Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 315 Bahaya Dalang Dibalik Ini

“Pa, maaf, tidak seharusnya saya melawanmu.”

Setelah Bastian sadar, Fendy, Raphael dan Thomas menghampiri.

Bastian sedikit canggung dan merasa bersalah melihat Fendy.

Saat di rumah, dia dan Fendy bertengkar hebat, sampai langsung memanggil nama Fendy. Mungkin karena terlalu emosi, tapi setelah itu, Bastian merasa menyesal.

Dia putranya, beraninya berkata seperti itu kepada ayah sendiri, ini memang sedikit keterlaluan.

“Masalah ini untuk sementara tidak diungkit dulu.”Fendy menghampiri dan duduk, bertanya dengan sungguh-sungguh: “Bagaimana kamu bisa terluka, kenapa bisa terluka seperti ini? Siapa yang menikammu, dan kenapa bisa melibatkan teman-temanmu?”

Ini hal yang paling diperhatikan Fendy saat ini. Ya sudah kalau pelaku itu ingin membunuhnya, kenapa masih menikam Bastian, sampai membuat Bastian dalam keadaan kritis, apakah orang itu benar-benar marah dan gila hingga tidak mengenali saudaranya?

Bahkan kalau orang ini ingin menikam Bastian, tapi mengapa melibatkan teman Bastian? Fendy benar-benar tidak mengerti.

“Bastian, apakah Susanti yang menikammu dari belakang?”

Ketika Bastian hendak berbohong membantu Susanti menyembunyikannya, Thomas tiba-tiba langsung berkata:

“Dokter bilang luka dipunggungmu sangat parah, tidak mungkin ada orang yang mendekati punggungmu lalu menusuknya, kecuali kamu tidak memiliki rasa perlindungan. Dan para pembunuh itu, meskipun mereka bukan pembunuh biasa, tapi mereka masih jauh dari pembunuh profesional. Kalau bukan karena kamu terluka, kamu tidak mungkin akan seperti ini.”

“Apakah Susanti mengkhianatimu?”

Bastian tertegun, melototi Thomas, tiba-tiba terdiam, sialan kamu pintar sekali!

“Susanti? Temanmu?”Fendy yang mendengarnya mengerutkan kening, bertanya: “Sebenarnya apa yang terjadi, Bastian, jangan sembunyikan itu dari kami.”

Karena Thomas sudah mengatakannya, Bastian juga tidak bisa menyembunyikannya, dia hanya bisa menghela nafas mengatakan yang sebenarnya:

“Saat itu aku masih di hotel, Susanti meneleponku meminta pertolongan. Aku pikir dia dalam bahaya, dan segera pergi menyelamatkannya, alhasil di sana hanya ada dia seorang. Awalnya aku ingin membawanya pulang dulu baru membicarakannya, tidak disangka……dia berbalik dan menikamku.”

Berbicara tikaman ini, Bastian sedikit kesal. Susanti selalu menjadi teman baiknya, dia bahkan memperlakukan Susanti seperti adiknya. perasaan ditusuk dari belakang oleh orang yang paling dipercayai, membuatnya sedikit sakit hati.

“Dia memberitahuku, orang tua dan adiknya diculik, dia dipaksa. Lalu aku bertemu dengan sekumpulan pembunuh, aku balik membunuh mereka, dan aku juga terluka parah. Lalu datang sekumpulan pembunuh lagi, kali ini lebih banyak. Untungnya Thomas datang tepat waktu, kalau tidak……”

Berbicara tentang ini, Bastian tidak melanjutkannya, dia memberitahu Fendy dan lainnya gambaran umum kejadian.

Fendy dan lainnya yang mendengar ini, saling memandang.

“Pembunuh itu juga menculik keluarga temanmu, lalu mengancamnya untuk membunuhmu. Keparat ini sengaja merencanakannya, apakah benar dia tidak mengenali saudaranya lagi, apakah tidak cukup mencelakaiku, masih ingin mencelakaimu!”

Fendy menggertakkan gigi dengan marah.

“Tidak, aku merasa bukan orang dari keluarga Yue yang ingin mencelakaiku!”Bastian tiba-tiba berkata: “Saat itu aku pernah bertanya kepada pemimpin mereka, aku bertanya anggota keluarga Yue yang mana yang mengutuskanmu membunuhku, apakah Ferly atau Teguh.”

“Saat itu ekspresinya kebingungan, dia tampak tidak mengenal Ferly dan Teguh. Kalau orang keluarga Yue yang menunjuknya untuk membunuhku, tidak mungkin dia tidak mengenal paman kedua dan paman pertama, dia setidaknya pernah mendengar dua nama ini.”

“Jadi kupikir dia seharusnya tidak diutuskan oleh keluarga Yue.”

Setelah mendengar Bastian, Fendy dan Raphael membelalakkan mata.

“Bukan dari keluarga Yue, lalu siapa?”tanya Raphael.

Bastian menggelengkan kepala, mengerutkan kening, berkata:

“Aku tidak tahu, mungkin dendam pribadi. Aku mengembangkan Perusahaan Ninetop di Kota Tajo dalam waktu yang sangat singkat, sebenarnya memiliki cukup banyak musuh. Mungkin musuh balas dendam padaku, karena iri melihatku, takut aku menggeser posisi mereka di Kota Tajo, jadi ingin menghabisiku.”

“Dari kualitas pembunuh itu, kecil kemungkinan mereka berasal dari kota Juragan.”

Fendy yang mendengar itu, memukul meja dengan keras, berteriak:

“Orang-orang ini benar-benar brengsek!”

“Sialan! Harus selidiki siapa mereka!”

Bastian tidak ingin terus membahas masalah ini saat ini, dendam ini harus dibalas, harus selidiki siapa yang ingin membunuhnya.

Dia bertanya kepada Fendy:

“Yah, bagaimana keadaan kalian di sana? Dalang pembunuh itu……”

Fendy menghela nafas, menceritakan semuanya kepada Bastian tentang baku tembak yang terjadi di hotel.

Setelah Bastian mendengarnya, dia terkejut sampai menarik nafas.

Ada baku tembak, ada ledakan ini bukan pembunuhan, melainkan perang! Dari penjelasan Fendy, dia bisa membayangkan adegan tragis pada waktu itu. Untungnya, Fendy sudah mengatur rencana lebih dahulu, kalau tidak Fendy dan lainnya pasti dalam bahaya.

Memang harus diakui, Fendy lebih hebat dari putranya, Fendy menganalisa secara keseluruhan dan memandang jauh ke depan, tidak bisa dibandingkan dengan Bastian. Kalau dia menghadapi ancaman berbahaya seperti ini, mungkin dirinya sudah mati dibunuh.

“Aku pikir……orang-orang ini tidak mirip seperti pembunuh.”

Ucap Bastian mengerutkan kening, setelah mendengarkan cerita Fendy.

Lalu dia memandang Thomas: “Thomas, bagaimana menurutmu?”

Thomas menghampiri, berkata dengan santai:

“Benar tidak mirip, pembunuh tidak akan beraksi dalam skala besar, biasanya pembunuh beraksi secara diam-diam, jarang membuat langkah besar. Dan mereka dilengkapi dengan perlengkapan, setiap orang dilengkapi bahan peledak. Mereka lebih mirip seperti sekelompok tentara, yang berkoordinasi dengan tertib, aku pikir……mereka tentara bayaran, dan tentara bayaran dari luar negeri.”

“Di dalam negeri, sama sekali tidak mungkin mendapatkan perlengkapan ini, mereka pasti diam-diam menyeludupkan dari luar negeri.”

“Aku pernah menjadi tentara bayaran di luar negeri selama dua tahun, aku tahu jelas karakteristik dan kedisiplinan tentara bayaran.”

Mendengar Bastian dan Thomas menganalisa, Fendy tiba-tiba mengerutkan kening dengan kuat, dan ekspresi Raphael juga sangat kusam.

“Dan di tubuh para pembunuh ini diikat bahan peledak, jelas ini serangan bunuh diri. Mereka harus membunuh Anda baru misi bisa selesai dilaksanakan, bahkan rela mati bersamamu.”

Bastian terus menganalisa:

“Sekumpulan tentara bayaran ini, sama sekali bukan mengambil uang melakukan pekerjaan, mereka tidak mungkin menginginkan uang tidak menginginkan nyawa. Mereka sangat setia kepada dalang yang memerintah mereka, setia sampai bisa mengorbankan nyawa sendiri. Dalang dibalik ini, sangat tidak sederhana.”

Sebelumnya Fendy tidak merasa keseriusan masalah ini sudah sampai tahap ini, sekarang kalau dilihat, kekuatan dan ancaman bahaya dari dalang dibalik pembunuhan ini sudah melampaui imajinasinya.

“Di keluarga Yue……ternyata masih ada orang seperti ini……”dia bergumam: “Sebenarnya siapa, sebenarnya apa yang ingin dia lakukan, tindakannya tidak hanya untuk bersaing denganku di posisi kepala keluarga, melainkan seolah dia sedang membalaskan sesuatu……”

Saat ini di kamar pasien, semuanya memiliki ekspresi yang kusam.

Bastian bertanya:

“Yah, apakah dalam pikiranmu, tidak ada orang yang dicurigai?”

Novel Terkait

Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu