Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 157 Mengajak Yeni Untuk Bertemu

“Akan aku jelaskan, jika aku menjelaskannya padamu, apakah kamu akan melepaskanku?”

Berada di bawah tatapan Bastian yang mengintimidasi, Genta pun pada akhirnya tidak mampu untuk menahan tekanan yang diberikan oleh Bastian kepadanya, sepasang penampilannya menunjukkan kejujuran saat menjelaskan.

Bastian menatapnya dan berkata:

“Aku hanya ingin mengetahui keberadaan pacarku, dan aku tidak tertarik untuk merenggut nyawamu.”

Genta yang mendengarkan perkataannya kemudian berkata dengan tampang menyedihkan:

“Tetapi aku benar-benar tidak tahu di mana keberadaan pacarmu, aku adalah seorang penipu, bagaimana caranya aku bisa mengetahui di mana keberadaannya?”

“Awalnya kami menghubungi lewat ponsel, setelah aku menipu dia, aku segera kabur dan bersembunyi di sini. Satu-satunya cara yang aku tahu supaya dapat menghubunginya yaitu nomor telepon yang saat itu kami gunakan untuk saling menghubungi.

Bastian mengerutkan keningnya dan berkata:

“Berapa nomor teleponnya, beri tahu aku!”

Genta berpikir lama kemudian mengatakan:

“Aku takut dilacak oleh polisi jadi aku sudah membuang ponsel itu, tapi aku sudah mencatat semua rincian kontak para korban yang pernah aku tipu.”

“Saat itu aku khawatir akan menjadi bingung, jadi aku mencatat rincian kontak satu persatu menggunakan buku catatanku, dan buku catatan itu sekarang ada di laci kamar tidurku.”

Bastian mendengarkan perkataannya kemudian berkata: “Ambil bukumu dan tunjukkan padaku.”

Genta merasakan kesakitan di badan hingga berkeringat dingin, dia berkata:

“Buku itu ada di laci kamar tidurku, kakiku sudah di tusuk oleh kamu sampai seperti ini, lebih baik kamu masuk dan ambil sendiri.”

Bastian bangkit berdiri dari posisinya, dia memasukkan sepasang tangannya kedalam saku celananya, kemudian dia menyengir dan berkata:

“Berpikir untuk kabur? Jangankan kakimu luka, kakimu putus pun, aku akan tetap menyuruhmu untuk mengambilkan buku itu untukku!”

Dia menyelesaikan perkataannya kemudian mengulurkan tangan kanannya dan menampar pipi Genta.

Genta dipukul oleh Bastian hingga merangkak masuk ke dalam kamar tidurnya, dia juga termasuk orang yang kejam, sebelumya, ketika dia memberikan pinjaman dengan riba tinggi kepada orang lain, dia juga tidak lupa bertindak sebagai seorang preman. Di pandangan para peminjam uang, Genta adalah iblis.

Tetapi menurut pandangannya saat ini, Bastian adalah iblis, bahkan lebih kejam daripada iblis.

Genta akhirnya menemukan buku catatan di dalam kamar tidurnya, dia membuka lembaran buku yang mencantumkan nomor telepon Yeni kemudian menyerahkan buku itu kepada Bastian.

Tangan Bastian gemetar saat menerima bukunya, dia sudah berada di Kota Tajo selama 2 bulan semenjak kedatangannya, dan mencari-cari keberadaan Yeni selama 2 bulan penuh, hingga pada akhirnya dia mendapatkan sebuah petunjuk!

Itu adalah nomor telepon Yeni yang baru, ketika Bastian mengeluarkan ponselnya dan berencana untuk menghubungi nomor telepon Yeni, tetapi saat dia sudah memasukkan semua digit nomor telepon, namun malah tidak melakukan panggilan.

Alasan mengapa Yeni saat itu meninggalkan kota Cumarun dengan terburu-buru adalah tidak ingin bertemu dengannya lagi, tidak ingin melibatkannya lagi. Jika dia sekarang menghubungi teleponnya, bukankah pada akhirnya hasilnya akan sama? Jika Yeni mengetahui dia yang meneleponnya, mungkin saja dia akan langsung memutuskan sambungan teleponnya, dan saat itu juga akan lebih sulit untuk menemukan Yeni lagi.

Setelah berulang kali dia memikirkannya, Bastian menyalin nomor teleponnya, kemudian mengembalikan buku itu kepada Genta, dan dia berkata:

“Gunakan ponselmu untuk menghubungi telepon dia, beri tahu dia bahwa kamu ingin mengembalikan uangnya, dan ajak dia untuk bertemu.”

Genta memasang wajah terpaksa sembari menatapnya: “Ha?”

Bastian menatapnya dengan tatapan dingin kemudian memarahinya:

“Kamu Ha lagi, aku pukul!”

Sekujur badan Genta gemetaran, dia dengan cepat mengeluarkan ponselnya dan menghubungi telepon Yeni.

......

Yeni yang saat ini tengah beristirahat di rumahnya, tiba-tiba ponselnya berdering tanda panggilan masuk:

Dia meraih ponselnya dan melihat nomor panggilan yang asing di layar ponselnya.

“Halo, ini siapa?” tanyanya.

“Apakah....... apakah ini Yeni, aku adalah orang yang menipu uangmu saat itu.” Terdengar nada suara yang gemetar dari Genta di ujung telepon.

Yeni yang mendengarkan suara di balik telepon, dia tiba-tiba bangkit dan duduk di atas kasurnya, wajahnya tercengang:

“Kamu!”

“Kamu bajingan, kamu sudah menipu uangku! Itu semua adalah uangku, kembalikan uangku!”

Yeni memekik dengan impulsif, jika bukan karena uang 780 juta nya ditipu oleh orang, maka dia tidak perlu bersusah payah untuk bekerja dengan perut yang sedang mengandung.

“Aku akan mengembalikannya padamu, sekarang juga!” kata Genta dengan tergesa-gesa: “ Tapi kamu jangan lapor polisi, aku akan memberi sebuah alamat padamu, kamu harus segera datang kemari. 780 juta, aku akan mengembalikan uang itu padamu tanpa kekurangan sepeserpun!”

Genta menyelesaikan perkataannya dan langsung memutuskan sambungan teleponnya.

Yeni yang tertegun di atas kasurnya, kemudian baru bereaksi mengapa orang yang menipu uangnya bisa tiba-tiba menghubungi teleponnya serta ingin mengembalikan uangnya?

Ini terlalu aneh!

Bagaimanapun, orang itu sudah menghubunginya, dia pasti akan mendapatkan kembali uangnya. Tetapi Yeni juga tidak bodoh, dia tidak akan menghadapi marabahaya sendirian, dia berpikir, hanya Sarim yang dapat dihubungi pada saat-saat seperti ini, kemudian dia menghubungi telepon Sarim.

Setelah waktu berlalu sekitar 15 menit, mobil Sarim berhenti di lantai bawah, dan Yeni menaiki mobilnya.

“Yeni, ini benar-benar kelewat aneh, waktu sudah berlalu 2 bulan lamanya sejak dia menipu uangmu. Mengapa dia bisa mendadak berpikiran untuk meneleponmu serta mengembalikan uangmu, pasti ada sesuatu.”

“Aku merasa lebih baik jangan pergi, bagaimana jika ada bahaya?”

Setelah menaiki mobil, Sarim mengerutkan keningnya dan membujuknya.

Sambil menangis, Yeni berkata:

“Itu semua adalah uangku, sisa uangku setelah menjual perusahaan. Aku tidak bisa tanpa uang itu, aku tidak ingin anakku menderita setelah lahir, Sarim, kamu harus membawaku ke sana!”

“Yeni, begini saja, aku akan memberimu uang 780 juta. Kamu jangan bertemu dengannya, ini sangat berbahaya.”

“Kamu sedang mengandung seorang bayi, bagaimana jika terjadi sesuatu?”

Tentu saja Yeni tidak menginginkan uang Sarim, dia berkata dengan impulsif:

“Tidak, aku harus mendapatkan uangku kembali. Kalau kamu tidak mau mengantarku pergi, aku akan pergi sendiri!”

Dia berkata demikian dan hendak membuka pintu mobilnya dan turun.

“Jangan, aku akan mengantarmu, biarkan aku mengantarmu!” Sarim menyaksikan suasana hati Yeni yang impulsif, maka dia harus mengalah, dia segera mengatakan: “Tapi kita tidak bisa pergi berduaan saja, karena terlalu berbahaya. Begini saja, aku akan meminta 2 orang untuk berjalan di depan kita, meminta mereka untuk bertemu dengan orang itu dan mengambil kembali uangmu.”

“Jika orang itu bertemu dengan 2 orang pria, mereka pasti tidak akan macam-macam.”

Yeni menganggukkan kepalanya dan berkata dengan suara serak:

“Baiklah, terima kasih.”

Sarim menghela nafasnya dan dia segera menghubungi telepon manajer departemen perusahaannya.

“Halo, manajer Felix , cepat panggil Manajer Wawan dan tunggu aku di pintu keluar kota, aku punya tugas penting yang harus kalian berdua lakukan, benar, sekarang juga, setelah menyelesaikan tugas, aku akan mempromosikan kalian berdua!”

Sarim memutuskan sambungan telepon kemudian menyetir mobilnya pergi bersama dengan Yeni menuju pintu keluar kota.

Setelah menyetir selama setengah jam kemudian, Sarim akhirnya bertemu dengan kedua manajernya.

“Pak Sarim, Malam-malam begini, ada tugas apa?” kedua manajernya menjadi sedikit gugup melihat Sarim yang penuh misterius.

Penampilan mereka tampak menciut, sekilas tampak seperti orang yang bernyali kecil.

“Kalian berdua, nanti kalian akan pergi ke suatu tempat untuk membantuku mengambil uang tunai sebesar 780 juta, kalian harus segera pergi dari sana setelah mengambil uang itu.” Kata Sarim kepada mereka berdua.

Kedua orang melihat situasi tidak beres, sehingga mereka semakin gugup kemudian bertanya:

“Pak Sarim, sebenarnya masalah apa, apakah berbahaya?”

Sarim mengerutkan keningnya dan berkata:

“Apa yang perlu ditakutkan oleh pria dewasa seperti kalian berdua, kalian tetap berada di dalam mobil, jika ada bahaya segera pergi dari sana menggunakan mobil kalian, apakah mereka akan menyetir mobil lagi untuk mengejar kalian?”

Kedua orang itu semakin ketakutan setelah mendengarkan perkataannya.

Sarim berkata dengan tidak senang:

“Bagaimana, apakah kalian tidak ingin pergi?”

“Tidak lama lagi perusahaan Real Estat Star akan memperluas cabang, dan di sana masih kekurangan dua wakil manajer. Terserah kalian mau pergi atau tidak, aku tidak akan memaksa kalian.”

Keduanya tampak ragu-ragu setelah mendengarkan perkataannya, mereka memang takut akan bahaya, tetapi mereka juga tidak bisa merelakan posisi wakil manajer.

Melalui banyak pertimbangan, tentu saja posisi sebagai wakil manajer yang lebih menggoda.

“Pak Sarim, kami pergi!”

Sarim tersenyum:

“Baiklah, ayo naik mobil, aku akan menyusul kalian dari belakang.”

Selesai Sarim berkata demikian, dia dan Yeni memasuki mobil. 2 unit mobil yang berkendara satu baris di depan dan belakang menuju ke tempat yang ditunjukkan oleh Bastian.

Novel Terkait

A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu