Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 183 Perperangan Di Rooftop

Bahkan belum selesai menyantap makanannya hingga habis, Thomas pun langsung keluar dari restoran saat mengangkat telepon, dan mengendarai mobil menuju ke desa yang berada di pinggiran kota.

Saat tiba di tempat, seseorang tengah menunggunya di tempat tersebut.

Orang ini adalah penembak jitu, Thomas yang menyuruh ia untuk menjadi diri Thomas.

"Di mana keberadaan pistolku, kak?"

"Meskipun pistol tersebut hanya berharga 520 juta, tapi benar-benar berharga bagiku. Aku akan melawanmu jika kamu menghilangkannya."

Setelah Thomas turun dari mobil, ia memasukkan kedua tangan di saku celananya dan menghampiri orang tersebut.

"Tidak perlu khawatir, aku adalah pecinta pistol juga, aku tidak pernah menemui senapan sniper yang seluar biasa ini, bahkan aku membantumu memasuki senapan sniper tersebut ke dalam brankas."

Orang itu tersenyum tipis saat menatap Thomas, tatapannya sangat berbeda.

"Oke, Andi berada di tempatmu, kamu jangan melukainya. Aku benar-benar melukainya cukup parah, aku harus melepaskan ia setelah masalah ini sudah benar-benar selesai."

Orang itu tersenyum dan berkata:

"Tidak perlu khawatir, tidak ada yang menyuruhku untuk membunuhnya. Tidak ada gunanya aku membunuh ia, bukan?"

"Hanya aku yang tahu keberadaan Andi, aku selalu mengantar makanan untuknya. Setelah masalah ini selesai, aku akan menitipkan ia kepadamu."

Thomas mendengar apa yang telah dikatakan, ia terkekeh pelan lalu berkata:

"Ia terkejut saat mengetahui bahwa penembak jitu tersebut adalah dirimu, bukan?"

Orang itu mengangguk kepalanya:

"Tentunya terkejut, ia memarahiku selama dua hari. Jika Willy tahu adalah diriku, tentunya ia akan lebih terkejut."

"Tapi tentunya mereka tidak akan tahu penembak jitu yang sebenarnya adalah kamu."

Thomas tersenyum tipis, lalu mendadak ia memasang ekspresi serius:

"Sudah, jangan menunda waktu lagi, kita harus segera mengerjakan hal serius."

"Willy besok sudah mau mengawal seratus miliar itu. Ia sudah memberiku batas waktu, hari ini kamu harus mati."

"Lagipula ia ingin melihat secara langsung jenazah penembak jitu itu, kita harus berakting lagi, dan harus merepotkan dirimu."

Orang itu mengangguk kepalanya lalu berkata:

"Tidak masalah, tapi aku mempunyai satu permintaan. Aku ingin melawanmu, benar-benar melawanmu. Saat itu aku terlalu menganggapmu remeh dan tidak mengeluarkan kemampuanku, oleh karena itu diriku kalah."

"Kali ini aku akan melihat, tentara bayaran yang terkenal di luar negeri, dan membuat orang merasa ketakutan karena julukan 'bayangan', apakah memang benar semenyeramkan itu."

Thomas mematung sejenak, lalu ia berkata:

"Jangan becanda, kak."

"Jika sudah kalah ya kalah saja, kalah dan menang mementingkan nyawamu di perperangan, mempunyai banyak alasan dalam memutuskan kita hidup atau mati. Bahkan hanya sebuah kesalahan kecil atau meremehkan musuh, itu bisa membuat orang dengan mudah membunuhmu. Jika saat itu aku mempunyai pisau, kamu bisa saja langsung meninggal. Apakah kamu tahu?"

Orang itu mengerutkan dahinya saat mendengar kata-kata Thomas, ia menggunakan nada rendah berkata:

"Aku mengakui sebelumnya diriku memang kalah, tapi aku ingin melawanmu lagi, dan kamu harus melawanku. Aku akan melemparkan senapan sniper milikmu ke sungai jika kamu tidak ingin melawanku."

Mimik wajah Thomas langsung berubah, senapan sniper tersebut adalah pistol kesayangannya.

"Sialan, kamu berani?! Aku akan membunuhmu, apakah kamu percaya?!" Thomas berteriak terhadap orang itu.

Orang itu tersenyum sinis, lalu memutarkan tubuhnya dan pergi. Ia berlari dengan cepat.

"Ayo!"

Saat Thomas melihat ia lari, mendadak ia cemas dan mulai mengejar orang itu.

"Aku tidak akan meminta bantuan kamu jika tahu dirimu tidak bisa diajak bekerja sama!"

……

Setelah melewati pengejaran yang ganas, Thomas terus mengejar orang itu hingga di atas rooftop di sebuah gedung.

Orang itu sengaja membawa Thomas ke sini, ia membalikkan tubuhnya dan menatap Thomas. Ia melepaskan jaket yang ia kenakan, memamerkan ototnya yang begitu kekar, dan ototnya penuh dengan bekas luka.

Ia menggosokkan kedua tangannya, terlihat sangat semangat, lalu ia tersenyum sinis dan berkata:

"Ingin berakting di depan Willy. Tidak baik jika tubuhku tidak mempunyai luka, bukan?"

"Kamu tidak ingin juga harus melawanku, aku akan menghancurkan pistolmu dan melemparnya ke sungai jika kamu tidak ingin."

Orang itu sengaja membuat Thomas marah, dan yang bisa membuat Thomas marah adalah senapan sniper miliknya. Meskipun tahu ia sengaja, tapi Thomas tetap marah. Ia melepaskan atasannya dan mulai menyerang bagaikan binatang buas, ia langsung menghampiri orang tersebut.

Mereka adalah pembunuh yang terkenal di dalam negeri, satunya dijuluki tentara bayaran teratas yang paling muda, dan satunya adalah pembunuh yang luar biasa.

Selama dua tahun Thomas menjadi tentara bayaran di luar negeri, ia memberi sebuah julukan untuk dirinya yaitu 'bayangan'. Meskipun julukan ini terdengar biasa saja, dan tidak mempunyai hawa-hawa menyeramkan. Tapi orang yang benar-benar hidup di lingkungan ini, tidak ada yang tidak tahu nama 'bayangan' ini.

Bayangan memang tidak terlihat, bahkan membunuh orang pun. Tidak ada orang yang tidak bisa dibunuh oleh 'bayangan', bahkan pemimpin di luar negeri mempunyai organisasi terbesar, ia berkata tidak pernah mati dilawan oleh pembunuh sebanyak empat-ratus kali, tapi ia langsung mati dilawan oleh 'bayangan' ini.

Thomas hanya menggunakan senapan sniper saat tengah dilawan oleh organisasi tersebut, ia membunuh ratusan orang dan balik ke dalam negeri.

Kini rooftop yang berada di dalam gedung ini, dua orang kuat itu tengah berkelahi, dan cara mereka terlihat tidak biasa saja, benar-benar mematikan.

Orang itu mengira saat itu ia hanya menganggap remeh terhadap Thomas, oleh karena itu ia bisa kalah. Tapi kali ini ia sudah membuat persiapan yang cukup, dan akan berusaha keras untuk melawannya. Tapi ia sadar, ia bisa kalah bukan karena ia menganggap remeh terhadap Thomas, tapi ia sendiri yang memang tidak bisa melawan Thomas.

Sejak kecil Thomas sudah melatih bela diri, melatih bela diri tradisional. Tapi ini bukan alasannya ia lebih jago dibanding orang lain, ia berada di luar negeri dan setiap hari harus mengalami kematian. Di dalam perperangan, tentunya bela diri tradisional bukanlah hal terbaik dalam membunuh.

Di dalam perperangan, hanya bisa menggunakan cara pembunuhan modern untuk membunuh orang dalam waktu tersingkat, ini adalah cara seluruh pejuang dalam perperangan untuk membunuh orang.

Tapi Thomas bisa kabur dari perperangan yang kejam bukan hanya karena cara pembunuhan modern, karena ini adalah sebuah kemampuan yang memang harus dibelajarkan oleh setiap pejuang dalam perperangan. Thomas bisa bertahan karena ia mempunyai bakat, ia bisa menggabungi bela diri tradisional dan cara pembunuhan modern secara bersama, dan membentuklah cara untuk ia sendiri dalam membunuh, sistem bela diri.

Orang ini tengah mengalami serangan Thomas yang benar-benar kejam, caranya terus berubah dan juga mengandung kematian.

Tidak membutuhkan satu menit, sudah bisa tahu siapa yang berada di pihak menang, orang itu melayang karena dihantam oleh Thomas.

Thomas tidak membalas lagi, dan tersenyum sinis lalu berkata:

"Dewa pun tidak bisa menolongmu jika aku menggunakan pisau atau pistol."

Kini orang itu terjatuh ke lantai, tatapannya benar-benar tidak puas dengan hasil seperti ini, ia menyeka darah di sudut bibirnya. Mendadak ia berdiri dan mulai menyerang Thomas lagi.

"Masih?"

Thomas menggelengkan kepalanya dan terus melawan, orang ini terjatuh lagi dalam setengah menit.

Yang membuat Thomas tidak menyangka adalah, orang ini seperti orang gila, ternyata ia terus berdiri dari lantai dan ingin melawannya.

Terus-menerus terjatuh, tapi terus-menerus berdiri, sudah tidak kurang dari enam kali orang itu terjatuh karena Thomas.

Hingga terakhir Thomas mulai membuang napas, ia menaruhkan kedua tangan di pinggangnya dan berkata:

"Apakah kamu gila, kak? Bahkan kita tidak mempunyai masalah apa pun, apakah kamu benar-benar ingin mempertaruhkan nyawamu untuk melawanku?"

"Bahkan aku belum kalah!" orang itu berteriak, dan menghampiri Thomas.

Kali ini, Thomas benar-benar hilang kesabaran, ia terus menghantamnya dengan keras dan membuat orang itu terus mundur. Terakhir ia menggunakan kaki dan menendangnya, hingga membuat orang itu terhuyung ke belakang.

Orang itu melayang ke luar rooftop, dan ia akan terjatuh karena tidak berdiri dengan stabil.

"Sialan!"

Mimik wajah Thomas berubah dengan cepat, ia pun menghampirinya dengan terburu-buru.

Novel Terkait

King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu