Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 216 Aku Ingin Pulang Ke Kota Cumarun

Beberapa hari berlalu, Bastian dan Yeni keluar dari rumah sakit.

Karena mereka sudah baikan, Bastian tentu saja tidak akan membiarkan Yeni kembali ke rumah sewaan kecilnya. Rumahnya kecil, dan lingkungannya juga tidak bagus, Bastian pernah bersumpah bahwa dirinya tidak akan membiarkan Yeni menderita lagi.

Jadi dia langsung menjemput Yeni pulang ke rumah dia, dia juga tidak mau menggunakan barang-barang yang ada di rumah sewaannya. Bahkan untuk pakaian, Bastian juga berencana untuk menemani Yeni pergi membelikan pakaian yang baru dan paling bagus untuknya.

sepasang kakinya yang terus terluka dan terus masuk ke rumah sakit selama beberapa bulan, sekarang akhirnya dia bisa berjalan sendiri tanpa perlu duduk di kursi roda lagi. tetapi dia masih belum bisa berjalan terlalu cepat, atau melakukan olahraga berat, karena lukanya baru saja sembuh.

“Yeni, di sini akan menjadi rumahmu, kamu lihat-lihat dulu, apakah kamu puas?”

“Kalau kamu tidak suka, hari ini juga aku akan langsung pergi untuk ganti vila besar yang lain!”

Bastian membawa Yeni mengelilingi rumahnya dan bertanya sambil tersenyum.

Bagi Yeni, vila ini sudah merupakan rumah emas atau perak, yang ribuan kali lipat lebih baik jika dibandingkan dengan rumah sewaan tempat dia tinggal selama beberapa bulan.

“Tidak perlu, di sini sudah sangat bagus. Paling penting bukan rumahnya yang besar atau kecil.” Yeni memegang lengan Bastian dan berkata dengan malu-malu: “Selama ada kamu, di manapun adalah rumah.”

“Aku juga, selama ada kamu, di manapun adalah rumah!” Bastian memeluk Yeni dengan wajah penuh bahagia, dan berkata dengan girang.

Tepat di saat ini, tiba-tiba terdengar suara di lantai dua, mengagetkan Bastian dan Yeni sampai mengira rumahnya kemasukan maling.

Keduanya menoleh ke lantai dua dan melihat Thomas yang sedang membawa koper dan berdiri di lantai dua dengan wajah canggung kemudian berkata sambil tersenyum:

“Eh...... aku bukan berdiri di sini untuk mengintip kalian, aku masih tidak tahu kalian hari ini keluar dari rumah sakit.”

“Kalian lanjutkan, lanjutkan......”

Bastian tidak sabar untuk bertanya ketika melihatnya:

“Untuk apa kamu membawa kopermu, apakah kamu mau pergi?”

Thomas berkata:

“Aku berencana untuk pindah keluar, dulu di sini hanya ada kamu sendiri, jadi tidak masalah jika aku juga tinggal di sini. Sekarang kalian berdua yang akan tinggal di sini, aku yang bohlam lampu kalau masih tinggal di sini rasanya terlalu canggung dan tidak nyaman.”

“Jadi lebih baik aku pindah keluar saja, aku akan memberikan ruang untuk kalian. Tapi kamu tenang saja, aku tidak akan meninggalkan kota Tajo, aku akan tinggal di manapun kamu berada, kakekku pernah mengatakan, jika aku berani pulang ke rumah maka dia akan mematahkan kakiku. Aku sekarang juga tidak bisa keluar negeri, hanya bisa tinggal di kota Tajo.”

Sebaliknya Bastian tidak berkata apa-apa saat mendengarnya, dia juga tidak mencegah Thomas untuk pergi. Dia dan Thomas adalah saudara yang akrab sedari kecil hingga dewasa, tentu saja tidak sungkan. Memang sebenarnya tidak akan nyaman jika Thomas masih tinggal di sini, akan terlalu memalukan jika Thomas tiba-tiba muncul saat dirinya dan Yeni bermesraan di dalam rumah.

“Tidak perlu pindah keluar, aku tidak merasa tidak nyaman.....”

Sebaliknya Yeni merasa tidak enak untuk mengusir Thomas, dia menahannya dan berkata.

Thomas membawa kopernya turun dari lantai dua, dia berkata sambil tersenyum:

“Nona Yeni, kamu tidak perlu sungkan denganku, aku selalu sendirian dan masih suka kebebasan.”

“Kamu bisa tinggal di sini bersama Bastian dengan tenang, tidak ada orang yang akan mengganggu kalian.”

Muka Yeni memerah: “Baiklah kalau begitu......”

Bastian menepuk bahu Thomas dan berkata:

“Sungguh tidak ramah, aku baru saja meninggalkan rumah sakit, dan tidak ada waktu untuk menemanimu pergi melihat rumah.”

“Apakah sudah menemukan rumahnya, di mana? Beritahu aku kalau kamu butuh uang.”

Thomas berkata sambil tersenyum:

“Tenang saja, mana mungkin aku tidak punya uang untuk digunakan, aku barusan ambil satu kartu bank dari dalam kamarmu.”

“Uang yang ada di dalam kartu Tuan muda keluarga Yue pasti sangat banyak, sekarang menjadi milikku.”

“Apa, kamu......” Bastian tiba-tiba tertegun saat mendengarnya, dia berkata sambil tersenyum: “Tidak ada gunanya kamu mengambil kartuku secara terang-terangan, apakah kamu tahu PIN kartunya?”

Thomas juga tertegun dan berkata:

“Makanya aku mengambil kartu kredit platinum kamu yang dari bank keluarga Yue, untuk apa memerlukan kata sandi jika melihat kartu.”

“Kalau begitu aku pergi tarik uang dulu, Ha ha!”

Thomas segera mengangkat kopernya dan berlari menjauh.

“Ya ampun, kamu tak tahu malu!”

Raut wajah Bastian berubah dan berlari mengejarnya, Thomas menoleh dan berkata sambil tertawa:

“Ayo kejar aku, jangan lupa kaki kamu baru saja sembuh, kalau kamu masuk ke rumah sakit lagi, maka setengah dari sisa hidupmu hanya bisa duduk di kursi roda!”

Bastian terdiam di tempatnya, dengan marah menatap punggung Thomas yang berlari hingga akhirnya menghilang di balik vila. Dia hanya bisa membiarkannya pergi.

“Sudahlah, jangan dikejar lagi, sebenarnya Thomas ada hubungan apa denganmu?”

Yeni membantu Bastian untuk duduk dan dirinya tidak sabar untuk bertanya.

Bastian berkata sambil tersenyum.

“Kakek dia adalah pengawal pribadi kakekku, kami berdua tumbuh bersama dari kecil, meskipun kami bukan kakak adik kandung, tapi kami sudah saling menganggap sebagai kakak dan adik.”

Yeni menganggukkan kepalanya sambil berpikir:

“Tidak heran, aku bisa melihat bahwa hubungan kalian sangat baik.”

Sembari berkata, dengan agak canggung dia bertanya:

“Oh iya Bastian, uangku yang 600an juta yang ditipu orang lain, apakah polisi membantuku mendapatkan kembali uangku?”

Bastian mendesah ketika mendengarnya:

“Tidak ada, orang yang menipu uangmu sudah dihukum. Meskipun dia menyerahkan uangnya, hukumannya tidak akan berkurang, jadi bagaimanapun juga dia tidak akan menyerahkan uang yang telah dia tipu.”

Mendengar perkataaannya, suasana hati Yeni tiba-tiba merasa sedih, uang itu adalah uangnya setelah menjual perusahaan.

“Biarkan saja uangnya tidak ditemukan kembali, lagian sudah lama berlalu.” Bastian melihatnya dan mengusap wajah kecilnya untuk menghiburnya: “Sekarang kamu adalah nyonya Yue, dan apakah aku terlihat seperti orang yang kekurangan uang?”

“Bukankah ada sebuah pepatah yang mengatakan agar menyuruhku untuk menghasilkan uang untuk menghidupi keluarga, dan kamu hanya bertanggung jawab untuk merawat kecantikanmu seperti bunga. Aku pasti akan memberikan yang terbaik untukmu, membuatmu menjadi wanita paling bahagia di dunia.”

Wajah Yeni memerah perlahan ketika mendengarnya, dan berkata:

“Tidak tahu malu, aku sekarang masih bukan nyonyamu......”

Bastian marah dengan iseng:

“Kenapa bukan, siapa yang berani mengatakan bahwa kamu bukan nyonyaku, maka aku akan menghabisinya.”

Berkata demikian, dia dan Yeni bercanda di sofa.

Kali ini, dia benar-benar telah bersama Yeni dengan terus terang. Tidak perlu mewaspadai siapapun, dan terlebih lagi dia tidak perlu menutupinya dari Adelia dan sembunyi-sembunyi.

Tubuh Yeni di gelitik oleh Bastian, sehingga dia tertawa sangat keras hingga kehabisan nafas. Akhirnya, dia menyerah dan berkata:

“Sudah sudah, kamu jangan bercanda lagi, aku salah, oke.”

Dia memeluk Bastian dengan erat dan berkata lagi:

“Aku sedikit merindukan keluargaku, aku ingin pulang ke kota Cumarun untuk bertemu orang tuaku, sekalian membawamu untuk pergi bertemu dengan mereka.”

Bastian bangkit saat mendengarnya dan berkata:

“Boleh! Aku juga ingin mengunjungi bibi dan paman, memperlihatkan calon menantu kepada orangtuamu, He he!”

Yeni tersipu malu dan berkata:

“Keluarga kami juga keluarga sarjana, ayahku dulu adalah seorang guru di sekolah, dan ibuku adalah putri dari keluarga besar. Mungkin mereka sedikit tegas, tidak terlalu menyukai pemuda yang sombong. Kamu sama sekali jangan menunjukkan dirimu sangat kaya di hadapan orang tuaku.”

Bastian tersenyum dan berkata:

“Tenang saja, kamu kan sudah memahami aku, aku janji tidak akan mempermalukan kamu.”

“Tapi sekarang kamu masih belum bisa pulang, setidaknya selama beberapa hari lagi.”

Yeni tidak mengerti dan bertanya: “Kenapa?”

Bastian mengusap wajahnya dan berkata:

“Menurutmu, badanmu sekarang masih sangat lemah dan wajahmu sangat pucat.”

“Kalau aku membawamu pulang sekarang, bisa-bisa orangtuamu mengira aku telah menganiaya kamu.”

Novel Terkait

Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu