Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 40 Jantung Yeny yang berdetak dengan Cepat

"Patrick!"

Seketika itu juga Bastian mengerti, tatapannya langsung berubah galak.

"Pasti bocah itu yang membuat keputusan untuk menghentikan kerja sama dengan perusahaan Adelia secara sewenang-wenang."

"Aku akan mematahkan kakinya!"

Yeny dikejutkan oleh ekspresi Bastian yang tiba-tiba berubah menjadi galak, juga tidak berani mengatakan apa-apa. Duduk disamping, menuangkan segelas wiski untuk menenangkan diiri.

"Kalau begitu, bukankah sekarang Adelia tidak tidak punya penghasilan?"

Bastian membalikkan tubuh dan bertanya.

Yeny menganggukkan kepala.

"kamu juga tahu, meskipun performanya dalam perusahaan sangat baik, posisi manejernya itu hanyalah sebuah jabatan, setiap bulannya keluarga Liu hanya memberikan gaji sebesar 8-10 juta, dan dia masih harus memberikan sebagian dari gajinya untuk membayar keperluan rumah."

"Keluarga Liu yang sekarang sedang sibuk berpisah, juga tidak tahu apakah perusahaan itu masih ada atau tidak, lagi pula dia pasti tidak akan mendapatkan sepeser uang. Akhir-akhir ini dia sedang mencari pekerjaan, tampaknya juga tidak terlalu lancar, dia juga sedang sakit, gadis itu sungguh kasihan."

Mendengar hal ini, Bastian menoleh, tanpa bisa ditahan, dia merasa simpati terhadap Yeny, matanya sedikit memerah.

Setelah beberapa saat, dia baru menenangkan suasana hatinya, kemudian berkata kepada Yeny :

"Terima kasih karena hari ini kamu datang kesini khusus untuk memberitahuku hal ini, aku akan pergi mencari Patrick besok pagi, memintanya untuk melanjutkan kerja sama dengan perusahaan Yeny. Untuk hal lainnya, aku dan dia telah bercerai, maka hubungan ini juga sudah berakhir."

"Jika dia tidak menyukai Ricky, maka dia harus memiliki pendapatnya sendiri, kamu adalah sahabat terbaiknya, kamu harus membujuknya."

“Aku sedikit Lelah, mau pergi istirahat.”

Bastian mulai mengusirnya.

Yeny merasa tidak berdaya, dia sudah melakukan semua yang harus dia lakukan, sepertinya Bastian sudah membulatkan tekat untuk tidak rujukan dengan Adelia.

Yeny berdiri, dia tidak tahu karena berdiri secara tiba-tiba atau minum terlalu banyak sehingga mengakibatkan dia dia terhuyung dan hampir jatuh ke tanah.

Dengan sigap, Bastian memapahnya, degan begitu Yeny jatuh dalam pelukan Bastian.

Pada saat itu, dia mencium aroma bersih dari tubuh Bastian, mendengar detak jantung Bastian yang kuat, merasakan otot dadanya yang kuat. Jantung Yeny berdetak dengan cepat, dari wajah hingga telinganya memerah, nafasnya juga menjadi cepat.

Tiba-tiba ada banyak pikiran aneh bermunculan dalam benaknya, dan semua yang ada dalam pikirannya ini adalah hal yang akan membuatnya merasa bersalah terhadap Adelia.

“Kamu mabuk?” Bastian melirik botol wiski yang tersisa setengah.

“Aku akan mengantarmu pulang, hari juga telah larut, tidak aman bagimu untuk pulang sendirian.” Bastian bertanya: “Mau aku antar ke hotel atau pulang ke rumah?”

Saat ini Yeny baru sadar, rambutnya yang berantakan telah menutupi wajahnya yang memerah, dia segera keluar dari pelukan Bastian, dan berkata:

"Ke ... ke hotel saja, di rumahku ada... ada kerabat, sepupuku datang, jika pulang ke rumah mereka akan salah paham."

Bastian menganggukkan kepala, mengatakan :

“Kamu pergi cuci muka di toilet dulu, aku menunggu kamu di garasi mobil.”

Yeny tidak berani mengangkat kepala melihat Bastian, dia masuk ke toilet seperti sedang melarikan diri, kemudian menutup pintu.

Dia mencuci wajahnya dengan air dingin beberapa kali, meliihat pantulan bayangan dirinya dari cermin, dalam benaknya muncul pikiran aneh tanpa bisa dia kontrol.

“Aku sangat cantik, tidak kalah sedikitpun dengan Adelia, kenapa dia bisa memiliki seorang pria yang sangat mencintainya.”

“Kenapa aku tidak bisa menjadi nyonya dalam rumah ini!”

Ketika pikiran ini muncul, Yeny segera menampar dirinya, dengan panik memarahi :

“Yeny, dia adalah sahabatmu, bagaimana mungkin kamu melakukan hal itu terhadapnya!”

“Kenapa kamu memiliki pikiran lain terhadap suaminya, apakah kamu ingin menjadi selingkuhan!”

Yeny merasa bersalah, untuk menenangkan dirinya, dia mengatakan :

“Ini pasti karena aku terlalu banyak minum, kelihatannya kelak tidak bisa minum di sembarang tempat lagi…”

Yeny menghela nafas Panjang, berjalan keluar dari toilet.

……

Duduk dalam mobil Bastian, mobil ini adalah mode terbaru daril Bently, ini adalah mobil Patrick, sekarang diberikan kepada bastian untuk digunakan.

Yeny duduk di kursi penumpang, tanpa bisa di kontrol, dia melirik ke arah Bastian dari waktu ke waktu, kemudian muncul rasa bersalah terhadap Adelia dan Yeny menyalahkan dirinya sendiri.

Yeny hanya bisa terus-terusan menenangkan diri, menganggap bahwa dia bersikap seperti ini dikarenakan dia mabuk.

Bastian mengantar Yeny sampai di depan hotel, melihat Yeny yang semakin mabuk, dia hanya bisa memapahnya masuk kedalam hotel.

Kedua orang ini tidak mengetahui bahwa ketika memasuki hotel, ada orang yang mengambil video mereka secara diam-diam.

Diseberang jalan, Laura melihat hal ini dengan tidak percaya, dia berhenti mengambil video setelah Bastian dan Yeny memasuki hotel.

Awalnya dia sedang jalan-jalan di sekitar sini, melihat sebuah mobil Bently berhenti didepan hotel, dia pun melihat sebentar. Tanpa disangka, setelah pintu mobil dibuka, dia melihat Bastian. Dia baru saja berpikir untuk menghampiri Bastian, tanpa disangka Yeny juga keluar dari mobil, adegan ini tidak bisa membuat dia tidak berpikiran lain.

“Ya Tuhan! Yeny masih membujuk Adelia untuk rujukan dengan Bastian, namun dia malah menggoda Bastian, dia bahkan telah menggodanya hingga ke hotel….”

Laura menelan ludah dan menghela nafas, dari dalam hati, dia memandang rendah Yeny.

"Dasar pelacur kecil ini, tidak terlihat bahwa ternyata dia adalah wanita yang liar, merebut pria sahabatnya!"

Laura melihat video yang baru saja selesai direkam dari ponselnya, tanpa bisa ditahan, dia tersenyum dingin.

Dalam kamar hotel sekarang.

Bastian memapah Yeny ke tempat tidur, kemudian menggelengkan kepalanya:

"Kamu minum juga harus ada batasnya, seorang gadis yang memabukkan dirinya di luar, itu merupakan perilaku yang paling bodoh."

"Wanita secantik kamu, akan sangat aneh jika tidak terjadi masalah."

Bastian juga berniat baik mengingatkan Yeny, namun ketika kata-kata ini sampai di telinga Yeny, dia malah mendengar bahwa ada makna lain dalam perkataan ini.

“Apakah kamu merasa bahwa aku cantik?”

Tanya Yeny dengan wajah yang sudah memerah.

Bastian tercengang, kemudian tersenyum dan mengatakan:

“Aku tidak suka memuji orang lain, juga tidak suka mengatakan hal yang bertentangan dengan hati, sejujurnya kamu lumayan cantik.”

“Cepatlah cari pacar, dengan begitu akan ada orang yang membatasi kamu, sehingga kamu tidak akan minum hingga mabuk diluar.”

Setelah mengatakannya, Bastian bersiap untuk pergi. Jika tidak, akan terasa sangat aneh bagi sepasang pria dan wanita berada di tempat seperti ini.

“Tidak ada orang yang disukai!” Yeny seperti sangat tidak sabar Bastian mengetahuinya, Yeny mengelus rambutnya, mengatakan: “Jika bisa menemukan seorang pria yang setia seperti kamu, aku pasti akan pacaran dengannya.”

Bastian tersenyum, lalu berkata:

“Tenang saja, didunia ini tidak ada terlalu banyak pria hidung belang, kamu pasti akan menemukannya.”

“Aku harus pulang, kamu istirahatlah.”

Yeny tercengang, tiba-tiba merasa sedikit kecewa, segera mengatakan:

“Apakah kamu tidak duduk sebentar baru pergi?”

Bastian menggelengkan kepala:

“Tidak duduk lagi, sampai jumpa.”

Setelah mengatakannya, dia pergi tanpa menolehkan kepala.

Melihat kamar yang kosong, Yeny semakin merasa kecewa. Dia menjambak rambutnya dengan tangannya sendiri, kemudian menghela nafas panjang dan mengatakan:

“Yeny, kamu tidak boleh begini! Dia adalah pria sahabatmu, kamu tidak boleh begini!”

…….

Setelah Bastian meninggalkan hotel, dia segera mengemudikan mobilnya pulang.

Laura yang berada diseberang jalan masih belum pergi, melihat Bastian telah meninggalkan hotel, seketika itu juga dia merasa aneh.

“Kenapa sudah pergi….”

Dia baru mengerti, mungkin Yeny sudah mabuk, jadi Bastian mengantarnya ke hotel.

“Ternyata bukan memesan kamar….”

Laura mencibirkan bibirnya, melihat video dalam ponselnya, kemudian sambal tersenyum mengatakan:

“Baguslah bukan pergi membuka kamar, dengan begitu orang yang ingin merebut pria denganku juga berkurang satu.”

“Namun jika video ini dikirim kepada Adelia, walaupun Bastian dan Yeny memiliki 100 buah mulut, juga tidak akan bisa menjelaskannya, dengan begitu Adelia tidak akan rujukan dengan Bastian untuk selamanya.”

“Hehe….”

Novel Terkait

King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu