Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 378 Seluruh Gedung Penuh Dengan Bom

“Apa kalian gila, apa yang ingin kalian lakukan!”

Aldo Wu begitu kesal hingga gemetaran, ada ketakutan terbesit dalam hatinya.

Setiap ruangan dipasangi bom, apa mereka ingin menghancurkan seluruh gedung ini, apa jangan jangan mereka adalah sekomplotan teroris?

Setelah mendengar laporan, semua orang sudah ingin meledak rasanya, mereka mulai cemas.

“Tuan, sekarang bagaimana?”

“Mereka orang tidak waras, jika tidak kita pergi saja, bagaimana jika mereka meldakkan bomnya?”

“Tuan, laki laki sejati tidak gentar akan bahaya yang harus mereka hadapi, jelas sekali jika mereka ingin lenyap bersama kita.”

Semua bawahannya mulai riuh. Wajahnya sudah pasi, sudah tidak sabar untuk segera meninggalkan gedung ini.

“Jangan cemas! Kenapa harus cemas!”

Aldo Wu kesal, dia melayangkan tangannya di wajah laki laki di depannya.

Dia membalikkan badannya menatap Bastian dan yang lainnya.

Meskipun Bastian dan yang lainnya adalah teroris, bagaimana dengan Jasper Wu dan Warner Zhao? Apa mereka sudah dicuci otaknya jadi memutuskan untuk bergabung bersama mereka?

“Katakan, apa yang kalian inginkan? Katakan, jangan banyak tingkah!” Aldo Wu mengatakn, “aku tidak percaya jika kalian akan meledakkan bomnya!”

Bastian masih duduk diatas kursinya tidak bergeming, kemudian berkata tenang:

“Kelihatannya kamu masih tidak memahami situasi saat ini, aku juga tidak tau kenapa memanggil kalian berdua datang kemari.”

Setelah mengatakan itu dia melambaikan tangannya kepada Damon:

“Damon, cepat buat Aldo Wu takut, jika tidak mungkin mereka akan menghabisi kita dengan mengarahkan pistol yang mereka miliki.”

Damon yang mendengar itu mengeluarkan tas di punggungnya, menarik resletingnya, melemparkannya sesuatu yang ada di dalam tas langsung ketengah tengah mereka berdiri.

“Duaarr!”

Begitu tas dibuka, semua yang ada di dalamnya langsung terlempar keluar.

Aldo Wu dan orang orang nya dibuat terkejut hingga mematung gemetaran, bahkan tanpa disadari mereka sampai mundur kebelakang untuk sedikit menghindar.

“Brengsek....”

Satu granat kecil terjatuh di lantai, Aldo Wu tidak berani membayangkan jika semua granat di dalam tas itu meledak apa yang akan terjadi selanjutnya.

Meskipun jika tidak ada bom di setiap ruangan, maka jika seluruh granat di tas itu mungkin bisa menghancurkan sebagian gedung ini.

Mereka semua tidak mengerti rencana apa yang Bastian miliki, sebenarnya apa yang mereka inginkan.

Pada saat ini Bastian baru beranjak dari kuris yang dia duduki, mengangkat tangannya berkata:

“Sudah lihat kan, jangan membandingkan kekejamanmu denganku, jangan mengancamku. Aku bahkan tidak menginginkan nyawaku sendiri, apa lagi yang bisa kalian gunakan untuk mengancamku?”

Setelah itu Aldo Wu langsung lemas, dia tidak berani membuat Bastian marah hanya bisa berkata geram:

“Katakan, apa yang kamu inginkan!?”

Jangankan dia, bahkan Jasper Wu dan Warner Zhao saja sudah dibuat ketakutan oleh apa yang dilakukan Bastian.

Pemandangan seperti ini terasa sangat akrab, waktu itu Bastian juga menerobos masuk kedalam Royal Entertainment Club, menggunakan bom yang dia miliki untuk menakhlukkan Warner Zhao.

“Aku terjebak di kabupaten Juanda, aku memiliki dendam besar.”

Bastian kembali melanjutkan perkataannya:

“Aku ingin menguasai Geng Cahaya, dan seluruh kota Changbei.”

“Mereka yang memberontak akan mati, dan siapa yang bergabung akan menjadi rekanku. Jika kalian melawanku, mati!”

Perkataan yang dikatakan dengan tenang terdengar penuh ancaman.

Jasper Wu dan Warner Zhao tecengang, mereka berpikir jika Bastian hanya menginginkan Geng Cahaya saja. Tapi tidak disangka jika dia juga menginginkan untuk menguasai seluruh Kota Changbei, ini adalah suatu hal yang bahkan tidak berani mereka bayangkan.

“Apa katamu!”

Aldo Wu yang mendengar itu langsung terkejut tidak percaya akan apa yang baru saja dia dengar:

“Aku lihat kamu sedang mimpi disiang bolong! Geng Cahaya bukan sesuatu yang bisa kamu dapatkan bahkan jika kamu menginginkannya.”

“Aku sarankan lebih baik buang jauh jauh pemikiranmu itu, jika tidak aku tidak tau bagaimana kamu akan mati nantinya.”

Setelah mengatakan itu Leonardo Wu menatap Jasper Wu, memaki:

“Jasper, kamu penghianat, aku pikir kamu hanya ingin membalaskan dendammu kepada kita berdua. Ternayata kamu bekerja sama dengan orang luar untuk berhianat, kamu benar benar sinting!”

Jasper Wu menyeringai:

“Semua pemikiran dan apa yang diinginkan oleh kak Bastian tidak akan bisa dimengerti oleh sampah seperti kalian.”

“Aku tidak bersedia selalu saja ditindas dibawah kaki kalian. Jika kalian bersedia bergabung maka kita akan sukses bersama, jika tidak kalian mati saja, aku tidak akan memohon belas kasih untuk kalian!”

Aldo Wu yang mendengar itu langsung kesal:

“Kamu adik tidak tau diri! Bagaimana jika kami tidak bersedia!”

Bastian mengangkat tangannya, tiba tiba sudah terlihat sesuatu seperti remote dalam genggamannya.

Dia juga tidak terburu buru, menyeringai:

“Tidak setuju juga tidak apa apa, kamu membutuhkan satu dorongan.”

Setelah mengatakan itu Bastian dengan entengnya menekan salah satu tombol remot di tangannya.

“Duaaarrr!”

Tiba tiba seluruh gedung bergetar, sepertinya ada sebuah tempat yang meledak. Aldo Wu dan orang orangnya dibuat ketakutan hingga bersimpuh di atas lantai, ketakutan di wajahnya tersirat dengan jelas.

Selanjutnya Bastian membuka layar monitor di dalam ruangan. Aldo Wu mengangkat pandangannya melihat layar, tempat yang meledak adalah lantai 1, pintu depan sudah ditutup, bisa dibilang lantai satu sudah penuh dengan erangan kesakitan semua yang ada disana, bahkan setidaknya ada sekitar puluhan orang mati karena ledakan.

Karena terlalu banyak orang, meskipun itu hanya bom kecil, tapi berhasil mematikan cukup banyak orang.

“Gila! Kamu tidak waras!”

Leonardo Wu ketakutan berteriak memaki.

“Itu hanya salah satu bom saja.” Bastian kembali melanjutkan perkataannya, “di bawah lantai di lantai satu sudah terpasang dua bom. Besarnya ledakan sudah diperhitungkan sebelumnya, bahkan bom yang terpasang di setiap ruangan juga sama.”

“Aku sudah mengatakan jika aku memiliki dendam yang harus dibalaskan, menguasai Geng Cahaya adalah salah satu rencanaku. Aku tidak ingin rencanaku memiliki celah sedikitpun, semua yang menghalangi jalanku, aku akan menghabisinya.”

Aldo Wu beranjak dengan tatapan berapi api menatap Bastian:

“Kamu tidak waras!”

Bastian menyeringai:

“Tidak Waras? Kamu bisa mengataiku seperti itu.”

“Aldo Wu, mengalahlah dan bergabung bersamaku, dengarkan apa yang aku peritahkan.”

“Jika tidak maka mati saja.”

Aldo Wu yang mendengar itu berkata:

“Aku tidak percaya jika kamu berani meledakkan semua bom ditempat ini. Jika kamu melakukannya maka kita semua akan tamat, kamu tidak aka bisa membalaskan dendammu, keinginanmu tidak akan terkabul selamanya. Aku tidak percaya jika kamu berani mati bersama kita semua.”

Bastian menggelengkan kepalanya, dia kembali mengangkat tangan kanannya.

Dia menekan salah satu tombol di remot, dan seketika Aldo Wu langsung menggila hingga menunduk mencoba untuk berlindung.

“Duaarrr!”

Sebuah ledakan besar kembali terjadi.

Bisa dilihat jika gedung ini sudah seperti arena peperangan, dimana mana ada orang mati, dan kebanyakan dari mereka mati dengan kondisi tangan dan kaki yang sudah tidak utuh lagi.

Bastian meledakkan bom kedua di lantai satu.

“Tolong! Tolong!”

“Kita ingin keluar! Kita ingin keluar!”

Semua orang di lantai 1 sudah menggila, mencoba berlari ke arah pintu keluar untuk melarikan diri.

Melihat pemandangan seperti ini Leonardo Wu sudah metakutan setengah mati, dia menarik Aldo Wu berkata:

“Kak, kita menyerah saja, dia itu gila! Benar benar gila!”

Bukan hanya Leonardo Wu, bahkan semua orang meminta agar Aldo Wu menyerah saja.

Aldo Wu terpaku ditempatnya berdiri, bahkan kedua matanya sudah memerah.

Novel Terkait

Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu