Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 181 Pesan Singkat pada Ponsel

“Bajingan! Apa ini?!”

Saat Willy menunjukkan isi pesannya di di hadapan semua orang, semua orang pun tercengang.

Isi pesan itu dikirim oleh Pak Andi, bahkan dikirim saat Willy sudah mau sampai dirumah. Sebuah pesan dan ada waktu kirimnya, apa lagi yang perlu harus dijelaskan?

Saat ini semua orang pun merasa curiga pada Pak Andi.

“Pak Andi, sekarang apa yang ingin kamu jelaskan. Bahkan kamu berani bekerja sama dengan orang luar untuk membunuh Paman Willy. Sungguh berani ya kamu!”

Bahkan orang luar seperti Raffy pun tidak tahan untuk melihat ini.

Pak Andi melebarkan matanya tak percaya. Ia memandang pesan singkat pada layar. Sejak kapan ia mengirim pesan singkat itu? Ia sama sekali tidak tahu, karena ia sama sekali tidak mengirim pesan singkat ini.

“Tidak mungkin, ini tidak mungkin!”

Ia sangat kesal dan ingin mendekat, tetapi seketika ia langsung ditahan pengawal lainnya di lantai.

“Tidak mungkin! Bukan aku yang mengirim ini!”

“Thomas, ini pasti adalah trik Thomas!”

Pak Andi melototi Thomas dengan kedua matanya yang memerah dan terus berusaha memberontak.

Thomas dengan tenang berdiri di tempat, lalu dengan dingin berkata.

“Pak Andi, ini ponselmu selalu berada denganmu.”

“Katakan kepadaku, bagaimana caranya aku memakai ponselmu untuk mengirim pesan ke orang lain?”

“Jangan berpura-pura lagi, sudah seperti ini kamu masih ingin memfitnahku? Lebih baik kamu jujur dan mengakuinya. Siapa pemilik nomor ini, apakah penembak jitu itu?”

Pak Andi ditekan oleh beberapa pengawal di lantai. Dalam hati merasa sangat putus asa dan marah. Ia sekarang benar-benar tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Ia juga tidak tahu mengapa ponsel bisa mengirim pesan pada nomor telepon asing. Ia hanya yakin bahwa ponselnya selalu berada

Bahkan saat pesan itu dikirim, Thomas sedang berada di mobil lain bersama dengan Willy.

“Aku tidak tahu! Aku benar-benar tidak tahu!”

“Aku tidak mengirim pesan tersebut, sialan ini sebenarnya ada apa ini!”

Pak Andi pun merasa putus asa dan tak berdaya lalu berteriak.

Willy menggelengkan kepalanya lalu dengan kecewa melihatnya.

“Aku benar-benar tidak kepikiran bahwa kamu akan memperlakukanku seperti itu. Kalau bukan tadi ada Thomas diluar melindungiku, mungkin aku sudah dibunuh oleh penembak jitu itu. Hebat juga kamu, Andi. Sebenarnya berapa banyak uang yang mereka berikan padamu, membuatmu yang begitu setia untuk menjadi pembantunya?”

Kedua mata Pak Andi memerah dan ia pun berusaha untuk menjelaskannya.

“Pak Willy, percayalah padaku! Aku Andi tidak akan mengkhianatimu. Kamu jangan jatuh ke dalam perangkapnya!”

Melihatnya yang masih enggan untuk mengakuinya, Willy pun seketika marah dan bergegas untuk menendangnya sebanyak dua kali lalu memarahnya.

“Bajingan, coba kau jelaskan, siapa pemilik nomor asing ini! Mengapa kamu bisa mengirim pesan di waktu seperti ini, jelaskanlah padaku!”

Pak Andi ditendang hingga seluruh wajahnya penuh darah dan sangatlah cemberut.

”Aku tidak tahu, Aku beneran tidak tahu!” Raut wajahnya yang mengerikan, tidak tahu itu nangis atau tertawa. Tetapi dalam hatinya pasti terasa sangat sedih, ia selalu setia terhadap Willy. Ia pun tak sangka hari ini ia akan terjatuh menjadi seperti ini.

Lalu disaat ini, Raffy pun maju dan berkata.

“Paman, sekarang coba kamu menelepon nomor itu dengan menggunakan ponsel Andi. Mungkin bisa mendapat kejutan!”

Mendengar ini, seketika Willy pun mengerti maksud Raffy, lalu segera menghubungi nomor asing tersebut dan menyalakan speaker.

Setelah ponsel mengeluarkan suara ‘Tut Tut’, panggilan pun terhubung. Dari sana pun langsung terdengar suara seorang pria paruh baya yang marah.

“Sialan Andi, ada apa dengan ini! Bos dibunuh di rumah sakit!”

Kata-kata yang keluar pun, membuat semua orang yang berada di ruang belajar tercengang.

Pak Andi seperti tak terduga mendengar suara pria paruh baya tersebut, lalu dengan marah berkata.

“Sialan! Brengsek, aku tidak mengenalmu!”

Kemudian pria paruh baya itu seperti mendengar adanya keanehan, lalu segera mematikannya.

Karena ini, akhirnya identitas Pak Andi telah diketahui. Kalimat ‘Bos terbunuh di rumah sakit’ sangat jelas menunjuk kepada Bastian yang terbunuh di rumah sakit.

Kata-kata yang pria paruh baya bilang, sangat jelas menunjukkan bahwa Pak Andi sekelompok dengan mereka.

Tidak perlu menebak identitas pria paruh baya tersebut, sudah bisa memastikan bahwa orang itu adalah penembak jitu itu.

“Andi, apa yang ingin kamu jelaskan lagi!”

Willy marah besar hingga tubuhnya terus gemetar, bahkan urat nadi di keningnya pun ikut menonjol.

Dan di saat ini, Pak Andi yang sebenarnya tertekan di lantai tiba-tiba berdiri dan mendorong beberapa pengawal tersebut dengan keras. Setelah itu merebut ponsel yang berada di tangan Willy, lalu ia kabur.

Perubahan yang begitu tiba-tiba membuat semua orang tercengang. Thomas yang segera datang menghalang didepan Willy, lalu menegur beberapa pengawal.

“Dasar bodoh! Mengapa masih berdiri disana, buruan pergi kejar!”

Beberapa pengawal itu tersadar kembali dan sibuk keluar dari ruang belajar untuk mengejar Pak Andi.

“Bos, kamu tidak apa-apa kan?”

Thomas pun segera bertanya.

Willy memegang dadanya sendiri seperti sangat sakit, lalu sambil menggelengkan kepala berkata.

“Tidak apa-apa. Dasar brengsek, sepertinya ia sungguh adalah pengkhianat.”

“Thomas, untung ada kamu. Jika aku tidak memintamu untuk menjadi pengawal pribadiku, keluargaku mungkin sudah dikhianati oleh Andi itu!”

Saat ini Nicholas juga sedang marah-marah dan langsung mengatai Pak Andi adalah seorang yang tak tahu terima kasih.

Istri Willy dan Raffy melihat Willy yang begitu marah pun datang untuk menasehatinya.

Willy pun melambaikan tangannya dan berkata pada mereka.

“Kalian semua pergi istirahat saja. Aku dan Thomas masih ada hal yang ingin dibahas. Malam ini tutuplah jendela dengan baik untuk menghindari adanya kecelakaan.”

Setelah Nicholas mereka keluar, Willy pun memasang wajah suram dan berkata.

“Orang yang tadi telepon, sudah pasti adalah penembak jitu.”

“Ia bilang Bosnya telah dibunuh orang di rumah sakit. Sepertinya ia tahu bahwa Bastion telah meninggal. Thomas, kamu rasa apakah penembak jitu itu bisa membalas dendam pada kita?”

Thomas pun terduduk dan berkata.

“Pasti bisa, maka itu sebelum hari senin. Kita harus menemukan keberadaan penembak jitu tersebut, lalu membunuhnya”

Mendengar ini, Willy pun memasang wajah suram dan berkata.

“Tetapi untuk menemukannya itu tidak mudah, ia yang menghilang tanpa jejak. Bahkan kita pun tidak mengetahui wajahnya.”

Thomas berfikir-fikir dan berkata.

“Untuk mengetahui informasi penembak jitu tersebut, maka harus mulai dari orang-orang yang berada di sekitar Bastion dengan cara menyuapnya. Dan juga harus meminta bantuan orang-orang dari dunia kekuasaan gelap untuk menanyakan informasi penembak jitu tersebut. Penembak jitu ini pasti sangat terkenal, sehingga untuk mencari tahunya itu tidak susah, hanya saja perlu mengeluarkan cukup banyak uang."

Willy sambil mengerutkan dahi berkata.

“Penembak jitu ini sangatlah berbahaya, ia harus ditemukan dan dibunuh! Uang bukanlah masalah. Masalah ini aku berikan padamu untuk mengurusnya, kamu harus menemukannya. Disini ada enam milliar, kamu ambil dulu, jika tidak cukup bilanglah kepadaku.”

Sambil berkata, ia pun mengeluarkan sebuah kartu ATM dan menyerahkannya kepada Thomas.

Thomas pun mengambilnya dan menganggukkan kepala.

“Tenang saja Bos, aku pasti akan membantumu untuk membunuh penembak jitu tersebut. Untuk menyingkirkan kekhawatiran Anda.”

Willy menepuk bahu Thomas, sambil menghela nafas berkata.

“Dasar Andi, aku benar-benar tidak sangka ia akan mengkhianatiku. Pengkhianat ini, aku tidak akan membiarkanmu begitu saja. Kamu bekerjalah dengan baik. Aku tidak akan merugikan orang yang setia padaku. Janganlah belajar apa yang telah Andi lakukan.”

“Kamu pergi istirahat saja. Sebaiknya dalam dua hari ini sudah harus menemukan penembak jitu tersebut.”

Thomas pun berdiri dan menganggukkan kepala berkata.

“Anda tenang saja, aku pasti akan menemukan penembak jitu itu. Aku balik ke mobil istirahat saja, tidak balik rumah. Aku takut Andi diam-diam balik dan melakukan sesuatu yang bahaya pada Tuan dan Nyonya.”

Melihat Thomas yang begitu setia, Willy pun merasa sangat bangga, “Kamu telah bekerja keras!”

……

Setelah keluar dari rumah Willy, Thomas pun balik kedalam mobil dan tutup jendela mobil dengan baik.

Ia memegang bawah kursi dan mengeluarkan sebuah ponsel.

Ponsel ini sama persis dengan ponsel Pak Andi. Lebih tepatnya, ini adalah ponsel asli Pak Andi, lalu di ponsel ini tidak ada nomor asing yang mencurigakan, bahkan tidak ada juga pesan singkat tersebut.

Thomas pun memasukkan ponsel kedalam sepatu botnya, lalu berencana untuk mencari kesempatan dan membuangnya besok.

Ia tersenyum licik dan tidak tahan untuk tertawa, lalu berceloteh pada diri sendiri dan mengeluarkan tiga kata.

“Sekelompok orang bodoh!”

Ia bersandar di kursi pengemudi dan tertidur dengan tenang.

Ia tenang, namun Pak Andi tidaklah tenang.

Setelah Pak Andi keluar dari rumah Willy. Ia pun lari sejauh mungkin dan membiarkan rasa kecewanya terus melayang di udara.

Ia sama sekali tidak mengkhianati Willy dan juga tidak berhubungan dengan penembak jitu itu. Ia pun tidak mengerti mengapa ponselnya sendiri bisa mengirim pesan ke nomor asing tersebut.

Ia lari kebawah jembatan lalu mengeluarkan ponselnya dan memeriksa dengan teliti.

Akhirnya, ia pun menemukan keanehan dengan marah berkata.

“Sialan! Ini bukan ponselku!”

Ia pun mengerti, pengkhianat yang sebenarnya adalah Thomas. Mungkin Thomas dan penembak jitu itu bekerja sama.

Tetapi di saat seperti ini, ia sama sekali tidak bisa menjelaskannya. Meskipun balik, Willy juga tidak akan percaya dengan kata-kata yang ia bilang.

Di saat ini, ada sebuah barang keras yang ditodong di belakang kepalanya.

Barang itu sangatlah dingin. Pak Andi pun ketakutan dan mengangkat kedua tangannya dengan bergetar.

“Berbalik badan lah!”

Dari belakangnya pun muncul suara seorang pria paruh baya.

Pak Andi pun pelan-pelan berbalik badan dan melihat jelas wajah yang menodong pistol padanya.

Seketika ia pun terdiam dan dengan tercengang melihati pria paruh baya ini.

“Kamu!”

Novel Terkait

Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu