ke rekeningmu.”

Melihat Yeni yang begitu royal, pemilik toko juga sangat senang, segera dia mengeluarkan sebuah kontrak yang sudah disiapkan. Setelah Yeni menandatangani kontrak penjualan tersebut, dia langsung mentransferkan dana tersebut di hadapan Tuan Kim.

“Aku baru pertama kali bertemu dengan seorang pembeli wanita yang begitu royal, aku berharap setelah toko pakaian Nona Yeni dibuka, rejeki lancar selalu!”

Ucap pemilik toko itu sambil berjabat tangan dengan Yeni, dan kontrak penjualan telah berhasil dilakukan.

“Mohon doa restunya Tuan Kim.” Kata Yeni sambil melirik seisi ruangan, dia melihat masih begitu banyak barang yang masih belum dipindahkan, sepertinya toko ini dulu menjual perabotan rumah.

Dia bertanya :

“Tuan Kim, aku berencana untuk segera membuka tokonya, apakah barang-barang ini……bisa secepatnya dipindahkan?”

Tuan Kim segera berkata :

“Aku sungguh minta maaf, aku akan segera membawa barang-barang ini, paling lambat besok. Nona Yeni, bagaimana jika aku minta dua hari lagi, aku janji semua akan beres di hari itu, dan lusa kamu sudah bisa mulai mendekorasi tokonya.”

Yeni pun menyetujui permintaan Tuan Kim, karena setelah dipikir-pikir, pemiliknya hanya butuh dua hari saja, dan dia juga tidak terburu-buru, setelah selesai berdiskusi dengan Tuan Kim, dia segera pergi membawa dokumen kontraknya.

Setelah Yeni meninggalkan tempat itu, seorang pemuda lain mendekati dan menepuk Pundak Tuan Kim, sambil tertawa dia berkata :

“Kakak sepupu, kamu sungguh hebat, sebuah toko telah kamu manfaatkan untuk menipu, dan telah menghasilkan uang sebanyak 2 miliar lebih, kamu sungguh berbakat!”

Pria itu tersenyum sinis mendengar perkataan itu, dan berkata :

“Orang zaman sekarang, kebanyakan adalah orang bodoh tapi berduit banyak.”

“Tapi, tetap berterima kasih dengan orang yang bernama Tuan Kim ini, jika bukan karena dia yang membuka toko ini, maka aku tidak akan bisa menghasilkan uang sebanyak 2 miliar ini.”

Ternyata pemilik toko ini bukan bernama Tuan Kim, dia juga bukan pemilik asli dari toko ini.

Kedua bersaudara ini adalah rentenir, dan pemilik toko ini adalah seorang karyawan berjabatan tinggi di sebuah perusahaan. Karena kalah judi, dia meminjam uang dengan rentenir ini, dan pada akhirnya dia tidak bisa membayarnya, dan hanya bisa mencuri uang perusahaan untuk membayarkan ke kedua bersaudara ini, bahkan mereka menggadai tokonya kepada mereka.

Namun, dia telah ditangkap karena telah mencuri uang perusahaan, sebelum surat pergadaian ini ditandatangani.

Kedua bersaudara ini sempat gelisah dengan hal ini, tapi pria yang baru saja melakukan tanda tangan kontrak dengan Yeni tiba-tiba memikirkan sebuah ide, yaitu menggunakan toko ini untuk menipu orang-orang. Mereka sengaja mematok harga rendah untuk menarik para pembeli, total sudah ada lima orang yang tertipu, dan Yeni adalah yang keenam.

Tak butuh lama, toko ini segera disegel, karena walau bagaimanapun toko ini masih atas nama orang tersebut, karena dia telah ditangkap, maka segala asetnya juga harus disegel.

Dengan kata lain, Yeni telah ditipu, dia telah ditipu sebanyak 780 juta rupiah. Dan dia tidak akan bisa mendapatkan toko ini, dia juga tidak bisa membawa kasus ini ke meja hukum, dan kontrak yang baru saja ditandatangani tidak berpengaruh sama sekali dalam hukum. Karena sesungguhnya pemilik dari toko ini bukan kedua saudara itu.

“Cepat perintahkan orang untuk mengambil uangnya, dan bersembunyilah selama beberapa hari. Untung saja kita sudah mempersiapkan ini dengan matang, bahkan kartu identitas dan juga nomor rekening bukan milik kita, maka dari itu, selama tidak terjadi hal lain, polisi akan kesusahan untuk melacak kita.”

“Tak bisa dipungkiri, aku begitu berbakat, haha!”

Pria itu tertawa bahagia layaknya menang togel, kemudian membawa pria lain pergi meninggalkan tempat ini.

Novel Terkait

Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu