Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 331 Kebengisan Bastian

“Bagaimana jika aku tidak menjaga sikapku?”

Sebuah kilatan melintas di matanya Bastian, dia sama sekali tidak takut.

Ketiga orang itu terkejut, dan di waktu yang bersamaan, mereka mengerutkan keningnya.

“Sepertinya kalian telah mengetahui identitasku, dan juga mengetahui persoalan mengenai pengusiranku di Keluarga Yue.”

Bastian tersenyum dingin, dan berkata :

“Benar, aku memang telah diusir dari Keluarga Yue, dan aku sekarang hanyalah seorang bos dari Perusahaan Ninetop. Dalam segala aspek dan aset yang ada, sama sekali tidak bisa menandingi ketiga senior yang ada di depanku. Dan bahkan lebih tidak bisa menyandingi para pengusaha yang sudah berakar dalam di Kota Tajo ini.”

“Tapi, aku Bastian bukanlah sebuah rumput lemah yang seenaknya diinjak-injak, juga bukan orang yang begitu mudah takut hanya dengan percobaan pembunuhan seperti itu. aku rasa kalian bertiga juga tahu bagaimana Cakhra mati, tak hanya dia sendiri yang mati, tapi semua saudaranya juga ikut mati, bahkan matinya dengan keji.”

“Itu semua ulahku!”

Ketiga orang itu terkejut untuk sesaat melihat Bastian yang tiba-tiba mengaum bagai harimau.

Dulu mereka memang mengetahui Cakhra dan saudaranya mati dengan mengenaskan, tapi tak disangka……ternyata ini semua perbuatan Bastian.

“Bos Bastian sungguh kuat, tapi jika kamu terus bersikeras seperti ini. Aku takut kelak kamu bahkan tidak bisa bergerak satu langkah pun di Kota Tajo ini.”

“Kamu harus berhati-hati, siapa yang tahu kapan kamu akan bertemu lagi dengan pembunuh seperti itu lagi.”

Indra Tao dan Wilsen Wei memandangnya dengan pandangan dingin serta kembali melontarkan sebuah ancaman.

“Terutama pada malam hari, di saat rembulan tengah bersinar terang, di saat itulah pembunuh itu beraksi.” Reynard juga ikut menambahkan sambil tersenyum sinis.

‘Phong!’ suara gebrakan meja dari Bastian, kepalanya menghadap ke Reynard, dengan ekspresinya ganas : “Apa kamu mengancamku?”

Para pengawal yang ada di lantai 3 segera beraksi, mata mereka semua tertuju pada Bastian. Satu langkah saja dari Bastian, maka mereka akan segera menyerang tanpa ragu-ragu.

“Apa…apa yang kamu lakukan……” pada saat ini, Reynard telah dikejutkan oleh Bastian.

“Aku tidak berbuat apa-apa.” Bastian kemudian membenarkan posisinya, dan tertawa dingin :

“Sepertinya, kalian bertiga tidak terlalu suka dengan keberadaanku, jika memang begitu, maka acara makan-makan ini tak dapat lagi dilanjutkan.”

“Kalau begitu, aku tidak akan mengganggu kalian bertiga, sampai ketemu.”

Sambil berbicara, Bastian menuangkan segelas penuh bir kemudian meneguknya, lalu pergi.

“Thomas Qi, ayo kita pergi!”

Reynard mereka bertiga masih membeku di tempatnya, raut wajah mereka semua terlihat pucat kelabu. Mereka tidak menyangka, tingkat kesombongan Bastian sampai sejauh ini, bahkan dia telah membuat mereka kesal setengah mati.

Baru saja sampai di pintu keluar lantai 3, Bastian dan Thomas Qi menghentikan langkah mereka, karena saat ini, entah sejak kapan pintu keluar ini telah dihalangi oleh para pengawal itu.

Beberapa pengawal yang tengah menghalangi pintu keluar tersebut menatap mereka berdua dengan tatapan dingin serta menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

Adegan saat ini seperti, seorang adik kelas yang tengah berjalan pulang lalu dihalangi oleh kakak kelasnya.

Melihat senyum arogan dari orang-orang ini, Bastian berbalik badan dan bertanya :

“Apa maksud kalian bertiga, apakah kalian tidak menginginkanku untuk pergi, lalu berusaha menahanku?”

Dengan ekspresi dingin, Reynard berkata :

“Bos Bastian, kami sudah mengingatkanmu dengan itikad yang baik. Tapi kamu masih bersikeras untuk membangun kuil baru, dan memadamkan dupa orang lain, jangankan mereka, kami bertiga juga tidak senang dengan tindakanmu.”

Bastian mulai memahami kondisi saat ini setelah mendengar perkataan itu. Sepertinya mereka tidak akan bisa pergi dari sini jika mereka tidak turun tangan.

“Thomas Qi, ayo!” tanpa ragu-ragu, Bastian mulai memerintahkan Thomas Qi.

Begitu kata-kata terakhir dilontarkan oleh Bastian, Thomas Qi segera bergerak secepat kilat, sebenarnya sedari tadi dia sudah tak kuasa menahan kehausan ini.

Dalam sekejap, suara yang terdengar dari lantai 3 hanyalah jeritan maut yang menggelegar.

Bagaimana tidak, Kimmy saja bukan tandingan bagi Thomas Qi, apalagi dengan para bedebah seperti ini. Orang-orang kebanyakan mati di tangan Thomas Qi, jika tidak mati, mungkin mereka akan sekarat, karena Thomas Qi sama sekali tidak segan-segan dalam menyerang, dia bahkan bisa menghancurkan seluruh anggota tubuh lawan.

Bahkan tidak sampai hitungan satu menit, beberapa pengawal tadi telah bertumpuk di atas lantai, dan hingga pada akhirnya, sisa beberapa pengawal yang terus memundurkan langkah mereka karena dipojokkan oleh Thomas Qi.

Dan pada saat ini, melihat Bastian yang sedari tadi berdiri saja, dua pengawal cerdas itu mulai menyerangnya, mereka ingin menghabisi Bastian.

Bastian bahkan tidak bergerak dari tempatnya, meskipun dia masih cedera, tapi bukan berarti siapa saja bisa menyentuhnya.

“Cari mati!”

Segera dia mengeluarkan sebuah pisau yang tersembunyi di dalam pinggangnya, kemudian langsung menusuk ke salah satu pria berbadan besar tersebut. Pria itu hanya bisa mengerang kesakitan dan berlutut di lantai.

Kemudian, Bastian sedikit membungkukkan badannya, lalu kembali menyerang pria yang satunya lagi, dengan mengambil pisau yang tengah menancap di badan pria satu itu, lalu menancapkan ke dada pria lain.

Orang itu bahkan tidak menjerit, melainkan langsung tumbang ke lantai.

Reynard dan lainnya tertegun melihat aksi tersebut, mereka pun berusaha mengambil nafas.

Bastian masih terus menancapkan pisau yang ada di tangannya tanpa henti di dada pengawal itu. Dan saat ini, Bastian tak lagi penuh kesopanan dan tersenyum seperti saat dia terduduk tadi.

Dia sekarang seperti seorang iblis yang baru saja keluar dari neraka, raut wajahnya dipenuhi dengan hawa pembunuh dan juga kebengisan.

Dia bukan lagi seorang Tuan Muda, jadi dia tidak perlu lagi yang namanya menghormati segala aturan. Dia bahkan lebih membutuhkan penampilan ganas seperti ini untuk menakuti musuh-musuhnya, siapapun yang berani macam-macam dengannya, maka dia akan habis di tangan Bastian, dia tidak akan membiarkan musuh mempunyai kesempatan untuk menikamnya kembali.

“Apa masih menahanku?”

Tanya Bastian dengan pandangan dingin menatap Reynard dan lainnya, tangannya masih memegang pisau yang penuh dengan darah segar.

Dan pada saat inilah, tiba-tiba keringat dingin mulai membasahi dirinya, di mana setelah dia menoleh, para pengawal mulai mengeluarkan senjata api dan bersiap membidik dia dan Thomas Qi.

Thomas Qi yang berdiri di sana juga tak berani lagi menggerakkan badannya.

“Ayo maju! Bajingan! Bukankah kamu begitu hebat!”

Seorang pengawal melayangkan sebuah tendangan ke dada Thomas Qi, segera tendangan itu membuat dirinya terhuyung hingga ke sisi Bastian.

Para pengawal itu terlihat sangat gelisah di wajah mereka, jika bukan karena menunggu perintah dari Reynard, mungkin mereka sudah tidak perlu menunggu lagi untuk menghabisi Thomas Qi.

“Tahan dong, kenapa tidak!”

Titah Reynard ketus, kemudian kembali tenang menunjuk ke arah Bastian dengan tangannya :

“Bastian, kamu cukup kejam ya, kamu bahkan berani membunuh orang di sini.”

“Coba kamu gerakan sekali lagi tanganmu, biar kamu tahu, apa kamu masih bisa berjalan keluar melewati pintu ini atau tidak.”

Amarah memenuhi wajah Bastian.

Perlahan dia mengangkat kedua tangannya, seolah-olah hendak menyerah.

Melihat adegan seperti itu, Reynard dan lainnya serta semua pengawalnya mulai tertawa.

“Ayo gerak, bukankah kamu barusan begitu……”

Tawa keras dari Wilsen Wei.

Tapi, perkataannya masih belum selesai dikatakan, tiba-tiba kaca jendela lantai tiga pecah oleh sebuah peluru. Meskipun hanya sebuah peluru saja, tapi peluru itu telah menembus kepala seorang pengawal yang paling hebat.

Dan untuk sesaat, suasana di lantai 3 tengah berkabung, para pengawal lainnya masih tertegun menyaksikan rekannya yang telah kehilangan nyawanya.

“Penembak jitu! Ada penembak jitu!”

Begitu mereka mulai sadar, semuanya dilanda kepanikan, dan berusaha menyembunyikan diri mereka dan tiarap di lantai.

Tak luput dari Reynard dan lainnya, mereka juga kepanikan, bahkan detik terakhir Wilsen Wei yang masih berteriak kepada Bastian itu, pada detik ini dia hanya bisa bersembunyi di bawah meja dengan gemetaran.

“Bastian, kamu bahkan telah merencanakan seorang penembak jitu di luar sana!” suara penuh amarah Reynard keluar dari bawah meja.

“HAHAHA!” Bastian tertawa terbahak-bahak, kemudian menurunkan kedua tangannya, ‘Ssstt’ lalu berkata : “Kepala Keluarga Ning, bukankah kamu ingin melihat bagaimana aku bisa berjalan keluar dari pintu ini, ayo kalau berani kamu keluar!”

Begitu kata-kata itu dilontarkan, sebuah peluru kembali meluncur dari luar jendela, dan kali ini menghantam sebuah mangkuk yang ada di atas meja bulat itu. Dan pada saat ini, semua terkejut dan semakin gemetaran begitu mendengar suara pecah dari mangkuk tersebut.

Reynard mereka semua menjerit ketakutkan, bahkan terdengar seseorang tengah menangis.

“Setelah melihat kalian ketakutan seperti ini, kalian seperti orang yang tidak penting saja.”

“Sungguh tidak ada artinya.”

Bastian menepuk-nepuk punggung tangannya, kemudian tanpa menoleh sedikit pun dia dan Thomas Qi meninggalkan lantai 3.

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu