Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 181 Pesan Singkat pada Ponsel
“Bajingan! Apa ini?!”
Saat Willy menunjukkan isi pesannya di di hadapan semua orang, semua orang pun tercengang.
Isi pesan itu dikirim oleh Pak Andi, bahkan dikirim saat Willy sudah mau sampai dirumah. Sebuah pesan dan ada waktu kirimnya, apa lagi yang perlu harus dijelaskan?
Saat ini semua orang pun merasa curiga pada Pak Andi.
“Pak Andi, sekarang apa yang ingin kamu jelaskan. Bahkan kamu berani bekerja sama dengan orang luar untuk membunuh Paman Willy. Sungguh berani ya kamu!”
Bahkan orang luar seperti Raffy pun tidak tahan untuk melihat ini.
Pak Andi melebarkan matanya tak percaya. Ia memandang pesan singkat pada layar. Sejak kapan ia mengirim pesan singkat itu? Ia sama sekali tidak tahu, karena ia sama sekali tidak mengirim pesan singkat ini.
“Tidak mungkin, ini tidak mungkin!”
Ia sangat kesal dan ingin mendekat, tetapi seketika ia langsung ditahan pengawal lainnya di lantai.
“Tidak mungkin! Bukan aku yang mengirim ini!”
“Thomas, ini pasti adalah trik Thomas!”
Pak Andi melototi Thomas dengan kedua matanya yang memerah dan terus berusaha memberontak.
Thomas dengan tenang berdiri di tempat, lalu dengan dingin berkata.
“Pak Andi, ini ponselmu selalu berada denganmu.”
“Katakan kepadaku, bagaimana caranya aku memakai ponselmu untuk mengirim pesan ke orang lain?”
“Jangan berpura-pura lagi, sudah seperti ini kamu masih ingin memfitnahku? Lebih baik kamu jujur dan mengakuinya. Siapa pemilik nomor ini, apakah penembak jitu itu?”
Pak Andi ditekan oleh beberapa pengawal di lantai. Dalam hati merasa sangat putus asa dan marah. Ia sekarang benar-benar tidak bisa berkata apa-apa lagi.
Ia juga tidak tahu mengapa ponsel bisa mengirim pesan pada nomor telepon asing. Ia hanya yakin bahwa ponselnya selalu berada
Bahkan saat pesan itu dikirim, Thomas sedang berada di mobil lain bersama dengan Willy.
“Aku tidak tahu! Aku benar-benar tidak tahu!”
“Aku tidak mengirim pesan tersebut, sialan ini sebenarnya ada apa ini!”
Pak Andi pun merasa putus asa dan tak berdaya lalu berteriak.
Willy menggelengkan kepalanya lalu dengan kecewa melihatnya.
“Aku benar-benar tidak kepikiran bahwa kamu akan memperlakukanku seperti itu. Kalau bukan tadi ada Thomas diluar melindungiku, mungkin aku sudah dibunuh oleh penembak jitu itu. Hebat juga kamu, Andi. Sebenarnya berapa banyak uang yang mereka berikan padamu, membuatmu yang begitu setia untuk menjadi pembantunya?”
Kedua mata Pak Andi memerah dan ia pun berusaha untuk menjelaskannya.
“Pak Willy, percayalah padaku! Aku Andi tidak akan mengkhianatimu. Kamu jangan jatuh ke dalam perangkapnya!”
Melihatnya yang masih enggan untuk mengakuinya, Willy pun seketika marah dan bergegas untuk menendangnya sebanyak dua kali lalu memarahnya.
“Bajingan, coba kau jelaskan, siapa pemilik nomor asing ini! Mengapa kamu bisa mengirim pesan di waktu seperti ini, jelaskanlah padaku!”
Pak Andi ditendang hingga seluruh wajahnya penuh darah dan sangatlah cemberut.
”Aku tidak tahu, Aku beneran tidak tahu!” Raut wajahnya yang mengerikan, tidak tahu itu nangis atau tertawa. Tetapi dalam hatinya pasti terasa sangat sedih, ia selalu setia terhadap Willy. Ia pun tak sangka hari ini ia akan terjatuh menjadi seperti ini.
Lalu disaat ini, Raffy pun maju dan berkata.
“Paman, sekarang coba kamu menelepon nomor itu dengan menggunakan ponsel Andi. Mungkin bisa mendapat kejutan!”
Mendengar ini, seketika Willy pun mengerti maksud Raffy, lalu segera menghubungi nomor asing tersebut dan menyalakan speaker.
Setelah ponsel mengeluarkan suara ‘Tut Tut’, panggilan pun terhubung. Dari sana pun langsung terdengar suara seorang pria paruh baya yang marah.
“Sialan Andi, ada apa dengan ini! Bos dibunuh di rumah sakit!”
Kata-kata yang keluar pun, membuat semua orang yang berada di ruang belajar tercengang.
Pak Andi seperti tak terduga mendengar suara pria paruh baya tersebut, lalu dengan marah berkata.
“Sialan! Brengsek, aku tidak mengenalmu!”
Kemudian pria paruh baya itu seperti mendengar adanya keanehan, lalu segera mematikannya.
Karena ini, akhirnya identitas Pak Andi telah diketahui. Kalimat ‘Bos terbunuh di rumah sakit’ sangat jelas menunjuk kepada Bastian yang terbunuh di rumah sakit.
Kata-kata yang pria paruh baya bilang, sangat jelas menunjukkan bahwa Pak Andi sekelompok dengan mereka.
Tidak perlu menebak identitas pria paruh baya tersebut, sudah bisa memastikan bahwa orang itu adalah penembak jitu itu.
“Andi, apa yang ingin kamu jelaskan lagi!”
Willy marah besar hingga tubuhnya terus gemetar, bahkan urat nadi di keningnya pun ikut menonjol.
Dan di saat ini, Pak Andi yang sebenarnya tertekan di lantai tiba-tiba berdiri dan mendorong beberapa pengawal tersebut dengan keras. Setelah itu merebut ponsel yang berada di tangan Willy, lalu ia kabur.
Perubahan yang begitu tiba-tiba membuat semua orang tercengang. Thomas yang segera datang menghalang didepan Willy, lalu menegur beberapa pengawal.
“Dasar bodoh! Mengapa masih berdiri disana, buruan pergi kejar!”
Beberapa pengawal itu tersadar kembali dan sibuk keluar dari ruang belajar untuk mengejar Pak Andi.
“Bos, kamu tidak apa-apa kan?”
Thomas pun segera bertanya.
Willy memegang dadanya sendiri seperti sangat sakit, lalu sambil menggelengkan kepala berkata.
“Tidak apa-apa. Dasar brengsek, sepertinya ia sungguh adalah pengkhianat.”
“Thomas, untung ada kamu. Jika aku tidak memintamu untuk menjadi pengawal pribadiku, keluargaku mungkin sudah dikhianati oleh Andi itu!”
Saat ini Nicholas juga sedang marah-marah dan langsung mengatai Pak Andi adalah seorang yang tak tahu terima kasih.
Istri Willy dan Raffy melihat Willy yang begitu marah pun datang untuk menasehatinya.
Willy pun melambaikan tangannya dan berkata pada mereka.
“Kalian semua pergi istirahat saja. Aku dan Thomas masih ada hal yang ingin dibahas. Malam ini tutuplah jendela dengan baik untuk menghindari adanya kecelakaan.”
Setelah Nicholas mereka keluar, Willy pun memasang wajah suram dan berkata.
“Orang yang tadi telepon, sudah pasti adalah penembak jitu.”
“Ia bilang Bosnya telah dibunuh orang di rumah sakit. Sepertinya ia tahu bahwa Bastion telah meninggal. Thomas, kamu rasa apakah penembak jitu itu bisa membalas dendam pada kita?”
Thomas pun terduduk dan berkata.
“Pasti bisa, maka itu sebelum hari senin. Kita harus menemukan keberadaan penembak jitu tersebut, lalu membunuhnya”
Mendengar ini, Willy pun memasang wajah suram dan berkata.
“Tetapi untuk menemukannya itu tidak mudah, ia yang menghilang tanpa jejak. Bahkan kita pun tidak mengetahui wajahnya.”
Thomas berfikir-fikir dan berkata.
“Untuk mengetahui informasi penembak jitu tersebut, maka harus mulai dari orang-orang yang berada di sekitar Bastion dengan cara menyuapnya. Dan juga harus meminta bantuan orang-orang dari dunia kekuasaan gelap untuk menanyakan informasi penembak jitu tersebut. Penembak jitu ini pasti sangat terkenal, sehingga untuk mencari tahunya itu tidak susah, hanya saja perlu mengeluarkan cukup banyak uang."
Willy sambil mengerutkan dahi berkata.
“Penembak jitu ini sangatlah berbahaya, ia harus ditemukan dan dibunuh! Uang bukanlah masalah. Masalah ini aku berikan padamu untuk mengurusnya, kamu harus menemukannya. Disini ada enam milliar, kamu ambil dulu, jika tidak cukup bilanglah kepadaku.”
Sambil berkata, ia pun mengeluarkan sebuah kartu ATM dan menyerahkannya kepada Thomas.
Thomas pun mengambilnya dan menganggukkan kepala.
“Tenang saja Bos, aku pasti akan membantumu untuk membunuh penembak jitu tersebut. Untuk menyingkirkan kekhawatiran Anda.”
Willy menepuk bahu Thomas, sambil menghela nafas berkata.
“Dasar Andi, aku benar-benar tidak sangka ia akan mengkhianatiku. Pengkhianat ini, aku tidak akan membiarkanmu begitu saja. Kamu bekerjalah dengan baik. Aku tidak akan merugikan orang yang setia padaku. Janganlah belajar apa yang telah Andi lakukan.”
“Kamu pergi istirahat saja. Sebaiknya dalam dua hari ini sudah harus menemukan penembak jitu tersebut.”
Thomas pun berdiri dan menganggukkan kepala berkata.
“Anda tenang saja, aku pasti akan menemukan penembak jitu itu. Aku balik ke mobil istirahat saja, tidak balik rumah. Aku takut Andi diam-diam balik dan melakukan sesuatu yang bahaya pada Tuan dan Nyonya.”
Melihat Thomas yang begitu setia, Willy pun merasa sangat bangga, “Kamu telah bekerja keras!”
……
Setelah keluar dari rumah Willy, Thomas pun balik kedalam mobil dan tutup jendela mobil dengan baik.
Ia memegang bawah kursi dan mengeluarkan sebuah ponsel.
Ponsel ini sama persis dengan ponsel Pak Andi. Lebih tepatnya, ini adalah ponsel asli Pak Andi, lalu di ponsel ini tidak ada nomor asing yang mencurigakan, bahkan tidak ada juga pesan singkat tersebut.
Thomas pun memasukkan ponsel kedalam sepatu botnya, lalu berencana untuk mencari kesempatan dan membuangnya besok.
Ia tersenyum licik dan tidak tahan untuk tertawa, lalu berceloteh pada diri sendiri dan mengeluarkan tiga kata.
“Sekelompok orang bodoh!”
Ia bersandar di kursi pengemudi dan tertidur dengan tenang.
Ia tenang, namun Pak Andi tidaklah tenang.
Setelah Pak Andi keluar dari rumah Willy. Ia pun lari sejauh mungkin dan membiarkan rasa kecewanya terus melayang di udara.
Ia sama sekali tidak mengkhianati Willy dan juga tidak berhubungan dengan penembak jitu itu. Ia pun tidak mengerti mengapa ponselnya sendiri bisa mengirim pesan ke nomor asing tersebut.
Ia lari kebawah jembatan lalu mengeluarkan ponselnya dan memeriksa dengan teliti.
Akhirnya, ia pun menemukan keanehan dengan marah berkata.
“Sialan! Ini bukan ponselku!”
Ia pun mengerti, pengkhianat yang sebenarnya adalah Thomas. Mungkin Thomas dan penembak jitu itu bekerja sama.
Tetapi di saat seperti ini, ia sama sekali tidak bisa menjelaskannya. Meskipun balik, Willy juga tidak akan percaya dengan kata-kata yang ia bilang.
Di saat ini, ada sebuah barang keras yang ditodong di belakang kepalanya.
Barang itu sangatlah dingin. Pak Andi pun ketakutan dan mengangkat kedua tangannya dengan bergetar.
“Berbalik badan lah!”
Dari belakangnya pun muncul suara seorang pria paruh baya.
Pak Andi pun pelan-pelan berbalik badan dan melihat jelas wajah yang menodong pistol padanya.
Seketika ia pun terdiam dan dengan tercengang melihati pria paruh baya ini.
“Kamu!”
Novel Terkait
Kisah Si Dewa Perang
Daron JaySi Menantu Buta
DeddyGet Back To You
LexyMenantu Hebat
Alwi GoLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieUnplanned Marriage
MargeryGue Jadi Kaya
Faya SaitamaHabis Cerai Nikah Lagi×
- Bab 1 Aku Tidak Mau Kerja Lagi!
- Bab 2 Keluarga Liu tidak layak untuk masuk ke sini!
- Bab 3 Bercerai
- Bab 4 Carlos Liu dipukul
- Bab 5 Keluarga Liu sekarat!
- Bab 6 Kirania Mengungkapkan Perasaaan
- Bab 7 Menghina Keluarga Liu
- Bab 8 Memblokir Keluarga Liu
- Bab 9 Biarkan Adelia Liu menemani Patrick selama satu malam
- Bab 10 Bertemu dengan Patrick
- Bab 11 Mengapa Kamu Begitu Murahan
- Bab 12 Ini Adalah Balasan Untuk Keluarga Liu Kalian
- Bab 13 Tenggat Waktu 2 Tahun
- Bab 14 Orang Tua Bastian Yue Mau Datang Ke Kota Cumarun
- Bab 15 Orang Yang Dijodohkan Dengan Adelia Liu
- Bab 16 Kamu Telah Membuatnya Putus Asa
- Bab 17 Istriku Sangat Baik Kepadaku
- Bab 18 Kalian Harus Segera Kosongkan Lantai Tiga
- Bab 19 Mengusir Orang
- Bab 20 Tuan Muda Besar Keluarga Yue
- Bab 21 Kamu adalah Anak dari Fendy Yue!
- Bab 22 Kemampuan Bastian yang Sebenarnya
- Bab 23 Ketakjuban Yeni
- Bab 24 Niat Licik Laura
- Bab 25 Aku adalah Pedang yang Tertajam itu!
- Bab 26 Bertemu dengan Davina dan Fenny
- Bab 27 Siapa Yang Berani Maju Selangkah Lagi
- Bab 28 Bastian Mendekati Wanita Kaya
- Bab 29 Aku Dengar Dia Pernah Cerai
- Bab 30 Aku Membencimu!
- Bab 31 Kamu Tidak Boleh Bersama dengan Ricky!
- Bab 32 Yeni yang Cerdas
- Bab 33 Tujuan Harun Datang
- Bab 34 Pengkhianat Perusahaan Fores Sidon
- Bab 35 Yerassyl yang Arogan
- Bab 36 Kecerdasan Bastian Yue
- Bab 37 Salam, Direktur Bastian Yue!
- Bab 38 Kalian Berhutang Budi Padaku
- Bab 39 Dia Masih Memiliki Perasaan Terhadapmu
- Bab 40 Jantung Yeny yang berdetak dengan Cepat
- Bab 41 Siapa Yang Menyuruhmu Memutuskannya Sendiri!
- Bab 42 Ada Orang Mulia Yang Membantu Kamu
- Bab 43 Apakah Bastian Yue Orang Mulia itu?
- Bab 44 Kita Putus Saja!
- Bab 45 Wajah Asli Ricky Li
- Bab 46 Menikah Sabtu Ini!
- Bab 47 Siasat Yeni
- Bab 48 Adelia Liu Akan Menikah
- Bab 49 Mabuk!
- Bab 50 Jangan Memikirkannya Lagi
- Bab 51 Aku Menyukaimu!
- Bab 52 Kemarahan Tak Berujung Bastian
- Bab 53 Pacar Yeni
- Bab 54 Dia Tidak Bersedia!
- Bab 55 Diserang
- Bab 56 Siapa Yang Berani Memukul Kakakku!
- Bab 57 Aku Boss Perusahaan Fores Sidon!
- Bab 58 Orang Yang Pernah Menindasnya Berlutut!
- Bab 59 Kesombongan Bastian
- Bab 60 Ketika Hidup Bersama Mempelai Wanita
- Bab 61 Panggilan Telepon Yeni
- Bab 62 Konflik dalam Keluarga Liu
- Bab 63 Undangan Bertemu Farzan Liu
- Bab 64 Kamu Yang Seharusnya Melindunginya
- Bab 65 Harun Liu Harus Mati!
- Bab 66 Aku Bukan Sampah!
- Bab 67 Menangkap Harun Pergi
- Bab 68 Kelicikan Bastian
- Bab 69 Orang yang Merekam Video
- Bab 70 Menahan Adelia Untuk Tidak Pergi
- Ba 71 Status Orang itu Terlalu Tinggi
- Bab 72 Pergi ke Rumah Yeni
- Bab 73 Aku Tidak Ingin Meninggalkanmu
- Bab 74 Persahabatan dengan Hubungan Palsu
- Bab 75 Mengirim Video Kepada Adelia
- Bab 76 Suasana Hati Adelia yang Diluar Kendali
- Bab 77 Mereka Berdua Sungguh Jadian
- Bab 78 Hal yang tidak Dapat Terhindari
- Bab 79 Pertolongan
- Bab 80 Mungkin Bastian tidak Akan Sadar Kembali
- Bab 81 Kirania yang Setia
- Bab 82 Yang Mengirimkan Video Tersebut Adalah Laura Cao
- Bab 83 Kamu Adalah Wanita Yang Tidak Tahu Malu!
- Bab 84 Kirania Akan Pergi
- Bab 85 Kabar Meninggal Fendy Yue
- Bab 86 Setelah Bastian Fores Yue sadarkan diri
- Bab 87 Bastian Fores Yue, kamu tidak berbakti
- Bab 88 Pemilihan Kepala Keluarga Berikutnya
- Bab 89 Pertemuan Di Luar Ruang Duka
- Bab 90 Rahmat, Pengawal Bastian
- Bab 91 Bastian Tidak Terpilih
- Bab 92 Ade Yue Berontak
- Bab 93 Jangan menembak
- Bab 94 Mengusir Bastian Sekeluarga
- Bab 95 Provokasi Ketiga Keluarga Besar
- Bab 96 Perpisahan Keluarga Yue
- Bab 97 Alur yang Tak Terduga
- Bab 98 Amarah Fendy Yue
- Bab 99 Ide Cemerlang Bastian
- Bab 100 Keluarga Yue Tidak Tergoyahkan !
- Bab 101 Meminta Ampun
- Bab 102 Semuanya sedang Berakting
- Bab 103 Pacar Pura-pura
- Bab 104 Hanya Orang Biasa
- Bab 105 Tidak Terprovokasi
- Bab 106 Aku Akan Memberimu Uang, Tinggalkan Anna Ahn
- Bab 107 Tuan Muda Keluarga Yue
- Bab 108 Bagaimana Mungkin Tuan Muda Adalah Orang Yang Tidak Berguna
- Bab 109 Dialah Tuan Muda Raffy
- Bab 110 Anna Mencium Bastian
- Bab 111 Bastian Dibawa Pergi
- Bab 112 Jangan Membuatku Memandang Rendah Dirimu
- Bab 113 Bersiap Kembali Ke Kota Cumarun
- Bab 114 Yeni Sudah Pergi
- Bab 115 Kebangkitan Farzan Liu
- Bab 116 Yeni hamil !
- Bab 117 Berangkat ke Kota Tajo
- Bab 118 Perusahaan Ninetop
- Bab 119 Seluruh karyawan mengeruk uang perusahaan !
- Bab 120 Krisis dalam perusahaan
- Bab 121 Perusahaan Melakukan PHK
- Bab 122 Susanti
- Bab 123 Winnie dan Marie dipecat
- Bab 124 Susanti Naik Jabatan
- Bab 125 Kamu Putus Cinta
- Bab 126 Yeni Ditipu
- Bab 127 Kabar Dari Yeni
- Bab 128 Aku hanyalah seorang programmer
- Bab 129 Sarim
- Bab 130 Lelang
- Bab 131 Kecelakaan
- Bab 132 Apakah kamu adalah pacarnya?
- Bab 133 Acara Lelang Resmi Dimulai
- Bab 134 Bantuan Bastian
- Bab 135 Gelombang Terakhir Pada Acara Lelang
- Bab 136 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 137 80M Itu Tidak Perlu Dibayar Lagi
- Bab 138 Pertemuan Dengan Susanti
- Bab 139 Kiamat Bagi Chakra
- Bab 140 Rencana Bastian
- Bab 141 Tertukar
- Bab 142 Mati Bersama
- Bab 143 Ancaman Jadrian Dan Lainnya
- Bab 144 Acara Ulang Tahun Susanti
- Bab 145 Lucas
- Bab 146 Bastian Hadir di Ulang Tahun Susanti
- Bab 147 Ini Adalah Adik Perempuanku
- Bab 148 Seperti Seorang Putri
- Bab 149 Lucas yang Memalukan
- Bab 150 Tidak Memakai Baju
- Bab 151 Aku Temanimu Mencari
- Bab 152 Menerima interogasi
- Bab 153 Semoga Kalian Bisa Menemukan Pelaku Sebenarnya
- Bab 154 Ada Berita Yeni
- Bab 155 Hadiah Uang Sebesar 20 miliar Rupiah
- Bab 156 Menemukan Penipu
- Bab 157 Mengajak Yeni Untuk Bertemu
- Bab 158 Bastian Yang Mengerikan
- Bab 159 Biarkan Dia Melaporkan Aku
- Bab 160 Aku Melihat Kekasihmu
- Bab 161 Kecelakaan Mobil
- Bab 162 Bertemu lagi dengan Raffy
- Bab 163 Bastian Dihajar
- Bab 164 Kekuasaan Keluarga Xiao
- Bab 164 Aku Jamin Akan Membuat Perusahaan Ninetop Bangkrut
- Bab 166 Pergi Menangkap Bastian
- Bab 167 Bastian Dibawa Pergi
- Bab 168 Telepon Genggam Kedua
- Bab 168 Bajingan ini Kuat Juga!
- Bab 170 Penembak jitu
- Bab 171 Thomas Qi
- Bab 172 Menangkap Hercules
- Bab 173 Dia Adalah Tuan muda Keluarga Yue
- Bab 174 Pembunuh Handal
- Bab 175 Aku Menjadi Mata-Mata Untuk Kalian
- Bab 176 Sarim Menyatakan Perasaan
- Bab 177 Di Hatiku Hanya Ada Seorang
- Bab 178 Tugas membunuh Bastian
- Bab 179 Penembak jitu muncul
- Bab 180 Pak Andi adalah Pengkhianat
- Bab 181 Pesan Singkat pada Ponsel
- Bab 182 Keberadaan Penembak Jitu
- Bab 183 Perperangan Di Rooftop
- Bab 184 Identitas Orang Tersebut
- Bab 185 Kimmy Yang Dikuburkan Secara Hidup-hidup
- Bab 186 Aku Tidak Bermarga Ye, Margaku Adalah Yue
- Bab 187 Pengawal
- Bab 188 Rencana didalam Rencana
- Bab 189 Fernando yang Dipermainkan
- Bab 190 Willy yang Putus Asa
- Bab 191 Aku Akan Menjadi Saksi Untuknya
- Bab 192 Kalian adalah sekelompok!
- Bab 193 Apakah kamu tidak sanggup bermain?
- Bab 194 Keluarga Cui dapat membantu.
- Bab 195 Menarik Fernando Li ke sisiku
- Bab 196 Berjumpa dengan Yeni.
- Bab 197 Tidak Terselamatkan
- Bab 198 Membuatnya Membayar Semuanya!
- Bab 199 Raffy Cui Kembali ke Kota Juragan
- Bab 200 Tuan Muda !
- Bab 201 Melenyapkan Keluarga Cui
- Bab 202 Menjauh
- Bab 203 Keterkejutan Fernando Li
- Bab 204 Kamar Dagang Fores Sidon
- Bab 205 Ambisi Bastian
- Bab 206 Perubahan Hati Yeni
- Bab 207 Biarkan Mereka Pergi!
- Bab 208 Susanti Diusir
- Bab 209 Selangkah Demi Selangkah Yang Menakjubkan
- Bab 210 Emosi Sarim Meledak Ledak
- Bab 211 Konfrontasi Antara Sarim dan Bastian
- Bab 212 Pulanglah Bersamaku
- Bab 213 Satu Keluarga Memang Harus Kompak
- Bab 214 Situasi Terbaru Keluarga Liu
- Bab 215 Tidak Pantas Baginya
- Bab 216 Aku Ingin Pulang Ke Kota Cumarun
- Bab 217 Perpisahan dengan Sarim
- Bab 218 Ayo kita menikah
- Bab 219 Keluarga Wang di Kota Cangan
- Bab 220 Telepon dari Fendy Yue
- Bab 221 Bertemu Orang Tua Yeni
- Bab 222 Dia Pernah Cerai
- Bab 223 Niat Jahat Carlos
- Bab 224 Kamu Merusak Putriku
- Bab 225 Mengacam Dengan Kematian
- Bab 226 Merancang Keluarga Wang
- Bab 227 Keluarga Lin Dari Kota Cangan
- Bab 228 Keluarga Wang Yang Luar Biasa
- Bab 229 Kalian Membuat Keluarga Wang Malu
- Bab 230 Meli Dan Suaminya Berlutut
- Bab 231 Kenapa Menyuruh Orang tuaku Berlutut
- Bab 232 Ketangguhan Bastian
- Bab 233 Gunawan yang Ketakutan
- Bab 234 Tetap Harus Menunduk
- Bab 235 Permintaan Sanjaya
- Bab 236 Identitas Suami Yeni
- Bab 237 Rencana Licik Cindy
- Bab 238 Undangan Dari Generasi Muda Keluarga Wang
- Bab 239 Pukul dia!
- Bab 240 Serangan Balik Bastian
- Bab 241 Mematahkan Kedua Kaki Dan Tanganmu
- Bab 242 Jimmy Meminta Maaf
- Bab 243 Keluarga Wang Tidak Ingin Mengurusi Hal Ini
- Bab 244 Perkumpulan para penjabat
- Bab 245 Apakah Kamu Berhak Untuk Menghakimi Aku?
- Bab 246 Sombong!
- Bab 247 Aku Memandang Rendah Kalian Semua
- Bab 248 Cara Apa Yang Dia Miliki
- Bab 249 Dia, Cucu Kandung Tuan Raphael
- Bab 250 Tuan Raphael Sudah Pensiun
- Bab 251 Jika Ada Yang Mati Aku Akan Menanggung Jawabnya
- Bab 252 Kedatangan Sanjaya
- Bab 253 Sanjaya Marah Besar
- Bab 254 Keluarga Lin-ku Memiliki Tuan Albert
- Bab 255 Apakah Dia Mengenal Tuan Albert Atau Tidak
- Bab 256 Tamu Penting Itu
- Bab 257 Kalian Sangat Berani!
- Basb 258 Tuan Bastian, Kami Sudah Salah
- Bab 259 Penyesalan Gunawan Wang
- Bab 260 Keluarga Wang Panik
- Bab 261 Albert Wei Memohon Kepada Bastian
- Bab 262 Aku Mau Mengumpulkan Semua Orang Kaya Kota Cangan
- Bab 263 Kembali Lagi Ke Rumah
- Bab 264 Pelayanan Paling Mewah
- Bab 265 Rencana Bastian
- Bab 266 Keluarga Wang Sekarang, Mendengarkan Perintahmu
- Bab 267 Rencana Dengan Tujuan Besar
- Bab 268 Berpandangan Sempit
- Bab 269 Identitas Terungkap
- Bab 270 Keluarga Yue tidak akan meremehkan keluarga Wang kan
- Bab 271 Keluarga Wang akan mengalami perubahan
- Bab 272 Siapa yang masih memiliki pendapat?
- Bab 273 Visi Bastian yang sangat luar biasa
- Bab 274 Konferensi orang-orang hebat
- Bab 275 Mereka hanyalah sekumpulan Terrapin saja
- Bab 276 Gozali
- Bab 277 Aku Bastian
- Bab 278 Halo Tuan Muda!
- Bab 279 Ini Konsepmu
- Bab 280 Anak ini Licik Sekali!
- Bab 281 Ronaldo
- Bab 282 Aku Sungguh Pintar
- Bab 283 Ancaman dari Seorang Pemimpin Besar
- Bab 284 Petugas, Mohon Bantu Daftarkan Diriku
- Bab 285 Kota Ciangi ini Milikmu?
- Bab 286 Perbandingan Burung Garuda dan Semut
- Bab 287 Direktur dan Wakil Direktur
- Bab 288 Aku Hanya Pencatut
- Bab 289 Mengobrol bersama Fendy Yue di Telepon
- Bab 290 Dia adalah Cucu Perempuan Gunawan Wang
- Bab 291 Pria Pemuja Susanti
- Bab 292 Badai Datang
- Bab 293 Tidak Peduli Apapun Yang Terjadi Kita Akan Menghadapi Bersama
- Bab 294 Orang-orang Keluarga Yue Marah Besar
- Bab 295 Kita Adalah Saudara!
- Bab 296 Hukuman Berat Tidak Adil!
- Bab 297 Perjalanan Ke Kota Tajo
- Bab 298 Anak Kelima dari Keluarga Yue yang Sesungguhnya
- Bab 299 Konspirasi Besar Itu
- Bab 300 Tidak Akan Dijatuhkan Dengan Begitu Mudah
- Bab 301 Aku Tidak Terima
- Bab 302 Jangan Memaksaku!
- Bab 303 Kalian Harus Memaksaku Seperti Ini?
- Bab 304 Menunggu Hasil
- Bab 305 Isi Dari Secarik Kertas
- Bab 306 Misi kita
- Bab 307 Dalam Sekejap 18 Tahun Sudah Berlalu
- Bab 308 Susanti Meminta Pertolongan
- Bab 309 Serangan
- Bab 310 Bukan Utusan Keluarga Yue
- Bab 311 Wanita yang Ada di Dalam Mobil BMW
- Bab 312 Kondisi yang Tidak Terkendali
- Bab 313 Bastian Terkena Masalah Lagi
- Bab 314 Dia Dan Bastian Sudah Bercerai
- Bab 315 Bahaya Dalang Dibalik Ini
- Bab 316 Kecelakaan Atau Konspirasi Lain
- Bab 317 Dugaan Fendy
- Bab 318 Tiga Keluarga Besar
- Bab 319 Perasaan yang Aneh
- Bab 320 Tidak Bisa Tidur Semalaman
- Bab 321 Pengusiran!
- Bab 322 Kesalahan Apa!
- Bab 323 Hubungan Keluarga Yang Tidak Bisa Diputuskan
- Bab 324 Cinta Ayah yang Dalam
- Bab 325 Hengky Tang yang Ganas
- Bab 326 Harimau Yang Ganas hanya Berjalan Sendirian
- Bab 327 Keluarga Ning Di Kota Tajo
- Bab 328 Singkirkan Bastian Secepat Mungkin
- Bab 329 Perjamuan Hongmen
- Bab 330 Mengancam
- Bab 331 Kebengisan Bastian
- Bab 332 Dia Adalah Mantan Suamiku
- Bab 333 Mengorbankan Sesuatu Yang Penting Untuk Hal Yang Lebih Penting
- Bab 334 Kekejaman Zayn Ning
- Bab 335 Membunuh Hengky
- Bab 336 Aku Akan Menyelamatkan Hidupmu Dulu
- Bab 337 Aku Adalah Ayahmu
- Bab 338 Keberadaan Susanti
- Bab 339 Kamu Yakin Ingin Membalas Dendam
- Bab 340 Zayn Ning Adalah Orang Yang Munafik
- Bab 341 Mengapa kamu meninggalkanku
- Bab 342 Aku Sendiri Yang Akan Membunuh Bastian
- Bab 343 Negosiasi
- Bab 344 Kartu Akhir Masing-Masing
- Bab 345 Melibatkan Anggota Keluarga
- Bab 346 Sebuah Pertarungan
- Bab 347 Membabi Buta
- Bab 348 Meninggalkan Kota Tajo
- Bab 349 Aku Tidak Akan Mencelakakanmu
- Bab 350 Hanya Orang Hebat Yang Bisa
- Bab 351 Kebiasaan Perilaku Orang Kuat
- Bab 352 Dua puluh Juta Kupon Undian Lotre
- Bab 353 Hadiah 100 miliar
- Bab 354 Kalian Lak-laki Apa Bukan
- Bab 355 Sekelompok Penakut
- Bab 356 Geng Cahaya
- Bab 357 Thomas, Bunuh Dia
- Bab 358 Takut?
- Bab 359 Biarkan Aku Duduk Di Posisimu
- Bab 360 Untuk Apa Sok Kuat
- Bab 361 Berlutut!
- Bab 362 Jasper Wu
- Bab 363 Tidak Berani Berdiri
- Bab 364 Ibumu Melahirkan Tujuh Putra
- Bab 365 Sudah Waktunya Mengganti Penguasa
- Bab 366 Identitas Asli Ratna
- Bab 367 Organisasi Werwolf
- Bab 368 Soraya dan Anak Perempuannya
- Bab 369 Menelusuri Aaron Yue
- Bab 370 Kedudukan Jasper
- Bab 371 Leonardo Yang Bejat
- Bab 372 Kamu Pikir Aku Masih Takut Kepadamu?
- Bab 373 Orangnya Aldo Wu
- Bab 374 Aldo Wu Melawan Bastian
- Bab 375 Aku Bukan Orang Baik.
- Bab 376 Bunuh Semua Yang Menghalangi
- Bab 377 Taktik Psikologis
- Bab 378 Seluruh Gedung Penuh Dengan Bom
- Bab 379 Main Main Dengan Nyawa
- Bab 380 Menghianati Aldo Wu
- Bab 381 Rencana Selanjutnya
- Bab 382 Jansen Wu, Biarkan Aku Sendiri yang Mengurus saja
- Bab 383 Mengantar Adelia Pergi
- Bab 384 Hidup Mati Bersama dan Menghadapi Kesulitan Bersama
- Bab 385 Rumah Besar Juvenal
- Bab 386 Bukti untuk Mengancam Jansen
- Bab 387 Mengapa Kamu juga Bisa kungfu Hung Ga?
- Bab 388 Aku Beri Satu Miliar Untukmu
- Bab 389 Jansen Wu yang Cacat
- Bab 390 Keberaniannya aku yang Kasih
- Bab 391 Memanggil Bala Bantuan
- Bab 392 Kalian Berani Menghina Tuan Bastian
- Bab 393 Biarkan Dia Menemuiku
- Bab 394 Dengan Merangkak Menemui Tuan Bastian
- Bab 395 Semua Sama, Tidak Tahu Diri
- Bab 396 Menghancurkan Rencana Juvenal Wu
- Bab 397 Telepon Dari Soraya
- Bab 398 Informasi Senilai Empat Puluh Miliar
- Bab 399 Serangan Balik Juvenal
- Bab 400 Berlayar
- Bab 401 Aku Akan Membunuh Si Pengkhianat
- Bab 402 Kekuasaan Penuh
- Bab 403 Menyerah
- Bab 404 Bunuh aku, lepaskanlah yang lain
- Bab 405 Menang atau kalah masih belum pasti, situasi belum berakhir.
- Bab 406 Rencana didalam rencana.
- Bab 407 Kamu kalah dengan adil.
- Bab 408 Mengambil alih Geng Cahaya.
- Bab 409 Pemimpin Meninggal
- Bab 410 Tangisan Jansen
- Bab 411 Apakah Kamu Disandera
- Bab 412 Erick
- Bab 413 Rencana Berantai
- Bab 414 Dia Adalah Pembimbing Dalam Hidupku
- Bab 415 Aku Memang Boneka
- Bab 416 Hasil Penyelidikan
- Bab 417 Aku Hanya Perlu Yang Setia
- Bab 418 Wabah Di Desa Wang
- Bab 419 Wabah Atau Penyebaran Virus
- Bab 420 Geng Cahaya Diserang
- Bab 421 Menunggu Waktu Yang Tepat
- Bab 422 Perusahaan Long
- Bab 423 Kalian Tidak Berguna
- Bab 424 Bertemu
- Bab 425 Jangan Gegabah Terlebih Dahulu
- Bab 426 Ander Jiang
- Bab 427 Basis Penelitian
- Bab 428 Virus T2
- Bab 429 Kematian Hidayat
- Bab 430 Kamu Sedang Curiga Padaku
- Bab 431 Serangan Yang Menyeramkan
- Bab 432 Tidak Disangka Kalian Masih Berani Datang
- Bab 433 Bagai Srigala yang kelaparan
- Bab 434 Pengkhianat, Harus Mati
- Bab 435 Hati-hati, Aku Akan penggal Kepalanya
- Bab 436 Surga Tidak Ada Jalan, Neraka Tidak Punya Pintu
- Bab 437 Mereka benar-benar setan
- Bab 438 Tidak Akan Pernah Menyerah
- Bab 439 Itu Adalah Tuan Bastian Kami
- Bab 440 Perkumpulan orang besar
- Bab 441 Legendaris Cangbei
- Bab 442 Ternyata Latar Belakangnya Begitu Luar Biasa
- Bab 443 Dilan Beraksi
- Bab 444 Tamu Khusus Omar
- Bab 445 Dewa Pembunuh
- Bab 446 Tuan Wadi
- Bab 447 Apakah Kamu Takut
- Bab 448 Aku mau bermain nyawa.
- Bab 449 Dewa pembunuh terjatuhkan
- Bab 450 Kematian Dilan.
- Bab 451 Siapa yang berani menyentuhnya.
- Bab 452 Ivan kalian, sudah mati!
- Bab 453 Harta Atau Nyawa
- Bab 454 Pembodohan
- Bab 455 Menerima Undangan
- Bab 456 Awal Dari Segalanya (End)