Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 67 Menangkap Harun Pergi

“Farzan, apa maksudmu? Apakah kamu makan sesuatu hari ini, atau otakmu dicuci oleh Bastian?”

“Mengapa kamu memihak orang lain dan mulai menyalahkan keluarga sendiri!”

Neysia tidak sanggup mendengarnya lagi sambil mengerutkan dahi dan berkata.

“Betul, Farzan. Sejak kapan kita menekanmu? Kamu juga tidak melakukan apa-apa untuk Keluarga Liu. Apalagi kita semua juga membagikan empat juta perbulan untukmu dan Davina. Kamu juga benar-benar tidak tahu diri.”

juga

Ibu Carlos alias Selfy juga melipatkan kedua tangannya di depan dada dan memasang wajah tidak senang. Ia sambil memutar balik matanya dan berkata.

“Diam kalian semua!”

Siapa sangka Farzan sama sekali tiddak menganggap mereka berdua, sambil menunjuk mereka dengan marah dan berkata.

“Kalian berdua ikut campur saja, berharap seluruh dunia ini berada dalam kekacauan!”

“Tiap bulan memberi kita empat juta, kalian juga tidak malu untuk mengatakannya ya! Berapa banyak uang yang kalian korupsi tiap bulan dari kantor. Jika bukan kalian, apakah kantor Keluarga Liu akan bangkrut begitu cepat!”

“Bajingan! Meskipun Bastian memberikan semua Perusahaan Fores Sidon untuk kalian, tidak lama juga akan dihambur habis oleh kalian semua!”

Neysia dimarah hingga tidak bisa berkata-kata dan wajahnya pun memerah. Tetapi Selfy bukan orang yang bisa dianggap enteng. Ia marah hingga menggertakkan kakinya, lalu ia pun segera melaporkannya kepada Ayah.

“Ayah, kamu lihat Farzan. Apakah ia gila!”

Harun sudah terlalu kesal hingga tak dapat berkata-kata. Ia menunjuk Farzan kesal dan berkata.

“Farzan, kamu…kamu…”

Farzan memasang wajah suram, tanpa menunggu Harun selesai berbicara. Ia pun mendengus dingin dan berkata.

“Mau aku pergi kan? Baik, aku akan pergi sekarang juga! Sedetik pun aku tidak ingin menetap disini!”

Setelah berkata, ia pun segera membanting pintu lalu pergi.

Davina sedang menangis disana karena terlalu kaget, lalu buru-buru mengejar keluar.

“Sayang, sayang tunggu aku!”

Saat ini rumah Harun, semua orang saling bertatapan.

“Sebenarnya apa yang terjadi pada Farzan hari ini? Begitu kesal, apakah ia sudah gila?”

“Ayah, kamu lihat ini…”

Erwin mengerutkan dahi, seperti ingin mengatakan sesuatu.

Harun melambaikan tangannya sambil menggelengkan kepala berkata.

“Pergi semua, pergi saja semua. Biarkan aku tenang disini sendirian.”

“Aku yang sudah tua begini, suatu hari akan mati karena dibuat marah oleh kalian semua!”

Melihat ini, semuanya pun tidak ingin berlama-lama disini lagi. Beberapa tahun ini, mereka menabung cukup banyak uang. Seperti apa yang Farzan katakan, tabungan mereka merupakan hasil korupsi uang kantor.

Jika Bastian benar-benar sudah tidak bisa, ataupun Keluarga Liu jatuh bangkrut. Uang yang mereka tabung juga bisa digunakan mereka untuk bertahan hidup, setidaknya mereka tidka kelaparan.

“Ah! Pergilah, kalian semua pergilah. Biarkan Ayah tenang disini sendirian!”

Erwin membawa yang lain pergi bersamanya dari sini.

Semuanya berturut-turut mengatakan selamat tinggal kepada Harun, lalu pergi meninggalkan tempatnya.

Setelah semuanya pergi, pembantu Harun pun baru turun dari lantai dua. Pembantu ini dibayar setelah Harun mulai duduk di kursi roda, karena tidak dapat berjalan lagi, jadi membutuhkan orang yang merawatnya.

Tuan Harun, kamu sudah mau istirahat?” tanya pembantu Harun.

Harun melambaikan tangannya seperti sedang pusing, lalu berkata.

“Kamu pergi beristirahat saja, aku ingin menenangkan diri sendiri dulu.”

Hari ini Erwin menyalahinya, Farzan juga menyalahkannya. Ia benar-benar merasa bahaya. Ia takut lain kali dirinya bisa menjadi orang tua terbuang yang duduk di kursi roda dalam Keluarga Liu.

Kenyataannya Keluarga Liu kali ini memang tidak ada kesempatan lagi untuk kembali jaya. Tidak hanya Keluarga terbesar pertama di Kota Cumarun, bahkan Keluarga Liu-nya tidak pantas lagi menetap di Kota Cumarun.

Pembantu mengatakan baik, lalu siap-siap balik ke kamar untuk beristirahat. Namun tiba-tiba bel pintu bersuara.

Harun melambaikan tangan kepada pembantu dan berkata.

Pembantu sibuk membuka pintu. Ia mengira orang-orang Keluarga Liu kembali lagi. Alhasil pintu baru dibuka, ia hanya menemukan dua lelaki berpostur tubuh tinggi di luar sana. Dua lelaki itu memakai topi dan masker untuk menutup wajah mereka. Mereka terlihat mirip dengan perampok.

“Kalian…”

Seketika raut wajah pembantu pun berubah. Ia baru saja ingin bertanya, tetapi dua lelaki itu sudah buru-buru menerkamnya.

Salah satu orang mengeluarkan sapu tangan, lalu membekap hidung dan mulut pembantu. Tak lama kemudian, pembantunya pun jatuh pingsan.

Mereka menarik pembantunya ke dalam kamar, lalu dengan gerakan cepat mendatangi Harun juga.

Seketika raut wajah Harun berubah dengan, lalu berteriak marah.

“Apa yang kalian lakukan? Apakah kalian mau merampok?”

“Cepat pergi atau tidak aku lapor…”

Kata polisi belum sempat dikatakannya, lalu hidungnya juga dibekap dengan sapu tangan oleh seseorang. Sapu tangan itu ada obat, satu dua detik dapat membuat orang jatuh pingsan. Hal ini diberikan Bastian kepada mereka.

Dua perampok yang datang, tentu adalah Yerassyl dan Nursan dua bersaudara.

Mereka benar-benar mengikuti apa yang Bastian suruh dan merampok Harun.

Saat ini sudah sekitar pukul sebelas malam. Jalan raya sama sekali tidak ada orang, kalau adapun hanya satu dua orang yang berlalu.

Di pintu belakang perumahan ini, Yerassyl mendorong kursi roda dan keluar dari perumahan. Sedangkan Nursan mengawas di dekat sana.

Mereka berdua mendorong Harun yang telah pingsan ke bawah jembatan itu.

“Tuan Bastian, kita telah membawanya datang!”

Yerassyl mendorong Harun ke hadapan Bastian.

Bastian melihatnya sambil tertawa dan berkata.

“Tak sangka, Manajer Yerassyl berbakat juga dalam melakukan hal jahat seperti ini.”

Yerassyl sambil memasang wajah buruk dan berkata.

“Jangan bercanda, Tuan Bastian. Jika bukan karena ada bukti di tanganmu, aku selamanya tidak akan berani melakukan hal seperti ini.”

Bastian menganggukkan kepala dan tidak berkata apa-apa. Ia mengeluarkan satu botol obat yang kecil dan diletakkan di bawah hidung Harun untuk ia cium. Entah karena aroma obatnya terlalu menusuk, sehingga Harun langsung tersadar kembali.

Matanya membelalak setelah tersadar kembali. Harun memandang Bastian yang berada di hadapannya.

“Bastian?”

Bastian juga melihatnya sambil tertawa dingin.

“Kita bertemu lagi, Tuan Harun!”

Yerassyl dan Nursan berjalan ke samping, membantu Bastian untuk mengawasi sekitar. Saat ini hanya tersisa Bastian dan Harun berdua.

“Bastian, kamu yang menyuruh orang menangkapku. Apa yang ingin kau lakukan?”

Harun melihat sekeliling dan menemukan ia berada dibawah jembatan. Ia seketika merasa aura yang berbahaya.

“Apa yang ingin aku lakukan?” Bastian sambil tertawa besar dan berkata, “Kamu bilang malam seperti ini, apa yang bisa kulakukan?”

Mendengar ini, seketika raut wajah Harun pun berubah. Ia berkata dengan suara bergetar.

“Aku beritahu kamu jangan asal melakukan sesuatu. Sekarang adalah dunia yang penuh hukum. Kalau kamu berani melakukan sesuatu kepadaku, kamu pasti tidak akan bisa kabur dariku!”

Bastian menggelengkan kepalanya sambil tertawa dan berkata.

“Aku Bastian tidak pernah melakukan hal yang tidak pasti. Kamu kira ini kali pertama aku membunuh orang?”

Kali ini, Harun benar-benar takut. Ia melihat Bastian dengan pandangan takut.

“Kamu pernah membunuh orang?”

Kedua tangan Bastian bertahan di kursi roda Harun, lalu tubuhnya mendekat dan menyeringai.

“Pernah, disaat aku sudah menjadi menantu Keluarga Liu. Kakekku Dariuss dibunuh oleh seseorang dan aku menemukan pelakunya. Aku sendiri yang membunuh pelakunya di hadapan Ayahku.”

Mendengar ini, mata Harun membelalak dan berceloteh pelan. “Dariuss… Dariuss… Bukankah ia adalah Kepala Keluarga Yue Kota Juragan?”

“Kalau begitu, kamu adalah…”

Mengingatnya lagi, Harun tiba-tiba menarik nafas dan menatap Bastian tak percaya.

Bastian menganggukkan kepala sambil tersenyum berkata.

“Tuan Harun pintar juga. Tebakkan Anda tidak salah. Aku adalah anggota Keluarga Yue Kota Juragan.”

“Kepala Keluarga Yue sekarang alias Fendy Yue adalah Ayahku. Aku adalah Tuan Muda Besar Keluarga Yue!”

Novel Terkait

Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu