Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 346 Sebuah Pertarungan

Mungkin Martin sampai matipun tidak akan mengerti mengapa Bastian bisa menggila hingga ke tahap ini, dan bagaimana bisa dengan beraninya dia tanpa mengucapkan sepatah kata langsung membunuh dia.

Tetapi dia sudah tidak memiliki kesempatan untuk memikirkannya, karena tembakan itu membuat sekujur badan Martin tumbang ke belakang. Damon dan yang lainnya segera membalikkan badannya dan menembakkan beberapa tembakan ke arah lantai tiga dan menewaskan beberapa orang. Dan kemudian dia buru-buru mengeluarkan senapan dari ransel punggungnya kemudian menembak orang-orang yang berdiri di pintu.

“Bastian, mati kamu!”

Sepasang mata Zayn memerah, dia juga sudah tidak memperdulikan kesepakatannya dengan Adelia sebelumnya bahwa Adelia lah yang akan menembak Bastian. Dia langsung mengeluarkan sebuah pistol dan membidik ke arah Bastian dan hendak menembaknya.

“Dorr!”

Lidah api menyembur keluar disertai suara pistol yang memekakkan telinga.

Bastian... malah tidak tertembak.

Karena Zayn bahkan tidak sempat menarik pelatuknya sama sekali tetapi sudah ditembak terlebih dahulu.

Zayn menundukkan kepalanya dan menatap darah yang terus mengalir keluar dari perutnya, dan kemudian mengalihkan pandangannya menoleh ke arah Adelia yang sedang ketakutan dan memegang pistol yang membidik ke arahnya.

Tembakan barusan ditembak oleh Adelia.

“Kamu...” Zayn menatap Adelia dengan marah, dia memuntahkan darah segar sebelum selesai bicara.

“Ma... maafkan aku...” Adelia berkata sambil menangis: “Aku tidak bisa membiarkanmu membunuh Bastian!”

“Dasar wanita jalang!”

Zayn menggertakkan giginya dan memelototinya, kemudian menamparnya hingga jatuh tersungkur ke lantai. Adelia sedari awal sudah ketakutan akibat tembakan itu, hingga pada akhirnya pistol itu terlempar keluar dari genggamannya.

“Adelia!”

Bastian memekik kemudian melompat ke atas meja dan menembakkan beberapa tembakan ke arah Zayn.

“Dorr! Dorr! Dorr!”

Seluruh lantai tiga saat ini dipenuhi suara tembakan dan makian.

Zayn telah bersiap-siap sejak awal, dia bergulung berkali-kali di lantai menghindari peluru pistol Bastian.

“Putraku!”

Reynard melihat Zayn yang tertembak saat ini tidak menghiraukan ayah dan ibunya digantung orang lain, dia mengeluarkan pistolnya hendak menembak Adelia:

“Dasar wanita jalang! Beraninya kamu menembak putraku!”

“Beraninya kamu menembak istriku!” Bastian mengerutkan keningnya kemudian mengangkat pistolnya menembak Reynard, kemudian dia memekik: “Kimmy, gantung semua keluarga mereka!”

Selesai bicara, dia merusak laptop dengan menginjaknya.

Hanya terdengar suara jeritan Reynard, dia tidak ditewaskan oleh Bastian, namun tangan kanannya ditembak oleh Bastian sehingga pistol yang berada di genggamannya terhempas ke lantai.

“Cepat lindungi kepala keluarga!” raut wajah pengawal dari ketiga keluarga seketika berubah drastis, mereka segera mendekati Reynard, Indra dan yang lainnya kemudian menyeret mereka untuk mundur ke belakang.

Dalam waktu sesaat, seluruh lantai tiga berada dalam kekacauan, dengan orang-orang berjatuhan di mana-mana dan orang-orang tertembak.

Tepat di saat ini, Susanti yang terus berlutut dengan kepala tertunduk kini tiba-tiba amarahnya meledak, sementara orang-orang yang memeganginya tidak memperhatikan dia, dia bergulung di lantai beberapa kali kemudian mengeluarkan sebuah pistol dan menembak beberapa tembakan ke arah musuhnya, Hengky.

Ada dua peluru yang ditembakkan mengenai Hengky.

Hengky mengerang kesakitan dan tumbang ke samping.

“Kembalikan keluargaku!”

Susanti menangis sambil terus menembaknya hingga pelurunya habis.

Kedua orang yang memeganginya pada akhirnya bereaksi dan mengeluarkan pistol hendak menembaknya, tiba-tiba...

Darren yang berdiri di belakang mereka langsung menembak kepala mereka satu persatu.

Kedua orang itu yang tidak sempat menoleh segera tumbang ke lantai.

“Kenapa kamu masih diam di sana!”

Melihat Susanti yang masih membeku di sana setelah menewaskan Hengky, Darren segera berlari ke arahnya dan menariknya dengan cepat.

Pada saat ini, Damon dan yang lainnya terpaksa mundur masuk kembali, pembunuh yang berada di luar terus menyeruak masuk, peluru pistol dan tembakan nyasar yang tak terhitung jumlahnya beterbangan kemari. Hanya seling beberapa waktu saja Susanti terkena beberapa tembakan.

Meskipun Darren lincah, namun dia mundur dengan membawa Susanti sehingga menambahkan banyak beban padanya, dia juga tertembak di bagian kakinya.

“Kamu tidak apa-apa?” Susanti menangis kemudian buru-buru memeriksa luka tembakannya.

“Lumayan, aku tidak akan mati.” Darren menghembuskan nafas dan wajahnya mencucurkan keringat dingin.

“Kenapa kamu mau membantuku, apa kamu tidak peduli dengan nyawamu?” Susanti sangat terharu, jika bukan karena Darren dengan sigap menariknya pergi tepat waktu, dia pasti sudah tewas.

“Gadis kecil, jangan banyak tanya, cepat sembunyi!”

Darren memarahinya, dia bangkit berdiri dan berusaha menahan rasa sakit tembakan yang mengenai kakinya, dan hendak menarik Susanti untuk bersembunyi di tiang terdekat.

“Darren, kamu pengkhianat! Kenapa kamu mau mengkhianatiku!”

Reynard menggeram dan menatap ke arah Darren dengan marah.

Darren tidak menjawabnya dan mengangkat pistolnya menembakkan dua peluru ke arah Reynard.

Kedua tembakan ini tidak mengenai Reynard, tetapi menewaskan kedua pengawal yang berada di depannya.

“Sembunyi di sini, jangan kemana-mana, kalau tidak, maka kita berdua akan mati!” Darren menahan rasa sakit dan berkata kepada Susanti.

“Tapi bagaimana dengan kakakku dan yang lainnya...” Sekujur tubuh Susanti gemetaran dan masih memikirkan Bastian.

“Kamu masih memikirkan mereka dalam kondisi seperti ini, lebih baik jaga dirimu baik-baik terlebih dahulu!” kata Darren sambil menggertakkan giginya.

Saat ini kedua belah pihak sudah bertarung hingga tak terelakkan, jasad yang tak terhitung jumlahnya berjatuhan di lantai tiga dan di lorong lantai tiga.

Bawahan Reynard terlalu banyak, peluru yang ada di senapan Damon telah ditembak sampai habis, dan saat ini dia hanya bisa bersembunyi di balik tiang dengan senapannya.

“Adelia, kamu tidak apa-apa?”

Bastian menarik tubuh Adelia dari lantai kemudian memeluknya dengan erat:

“Aku tahu kamu tidak mungkin menganggapku sebagai musuh.”

Adelia menangis dan ketakutan sambil memeluk Bastian dengan erat.

Dia sejak awal tidak pernah berpikiran untuk membantu Zayn untuk membunuh Bastian, seorang pria yang mengecapnya sebagai barang bekas, bagaimana bisa menandingi Bastian yang selalu diingat di benaknya.

Sejak dia berjanji akan membunuh Bastian, dia sudah berencana untuk mengintai di sisi Zayn, sekali Bastian mengalami bahaya, dia akan menembak Zayn tanpa ragu sedikitpun.

Saat ini sebuah tatapan sedang menatap ke arah Adelia, tatapan itu dari Zayn. Ketika dia melihat Bastian dan Adelia berpelukan, timbul rasa amarah tak berujung di matanya.

Demi melindungi mantan suami yang menembak ke arahnya, pacarnya mengkhianatinya, dan sekarang sedang berpelukan dengan Bastian.

Adegan ini membuatnya kehilangan akal sehat.

“Aku akan membunuh kalian berdua!”

Dia mengangkat pistol dan membidik ke arah belakang punggung Bastian.

“Bastian, hati-hati!”

Adelia menjerit kemudian mendorong Bastian.

Peluru yang ditembakkan seharusnya mengenai punggung Bastian namun saat ini malah mengenai Adelia.

Bastian yang tanpa persiapan sedikitpun tersungkur jatuh karena didorong oleh Adelia, setelah dia menstabilkan posisinya, dia melihat darah segar mengalir keluar dari bahunya. Wajah cantik itu menjadi pucat pasi bercampur dengan air matanya. Adelia... dia jatuh ke lantai dengan perlahan dan tidak bergerak sedikitpun.

“Adelia!”

Ketika Bastian memekik, dia berbalik dan menembakkan beberapa peluru ke arah Zayn: “Brengsek! Binatang kamu!”

“Dorr! Dorr! Dorr!”

Tembakan demi tembakan sampai pelurunya kosong, pada akhirnya tidak ada satupun peluru yang meleset, semua peluru mengenai wajah Zayn.

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu