Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 151 Aku Temanimu Mencari

“Susanti, turunlah cepat makan, aku membuatkan sarapan pagi.”

Melihat Susanti turun, dengan menahan rasa canggung Bastian mengajak Susanti ke ruang makan dan meletakkan sarapan di depannya.

“terima....terima kasih......”

Tubuh Susanti mengeras, tida berani mengangkat kepala dan sangat canggung.

“bagaimana, enak tidak?”

Tanya Bastian, itu Sandwich yang dibuatnya sendiri.

“enak, lebih enak dari yang di luar......”

Suara Susanti sangat lembut.

“he he, baguslah, makanlah lebih banyak.” Wajah Bastian memerah, tidak peduli apa yang dipikirkan, ia harus meminta maaf kepada Susanti. Kalau tidak kedepannya akan lebih canggung lagi, lalu memandang Susanti berkata:

“Susanti, barusan......aku tidak sengaja.”

Belum selesai berbicara, Susanti langsung mengangkat tangan untuk memotongnya:

“jangan katakan lagi, tiiii....tidak apa-apa, aku tahu kamu tidak sengaja.”

“tidak apa-apa....”

Bastian merasa lega, tetapi suasana di ruang makan sulit diungkapkan dengan kata-kata.

Tak lama kemudian, Susanti tidak bisa menahannya lagi, lalu bertanya:

“Kak, kamu masih merindukan pacarmu?”

“kamu tidak pernah memberitahuku tentang hubunganmu dengan pacarmu, bisakah kamu memberitahuku tentang itu sekarang?”

Bastian memikirkannya, sekarang hubungannya dengan Susanti begitu baik, tidak masalah untuk memberitahunya.

“ini yah, Ceritanya panjang.” Bastian menghela nafas: “ belum lama aku datang ke kota Tajo, aku selalu mencari keberadaannya, dia juga berada di kota Tajo, tapi aku belum pernah mendengar kabarnya.”

Susanti mendengar ini tiba-tiba menjadi suram. Bastian masih mencari pacarnya, apakah dia masih berencana untuk kembali dengan pacarnya?

“begitu ya....”hatinya sedikit kecewa dan bertanya: “ mengapa kalian berpisah?”

Bastian tidak enak menceritakan semua kejadiannya, hanya berkata :

“Pada awalnya, aku dan pacarku bertemu di kota Cumarun, namun sesuatu hal terjadi lalu dia pergi sendiri agar tidak membuatku terbebani. Aku meminta bantuan ayahku untuk mencari keberadaannya, dan baru tahu dia datang ke kota Cumarun

“saat dia pergi, dalam perutnya juga mengandung anakku....”

Bicara sampai disini, Bastian tidak bisa menahannya dan merasa bersalah.

Hari demi hari telah lewat, aku tidak tahu bagaimana Yeni Sekarang.

Ketika Susanti mendengar kalimat terakhir, garpu di tangannya jatuh di atas meja.

Dia dibuat terkejut oleh Bastian :

“Pacarmu dia......Hamil? lalu mengapa dia pergi, apakah dia berencana untuk membunuh anak itu kah?

Bastian mengerutkan alis dan hatinya mulai gelisah:

“aku tidak tahu, tapi aku merasa dia tidak akan membunuhnya. Makanya aku terus mencari, tidak peduli dia mau atau tidak anak itu, aku harus bertanggung jawab mengajaknya pulang dan merawatnya.”

“hanya saja aku sudah mencarinya begitu lama, tidak ada kabar sedikitpun!”

Sambil berkata Bastian langsung memukul meja, dia sungguh sangat khawatir.

Susanti tertegun sejenak, matanya mulai memerah, hatinya tercerai berai.

Awalnya dia mengira Bastian bisa menyukainya, mengadakan pesta ulang tahun yang begitu megah untuknya. Sekarang sepertinya Bastian benar-benar hanya meperlakukan dia sebagai adik perempuannya.

Saat itu juga dibuat terharu oleh cerita antara Bastian dan Yeni, dia berkata:

“kakak ipar benar-benar wanita baik, seorang diri menderita dan pergi secara diam-diam. Jika aku jadi dia, aku pasti tidak akan memiliki keberanian seperti itu, dia pasti sangat kuat dan berani.”

Mata Bastian juga memerah, menghela nafas dan berkata:

“Yeni juga seorang wanita tidak peduli sekuat apa dia, aku seharusnya bisa lebih tegas menangani masalah yang berantakkan waktu itu, mungkin dengan begini dia tidak akan pergi. ”

Susanti melihat Bastian begitu tidak berdaya, mengulurkan tangan dan memegang tangannya, menghiburnya:

“tenang saja kak, kamu pasti akan menemukannya, aku temani kamu mencari dia.”

“aku pernah melihat foto kakak ipar diponselmu, jika aku bertemu dengannya, aku pasti akan menyarankannya untuk kembali.”

Bastian menetralkan emosinya, tersenyum lalu menyentuh kepala Susanti berkata:

“baik,cepat makan setalah ini aku akan mengantarmu ke perusahaan.”

……

Di sisi lain, Sarim yang sedang duduk di ruang tamu membaca koran.

Dia memiliki kebiasaan membaca harian ekonomi, pemberitaan hari ini melaporkan kematian pengusaha Chakra dan Jadrian di kota Tajo. Apa yang dikatakan di koran sangat implisit, tidak mengatakan bahwa mereka terbunuh, hanya terjadi kecelakaan.

Tapi orang-orang tahu jelas bahwa Chakra dan Jardian mereka adalah bajingan di kota Tajo. Sekalipun memiliki harta melebihi ratusan miliyar, tapi jual beli tidak dapat dipisahkan dari pembunuhan.

“Ya Tuhan, ternyata Chakra sudah mati.....”

Wajah Sarim berubah drastis, dia dibuat terkejut oleh berita di koran.

Dan pada saat ini, Yeni keluar dari dapur mengenakan celemek menyapa dengan tersenyum:

“Sarim, Makan.”

Sarim cepat-cepat meletakkan koran, ke dapur untuk membantu, membawa makanan yang telah disiapkan oleh Yeni ke ruang tamu.

Rumah yang di sewa Yeni terlalu kecil, tidak ada ruang makan, hanya makan di ruang tamu.

“Yeni, kamu baru keluar dari rumah sakit masih begitu lelah, aku kan sudah bilang sudah makan di luar baru pulang.” Sarim berkata dengan celaan.

Yeni tersenyum dan menjulurkan lidah berkata:

“tidak apa-apa, aku sudah membaik.

“kamu telah merawatku di rumah sakit selama berhari-hari, aku pasti harus memasak sendiri untuk berterima kasih.”

Belakangan ini Yeni dirawat di rumah sakit, dan Sarim lah yang merawatnya tak peduli pagi ataupun malam hari.

“terima kasih apa, kamu adalah karyawanku, dan aku ini Bos harus melaksanakan tugasnya.”

Sarim tersenyum, meskipun begitu, dia adalah seorang manager umum di sebuah perusahaan, seorang tuan muda, merawat seorang wanita hamil di rumah sakit. Apakah hubungan ini hanya sebatas hubungan antara bos dan karyawan kah?

Sarim juga berpikiran seperti ini, tapi dia tidak menyadari bahwa dia melindungi Yeni sepanjang waktu dan selalu menjaga serta merawat Yeni.

Dalam benaknya, dia telah tertarik dengan kemurahan hati dan kelembutan Yeni. Dia ingin melindungi Yeni. Meskipun Yeni memiliki anak dari orang lain di perutnya, dia tetap ingin merawatnya. Bahkan masalah di perusahaan pun diabaikan. Pagi malam berada di rumah sakit.

“belakangan ini terima kasih banyak ya, jika bukan karena kamu, anak di perutku mungkin tidak bisa bertahan hidup," ucap Yeni penuh syukur.

Aku minta maaf telah menunda perkerjaanmu.

Sarim melambaikan tangan dan berkata: “apa-apaan, begitu banyak eksekutif di perusahaan, mungkinkah mereka tidak akan bekerja tanpaku?”

Tiba-tiba Yeni terpikir sesuatu hal, bertanya:

“oh ya, ketika kamu mengantarku ke rumah sakit saat itu kamu bilang kamu akan pergi ke Acara Lelang, lancar tidak?”

Berbicara tentang ini, Sarim sangat bersemangat, dia berkata dengan penuh semangat:

“sangat lancar, aku belum pernah ke Acara Lelang, takut ditipu orang. Untunglah aku bertemu dengan seorang petinggi, dengan bantuannya, aku berhasil membeli properti yang sangat bagus di daerah perkotaan.”

Mendengar hal ini Yeni juga ikut senang, berkata:

“itu bagus, apakah petinggi ini juga pergi ke Acara perlelangan?”

Sarim mengangguk kepala:

Tapi dia jauh lebih baik daripada aku, dia adalah Direktur dari perusahaan Ninetop, perusahaan mereka adalah salah satu dari 100 perusahaan teratas di kota Tajo.”

“Direktur itu kira-kira seumur denganku, tapi aku merasa dia lebih hebat daripada ayahku.”

Yeni tidak bisa menahan tawa ketika dia melihat Sarim begitu rendah hati:

“Kamu juga tidak buruk, aku percaya prestasi di masa depan tidak akan lebih rendah dari Direktur itu.”

Sarim menggaruk kepala dengan malu berkata:

“kalau begitu pinjam kata-kata baikmu.”

“oh ya, nanti aku akan mengantarmu ke Distrik Sriwijaya di Divisi Penjualan, lain kali kamu berada di bagian personalia saja.”

“tidak perlu pergi divisi penjualan apa lagi, begini tidak baik buat anak di dalam perutmu.”

Melihat Sarim sangat peduli dengan dirinya, Yeni tiba-tiba merasa kesambet, seolah-olah duduk di seberangnya bukan Sarim, tetapi Bastian .

“Terima Kasih....”

Novel Terkait

Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu