Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 389 Jansen Wu yang Cacat

Saat Jansen terbangun, sudah sore hari ke dua.

Saat dia membuka matanya, dia menarik nafas, dia merasa ada rasa sakit yang menusuk di kaki kirinya.

Dia hampir saja lupa, kemarin……Samuel mematahkan kaki kirinya dan salah satu jarinya. Mengingat ini, Jansen dia menggertakkan gigi tidak bisa menahan kemarahannya.

Saat dia membalikkan kepalanya, dia melihat Juvenal Wu dan ibu tirinya sendiri di kamar pasien.

“Ayah……”

Jansen dengan suara yang gemetar memanggil.

“sudahlah kamu tidak perlu bergerak, istirahatlah.”

Juvernal Wu menepuk tangan Jansen dan berkata:

“Beritahu aku, siapa yang sebenarnya melakukan ini? Ayah pasti akan kasih kamu sebuah keadilan!”

Mata Juvernal Wu memerah, dari luar dia tampak tenang, tapi siapa yang tahu, emosi Juvernal Wu sudah sampai batasnya. Jansen adalah salah satu putra di keluarga cahaya yang paling dia sukai, terlebih dia juga yakin kalau Jansen adalah pewarisnya.

Tapi sekarang, Jansen dipukul orang hingga menjadi cacat, bahkan satu jari nya dipotong. Dan masalah ini terjadi pada keluarga, bagaimana Juvernal Wu tidak emosi?

“itu……”

Jansen bersiap mengatakan bahwa Samuel yang melakukannya. Tapi melihat wanita cantik di sebelah Juvernal Wu, kata-kata yang sudah sampai di ujung bibirnya dia telan kembali.

Dia tidak tahu kenapa Samuel berkhianat, tapi Samuel pasti mendapat perintah Bastian barulah menyerangnya. Jadi ……apakah Samuel tahu dia dan ibu tirinya berzina? Kalau memberi tahu Juvernal Wu bahwa Samuel yang menyerang, sampai waktunya masalah perzinaan dia akan terungkap.

Berpikir kembali, Jansen hanya menelan semua kepasrahan, kepahitan, dan emosinya.

“Aku juga tidak tahu pasti siapa yang melakukannya, Kungfunya terlalu bagus. Bahkan wajahku tertutup, sehingga aku tidak bisa melihat rupanya, dan dipukul hingga pingsan olehnya.

“Kurang ajar! Benar-benar orang yang tidak tahu aturan, beraninya menyerang keluargaku, dan berani melukai putraku!”

Juvernal Wu mengepal tangannya, emosi yang seperti petir, dia berkata sambil menggertakkan gigi:

“kemungkinan besar pasti Geng Brambo yang melakukannya, yang berani membuat masalah dengan keluarga cahaya ku, hanya Geng Brambo.”

“Kamu tenang saja Jansen, masalah ini ayah pasti akan selidiki dengan benar, tidak peduli bagaimanapun ayah pasti akan beri kamu sebuah keadilan!”

“iya, terima kasih banyak ayah.”

Jansen luarnya sangat berterima kasih, tapi dalam hatinya terdapat banyak kepahitan, dendam ini, takutnya tidak bisa di balas.

Bastian memegang kelemahannya, dia bahkan tidak tahu dimana Bastian, walaupun bisa menemukan Bastian, dia juga tidak berani mencari masalah dengannya.

“Beberapa waktu ini, kamu tidak usah banyak memikirkan masalah yang lain, kamu isirahat baik-baik disini, aku akan suruh bibi Marshanda untuk merawat kamu disini.

Kata Juvernal Wu.

Bibi Marshanda yang dia maksud, adalah istri barunya, dan juga pasangan yang kemarin Jansen zina.

“Baik.”

Menunggu sampai Jansen pergi, di kamar pasien hanya tersisa istri Juvernal Wu Marshanda dan Jansen, suara lembut marshanda yang jatuh dipelukan Jansen, dia berkata:

“Sayang, sebenarnya apa yang terjadi? Bagaimana kamu bisa dipukul hingga seperti ini?”

Wajah Jansen yang cemberut, tidak mengucapkans atu katapun.

“Masalah ini kamu tiak usah peduli, aku akan mengurusi nya sendiri!” dalam waktu yang lama, Jansen menghela nafas nya.

“Tapi……kamu sudah terluka seperti ini, tadi dokter berkata, kakimu sudah sulit di sembuhkan lagi……” Marshanda dengan khawatir berkata.

Sebenarnya saat dokter mengatakan masalah Jansen di kamar pasien tadi, dalam setengah sadar Jansen ada mendengarnya.

Mereka berdua menangis dengan wakru yang lama, dan menarik nafas dalam-dalam lalu berkata:

“Aku tidak percaya, aku tidak percaya aku akan cacat begitu saja.”

“Yang keluarga Wu miliki adalah uang, walaupun aku harus menghabiskan seluruh uangku, aku tetap harus menyembuhkan kakiku. Aku tidak mau seumur hidupku duduk di kursi roda, aku tidak mau!”

Dia sedikit kacau.

Sebenarnya tidak peduli dia ataupun Marshanda, mereka semua mengerti, kaki ini sangat sulit disembuhkan. Sekalipun ada secercah harapan, dokter juga tidak mungkin mengatakan ucapan seperti itu.

Tapi disaat seperti ini, Marshanda hanya bisa menenangkannya:

“Pasti bisa, pasti bisa sembuh, kamu jangan kacau.”

“Sudahlah, kamu keluar dulu.” Jansen memandang Marshanda dan berkata: “disini adalah rumah sakit, kita berdua lebih baik jangan terlalu mesra, takutnya dilihat oleh orang lain, habislah kita berdua.”

“Baiklah, kamu istirahat yang baik, aku berjaga diluar, kalau ada masalah apa panggil saja aku.”

Marshanda selesai berkata, pandangan matanya sangat tidak rela untuk pergi.

Jansen hanya menganggapnya sebagai alat pelampiasan saja, tapi dia dengan tulus menyukai Tuan.

Tidak berapa lama Marshanda keluar, tiba-tiba ada seseorang mendorong pintu dan masuk.

Melihat ada orang masuk, Jansen terkejut, lalu dengan emosi memandang orang yang datang, menggertakkan giginya dan berkata:

“Binatang, kamu masih berani menjengukku!”

“Tuan, apakah kamu baik-baik saja?” orang yang baru datang melihat Jansen, raut wajahnya juga sedikit kacau.

Kemarin malam, dia sendiri yang mematahkan kaki kiri Jansen, dan memotong satu jari Jansen.

Samuel adalah orang yang baru saja datang, dia kemarin malam membawa jari Jansen ke Bastian dan Thomas Qi. Thomas Qi awalnya ingin menyuruhnya membawa 1 miliar pergi, tapi Samuel malah tidak pergi.

Dia berencana untuk tetap di samping Bastian dan Thomas Qi, terlebih saat dia mengetahui Bastian mengalahkan geng cahaya, dan dirinya yang memegang kendali, Samuel semakin yakin untuk menetap di samping Bastian

Anak muda yang memiliki cita-cita, dia tidak rela seumur hidupnya hanya menjadi orang biasa, dia juga ingin seperti Kimmy.

Bastian dan Thomas Qi juga tidak menolah, terlebih mereka juga kekurangan orang, makanya mereka membiarkan Samuel tinggal.

Cuma mereka menyuruh Samuel untuk sementara jangan meninggalkan geng cahaya, tetap berada di samping Juvenal Wu.

“Baik ibumu!”

Jansen melihat Samuel langsung merasa sangat emosi dan jijik, dia berkata:

“Samuel kamu benar-benar berani, berani-beraninya kamu mencelakaiku, kalau masalah ini aku beritahu ayahku, seluruh keluarga mu akan musnah!”

Samuel tanpa ekspresi duduk disana, dengan tenang dia berkata:

“Kalau begitu kamu bisa beritahu Juvenal wu perbuatanku kemarin malam padamu, kamu kenapa tidak beritahu, kamu tidak berani bukan?”

Mendengar ucapan ini, Jansen seketika tertegun.

“Tuan Bastian sudah berkata, kamu tidak akan melaporkan aku, karena kelemahanmu ada di tanganku. Aku sekarang adalah orangnya Bastian, Tuan, kamu sebaiknya menenangkan dirimu. Tidak ada gunanya membenciku, aku hanya menjalankan perintah saja, dulu aku menjalankan perintah dari Keluarga wu, sekarang aku menjalankan perintah Tuan Bastian.”

Samuel tidak buru-buru dan tidak lambat berkata.

Jansen mendegar ucapannya, mengerutkan kening dan berkata:

“Tuan Bastian? Orang itu yang kamu maksud.”

“Kamu kenapa mau menghianati geng cahaya, sebenarnya apa yang dia miliki, apa yang dia berikan untukmu, mengapa kamu begitu pasrah?”

Samuel menggelengkan kepala:

“Kamu tidak perlu tahu terlalu banyak, kalau kamu mau tahu alasanya. 3 hari kemudian, kamu datang ke juanda sendiri, kamu disana cari Warner Zhao saja.”

“Ini ucapan yang Tuan Bastian suruh aku sampaikan padamu.”

Jansen tertegun, dengan heran berkata: “mencarinya? Kenapa aku harus mencarinya?”

Samuel berdiri, bersiap untuk pergi.

“Tidak tahu, ini adalah maksud Tuan Bastian, kamu baoleh pergi, dan kamu juga boleh tidak pergi.”

“Tapi Tuan Bastian juga berkata, kalau kamu memohon padanya, dia bisa menyembuhkan kakimu yang patah itu.”

Selesai berbicara, Samuel pergi meninggalkan kamar pasien tanpa membalikkan kepalanya sama sekali.

“Dia bisa menyembuhkan kaki ku yang patah?”

Jansen masih terkejut, dia melihat kakinya dari lutut hingga ke bawah yang tidak bisa merasakan apa-apa lagi. Dia menyadari kakinya sudah lumpuh, mulai sekarang dia sudah menjadi cacat, sisa hidupnya hanya akan berada di kursi roda, Jansen sepertinya sudah pasrah.

Tapi sekarang, dengan keputus asanya, dia tiba-tiba merasa memiliki harapan.

Awalnya, dia sama sekali tidak berencana pergi menemui Bastian. Tapi sekarang, sekalipun ada orang yang menghalanginya, dia akan menerobos semua rintangan dan pergi ke juanda untuk menemui Bastian.

Perasaan ini, tiba-tiba menjadi sangat tergesa-gesa, Jansen merasa dia sama sekali tidak bisa menunggu.

Novel Terkait

Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu