Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 292 Badai Datang

Dalam sekejap, 5-6 hari telah berlalu.

Beberapa hari ini selain mengurus urusan perusahaan, di sisa waktunya Bastian selalu menemani Yeni.

Dia punya firasat bahwa hari-hari tenang seperti ini mungkin sudah tidak banyak. Begitu keluarga Yue tahu bahwa dia diam-diam membuat sertifikat nikah dengan Yeni, apa yang harus dia hadapi kemungkinan akan menjadi konsekuensi yang sangat serius.

Dia tidak pernah memberi tahu Yeni tentang konsekuensi ini, apalagi memberi tahu Thomas Qi dan Patrick.

Bahkan dia sendiri pun selalu menghindar, dia menghibur dirinya sendiri bahwa konsekuensi ini mungkin tidak akan terjadi.

Pagi-pagi sekali, Bastian menerima telepon dari Anna.

Melihat Yeni sedang tertidur lelap dalam pelukannya, Bastian menurunkannya dengan lembut, dan menarik selimut untuk menutupi kulit putih lembut Yeni.

"Mau kemana kamu ..." Gumam Yeni setengah sadar.

"Tidak apa-apa, aku pergi menjawab telepon. Kamu tidur saja lagi sebentar, kamu telah sangat lelah tadi malam." Bastian tersenyum dan menyentuh kepalanya. Di udara, aroma kemesraan melayang-layang.

Ada tumpukan tisu bekas yang tersebar di lantai, dan Bastian tidak punya waktu untuk membuangnya ke tempat sampah, dia bergegas keluar dari kamar untuk menjawab panggilan kedua dari Anna.

"Halo? Kenapa kamu begitu lama tidak menjawab telepon?"

Setelah telepon terhubung, nada bicara Anna agak tidak puas, dan dia bertanya dengan tergesa-gesa.

"Aku tadi sedang tidur dan bangun kesiangan. Ada apa, kak Anna?” Bastian berkata dengan santai.

"Tidur? Apakah kamu tidur dengan Yeni?" Anna mencibir.

Bastian tiba-tiba sedikit malu, dia tertawa hehe dan berkata:

"Kamu juga tahu tentang ini, kak Anna, kamu sangat pintar."

"Huh! Kamu masih bisa tertawa!" Nada bicara Anna sedikit tidak senang: "Aku ingin bertanya padamu, apakah kamu dan Yeni sudah membuat sertifikat nikah?"

Keterusterangan seperti itu membuat Bastian tidak memiliki persiapan mental sedikit pun. Dia tertegun, dan berkata: "Tidak, kamu dengar siapa yang mengatakannya?"

"Tidak? Apakah kamu pikir kami tidak bisa mengetahuinya?" Anna marah hingga menghentakkan kakinya dan berkata dengan marah: "Aku sudah memeriksanya, kamu dan Yeni sudah pergi ke Biro Urusan Sipil Kota Tajo bulan lalu untuk membuat surat nikah. Sampai kapan kamu mau menyembunyikan ini dari kami? "

"Bastian, nyalimu semakin hari semakin besar!"

Bastian menutupi wajahnya, dia tahu bahwa masalah sudah ketahuan, dia mendesah dan berkata:

"Ya, aku akui aku membuat sertifikat nikah dengannya. Kak Anna, kamu jangan beri tahu ayahku, kalau tidak aku akan tamat."

"Jangan beri tahu dia?" Anna mencibir lagi: "Apakah kamu tahu mengapa aku pergi memeriksa masalahmu dan Yeni membuat sertifikat nikah, ayah-lah yang memintaku untuk memeriksanya. Besok aku harus memberitahunya hasilnya, kamu pikir aku berani menyembunyikan masalah ini? "

"Bastian, apakah kamu sudah gila! Ketika waktu itu kamu menikah dengan Adelia Liu, kamu sudah membuat para senior di keluarga kita sangat marah, kamu sekarang malah diam-diam membuat sertifikat nikah dengan Yeni, dia tidak bisa punya anak, apakah kamu tidak tahu? ! "

Di telepon, Anna memarahi Bastian mati-matian, dia memarahinya selama 5-6 menit tanpa ada kata-kata yang sama.

Bastian berdiri di ambang jendela ruang kerja, dia hanya diam saja tanpa mengatakan apa-apa, dan menerima omelan.

"Kenapa kamu tidak bicara? Apakah kamu tidak memikirkan konsekuensinya ketika kamu pergi untuk membuat sertifikat nikah itu?" Anna bertanya setelah dia selesai memarahinya.

"Aku pernah memikirkannya ..." Jawab Bastian dengan tidak berdaya.

"Jika pernah memikirkan mengapa kamu begitu gegabah. Apakah kamu tahu masalah ini jika diketahui oleh para senior dari keluarga Yue, maka kamu kemungkinan akan dikeluarkan dari keluarga Yue. Jika kamu dikeluarkan dari nama keluarga, ayah pun mungkin tidak bisa menyelamatkanmu!

Anna berkata dengan suara sedikit terisak:

"Nanti, apa yang harus ibu lakukan? Kamu sudah begitu dewasa, mengapa kamu begitu bodoh!"

Bastian gemetaran, dia bersandar di ambang jendela dan terjatuh ke bawah, dia berkata dengan gemetaran:

"Maaf, aku tidak punya pilihan ..."

"Jika aku bahkan tidak bisa melindungi wanitaku, apakah aku masih bisa dianggap sebagai seorang pria. Yeni sekarang paling membutuhkanku, aku harus bertanggung jawab karena aku telah membawanya kembali. Jika sekarang aku takut menanggung konsekuensinya, dan mendorongnya menjauh, aku sama saja mendorongnya ke neraka. "

"Aku bersedia menanggung konsekuensinya, kak Anna, katakan pada ayah, aku tidak akan menyalahkanmu ..."

Setelah mengatakannya, Bastian juga menutup matanya.

Dia tahu bahwa dia sudah mau tamat.

Ini adalah konsekuensi yang tidak pernah ingin dihadapinya.

Kemudian hanya ada keheningan, dan Anna yang di sisi telepon sana juga tidak berbicara. Sekitar dua menit berlalu, Anna berbicara lagi:

"Maaf, aku tidak bisa membantumu menyembunyikan hal ini, dan aku juga tidak bisa menyembunyikannya. Besok ... aku akan memberi tahu ayah tentang masalah ini. Mengenai bagaimana hasil akhirnya, kamu hanya bisa banyak berdoa."

"Aku sarankan kamu untuk memikirkannya dengan baik, apakah kamu mau terus menjadi Tuan muda-mu, atau terus menemani Yeni-mu, dan kemudian diusir oleh keluarga Yue ..."

Setelah mengatakannya, Anna langsung menutup telepon.

Bastian membeku di tempat, tangan kanannya terkulai lemah.

Sejak Yeni menelponnya dan mengatakan dia ingin membuat sertifikat nikah, dia sudah memikirkan konsekuensi semacam ini. Selain itu, sejak dia dan Yeni melangkah ke pintu Biro Urusan Sipil, dia sudah membuat pilihan.

Tidak peduli bagaimanapun hasilnya, dia harus menemani Yeni, dan dia tidak bisa membuat Yeni sedih lagi.

Bahkan jika Yeni tidak dapat memiliki anak, ia juga harus bertanggung jawab sebagai seorang pria.

Jika benar-benar ada badai, dia akan menghadapinya sendiri.

"Tuan muda ... Jika orang yang aku cintai tidak dapat aku lindungi, posisi Tuan muda ini, aku juga tidak menginginkannya ..."

"Hehe ..."

Bastian menangis dengan mendongakkan kepalanya, tetapi dia masih tetap tersenyum.

Masa depan mungkin akan semakin sulit tanpa adanya status "Tuan muda". Tetapi dia adalah Bastian, bagaimana mungkin dia lemah pada saat seperti ini. Dia harus lebih kuat.

"Bastian, kenapa kamu ada di sini ..."

Tiba-tiba, Yeni mendorong pintu dan masuk, dia menggosok matanya yang mengantuk, dan bertanya sambil menguap.

Dia tadi sudah bangun, melihat Bastian belum kembali, dia datang untuk melihatnya, namun hasilnya, Bastian tidak ada di toilet, melainkan pergi ke ruang kerja.

Bastian bergegas menyeka air matanya, berjalan mendekatinya dan memeluk Yeni yang masih belum begitu sadar, agar dia tidak melihat dirinya menangis.

"Aku sudah tidak bisa tidur, aku takut akan membangunkanmu jika aku masuk ke kamar, tidak disangka kamu terbangun olehku." Bastian berkata sambil tersenyum.

"Um ... tidak masalah, aku sudah tidur cukup lama." Yeni bersandar di pelukan Bastian dan berkata dengan wajah bahagia.

"Kalau begitu aku tidak akan tidur lagi, aku akan membuatkan sarapan untukmu. Hari ini aku tidak akan pergi ke perusahaan, aku akan menemanimu." Setelah mengatakannya, Bastian menggendong Yeni dan membawanya kembali ke kamar tidur.

"Kenapa hari ini kamu begitu patuh, kamu tidak melakukan sesuatu yang tidak baik padaku bukan? Hehe ..." Ujar Yeni sambil memeluk leher Bastian menyeringai di sisi telinganya.

Bastian menggelengkan kepalanya, dan berkata dengan kesal:

"Jika aku melakukan sesuatu yang tidak baik padamu, maka aku akan pergi untuk menemani wanita lain. Hari ini adalah Festival Qixi, ini adalah Hari Valentine pertama yang kita lalui bersama. Kamu malah tidak mempedulikannya sedikipun, itu terlalu membuatku sedih. "

"Ah?" Ketika Yeni mendengar itu, dia bergegas turun dari pelukan Bastian, dan berkata dengan malu: "Aku tidak melihat kalender dan lupa bahwa hari ini adalah Festival Qixi."

"Kamu cepat keluar, aku mau memilih gaun yang bagus dan menemanimu melewai Hari Valentine pertama kita."

Wajah cantik Yeni memerah, dia menjulurkan lidahnya, dan mendorong Bastian keluar.

Novel Terkait

CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu