Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 208 Susanti Diusir

Patrick tiba-tiba menerima sambungan telepon dari susanti, kemudian bergegas bersama Thomas Qi menyetir mobil untuk kembali ke rumah Bastian.

Kimmy hampir tidak memisahkan dirinya dari Thomas, dia mengikuti Thomas yang mengajarinya membela diri. Jadi dia mengikuti Thomas, kemudian mereka bertiga bersama-sama bergegas ke rumah Bastian.

Saat mereka sampai di rumah, mereka melihat Susanti yang telah mengemasi kopernya dan berdiri dengan wajah nelangsa, tampak seperti seseorang yang telah diusir Bastian dari rumahnya.

“Nona Susanti, apa yang terjadi, kenapa kamu....”

Patrick dan Thomas tiba-tiba menjadi tidak paham atas keadaan ini.

Bastian mendorong kursi rodanya kemari menghampiri mereka, dengan mata sembab dia berkata:

“Susanti sudah lama menjagaku, sudah saatnya dia untuk kembali, dia masih perlu untuk bekerja, jadi tidak bisa menemaniku terus.”

“Aku sudah jauh lebih baik, aku berencana menyuruhnya untuk kembali ke perusahaan sebagai kepala departemen perusahaan.”

Patrick yang mendengarkan ucapannya merasa situasi ini terlalu mendadak, melihat keadaan Susanti dan Bastian, mereka pasti telah mengalami masalah.

Dia tahu bahwa dirinya tidak pantas untuk bertanya kepada Bastian sekarang, jadi dia menarik Susanti ke samping dan bertanya dengan lirih:

“Nona Susanti, sebenarnya apa yang sudah terjadi?”

“Sepertinya sekarang adalah waktunya Kak Bastian pergi ke rumah sakit untuk menjaga yeni, kenapa dia tidak pergi?”

Dia tahu bahwa Bastian sangat baik terhadap Yeni sehingga dia ingin berada di sisinya setiap saat. Namun sekarang Bastian masih berada di rumah, pasti terjadi sesuatu.

“Yeni, dia......” Susanti yang menyebut nama Yeni, dia tidak dapat menahan diri untuk mengernyitkan keningnya. Dia menceritakan seluruh masalah yang terjadi di rumah sakit tadi sore kepada Patrick dan Thomas lagi.

“Ya ampun, Wanita itu kejam sekali......” thomas tidak bisa menahan diri untuk bergumam.

Patick yang selesai mendengarkan segera mengernyitkan keningnya, dia melihat mata Bastian yang sembab, itu artinya dia telah di sakiti oleh Yeni dengan sangat parah.

“Lalu kenapa kamu mau pergi?” tanyanya kepada Susanti.

Wajah Susanti penuh rasa bersalah, tidak tahu apa yang harus dikatakannya.

Saat kembali dari rumah sakit, Bastian seperti kehilangan jiwanya, tampak seperti mayat hidup. Dia tahu bahwa Bastian pasti sangat sakit hati dan sedih.

Perkataan Yeni di rumah sakit sebelumnya yang mengatakan hubungan dia dengan Bastian tidak sesederhana yang hanya sebatas kakak adik......

Dia tahu bahwa Bastian mengusirnya karena tidak ingin merusak reputasinya.

Sikap Bastian sangat tegas, Susanti tidak punya pilihan lain selain mengemasi barang-barangnya.

Menghadapi pertanyaan dari Patrick, Susanti tidak tahu bagaimana untuk menjawabnya, dia memaksa untuk tersenyum dan berkata:

“Kakakku cemas akan mempengaruhi pekerjaanku, jadi dia menyuruhku cepat-cepat untuk kembali bekerja.”

“Aku tidak apa-apa, Patrick, kaki kakakku sudah jauh lebih baik. Akhir-akhir ini, kalian bekerja keraslah untuk menghiburnya.”

“Tapi ini.......” Patrick yang mendengarkan ucapannya dan masih merasa sedikit tidak pantas.

Hanya dengan mengusir seorang gadis kecil, Susanti pergi dari rumahnya, mereka merasa tindakan Bastian tidak pantas.

“Pergi apanya, kalau kamu pergi siapa yang akan memasak makanan untuknya.”

Thomas tampak sedikit gegabah dan dengan cepat dia berjalan menghampiri Bastian dan membujuknya:

“Bastian, dia sudah lama menjagamu, kamu tidak bisa menyuruhnya pergi begitu saja, lebih baik kamu biarkan dia untuk tinggal saja.”

Bastian malah tidak menghiraukan ucapannya, dia menundukkan kepalanya dan berkata:

“Susanti, cepat pulanglah, besok kembali bekerja ke perusahaan.”

Susanti meneteskan air mata tanpa mengeluarkan suara tangisan, dia tidak ingin orang lain melihat air matanya. Dia berkata tanpa menoleh:

“Baiklah, Kak. Jaga dirimu baik-baik, aku pergi dulu.”

Dia menyelesaikan perkataannya sembari menarik kopernya berlari keluar.

Thomas yang melihatnya, dia menghentakkan kakinya dengan cemas dan berkata dengan kesal:

“Lihatlah dirimu, kamu tanpa sadar sudah melukai orang lain.”

Dengan cepat dia berkata kepada Kimmy:

“Kimmy, cepat pergi antar dia, kita tidak bisa membiarkan seorang gadis kecil membawa kopernya sendiri.”

“Baik!” Kimmy segera mengejarnya setelah mendengar ucapannya.

......

Di dalam ruang tamu.

Bastian merasa sedikit lemah menghadapi tuduhan dari Patrick dan Thomas.

Semua kata-kata dan tindakan Yeni di hadapannya hari ini, seolah membunuh setengah dari hidupnya.

Tetapi dia tetap menjelaskannya kepada kedua orang tersebut:

“Aku melakukan ini adalah untuk melindunginya. Kalian tidak melihat bagaimana Yeni mengatakan tentang aku dan susanti, Susanti seorang gadis kecil yang baru berusia awal dua puluhan, dia sudah merawatku beberapa waktu ini, aku tidak ingin dia difitnah.”

Bastian menyandarkan punggungnya di kursi rodanya, dia menarik nafas dalam-dalam dan berkata:

“Lagipula di rumah ini hanya ada kami berdua, meskipun Thomas pindah kemari, tetapi rasanya agak tidak baik jika dua pria dewasa dan satu orang wanita tinggal bersama. Aku juga tidak bisa hanya karena kakiku yang tidak leluasa ini butuh perawatan orang lain serta membuang-buang waktunya.”

“Jadi Susanti harus pergi.”

Thomas dan Patrick menghela nafasnya saat mendengarkan perkataannya.

“Yeni kejam sekali!” Thomas tidak dapat menahan diri untuk berkata: “Tidak ada yang tahu kecelakaan mobil itu akan terjadi, lagipula pertemuan kalian hanyalah kebetulan belaka, atas dasar apa dia sampai melemparkan semua tanggung jawab padamu?”

“Ada lagi, kamu yang pergi menyelesaikan masalah orang yang telah menabrak dia, dan dia masih pergi bersama pria lain dari hadapanmu, bukankah dia sengaja!”

“Wanita itu, ternyata selain mulutnya yang berbisa, hatinya pun tak berperasaan!”

Thomas merasa sangat emosi.

Patrick juga berkata dengan sangat emosi:

“Beberapa bulan ini, Kak Bastian selalu bekerja keras untuk mendapatkan kabar darinya, sampai-sampai mengeluarkan uang yang banyak, menghabiskan banyak tenaga.”

“Wanita itu sendiri yang mau menyembunyikan dirinya, dan tidak membiarkan Kak Bastian menemuinya. Jika dia tidak bersembunyi, maka masalah ini tidak akan terjadi, dan dia tidak akan mengalami keguguran, dia terlalu pintar menyalahkan orang lain!”

Sembari berkata, Patrick menatap Bastian dan berkata kepadanya dengan penuh perhatian:

“Kak Bastian, jadi rencana apa yang akan kamu lakukan selanjutnya?”

Bastian yang mendengar perkataannya, dia berkata dengan tidak semangat:

“Karena sudah pergi maka ya sudah, anggap saja ini sebagai akhir.”

“Lagipula aku tidak berada di sisinya untuk menemaninya di saat-saat dia sedang kesusahan, anggap saja dia melampiaskan kemarahannya, selanjutnya tidak ada hutang di antara kami berdua.”

“Dan Sarim, orang itu juga lumayan, dia memperlakukannya dengan sangat baik, Sarim akan menjaganya dengan baik.”

Patrick yang mendengarkan perkataannya, dia menghela nafas dan berkata:

“Aku bertanya padamu apa yang harus dilakukan, sudah seperti ini untuk apa kamu masih memikirkan dia.”

Bastian berkata:

“Masih bisa melakukan apa lagi, aku adalah Tuan muda keluarga Yue, aku tidak bisa bersedih terus-menerus hanya karena seorang wanita.”

“Karena hubunganku dengannya sudah berakhir, maka aku harus berkonsentrasi pada pekerjaanku. Seperti ucapannya, banyak wanita yang mendampingiku, kalau sudah begitu, maka aku harus melanjutkan hidupku tanpa dia.”

Saat Bastian berkata demikian, dia tidak bisa menahan dirinya untuk menundukkan kepalanya.

Jika dia telah sungguh-sungguh bertekad, maka dia sama sekali tidak perlu menutupi apapun serta tidak ingin membuat Patrick dan thomas mengkhawatirkannya saja.

“Sudahlah, aku tidak apa-apa, kalian tidak perlu mencemaskan aku, kerjakan saja kerjaan kalian masing-masing.”

Bastian berkata demikian seolah ingin mengusir kedua orang tersebut.

Patrick yang melihat situasi pun tidak ingin berlama-lama lagi, dia tahu bahwa Bastian sedang ingin menyendiri saat ini.

Dia berkata kepada Thomas:

“Thomas, kalau begitu kamu tinggal di sini saja, aku akan kembali ke kantor dulu.”

Berkata demikian, Patrick mengedipkan matanya kepada Thomas memberikan sebuah tanda, yang berarti bahwa dia meminta Thomas untuk menghibur Bastian. Karena Bastian saat ini membutuhkan seseorang untuk menemaninya.

Untungnya Thomas tidak memiliki pekerjaan yang formal dan tidak tunduk pada batasan apa pun. Dia datang ke Kota Tajo atas permintaan dari Rahmat untuk menemani dan menjaga keselamatan Bastian.

Bastian yang mendengarkan perkataannya justru melambaikan tangannya dan berkata kepada Patrick dan Thomas:

“Kalian semua pergilah, aku ingin menyendiri.”

Novel Terkait

His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu