Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 380 Menghianati Aldo Wu

Aldo Wu tidak menyangka jika Bastian akan mencoba memprovokasi orang orangnya.

Semua bawahannya, demi keselamatan nyawa mereka pasti bisa menghianatinya.

“Jangan dengarkan perkataannya, aku tidak percaya jika orangnya bisa meledakkan tempat ini, apa kalian percaya?”

Aldo Wu menolehkan kepalanya menatap semua orang, berteriak.

Tapi apa yang dia lihat membuatnya kecewa, mereka sekarang sudah mulai riuh, layar menunjukkan gambaran di lantai 1, bahkan mereka yang mati dengan keadaan tanpa tangan dan kaki membuat mereka bergidik ngeri.

“Tapi.... Tuan, mereka sudah tidak waras, siapa yang bisa menebak akan apa yang akan mereka lakukan.”

“Tuan, sudahlah, menyerah saja, jika kamu membunuhnya, maka kitalah yang akan menanggung akibatnya.”

Jangan kan orang orang Aldo Wu, bahkan Leonardo saja sudah dibuat ketakutan, berkata gemetaran:

“Kak, jangan bertindak gegabah, rekaman kita masih ditangan mereka. Meskpun mereka tidak meledakkan tempat ini, jika rekaman itu sampai pada ayah kita maka pikirkan sendiri akibatnya.

Setelah mendengar perkataannya itu wajah Aldo Wu menjadi suram, Bastian menatapnya, tertawa:

“Aldo Wu, tarik pelatuknya, asal kamu menarik pelatuknya, maka orangku akan meledakkan tempat ini.”

“Masih ada granat di dalam tas, cukup untuk meruntuhkan seluruh bangunan ini.”

Dia berkata dengan mencoba memainkan perasaan semua orang:

“Pikirkan lah orang tua kalian, keluarga kalian. Masih muda sudah mati ditempat ini, apa pantas?”

“Asalkan kalian menyerah, menjatuhkan Aldo Wu, merebut pistol ditangannya, maka aku berjanji tidak akan meledakkan gedung ini.”

“Aku memang gila, aku sendiri bahkan tidak tau apakah aku akan meledakkan semua bom disini atau tidak, aku sarankan lebih baik jangan bertaruh denganku, kalian tidak akan bisa menang dariku.”

Perkataan Bastian kali ini cukup membuat bawahan aldo getar getir karena ketakutan.

“Diam!”

Aldo Wu tau jelas jika Bastian sedang memainkan taktiknya, amarahnya sudah tidak bisa terbendung bahkan dia sudah akan menarik pelatuk pistol ditangannya.

Tapi dia tidak bisa melakukannya, bagaimanapun juga rekaman itu masih ada ditangan mereka.

Tiba tiba bawahan Aldo Wu menyerangnya, bahkan ada yang sampai menendang pistol yang sedang dia pegang, ada yang membuat Aldo Wu terkapar diatas lantai. Bahkan kaki Leonardo saja sudah dia letakkan diatas tubuh Aldo Wu, tidak membiarkannya beranjak.”

“Brengsek! Apa yang kamu lakukan! Aku akan menghabisi kalian!”

“Leonardo Wu, apa kamu sudah gila!”

Dikhianati oleh orangnya sendiri, bahkan sampai dilumpuhkan diatas lantai membuat kemarahannya meluap luap, dia mulai memaki karena kesal.

“Tuan, kita tidak boleh melawan lagi, takutnya mereka akan benar benar meledakkan tempat ini!”

“Mereka semua sudah tidak waras, tapi kita masih waras, kita masih ingin hidup dengan baik.”

“Maaf tuan.”

Kali ini giliran Leonardo Wu yang berkata:

“Kak, kita bukanlah lawan mereka, mengaku kalah saja. Pada dasarnya kamu memang sudah kalah, tembakan terakhir hanya ada dua pilihan, mengaku kalah atau mati, kamu laki laki tidak boleh menghianati perkataanmu sendiri.”

Aldo Wu yang mendengar itu kedua matanya langsung memerah, tidak henti hentinya memberontak:

“Leonardo Wu, kamu penghianat.”

“Kalian semua penghianat.”

Melihat pemandangan seperti ini Jasper Wu tertawa lebar:

“Kak, kamu melihatnya sendiri, bahkan orang orangmu saja menghianatimu, kamu sudah gagal!”

“Menyerahlah dengan patuh, jika tidak kak Bastian tidak akan mengampunimu.”

“Kalian brengsek!” Aldo Wu memelototi Bastian, rasanya tatapan yang dia pancarkan sudah berhasil untuk mencabik cabik tubuhnya.

Bastian mendekat meraih pistol yang tergeletak, menatap Aldo Wu, tersenyum dingin:

“Aldo Wu, entah bagaimanapun juga kamu sudah kalah, kamu masih tidak bersedia mengakui kekalahanmu?”

Setelah mengatakan itu dia menagrahkan pistolnya ke kepalanya sendiri, bersiap untuk melakukan tembakan.

Melihat pemandangan seperti ini semua orang dibuat ketakutan, mereka tidak mengerti sebenarnya apa yang diinginkan oleh Bastian.

Aldo Wu dan Leonardo Wu menatapnya heran, dalam hatinya mereka mengumpat, si berengsek ini benar benar tidak waras, dia ingin bunuh diri disaat seperti ini?

“Klaakk!” Bastian menarik pelatuk pistol ditangannya.

Ternyata tembakan kali ini membuat orang terkejut, tidak ada peluru di dalam pistol.

“Hahaha! Lucu sekali!”

Melihat ekspresi di wajah semua orang, Bastian tidak bisa menahan tawanya.

Bahkan bola mata Aldo Wu sudah akan terlempar keluar, pistol yang membuatnya berkeringat dingin ternyata tidak ada peluru di dalamnya?

“Bagaimana bisa! Mana pelurunya!” dia berteriak kesal.

Bastian mengeluarkan sebutir peluru dari kantongnya, menggenggam nya, tertawa puas:

“Bodoh! Peluru tidak dimasukkan kedalam pistol, kamu tidak menggunakan matamu dengan baik!”

“Apa kamu pikir aku akan sebodoh itu memainkan nyawaku denganmu?”

Aldo Wu geram, darahnya sudah mendidih hingga ke ubun ubun, bahkn dia hampir dibuat muntah darah saking kesalnya.

Mereka sudah bermain setengah mati sampai membuatnya menggila, bahkan bawahannya sampai menghianatinya. Tapi semua ini hanyalah permainan dari Bastian saja untuk membuatnya dihianati oleh orangnya sendiri.

“Brengsek! Sialau! Mati saja kau!” Aldo Wu sudah tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri.

“Kak, mengaku kalah saja, kita bukanlah lawan mereka....” Leonardo Wu menundukkan kepalanya, dia sudah kalah telak oleh Bastian.

Kedua mata Aldo Wu memerah, dia masih tidak terima bahkan mulai memaki:

“Brengsek! Aku tidak akan mengaku kalah!”

“Tunggu saja, aku akan menghabisi seluruh keluargamu.”

Bastian berjalan mendekat, dia memasukkan peluru kedalam pistol di depan Aldo Wu, kemudian mengarahkan pistol ke kepala Aldo Wu.

“Katakan sekali lagi.”

Seketika, Aldo Wu yang dalam keadaan kesal menjadi bisu, dia membeku ditempatnya, tanpa berani mengatakan sepatah katapun.

Dia masih takut mati, apa lagi saat ujung pistol diarahkan tepat di kepalanya.

“Apa kamu tau kenapa aku tidak langsung membunuh kalian, itu karena kalian masih berguna.”

Bastian berjongkok, berkata dingin:

“Tapi jika kamu membuatku marah dan memaksaku untuk membunuhmu, maka aku tidak kebratan membunuhmu saat ini juga.”

“Pikirkanlah, bergabung denganku atau bermusuhan denganku. Meskipun kalian tidak bekerja sama denganku, apa kalian pikir kalian bisa merebut posisi penerus Geng Cahaya dengan kakak kalian?”

Bastian meletakkan pistol ditangannya, berkata pelan:

“Jasper dan Warner Zhao sudah berkata kepadaku jika kakak kalian sangat hebat, dan Juvenal Wu mendidiknya dengan keras.”

“Dia mengatakan persaingan dengan adil, itu semata mata untuk memuluskan jalan kakak kalian mencapai posisi penerus, setelah dia menjadi penerus, apa kalian pikir dia tidak akan menghabisi kalian?”

“Kalian hanya bisa bekerja sama denganku, menggantikanku melakukan sesuatu. Jika bisa melakukan apa yang aku inginkan, maka kalian akan memiliki kehidupan yang baik. Uang, aku tidak akan berebut dengan kalian, bisnis, aku tidak akan bersaing dengan kalian.”

“Pilihan hidup dan mati ada ditangan kalian sendiri.”

Setelah mengatakan itu Bastian langsung beranjak.

Aldo Wu menatap lantai dalam dalam, sepertinya dia sedang memikirkan apa yang dikatakan Bastian.

Sedangkan Leonardo Wu, entah karena dia memang bodoh atau karena efek obat obatan yang dia konsumsi, otaknya masih tidak jelas, dengan perkataan itu saja dia sudah terpengaruh.

“Benar sekali, ayah kita begitu mengistimewakan kakak, jika bukan karena menunjuk kakak sebagai penerus, kenapa dia hanya mendidik kakak dengan keras, kita dibiarkan begitu saja....”

Leonardo Wu mulai menggerutu sendiri:

“Berdasarkan sifat kakak, jika setelah dia menduduki posisi penerus, dia pasti tidak akan membiarkan kita begitu saja. Dan dia memiliki pelindung yang kuat di Geng Cahaya, relasinya sangat luas. Sekarang kita bukanlah lawannya, kelak....”

Bastian tersenyum, menepuk tangannya berkata:

“Kamu pintar sekali, kelihatannya kamu sudah mengerti jelas akan posisimu sebenarnya di Geng Cahaya.”

“Kak, apa kamu masih tidak bisa memutuskan? Setelah kakak menduduki posisi penerus, apa kalian pikir kalian masih bisa bertahan hidup?”

Aldo yang mendengar itu perlahan mengangkat pandangannya, menatap Bastian dengan tatapan rumit untuk diartikan.

Setelah cukup lama akhirnya dia mengangguk setuju, berkata:

“Aku setuju bergabung bersama kalian! Syaratnya kalian harus mengalahkan kakak pertama!”

Novel Terkait

My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu