Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 32 Yeni yang Cerdas

Teringat nasihat Bastian pada hari itu, Yeni tetap tidak berani untuk menyebut status Bastian yang sebenarnya.

Daripada dibilang nasihat, lebih baik disebut memberi peringatan. Bastian telah menerima begitu banyak penderitaan dan masih belum memberitahu identitas aslinya kepada Keluarga Liu, pasti karena dirinya memiliki pikiran tertentu.

Apabila status aslinya terekspos dan ia marah, mungkin Yeni tidak akan bisa menanggung kemarahan dari Tuan Muda Bastian Yue.

“Ia adalah apa? Yeni, sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”

Adelia memandang Yeni aneh dan bertanya, ia terus merasa bahwa hari ini Yeni terlihat sedikit aneh.

“Aku hanya ingin bilang bahwa Bastian adalah orang yang benar-benar tulus padamu. Sebagai lelaki sejati, ia rela menderita di keluarga Liu demi dirimu. Kali ini ia marah dan minta cerai padamu juga karena terpaksa oleh kalian. Adelia, dengarlah bujukkan aku. Kamu dan Bastian perlu menenangkan diri untuk sesaat.”

Yeni memasang wajah serius dan membujuknya dengan serius.

“Kalian pasti akan menyesal selamanya jika kalian kehilangan satu sama lain. Kamu tidak akan bisa bertemu dengan lelaki lain yang rela membuang harga dirinya demi dirimu. Sedangkan Bastian, sepertinya tidak akan bertemu lagi dengan wanita yang begitu ia cintai, karena ia telah menaruh seluruh cintanya kepadamu.”

“Apakah ia masih berani menaruh seluruh cintanya pada orang lain?”

Mendengar ini, raut wajah Adelia pun berubah, matanya mulai memerah. Ia berkata dengan nada bersedu-sedu.

“Lalu mengapa ia begitu cepat mencari pacar baru, mengapa ia tidak mencariku, mengapa tidak minta maaf padaku.”

“Ia mengajakku cerai di hadapan begitu banyak orang dan aku harus menaruh dimana harga diriku. Jika ia meminta maaf dan terus patuh kepadaku, aku tentu akan memaafkannya.”

“Tapi sekarang semuanya sudah telat. Aku sudah bertunangan dengan orang lain!”

Seketika suasana hati Adelia juga menjadi-jadi, bahkan air matanya telah bergenang di kelopak matanya.

Ia dan Bastian hidup bersama selama dua tahun. Walaupun tidak pernah berhubungan intim, tetapi dilihat dari sisi lain pun mereka juga seperti suami istri. Bastian akan memberikan apa yang ia inginkan. Bahkan saat musim dingin, ia juga akan menghangatkan kakinya dan menyuapinya obat saat dirinya sakit.

Lelaki baik seperti ini, mau bilang tidak ada rasa, itu pun juga bohong.

“Wanita bodoh, kamu kan tidak menerima lamaran Ricky juga. Lagipula tunangan kalian juga karena dipaksa oleh orang tuamu. Sekarang jaman sudah berubah, apakah kamu tidak bisa mengambil keputusan atas pernikahanmu?”

“Mengapa tidak suka harus dipaksa?”

Yeni terus menerus membantu Adelia untuk membuka hatinya.

Sebenarnya hati Adelia mulai terbuka dikit setelah mendengar hal ini.

“Aku…aku perlu memikirkannya lagi.” Adelia berkata dengan hati yang kacau, “Yeni, aku nanti akan pulang bersama kalian. Sebenarnya aku tidak merasa nyaman dengan Ricky, lagipula aku dan ia tidak ada topik pembicaraan yang bisa dibahas.”

“Kamu dan Laura benar-benar harus membawaku pergi.”

Melihat ini, seketika Yeni pun tertawa besar. Ia tahu bahwa Adelia sudah tertarik dengan kata-katanya.

“Tenang saja, kita adalah sahabat yang baik. Bagaimana mungkin aku meninggalkanmu sendiri.”

Yeni berbicara sambil tersenyum dan menarik Adelia berjalan kearah kedai kopi.

Setelah kembali ke kedai kopi, Laura melihat mereka dengan menggunakan pandangan aneh.

“Wah, kalian terlalu lama. Aku baru saja ingin menghubungi kalian.”

Yeni tersenyum malu sambil berkata.

“Maaf, kita terlalu lama ya.”

“Apoteker bilang bahwa penyakitku ini tidak akan pulih akan dengan makan obat dan harus periksa ke rumah sakit.”

Ia menoleh kearah Ricky sambil berkata.

“Sungguh maaf, Pak Ricky. Sepertinya Adelia harus menemaniku pergi ke rumah sakit. Sungguh maaf telah mengganggu kencan kalian.”

Laura melihat Yeni dengan pandangan takjub.

“Makan obat juga tidak dapat pulih, apakah kamu baru pertama kali datang bulan?”

Yeni pura-pura terbatuk sambil melototi Laura.

“Karena…menstruasi muncul beberapa gejala. Aku akan mengetahuinya setelah pergi ke rumah sakit.”

Ricky melihat semua gerakan kecil Yeni dan tersenyum tipis. Ia berkata.

“Bagaimana biarkan aku saja yang mengantar kalian dengan mobilku. Kebetulan aku mengenal seorang dokter ginekologi di salah satu rumah sakit. Ia adalah spesialis di bidang ini.”

Yeni terdiam, ia tak menduga bahwa Ricky ini juga tidak mudah untuk dihadapi.

Adelia dengan buru-buru menggunakan tangannya menulis sesuatu di paha Yeni, sambil memberi kode kepadanya dengan tatapan, agar ia segera memikirkan cara untuk kabur. Kalau tidak, mereka akan gagal untuk kabur.

Ricky sekali lagi melihat gerakan kecil Adeliua. Raut wajah pelan-pelan memburuk. Adelia telah bertunangan dengannya, tapi mengapa masih bertindak seperti sebelumnya, masih begitu dingin kepadanya?

Bukan, seharusnya mereka sama sekali tidak pernah dekat. Adelia juga terus memasang wajah datar pada kencan kali ini, tanpa mengajaknya bicara terlebih dahulu.

“Sial! Apa maksudnya wanita ini….” Ricky menarik nafas untuk menahan amarahnya.

“Sepertinya tidak perlu repot-repot, Pak Ricky.” Yeni berkata dengan canggung. “Aku mengidap penyakit wanita, aku akan merasa malu jika ditemani oleh seorang lelaki. Terima kasih atas niat baik Pak Ricky.”

Ricky juga tidak enak untuk berkata apa-apa lalu menganggukkan kepala.

“Baiklah, kalian pergi saja. Hati-hati ya.”

Seketika Adelia tersenyum dan langsung menarik Yeni dan Lauran keluar dari sini.

Setelah keluar dari kedai kopi, ia bagai seekor kuda liar, seluruh tubuhnya terasa segar, sambil merangkul leher Yeni dengan gembira.

“Yeni, kamu sungguh cerdas!”

Yeni menepuk dadanya dengan sombong, sambil tertawa berkata.

“Tentu saja!”

Laura yang disamping mengerucutkan bibrinya tidak senang. Ia bisa menebak bahwa Yeni dan Adelia tadi tidak sungguh membeli obat. Siapa tahu Yeni telah memberitahu identitas Bastian yang sebenarnya.

“Tidak! Aku tidak boleh membiarkan wanita ini merebut Bastian pergi!”

“Ricky benar-benar tidak berguna, bahkan Adelia saja tidak bisa ditaklukkan!”

Laura terus mengomel di dalam hati. Ia sudah mulai berpikir bagaimana cara agar Adelia tidak dapat kembali ke pelukan Bastian selamanya.

“Laura, apa yang sedang kamu pikirkan? Hari ini adalah hari pertama kita bertemu. Aku akan traktir kamu makan enak.”

Adelia datang menggandengkan tangan Laura dan sangat ramah terhadapnya.

Ia masih tidak tahu apa yang sedang direncanakan oleh wanita ini untuk melawannya.

Saat ini di kedai kopi, Ricky masih belum pergi. Raut wajahnya terlihat begitu suram dan juga ada api yang sedang membara di dalam hatinya.

Terdengar suara ”Bang!” Seketika telapak tangannya memukul diatas meja. Ia melampiaskannya dengan kesal, lalu berdiri dan pergi meninggalkan tempat.

Pelanggan dan pelayan di sekeliling pun terkejut olehnya.

“Adelia, dasar kamu wanita yang tidak tahu malu. Jadi kamu bersikeras untuk memainkanku ya.”

“Baik, kamu memang luar biasa. Aku tidak percaya bahwa aku tidak bisa menaklukkanmu!”

Ricky dengan ganas mengoceh beberapa kata, lalu masuk kedalam mobil dan menginjak pedal gas, pergi begitu saja.

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu