Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 138 Pertemuan Dengan Susanti

hari pun sudah subuh ketika mereka sampai dirumah.

villa kecil ini merupakan salah satu harta Fendy Yue di kota Tajo ini, dulunya dia juga tinggal disini setiap dia datang ke kota Tajo.

Bastian juga malas untuk membeli villa baru, dia memilih untuk tinggal disini.

setelah selesai mandi, dia masih belum sadar dari mabuknya dan masih merasa pusing. namun dia tidak berencana untuk tidur melainkan duduk diruang kerjanya dan mengeluarkan semua barang yang diberikan Patrick tadi.

dia membacanya dengan teliti termasuk data dari istrinya Cakhra, Stefani.

tidak tahu berapa lama ia membaca, ia pun meletakkan semua data itu dan wajahnya pun dihiasi oleh sebuah senyuman yang dalam.

" ikan seharga 1,2M kan, aku akan segera memakannya dalam 2 hari ini!"

Bastian berbicara kepada dirinya sendiri dan tidak lama kemudian, dia pun tertidur diruang kerjanya itu.

...............

pada hari kedua, Bastian tidak pergi keperusahaan.

dia pergi kesalah satu tempat gym di pusat kota. luas Gym ini tidaklah kecil, Bastian pun langsung mendaftar kartu member tahunan ketika ia masuk.

setelah ia selesai mengganti pakaian dan bergegas untuk olahraga, dia pun dihalangi oleh beberapa pelatih pribadi. beberapa pelatih itu melihat kalau dia begitu murah hati dan semua barang yang dikenakan Bastian adalah barang bermerek. sangat jelas kalau dia adalah orang kaya, tentu saja mereka berbondong bondong ingin menjadi pelatih pribadinya.

" bro, aku lihat bentuk tubuhmu ini lumayan bagus, apakah kamu ingin membeli les tembahan?"

" kamu tidak akan bisa berotot jika berlatih secara sembarangan, kami sangat profesional dan bisa membimbingmu secara profesional juga."

Bastian sedikit kesal terhadap mereka dan dia langsung membuka bajunya untuk memperlihatkan otot pada tubuhnya itu:

" apakah kalian yakin ingin mengajariku melatih otot?"

seluruh pelatih itu terkejut dan menelan liur ketika melihat itu.

meskipun bentuk tubuh dan otot otot Bastian tidak sebesar mereka, namun garis-garis otot Bastian sangatlah melengkung, bentuk ototnya juga terlohat jelas dan setiap otot terlihat keras seperti besi.

" maaf menganggu......"

" berlatihlah, silahkan berlatih........"

setelah mengatakan itu, sekelompok pelatih itu pun bubar.

otot ditubuh Bastian itu tidak dapat diperoleh jika tanpa melakukan latihan selama puluhan tahun, meskipun mereka pelatih, tetapi mereka juga tahu akan logika yang ada.

" hm!"

Bastian tersenyum dan berjalan kedalam tanpa memakai kembali bajunya.

didalam ruang peralatan itu, sangatlah banyak orang yang sedang berolah raga. kebanyakan dari mereka adalah anak muda. diantara anak anak muda itu, lebih banyak ditemukan kaum pria. wanita disana telah berumur sekitar 30 hingga 40-an.

ketika Bastian lewat, para pria disana pun berhenti dan menatap kearah otot otot Bastian. mereka lalu membandingkannya dengan otot sendiri, otot yang tadinya terlihat itu sudah kembali menyusut setelah melihat otot Bastian.

" sh*t, tidak mau latihan lagi!"

pria ataupun wanita yang berumur 30an itu pun menelan liur ketika melihat tubuh Bastian. mereka malah membenci diri mereka karena dilahirkan terlalu cepat.

muda dan maskulin, bukankah ini yang disukai oleh anak muda? hanya saja Bastian terlihat sedikit sombong dan para wanita juga malu untuk menyapanya.

tatapan Bastian sedang melirik seorang wanita dan wanita itu berumur sekitar 37tahun, namun dia masih memilik bentuk tubuh yang bagus. dia memakai baju yang ketat dan berhasil mencetak garis tubuhnya yang sempurna itu.

otot wanita itu terlihat seperti otot wanita muda pada umumnya.

olahraga bisa membuat orang semakin muda, perkataan ini tidaklah salah. jikalau Bastian tidak mengenal siapa wanita itu, mungkin saja dia tidak akan percaya kalau wanita itu sudah berumur 38 tahun.

saat itu, wanita itu sedang latihan mengangkat dumbbell, Bastian langsung menghampirinya dan berkata dengan suara yang sangat menarik perhatian:

" ada yang salah pada gerakanmu, kamu tidak akan mendapatkan hasil yang sempurna jika latihan seperti ini. kamu bahkan bisa terkilir."

wanita itu menoleh dan menatap Bastian dengan penuh curiga. namun wajahnya langsung memerah ketika melihat otot otot ditubuh Basrian itu dan bahkan nafasnya semakin kencang.

" gerakan ini seharusnya seperti ini, tidak apa apa kan kalau aku mengajarimu?" tanya Bastian sambil tersenyum.

" ha? tidak.... apa apa kok." wanita itu sedikit malu, tetapi dia tidak menolak.

Bastian memegang tangannya dan mengajarinya.

.............

sekitar 1 jam berlalu, Bastian dan wanita itu pun pergi kesalah satu kafe terdekat disana dan mereka pun sudah mengganti pakaian mereka.

" aku masih belum sempat menanyakan nama pria ganteng ini, apa nama lengkap kamu?"

tanya wanita itu sambil mengaduk kopi yang ada didepannya.

Bastian tersenyum dan berkata:

" margaku adalah Yue dan namaku adalah Bastian."

" bagaimana dengan kamu?"

wanita itu pun berkata"

" namaku diberi oleh ayahku dan tidak begitu enak didengar, namaku adalah Stefani."

Bastian tersenyum:

" tadinya, aku tidak tahu harus bagaimana memanggilmu, sedikit kurang sopan jika aku memanggilmu gadis muda. jika aku memanggilmu tante, kamu masih begitu muda, aku tidak sanggup memanggilmu seperti itu."

" bagaimana kalau aku memanggilmu kak Stefani saja?"

Stefani tersenyum dan berkata :

" pak Bastian, kamu benar benar bisa membuat wanita senang. meskipun wanita tidak suka membahas umur, namun...... aku sudah berumur 38 tahun."

mendengar ini, Bastian pun menatap Stefani dengan sangat terkejut:

" tidak mungkin, aku bahkan mengira kamu hanya lebih tua beberapa tahun dari diriku saja."

" kak Stef, kamu melakukan perawatan yang sangat baik!"

Stefani yang berumur 38 tahun itu sangat senang ketika Bastian menganggapnya sebagai wanita berumur 24 tahun.

mereka mengobrol sangat lama di kafe itu dan Bastian selalu bisa mencari topik pembicaraan sebagai bahan obrolan mereka.

" pak Bastian, sepertinya kita adalah jodoh, kita memiliki banyak kesamaan, bagaimana kalau kita bertukaran nomor telepon." kata Stefani sambil tersenyum :" kita boleh pergi ke tempat Gym sama sama dan aku masih ingin diajari beberapa gerakan lainnya."

Bastian mengangguk dan berkata :" tentu saja boleh."

setelah mereka saling bertukaran, Bastian pun berkata :

" kak Stef, ponselku kehabisan baterai, apakah aku boleh meminjam ponselmu untuk menelepon karyawan perusahaanku? ada sedikit hal yang ingin aku perintahkan."

Stefani lalu memberikan ponselnya kepada Bastian tanpa ragu, dia pun bertanya:

" apakah pak Bastian seorang pengusaha?"

Bastian mengangguk :

" iya, aku adalah Direktur dari perusahaan Ninetop."

sambil mengatakan itu, dia pun berpura pura menelepon lalu pergi keluar kafe untuk melanjutkan panggilan itu.

Stefani duduk sendiri didalam kafe sambil berkata pada diri sendiri :

" ganteng, muda, bahkan punya perusahaan sendiri. benar benar anak muda yang berprestasi......"

tidak lama kemudian, Bastian kembali dan mengembalikan ponsel itu kepada Stefani. mereka pun kembali mengobrol.

disaat ini, sebuah suara yang tidak asing pun terdengar:

" Bastian, kenapa kamu disini?"

Bastian terbengong dan menolehkan kepala, dia melihat keberadaan Susanti, Siska dan Sasha disana.

" Susanti, kalian...."

Bastian sedikit canggung, dia sedang mengurus sesuatu dan tidak menyangka dirinya bisa bertemu dengan mereka disini.

" pak Bastian, mereka??"

Stefani sedikit mengerutkan kening ketika melihat ketiga wanita cantik itu.

Bastian pun berkata dengan canggung:

" oh, mereka adalah karyawan diperusahaanku."

" kak Stef, tunggu sebentar ya."

Bastian lalu menyuruh mereka untuk duduk ditempat lain.

" Karyawan? sejak kapan kami menjadi karyawan?" kata Siska dengan penuh kebingungan, dia kembali berkata :" Bastian, aku lihat wanita itu sudah berumur dan dia memakai barang barang bermerek juga. jangan jangan kamu sedang mengencani istri pejabat?"

Susanti sedikit canggung tetapi dia tetap membela Bastian :

" Siska, jangan bicara sembarangan. bagaimanamungkin Bastian seperti itu, dia pastilah sedang mengurus hal penting."

Siska dan Sasha tidak begitu menyukai Bastian, dan mereka pun berkata:

" pekerjaan yang formal tidak mungkin bisa mendapatkan uang yang banyak dibandingkan menjadi seorang simpanan. gajinya selama sebulan bisa ia dapatkan dengan gampang dari tangan istri pejabat itu."

Bastian tidak bisa menjelaskan keadaan yang ada, namun dia juga tidak ingin menjelaskan keadaan itu kepada kedua wanita itu.

" sebentar, apa hubungannya dengan kalian jika aku berkencan dengan dia, aku bukan berkencan dengan kalian kok." kata Bastian sambil mengerutkan kening.

Siska dan Sasha terlihat tidak begitu senang dan mereka menoleh seolah olah merasa sangatlah jijik pada Bastian.

melihat Bastian marah, Susanti pun berkata:

" Bastian, mereka hanya bercanda kok, jangan dianggap serius."

" oh iya, apakah kamu sudah mencari tempat untuk merayakan ulang tahunku? ini sudah minggu keenam dan lusa adalah hari ulang tahunku, jangan lupa ya."

Bastian mengangguk :

" tenang saja, bagaimana mungkin aku melupakan hari ulangtahumu, tunggu telepon dariku senin nanti."

" Susanti, masih ada hal lain yang harus aku urus, aku akan pergi dulu ya."

Susanti tersenyum dan berkata :" pergilah dulu agar kerjaanmu tidak terganggu."

Bastian pun kembali menemui Stefani setelah mengobrol sebentar dengan mereka.

setelah dia pergi, Siska dan Sasha pun mulai menjelekkan Bastian didepan Susanti:

" Susanti, sebaiknya kamu menjaga jarak dari Bastian, dia sangat tidak tahu malu. apakah kamu tidak mendengar kalau dia berkata kita adalah karyawannya? dia pastilah sedang mengencani perempuan kaya itu. benar benar tidak tahu malu, dia hanyalah seorang karyawan kecil dan bahkan berani berpura pura sebagai seorang bos besar."

" aku merasa sangat jijik jika membayangkan itu."

mendengar perkataan Siska dan Sasha, Susanti pun sedikit percaya.

dia pun berkata dengan canggung:

" jangan urusi dia lagi, aku dan dia hanyalah sebatas teman."

" itu adalah kehidupan pribadinya, meskipun dia mengencani wanita kaya, itu juga tidak ada hubungannya dengan diriku."

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu