Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 148 Seperti Seorang Putri

"Dir... Direktur... kami minta maaf untuk kejadian-kejadian sebelumnya!"

Saat ini, Siska dan Sasha berjalan ke arah Bastian, dan untuk waktu yang lama mereka merasa ragu, sebelum akhirnya mereka mengumpulkan keberanian untuk mendekati Bastian dan meminta maaf padanya.

Saat mereka mengetahui kalau Bastian hanya seorang programmer, mereka sering mengejeknya, dan mengganggunya. Tapi tidak disangka kalau Bastian ternyata adalah Direktur Perusahaan Ninetop dan adalah bos mereka.

Kalau mereka tidak minta maaf, mungkin Bastian akan mengeluarkan mereka, dan dengan halus memecat mereka dari perusahaan.

Bastian meletakkan kedua tangannya di belakang punggungnya dan menatap kedua wanita itu, ekspresi wajahnya terlihat serius. Dia masih ingat saat dia dan Stefani berada di kafe dua hari yang lalu, kedua wanita itu mengatakan kalau dia sedang mendekati istri orang kaya, dan menjadi simpanannya.

Melihat wajah Bastian yang terlihat serius, Siska dan Sasha merasa sangat gugup, mereka yang awalnya berani mengangkat kepala mereka dengan bangga sekarang menggantungkan kepala mereka seperti seorang anak kecil yang melakukan kesalahan.

Tiba-tiba, Bastian tersenyum, dan berkata:

"Hari ini adalah pesta ulang tahun Susanti, dan kalian adalah teman Susanti, jadi aku tidak akan mempermasalahkan kejadian-kejadian yang sebelumnya."

"Terima kasih sudah memperhatikan Susanti selama ini!"

Kedua wanita yang mendengar hal itu, tiba-tiba mengangkat kepala mereka tidak percaya, mereka lalu menatap Bastian dengan tatapan lemah.

Saat ini, dari wajah Bastian hanya terlihat senyum yang lembut, tidak ada tanda-tanda kemarahan di sana.

Mungkin ini adalah perbedaan cara pikir mereka, cara berpikir seorang pria dewasa, jelas tidak bisa dibandingkan dengan kedua wanita ini.

Siska dan Sasha tiba-tiba merasa lega dan bertanya dengan hati-hati:

"Direktur, kamu... tidak marah pada kami, kan?"

Sebenarnya Bastian merasa agak marah, tapi dia juga tidak semarah itu pada mereka, dia masih bisa memaklumi mereka. Dan bagaimanapun, malam ini adalah pesta ulang tahun Susanti, dia lalu berkata:

"Aku adalah seorang pria dewasa, kalau aku tidak bisa memaklumi kalian, bukankah itu akan terlihat aneh?"

"Tapi kadang-kadang kalian juga agak kelewatan, semua orang memiliki kedudukan yang sama. Kaya atau miskin bukanlah standar untuk mengukur seseorang orang, standar untuk mengukur seseorang adalah kebaikkan mereka, aku juga memiliki banyak teman yang tidak kaya, tapi mereka semua adalah orang-orang yang baik."

"Aku tidak peduli dengan kejadian-kejadian sebelumnya, jadi jangan khawatir tentang hal itu."

Setelah mendengar hal ini, kedua wanita itu merasa malu.

Sebenarnya, apa yang membuat mereka merasa malu adalah identitas Bastian. Kalau sekarang Bastian berbicara pada mereka dengan identitasnya sebagai orang miskin, mereka pasti akan mengejek Bastian.

Bastian lalu membuka mulutnya dan bertanya:

"Siapa Lucas, kenapa aku belum pernah mendengar Susanti menyebut nama orang itu sebelumnya?"

Berbicara tentang Lucas, Siska terlihat marah, dia memberi tahu Bastian tentang bagaimana Lucas merendahkan Susanti di luar hotel tadi.

Bastian mengerutkan keningnya setelah mendengar hal ini.

Susanti adalah teman baiknya, bagaimana mungkin dia membuatkan Susanti diganggu. Lucas bukan hanya menindas Susanti, tapi juga ingin memanfaatkan Susanti untuk mendekatinya, benar-benar orang yang aneh, bagaimana mungkin Bastian bisa mengabaikan hal ini?

...

Susanti sudah mengganti gaun dan berjalan keluar dari ruang ganti.

Setiawan dan beberapa pelayan tidak bisa menahan kekaguman mereka. Bastian secara khusus menhubungi orang kenalannya untuk membuat gaun ini, gaun berwarna biru langit itu dihiasi dengan kepingan kristal transparan yang mengkilap. Selain itu, postur tubuh Susanti yang memang sudah bagus dari awalnya, setelah memakai gaun ini, tidak hanya yang terlihat semakin sempurna, tapi juga menambah kecantikkannya.

Setelah selesai make-up, Susanti lalu berdiri di depan cermin, dia tidak percaya kalau seorang putri yang manis dan elegan di cermin itu adalah dirinya sendiri.

"Nona Susanti, kamu sangat cantik!"

"Gaunmu terlihat sangat indah, aku sangat iri padamu!"

Para pelayan yang berkumpul di sana menatap Susanti dengan iri, mereka semua mengeluarkan banyak pujian untuk Susanti.

"Benarkah..."

Dia seperti sedang bermimpi sekarang.

Setiawan berjalan ke mendekatinya dan memuji:

"Susanti, kamu benar-benar terlihat sangat cantik malam ini, kamu terlihat seperti Miss Universe."

"Baiklah, ayo kita cepat kembali, jangan biarkan semua orang di sana menunggu."

Dengan bantuan seorang pelayan wanita yang memegang bagian belakang gaun Susanti, Setiawan membawa Susanti kembali ke tempat pesta dirayakan.

"Manajer Umum Setiawan, gaun ini apa Bastian... apa kakakku secara khusus membeli gaun ini untukku?"

Sambil berjalan, Susanti bertanya.

Setiawan mengangguk:

"Ya, belakangan ini Direktur Bastian sangat sibuk, tapi dia tidak lupa untuk menyiapkan hadiah ulang tahun untukmu."

"Awalnya, dia menghubungi orang kenalannya untuk mempersiapkan gaun ini khusus untukmu, termasuk pesta ulang tahun malam ini. Dia secara khusus mengatakan padaku kalau hotel ini tidak terbuka untuk umum hari ini, dia khawatir kalau akan ada orang lain yang mengganggu pesta ulang tahunmu."

"Sejujurnya, Susanti, meskipun Bastian adalah Direktur Perusahaan Ninetop, dia adalah orang yang sangat rendah hati. Dia sangat menghargai pertemanan kalian, dan persahabatan kalian ini, tidak akan bisa dibeli dengan uang sebanyak apapun."

Setelah Susanti mendengar kata-kata itu, dia mengerutkan bibirnya, dan tiba-tiba merasa lega. Dia merasa lega karena yang dia kira adalah perasaan cinta pada Lucas, ternyata memang bukan cinta, tapi hanya sebatas obsesi.

Lucas tidak menyukainya sama sekali, dia selalu mengabaikannya, dan dari awal Lucas yang memutuskan hubungan mereka, hal ini membuat Susanti agak kecewa.

Dan kalaupun ada orang yang selalu memperlakukannya dengan baik dan peduli padanya, orang itu adalah Bastian.

Hal yang penting baginya bukanlah identitas Bastian, tapi perlakuan Bastian yang sangat baik padanya. Kalau saja dia menjadi pacar Bastian, dia pasti akan menjadi wanita paling bahagia di dunia ini.

Susanti lalu kembali ke tempat acara, semua orang yang duduk di meja makan terkagum melihat Susanti yang terlihat seperti seorang putri.

"Wow! Susanti kamu terlihat sangat cantik!"

"Dia terlihat seperti seorang artis!"

"Tidak, bahkan kamu terlihat lebih cantik dari artis!"

Saat ini bahkan Bastian tertegun untuk sesaat, diatidak menyangka Susanti akan terlihat sangat cantik dalam gaun itu.

Lucas juga tercengang, dulu dia selalu merendahkan Susanti karena penampilannya, sekarang Susanti terlihat semakin cantik. Bahkan jika dibandingkan dengan pacarnya saat ini, Susanti terlihat lebih cantik dari Eliana.

Dia agak kesal dengan ucapannya sendiri, entah apa yang dipikirkannya dulu, memutuskan hubungannya dengan wanita secantik Susanti.

Kalau saja dulu dia tidak putus dengan Susanti, dia sekarang pasti sudah menjadi adik ipar Bastian!

"Kue ulang tahunnya sudah datang!"

"Cepat tiup lilin dan buat permintaan!"

Manajer hotel secara pribadi mendorong masuk kue setinggi lebih dari satu meter itu, lalu meletakkan lilin di kue ulang tahun itu.

"Susanti, ini adalah harapan ulang tahunmu, kamu harus memikirkan permintaanmu dengan serius." Kata Bastian dengan nada bercanda.

Susanti mengangguk dengan bersemangat, dia lalu menyatukan kedua telapak tangannya di depan dada setelah meniup lilin, dan mulai membuat harapan.

Semua orang diam, menunggu Susanti selesai membuat harapan.

Tapi sepertinya Susanti memiliki permintaan yang cukup banyak, ekspresi wajahnya terlihat tenang, dan kelihatannya dia membuat harapan yang cukup penting baginya.

"Sudah..."

Dengan perhatian semua orang yang terpaku padanya, Susanti menurunkan kedua tangannya dan berkata dengan malu-malu.

“Susanti, apa harapanmu?” Sasha tidak tahan untuk tidak bertanya.

Lalu ada seseorang berkata dengan iri:

"Kalau aku memiliki kakak yang baik seperti Bastian, aku tidak akan mengharapkan apapun lagi. Bahkan, aku rasa kalau Susanti menginginkan bulan di langit, Bastian pasti akan mengambilnya untuk Susanti."

Susanti menundukkan kepalanya, dia terlihat malu, dan dia terus melirik Bastian. Mantan pacarnya, Lucas, sudah dia abaikan dari tadi.

"Sudah, jangan bercanda lagi, cepat potong kue ulang tahunnya."

Setelah mengatakan hal itu, Bastian menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

Novel Terkait

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu