Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 394 Dengan Merangkak Menemui Tuan Bastian

Di dalam ruang kantor, Bastian dan Thomas Qi sedang menerima tamu yang datang dari jauh.

Tamu itu adalah seorang pria tua, dia mengenakan jas putih, rambutnya pun sudah memutih, namun masih ada semangat yang terpancar dari sorot matanya.

"Thomas, lama tidak bertemu, bagaimana kabarmu akhir-akhir ini?"

Pria tua itu mengelus jenggotnya. Dia nampak sangat akrab dengan Thomas Qi, dia melihatnya dengan tatapan penuh cinta.

"Kakek Semi Chou, kabarku baik, lama tidak bertemu denganmu, meskipun sudah berumur, anda masih sangat bersemangat."

Di depannya, Thomas Qi begitu menghormati pria tua ini.

"Aku sudah tua, tidak bisa dibandingkan dengan yang dulu. Aku tidak bisa berjalan jauh, kalau bukan karena kamu yang memintaku, mengapa aku mau pergi ke tempat yang begitu jauh."

Ucap pria tua itu sambil tertawa kecil.

“Orang ini.... Pasti Tuan Muda. Aku dulu pernah menjadi dokter untuk keluarga Yue, saat itu Tuan Muda masih anak-anak.”

Pria tua itu berbicara sambil melihat Bastian.

Bastian mengangguk sedikit, dia juga sangat sopan pada pria tua itu. Dia adalah seorang dokter ahli pengobatan tradisional yang diundang oleh Thomas Qi, yang sangat terkenal di negara ini. Di lingkaran kelas atas Kota Jurangan, tidak ada satupun orang yang tidak tahu nama Semi Chou.

Pria tua ini pernah menjadi dokter di medan perang, semua leluhurnya pun belajar kedokteran. Dengar-dengar, dia hanya mengobati penyakit serius yang sulit disembuhkan, juga menjadi dokter ahli bedah orthopedi. Pasien yang datang kerumahnya sangat banyak, bisa mengantri hingga jalan raya.

Jika bukan karena ingin mengendalikan Jansen Wu si pria yang sulit diatur itu, Bastian tidak mungkin menyuruh Thomas Qi mengundang orang yang serba bisa ini.

“Penyakit kakek yang susah disembuhkan dulu adalah Kakek Semi Chou yang mengobati. Saat itu adalah kebahagiaan bagi Bastian bisa bertemu kakek saya sekali lagi.”

“Saat itu kami harus banyak berterima kasih pada anda.”

Ucap Bastian mengangguk.

“Kamu terlalu sopan.” Jawab Pria tua itu sambil melambaikan tangan dan tersenyum, lalu kembali berkata, “Ketika Tuan Yue saat itu belum mundur dari tentara, dia pernah menjadi pemimpinku, dan mengobati pemimpin adalah tugasku.”

“Oh ya, katanya kalian ada seseorang yang sedang membutuhkan pengobatanku, apa kalian tahu dia sakit apa? Dimana pasiennya sekarang?”

Bastian langsung menjawab:

“Pasiennya akan segera datang, tetapi mungkin ada sedikit kesulitan. Keadaan kakinya membuat orang-orang memotong kakinya, bahkan ahli orthopedi di Kota Depok pun berkata dia tidak bisa mengobatinya.”

Pasien yang dimaksud Bastian adalah Jansen Wu. Keadaan kaki Jansen Wu juga membuat mereka menyuruh Samuel untuk mengamputasinya

Kata Samuel, keadaan kakinya itu agak serius, mengenai seberapa serius Bastian juga tidak paham, sehingga dia mengundang Semi Chou untuk datang memberi pengobatan.

“Oh?”, Pria tua itu mengangkat alisnya sedikit, kemudian bertanya, “apakah ada setengah bulan kakinya patah?”

Bastian menggeleng. “Baru beberapa hari.”

Mendengar jawaban itu, Pria tua itu langsung tersenyum ringan.

“Baguslah kalau begitu. Jika sudah setengah bulan akan sulit diobati, akupun bukan malaikat.”

“Tapi jika belum sampai setengah bulan pasti bisa diobati, ketika kita berperang, patah kaki karena di bom adalah hal yang biasa terjadi. Tapi asal masih ada kaki, aku masih bisa menyembuhkan tanpa ada sisa sakit sedikitpun.”

Bibir Bastian menyeringai, lalu berkata:

“Dokter yang terkenal di negara ini memang layak menjadi dokter yang terkenal, dan hanya kakek inilah yang memiliki kepercayaan diri seperti ini.”

Setelah berkata demikian, kemudian Bastian berkata pada Thomas Qi:

“Thomas, bawa kakek turun dan istirahat. Orang tua itu usianya sudah lanjut, dia juga telah menempuh perjalanan panjang. Jadi besok saja mulai merencanakan operasi.”

……

“Tuan Bastian! Aku Jansen Wu, Tuan Bastian dimana?”

“Kuharap Tuan Bastian segera muncul!”

Saat itu, Jansen Wu, orang yang didorong keatas kursi roda oleh Samuel, berusaha untuk memukul-mukul kursi rodanya, serta meneriakkan nama Bastian.

Dia takut karena keterlambatannya membuat Bastian marah, dan takut tidak bisa bertemu Bastian lagi.

“Ini.... Ini suaranya kakak.....”

Di dalam ruangan yang sunyi itu, suara teriakan terdengar semakin lama semakin dekat. Kakak keempat yang mendengar suara itu terlebih dahulu, wajahnya langsung berubah. Dia seperti mendengar suara Jansen Wu.

“Tuan Bastian, kau dimana?”

Teriakan Jansen Wu itu masih saja berlanjut. Karena jaraknya sangat dekat, maka suaranya semakin keras. Apakah semua orang yang ada di dalam ruangan itu telah mendengar sebuah kebenaran?

“Kakak sudah datang?”

“Ini tidak masuk akal, dia..... benar-benar datang?”

Semua orang seketika bangkit dari sofa, Jasper Wu langsung membuka pintu ruangan dan berjalan menuju koridor.

“Ini... Kakak, kamu....”

Melihat kemunculan Jansen Wu secara tiba-tiba, Jasper Wu tertegun.

Sebelumnya ketika dia melihat Jansen Wu, Jansen Wu masih sangat sehat, penampilannya pun sangat bersemangat. Tetapi baru beberapa waktu tidak berjumpa, mengapa Jansen Wu berubah menjadi lumpuh?

“Kakak!”

“Kakak!”

Aldo Wu, Leonardo Wu, serta orang lainnya segera bergegas keluar, dan melihat Jansen Wu duduk di atas kursi roda, beberapa dari mereka satu persatu langsung menangis.

“Sebenarnya apa yang terjadi? Mengapa penampilan kakak jadi seperti ini?

Sekelompok orang itu nampak bingung melihat keadaan Jansen Wu. Mereka masuk tidak mengerti jika kaki Jansen Wu telah diamputasi.

“Mengapa kalian ada disini?”

Melihat Jasper Wu dan Aldo Wu semuanya ada disitu, Jansen Wu juga sedikit terkejut.

Tetapi dia saat itu dia tidak peduli pada rasa terkejut dan pikirannya, dia langsung melepaskan diri dari Samuel, dan dengan sekuat tenaga dia mengemudikan kursi rodanya menuju Aldo Wu dan yang lainnya, lalu dengan tergesa-gesa dia bertanya:

“Apakah kalian mengenal Tuan Bastian? Tuan Bastian sekarang ada dimana?”

Mendengar pertanyaan itu, Aldo Wu dan yang lainnya saling memandang, tidak tahu harus mengatakan apa. Ketika Bastian menyuruh mereka untuk menunggu, mereka masih mengira semua itu hanya pekerjaan yang sia-sia, dan masing-masing dari mereka merasa enggan untuk melakukannya.

Tetapi sekarang, melihat Jansen Wu tiba-tiba mencari Bastian seperti itu, mereka hanya bisa menghela napas.

Tuan Bastian ini sebenarnya telah melakukan apa pada kakak?

“Kakak, kakimu kenapa?”

Mereka tidak langsung menjawab pertanyaannya, tetapi peduli dengan keadaan kakinya.

“Patah. Sekarang bukan saatnya menanyakan hal ini, kalian cepat beritahu aku, Tuan Bastian sebenarnya ada dimana?”

Jansen Wu yang sangat cemas tidak ingin berbicara tertalu banyak dengan mereka.

Melihat hal ini, Aldo Wu hendak berbicara, namun Jasper Wu menjadi orang yang berada paling depan.

“Kamu terlambat! Tuan Bastian sudah berkata, jika kamu ingin mencarinya, kamu sendiri dari sini harus merangkak hingga lantai 3, dan mencari Tuan Bastian di ruangannya sana.”

“Apa...”

Wajah Jansen Wu langsung berubah, lalu dia menoleh ke Aldo Wu:

“Apakah Tuan Bastian benar-benar berkata seperti itu?”

“Ini, beginilah adanya.” Jawab Aldo Wu mengangguk, lalu kembali berkata, “Kamu ingin bertemu dengannya, atau....”

Mendengar jawaban itu, Jansen Wu tidak tahu harus berbuat apa lagi, dan akhirnya menerimanya.

“Baiklah, aku akan merangkak!”

Selesai berkata, dia langsung turun dari kursi roda, lalu menggunakan kekuatan kedua tangannya merangkak naik ke lantai 3.

Mereka semua mengikutinya, seperti sedang mengawasinya.

Penghinaan, penghinaan tanpa akhir. Itu adalah satu-satunya perasaan yang ada di hati Jansen Wu.

Tetapi demi bisa mengobati kakinya, dia juga harus menghilangkan rasa malunya, dan menghilangkan semua martabatnya. Dia sedikit demi sedikit merangkak menuju lantai 3.

Bastian saat ini telah melihat Jansen Wu dari CCTV. Dia tidak berkata apapun, hanya berdiam diri di dalam ruangannya. Karena dia tahu, dia ingin orang yang kesombongannya telah terukir di dalam sumsumnya seperti Jansen Wu ini benar-benar tunduk padanya. Membiarkan Jansen Wu kehilangan harga dirinya, serta bersedia menerima segala penghinaan yang tiada henti, adalah proses yang sangat diperlukan.

Jarak yang cukup dekat ini, Jansen Wu membutuhkan waktu sejam lebih untuk merangkak.

Dalam waktu selama itu, Jasper Wu dan lainnya terus saja mengikutinya, berjalan di dekatnya. Melihatnya, melihat dia yang sedang merangkak di jalan yang penuh dengan penghinaan.

Melihat penampilan Jansen Wu saat ini, kekaguman yang ada di hati Aldo Wu dan lainnya pada Bastian tidak bisa menjadi lebih dalam.

Menurut orang seperti Jansen Wu, hukuman seperti ini, lebih menyakitkan daripada membunuhnya.

Akhirnya, Jansen Wu tiba di pintu masuk ruangan. Penampilannya saat ini, berubah dari penampilan high class dengan setelan jas menjadi penampilan compang camping. Penampilannya seperti seorang pengemis.

“Tuan Bastian...”

Jansen Wu memanggilnya dengan lemah.

Bastian yang sedang menyeruput segelas teh langsung menoleh padanya, dengan suara lemah berkata:

“Kamu terlambat.”

“Aku.... Tuan Bastian, di jalan ada sedikit gangguan..”

Jansen Wu berkata dengan panik, tetapi ketika ucapannya belum selesai, Bastian kembali berkata:

“Aku tidak suka mendengar alasan.”

“Aku......” Jansen Wu berlutut di bawah, dengan kasihan dia memohon: “Tuan Bastian, aku tidak ingin menjadi orang lumpuh, aku juga meminta Tuan Bastian bermurah hati, tolong beri aku kesempatan sekali lagi. Setelah kaki saya diobati, kamu memintaku melakukan apapun akan aku terima!”

“Menyuruhku memberimu kesempatan sekali lagi, bukan tidak boleh.” Jawab Bastian sambil meletakkan gelasnya, lalu dengan lemah dia kembali berkata: “Masih ingat apa yang pernah kukatakan padamu?”

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu