Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 144 Acara Ulang Tahun Susanti

Saat Jadrian berjalan ke dalam ruangan, mereka smua langsung terdiam di tempat, mengerutkan alis melihat ke arah Bastian yang sedang duduk di dalam ruangan makan dengan tenang.

Mereka hanya melihat Bastian satu orang duduk di kursi utama sedang menikmati seekor ikan di dalam piring.

Ikan itu bukan ikan lain, itu adalah ikan arwana seharga 1,2 milyar yang dipiara oleh Chakra.

"Bangs*t! Beraninya kamu makan ikan arwana Kak Chakra!"

"Berengs*k!"

Jadrian dan lainnya langsung berteriak dengan sangat marah kepada Bastian.

Tetapi sementara mereka tidak berani bertindak buru-buru, karena di dalam ruangan hanya ada Bastian seorang. Bastian berani mengajak mereka datang, dia pasti sudah membuat rencana, bagaimana jika ada jebakan di ruang ini?

"Kenapa, aku tidak boleh makan?" Bastian meletakkan sumpitnya, kini ikan itu sudah dimakannya setengah. Dia mengatakan sambil tertawa: "Kalian bilang ikan ini suka makan daging manusia, tetapi aku tidak merasa dia suka makan daging manusia. Dagingnya sendiri lumayan enak dan segar, ikan seharga 1,2 milyar, memang sangat enak."

"Sebelumnya Kak Chakra bilang dia akan memberiku makan jika aku mau, sebelumnya aku sungkan untuk makan, kali ini aku tidak sungkan lagi, apa ada masalah?"

Jadrian dan lainnya menatap akuarium besar yang berada di depan pintu, kini akuarium itu sudah kosong, di dalamnya tidak ada apapun lagi selain air.

Dia mengeratkan giginya menatap Bastian, dengan aura yang menyeramkan berkata:

"Bastian, kamu berani sekali, apa kamu tidak takut kita membunuhmu?"

"Kak Chakra adalah kakak terbesar kami, dia adalah sahabat yang sangat berarti bagi kami. Kamu membuatnya mati, dan berani mengambil hartanya, kamu berani sekali!"

Bastian duduk di sana dengan ekspresi yang sama, dia dengan tenang menuangkan segelas anggur merah untuk dirinya sendiri.

Dia mencicipi seteguk lalu berkata:

"Aku adalah Bastian, anak dari Fendy Yue, tuan muda dari Keluarga Yue."

"Jika aku takut preman seperti kalian, bukankah aku terlalu memalukan Keluarga Yue."

Setelah dia mengatakannya, Jadrian dan lainnya langsung terdiam di tempat, mereka menatapnya dengan sangat terkejut.

"Kamu... kamu adalah tuan muda dari... Keluarga Yue di Kota Juragan?" Jadrian membesarkan matanya dan bertanya.

Bastian melihatnya lalu mengatakan dengan tertawa:

"Kamu kira aku benar takut dengan kalian, jika bukan karena janji dengan ayahku, untuk menguasai semua Kota Tajo dengan kekuatanku sendiri, apa aku bisa berpura-pura kasihan dan dihina oleh kalian?"

"Aku hanya memikirkan posisiku sekarang dari garis besar, tentang perbedaan di antara kita. Lalu dari sini membuat beberapa rencana, jika mau melakukan sebuah rencana besar, harus bisa menahan semuanya, ini diajari oleh kakekku."

"Chakra sudah mati, seluruh hartanya akan menjadi milikku. Semua ini terlihat sangat sempurna, tetapi kenyataannya aku belum bisa melakukan hingga sempurna, karena aku tidak mendapat harga kalian, walaupun kalian sudah mati, harta kalian juga bukan milikku, sayang sekali."

"Tapi jika kalian mati, berarti lawanku sudah berkurang beberapa."

Setelah mendengar kata Bastian, Jadrian dan lainnya saling bertatapan, mereka sangat terkejut.

"Kak Jadrian, bagaimana ini, dia adalah tuan muda Keluarga Yue."

"Keluarga Yue, dengar kabar baru-baru ini Keluarga Yue menghancurkan Keluarga Ye yang sama-sama sebagai Empat Keluarga Besar , kita tidak bisa menyinggungnya."

"Satu kata saja dari Keluarga Yue bisa melenyapkan kita dari Kota Tajo, apa yang harus kita lakukan sekarang?"

Selain Jadrian, beberapa orang lainnya tampak terkejut karena identitas asli Bastian.

Di Hadaswradoko, Keluarga Yue seperti pantangan yang tidak boleh dilanggar seperti yang dikatakan oleh orang.

"Apa yang ditakutkan! Kita sekarang adalah sudah tidak bisa mundur lagi, lagipula apakah dendam Kak Chakra dibiarkan begitu saja?" Jadrian mengeratkan giginya menatap Bastian, lalu berkata dengan yang lain: "Walaupun kita tidak membunuhnya, dia pasti juga tidak akan melepaskan kita."

"Lebih baik sekarang kita bunuh dia untuk balas dendam demi Kak Chakra. Kita juga cepat siapkan barang untuk kabur. Lagipula sekarang uang yang kita dapat juga sudah cukup, ke luar negeri juga bisa bersenang-senang."

“Kita semua adalah orang yang sangat berpengalaman di sini, apa masih takut mati!"

Memang Jadrian adalah orang yang paling berani dari semuanya, walaupun identitas Bastian membuatnya terkejut, tetapi keberanian dia tidak menciut sama sekali. Dia langsung memegang erat pisau dan berkata kepada yang lain:

"Semua menyerang secara terpisah, bunuh berengs*k ini, untuk membantu Kak Chakra balas dendam!"

Setelah dia mengatakannya, beberapa yang lain juga tidak memedulikan apapun lagi, mereka mau menyerang ke arah Bastian dari segala sisi.

Kini, Bastian tiba-tiba berdiri, lalu mengangkat kursi yang diduduknya tadi, dan melempar dengan kuat ke arah Jadrian dan yang lain.

Jadrian dan yang lain langsung dengan cepat menghindar ke samping, tetapi kursi yang dilempar itu bukan mengarah ke mereka, tetapi menghancurkan akuarium di belakang mereka.

Terdengar suara 'piang' yang kuat, akuarium pecah mengikuti suara itu. Air di dalam langsung memuncrat ke seluruh tubuh Jadrian, atau mengalir ke lantai, sekitar sepertiga dari seluruh ruangan di basahi oleh air dari akuarium.

"Gawat! Ini adalah bensin!"

"Kak Jadrian, ini adalah bensin!"

Ekspresi mereka langsung berubah, jantung mereka langsung berdetak dengan kencang.

Jadrian juga sudah mencium sebuah aroma bensin yang berat, dalam seketika semua orang langsung menjadi panik.

Mereka dengan sibuk berlari ke semua arah berencana untuk kabur ke luar, tetapi sudah telat, pemantik api di tangan Bastian yang tahan angin sudah membuang ke arah mereka.

Sebuah suara "Boom" yang kuat.

Sebuah ombak panas berguling ke arah Bastian, semua bensin yang berada di lantai dan tubuh Jadrian sudah terbakar.

Suara teriakan yang sangat sengsara tidak berhenti terdengar di telinga. Jadrian dan lainnya terus menerus berguling di lantai, tetapi juga membakar dengan lebih hebat di dalam 'lautan api'.

"Sampai jumpa!"

Bastian dengan wajah yang datar memberikan 2 kata ini, dia mengeluarkan sebuah tas ransel dari bawah meja, di dalam tas ransel terdapat gulungan tali, sebuah topi dan masker. Setelah dia memakai topi dan masker, dia meletakkan sebelah sisi kait besi dari tali di jendela, kemudian terjun dari jendela lantai 3 ke pintu belakang hotel.

Belakang pintu adalah sebuah gang kecil, biasanya tidak ada yang melewati tempat ini.

Setelah Bastian turun, dia menggerakkan talinya kemudian menyimpan kembali.

Dia menyimpan barangnya di dalam tas ransel, lalu pergi meninggalkan tempat ini.

.....

Hari ini adalah ulang tahun Susanti, sebelumnya dia naik pangkat dan naik gaji, juga mendapat banyak bonus. Susanti sangat ingin membuat sebuah acara ulang tahun yang meriah untuk dirinya sendiri, juga berharap banyak teman yang bisa datang merayakannya.

Karena dia juga perempuan yang baru berusia 20an tahun, dia juga ingin lebih baik terhadap dirinya.

Acara ulang tahun malam ini, dia menghubungi Sasha dan Siska , dan beberapa rekan kerja yang memiliki hubungan lumayan baik dengannya. Dia juga menghubungi beberapa teman kuliahnya, juga ada.... pacarnya saat di kuliah.

Pastinya, pacarnya sudah menjadi mantannya. Dulu mereka adalah teman satu jurusan, Susanti sangat menyukai pria ini, hanya saja hubungan ini hanya bertahan beberapa bulan sudah putus.

Saat itu keluarga Susanti miskin, dia juga tidak ada pendapatan sama sekali, jadi pastinya dia tidak ada uang untuk beli baju. Pria itu tidak suka dia yang berantakan dan tidak ada uang, jadi putus. Terakhir dia mencari pacar yang indah dan bisa merias.

"Bastian, kamu di mana, di mana lokasi yang kamu pesankan untukku?"

Di depan perusahaan, Susanti dan Siska baru selesai lembur dan keluar dari perusahaan, dia langsung menghubungi Bastian. Bastian pernah janji untuk memberikan sebuah lokasi untuk acara ulang tahunnya.

"Tenang saja Susanti, aku sudah mempersiapkan untukmu, bahkan lokasi itu juga sudah didekorasi. Kamu ke alamat ini, aku akan segera tiba." di dalam ponsel, Bastian beritahu alamat Intercontinental Hotel kepada Susanti.

"Jalan Pandu Nomor 225, kan? Baik, aku sudah tahu, terima kasih ya."

"Kamu cepat datang ya, jangan telat."

Susanti dengan senang menutup telepon, dia tidak menyangka Bastian begitu perhatian hingga sudah bantu dekorasi lokasi acara ulang tahunnya.

"Susanti, jangan-jangan kamu percaya dengan Bastian itu? Menurutku dia pasti sembarangan mencari sebuah tempat seperti bar."

"Bukankah kamu bilang nanti mantanmu juga akan datang? Jika dia tahu acara ulang tahunmu di tempat seperti itu, kamu pasti akan sangat memalukan."

Siska dan Sasha mulai berbicara sembarangan di samping Susanti lagi.

Setelah Susanti mendengarnya, dia menggigit bibirnya dan berkata:

"Tidak, aku percaya dengan Bastian. Dia sangat tulus terhadap teman, aku percaya dia tidak akan membuatku malu."

Novel Terkait

Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu