Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 73 Aku Tidak Ingin Meninggalkanmu

Pertanyaan Yeni yang tiba-tiba, entah tidak sengaja atau hanya bercanda, lagipula hal itu membuat Bastian yang awalnya takut seketika menjadi gugup.

“Puft!”

Yeni tiba-tiba tertawa dan berkata.

“Bastian kita adalah orang yang sangat setia. Bagaimana mungkin menyembunyikan wanita di dalam rumah? Jangan-jangan kamu menyembunyikan Adelia di rumahmu?”

Awalnya Bastian bisa menjadi lebih santai, tiba-tiba Yeni mengejutkannya lagi, sehingga ia tidak bisa bernafas.

Karena merasa bersalah, jadi merasa takut. Karena merasa takut, jadi merasa gugup. Untuk pertanyaan yang diberikan Yeni, jawaban yang sebenarnya adalah iya. Bastian sungguh menyembunyikan wanita di dalam rumah, apalagi wanita itu adalah Adelia.

“Jangan asal bicara.” Bastian berkata, “Aku memang ada menyembunyikan seseorang. Aku menyembunyikan dirimu yang bandel.”

Hubungan mereka berdua sudah tiba di tahap sepasang kekasih.

Mendnegar ucapan ini, Yeni tersneyum pahit dan berkata.

“Kamu berkencan denganku, karena kegairahan, atau karena kamu sungguh menyukaiku?”

Pertanyaan ini tidak membuat Bastian gugup, tapi membuatnya bingung.

Apakah demi kegairahan? Kalau harus dibicarakan, Adelia adalah cinta pertama Bastian. Tapi menikah dengan Adelia selama dua tahun, mereka berdua memang tidak pernah tidur di kamar yang sama, apalagi berhubungan intim. Bastian memang bisa merasakan kegairahan saat bersama Yeni, apalagi dirinya mulai menyukai sifat Yeni yang terbuka.

Apakah karena menyukai Yeni? Bastian tidak tahu suka atau tidak. Mungkin Yeni memberikan kesan baik dan pintar untuk Bastian. Apalagi ia juga tidak pernah menolak untuk bersama dengan Yeni. Mungkin ia juga suka, tapi tidak sedalam rasa suka kepada Adelia.

Untung saja EQ Bastian cukup tinggi, ia tahu ia tidak boleh ragu saat ini. Ia dengan langsung membalas.

“Tentu karena aku menyukaimu. Kamu jangan asal berbicara. Jika kamu tidak merasa aman, tunggu selesai sibuk beberapa hari ini, aku akan menemanimu.”

Mendengar ini, entah apa yang dikatakan Bastian benar atau tidak, ia menganggap semua itu benar.

“” “Baik!”

Ia tersenyum puas dan mulai mengejapkan mata, lalu tidur dalam pelukan Bastian.

......

Tak terasa dua tiga hari berlalu.

Pagi ini, Bastian bangun lebih pagi dari Adelia, lalu pergi ke dapur memasak sarapan terlebih dahulu.

Saat ia sudah selesai masak sarapan dan kebetulan ingin pergi membangunkan Adelia, tiba-tiba ia menemukan Adelia menarik koper kecil dan berdiri di ruang tamu dengan canggung.

Bastian terdiam dan langsung bertanya.

“Apakah kamu mau pergi?”

Sepasang mata Adelia memerah, seperti baru saja menangis. Tapi ia terus memaksa diri untuk tersenyum dan berkata kepada Bastian.

“Iya. Aku sudah merepotkan dirimu berhari-hari disini. Aku juga harus pergi.”

Detik itu, hati Bastian tiba-tiba merasa sangat kosong, seperti kehilangan sesuatu barang yang penting.

Rasa kecewa dan tidak rela membuat ia susah bernafas. Hubungan ia dan Adelia sekarang, tidak memperbolehkan dirinya mengatakan kata-kata untuk menahan kepergian Adelia.

Ia hanya bisa tersenyum kaku dan menggelengkan kepalanya.

“Tidak merepotkan kok. Kamu sudah seharusnya kembali untuk mengurus perusahaanmu.”

Adelia menahan rasa tidak rela dan berkata kepada Bastian dengan tulus.

“Terima kasih, Bastian.”

“Terima kasih telah membawaku pergi begitu saja. Terima kasih telah memberikan bantuan di saat aku tak berdaya. Aku akan selalu mengingat kebaikanmu. Jika boleh, aku berharap kita bisa menjadi teman. Aku ingin melihatmu hingga hari dimana kamu hidup berbahagia.”

Bastian menahan untuk menangis, lalu tertawa kencang untuk menyembunyikan rasa sedihnya. Ia berkata.

“Kamu juga. Kita berdua harus hidup berbahagia.”

“Tapi lebih baik kamu makan dulu sebelum pergi. Aku sudah selesai masak, setidaknya jangan biarkan diriku makan porsi dua orang.”

Mereka berdua kembali ke ruang makan dan mulai makan sarapan.

Meskipun Bastian hebat masak, tapi mereka berdua sama sekali tidak mengatakan apapun pada sarapan hari ini.

Satu ruang makan penuh dengan rasa kesedihan yang tidak mudah diucapkan.

Adelia tahu dirinya tidak boleh terus tinggal disini, begitupula dengan Bastian tahu dirinya tidak boleh menyuruh Adelia tetap tinggal.

Mereka berdua melahap sarapan ini dengan lambat, mungkin ingin menetap lebih lama dengan masing-masing. Mau menetap satu jam, satu menit, juga cukup bagi mereka.

Tapi sarapan tidak mungkin berlangsung selama dua tiga jam. Setelah selesai mencuci piring, Bastian harus mengantar kepergian Adelia.

Tiba di depan pintu, Adelia tidak membiarkan Bastian mengantarnya.

“Kamu pulanglah, Bastian. Aku bisa naik taksi menuju kantor kok. Kamu tidak perlu khawatir kepadaku. Aku tidak akan membiarkan Keluarga Liu menghinaku lagi.” ujar Adelia sedih.

Maupun ia ingin menahan air matanya, tapi wanita lebih berhati, hati mereka lebih lemah. Saat ini wajah Adelia telah dipenuh air mata, ia menoleh kepalanya, tidak ingin Bastian melihat dirinya sedang menangis.

Bastian juga berbalik badan. Ia berkata dengan gemetar.

“Baiklah. Aku tidak akan mengantarmu.”

“Hati -hati di jalan. Sekarang semuanya telah kembali membaik, jagalah dirimu.”

Bastian hanya terdengar Adelia berdehem pelan, lalu terdengar suara langkah kakinya yang semakin menjauh. Detik itu, Bastian hanya merasa hal terpenting dalam kehidupannya telah menjauh dari dirinya. Ia tahu kepergian Adelia kali ini, berarti tidak mudah bertemu lagi lain kali.

Kalaupun bisa, mereka hanya bertemu dengan status teman biasa. Lagipula ia sudah memiliki Yeni dan Adelia pasti akan memiliki pacar baru.

Ini adalah kedua kali Bastian merasakan sakit hati, hingga ia susah bernafas. Pertama kali adalah saat ia mengetahui Kakeknya dicelakai oleh seseorang dan yang ini adalah kali kedua.

“Adelia...”

Tanpa sadar, Bastian memanggil nama Adelia, lalu tubuhnya berbalik secara tidak terkontrol.

Ia terdiam di tempat, sambil menatap Adelia tak percaya. Saat Adelia juga meletakkan kopernya, lebih cepat berbalik badan dan menatap Bastian dengan wajahnya yang penuh air mata.

Ia mempercepat langkahnya dan berlari kearah Bastian, lalu masuk ke dalam pelukannya dan mulai menangis kencang.

“Aku tidak ingin pergi darimu! Bagaimana ini?”

Seketika Bastian seperti hidup kembali, lalu memeluk Adelia erat dan berkata.

“Aku juga!”

Mereka berdua saling berpelukan dengan erat di luar, seperti tidak ada siapapun yang bisa memisahkan mereka.

......

Sekarang sudah pukul dua tiga sore.

Di ruang tamu, Bastian duduk diatas sofa, kepala Adelia terletak diatas pahanya dan tertidur nyenyak.

Bastian tidak berani bergerak, takut membangunkan Adelia. Ia sangat menikmati rasa ini. Ia tahu hubungannya dengan Adelia sudah kembali membaik. Hubungan mereka berdua sekarang bahkan lebih baik dari sebelum mereka cerai. Tidak adanya tidak keseimbangan, tidak adanya tidak kehormatan.

Adanya saling mencintai dan menyayangi. Bastian tidak pernah sangka bahwa ia dan Adelia bisa seperti ini.

Sebenarnya Bastian sangatlah semangat, tapi ia juga bingung di saat yang sama. Kalau dulu, ia pasti akan langsung menikah lagi dengan Adelia. Tapi sekarang jika ia ingin menikah lagi dengan Adelian, bagaimana dengan Yeni?

Bastian akhirnya bisa memahami apa maksud kalimat ‘tidak bisa memiliki keduanya di saat yang sama’ yang sebenarnya.

Ia tidak berani jujur masalah antar ia dan Yeni kepada Adelia. Ia juga lebih tidak berani minta putus dengan Yeni.

“Apakah aku harus terus menyembunyikan ini semua....”

Bastian merasa pusing. Ia merasa jika ia sendiri terus berpikir, mungkin selamanya tidak akan pernah terpikir cara penyelesaian yang baik.

Setelah berpikir, akhirnya ia memutuskan memberitahu masalah ini kepada Patrick dan meminta saran dari Patrick.

Novel Terkait

Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu