Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 69 Orang yang Merekam Video

Pagi, Yerassyl terbangun dari mimpi buruknya.

Kemarin malam ia dan Nursan membunuh orang. Semalam tidak bisa tidur dengan nyenyak dan terus bermimpi buruk.

Tiba-tiba ia teringat perekam suara yang Bastian berikan. Bagaimanapun ia fikir, ia tetap merasa aneh. Orang yang seperti Bastian, bagaimana mungkin membiarkan orang memegang bukti kejahatannya? Tetapi saat kemarin malam pulang, karena ketakutan, ia sama sekali tidak memeriksa perekam suara tersebut.

Yerassyl segera turun dari ranjang dan pergi ke ruang belajar. Ia membuka lemari besai dan mengeluarkan perekam suara itu. Ia ingin mendengar sekali rekaman suara itu, untuk memastikan sekali, agar hatinya tenang.

Tetapi bagaimanapun ia menyalakan perekam suara ini, tetap sama sekali tidak ada suara yang keluar.

“Mengapa bisa jadi begini! Mengapa bisa jadi begini!”

Ia sangat panik, sehingga keringat dinginnya bercucuran dan sudah hampir menggila.

Yerassyl mencoba beberapa kali dan hampir merusakki perekam suara itu. Ia sendiri juga tidak dengar rekaman suara Bastian. Ia baru sadar bahwa ia dan Nursan ditipu oleh Bastian. Ini sama sekali bukan perekam suara yang dipakai Bastian untuk merekam suara.

“Bajingan! Bastian, kamu ingin mempermainkanku kan? Aku paling langsung jujur kepada polisi dan mati bersama denganmu!”

Yerassyl memukul dinding keras, lalu mengeluarkan ponsel untuk menghubungi Bastian.

Saat panggilannya belum terhubungi, tiba-tiba terdengar suara bel pintu dari ruang tamu. Yerassyl meletakkan ponselnya di meja untuk sementara dan pergi membuka pintu. Setelah pintu terbuka, ia hanya menemukan dua polisi berdiri disana, sambil menunjukkan kartu identitasnya, lalu berkata kepada Yerassyl dengan tegas.

“Yerassyl kan? Kamu terlibat dalam pembunuhan Pak Harun yang berusia delapan puluh tahun. Mohon berangkat bersama kita!”

Yerassyl seketika berdiri kaku di tempat. Pikirannya menjadi kosong dan entah kapan tangannya sudah diborgol, serta dirinya sudah berada di dalam mobil polisi. Ia hanya tahu kali ini ia mampus.

Saat ini di sisi lain, Nursan yang berada di rumah pun juga ditangkap oleh polisi.

Mengapa tiba-tiba datang? Bahkan membawa mereka pergi bersama di saat yang sama dan langsung borgol mereka sejak awal.

Karena kemarin malam Bastian diam-diam mengirim rekaman videonya kepada pihak polisi. Di dalam rekaman itu terdapat proses pembunuhan, pembersihan sidik jari, sehingga pihak polisi tidak perlu periksa lagi. Dengan isi rekaman ini saja, cukup menyatakan hukuman kepada Yerassyl dan Nursan.

Tapi pihak polisi sekarang masih mencari pelaku ketiga di tempat kejadian perkara. Pelaku ketiga ini tentu adalah orang yang merekam video itu. Siapakah pelaku ketiga ini? Mereka bisa mengetahuinya dari mulut Yerassyl dan Nursan.

Tapi bisa menyatakan hukuman untuk pelaku ketiga atau tidak, masih belum dapat ditentukan. Karena orang yang merekam video itu tidak meninggalkan bukti apapun.

……

Pagi hari, Bastian pun datang ke kantor dan duduk didalam ruangannya. Ia minum teh sambil membaca buku dengan santai.

Tak lama kemudian, Patrick pun lari masuk dengan wajah terkejut tanpa mengetuk pintu.

“Kak Bastian, terjadi masalah…masalah besar. Kemarin malam Harun…bunuh diri di sungai!” Patrick seperti menemukan berita besar yang menghebokan dunia, wajahnya pun begitu terkaget dan tak terduga.

Bastian mengangkat kepala, sambil melihatnya dan tersenyum.

“Benarkah? Tuan Harun ini tidak kuat juga, aku hanya mepermalukannya seperti itu, lalu langsung bunuh diri di sungai.”

Melihat Bastian yang begitu tenang, Patrick pun tercengang dan bertanya.

“Kak Bastian, mengapa…kamu begitu tenang? Reaksimu biasa saja setelah mendengar kematian Harun.”

“Bukan, seharusnya sama sekali tidak ada reaksi. Jangan-jangan kamu tahu ia mau bunuh diri?”

Mendengar ini, Bastian tersenyum dan berkata.

“Kamu berpikir terlalu banyak. Bagaimana mungkin aku tahu apa yang ingin ia lakukan? Aku akn tidak berada disampingnya selama dua puluh empat jam.”

Meskipun ia mengatakan itu, tapi Patrick bisa melihat kelicikan dari wajah Bastian. Bastian juga tidak berusaha menutup raut wajahnya. Raut wajahnya seperti sedang mengatakan bahwa kematian Harun ada kaitan denganku, tapi aku tidak ingin mengakuinya.

Saat sedang berpikir, tiba-tiba ponsel Patrick berdering. Ia mengangkat panggilannya.

Entah apa yang dikatakan orang itu, seketika raut wajahnya berubah dan mengerutkan dahinya.

“Apa, ada polisi yang datang? Mencari Tuan Bastian?”

Setelah mematikan ponselnya, kedua kaki Patrick pun bergetar. Ia menelan ludah dan melihat Bastian.

“Pak, polisi datang mencarimu…”

Bastian berdiri pelan dan dengan tenang berkata.

“Benarkah? Ayo pergi bertemu. Aku juga tidak melakukan kesalahan apapun. Mengapa kamu terlihat begitu gugup?”

Mereka berdua pun turun dan pergi ke ruang pertemuan, lalu bertemu dengan dua polisi yang datang interogasi Bastian.

Bastian pelan-pelan mendorong minuman ke hadapan mereka dan tersenyum bertanya.

“Dua Pak Polisi, kudengar kalian datang mencariku. Apakah aku melakukan kesalahan?”

Dua polisi itu ada yang terlihat lebih dewasa dan yang lebih muda. Polis yang lebih muda masih agak takut terhadap aura Bastian dan Patrick, tapi berbeda dengan polisi yang lebih dewasa. Ia sama sekali tidak takut dan dengan tegas berkata.

“Pak Bastian, tadi pagi kita dapat paket yang dikirim secara anonim. Didalam terdapat sebuah USB. Di dalam USB terdapat dua video, berupa proses pembunuhan Yerassyl dan Nursan terhadap Pak Harun.”

Seketika Patrick yang duduk disebelah Bastian pun terkaget. Tetapi ia tetap menahan untuk tenang.

Patrick adalah orang yang pintar. Ia tahu jika sekarang ia menunjukkan tingkah laku yang salah, maka ia dapat membuat polisi yang lebih dewasa itu curiga.

“Oh?” Mendengar ini, Bastian memasang raut wajah tercengang, “Tetapi yang tadi aku dengar dari temanku, katanya Pak Harun bunun diri di sungai. Maksud Pak Polisi, Pak Harun itu dibunuh orang?”

“Tunggu!” Bastian terdiam dan berfikir dengan teliti lalu berkata, “Yerassyl dan Nursan, kedua orang ini adalah Ketua Manajer dan Wakil Manajer dari Divisi Pemasaran perusahaan kita!”

“Benar kan, Patrick?”

Bastian menoleh lalu bertanya.

Patrick mengangguk dan pelan-pelan berkerut alis. “Benar. Mereka berdua melakukan korupsi dan telah dipecat oleh kita. Aku tak sangka bahkan mereka berdua berani membunuh orang.”

Polisi yang lebih dewasa itu menyipitkan mata memandang Bastian dan ingin menemukan kesalahan Bastian. Tapi penampilan Bastian terlihat sama sekali tidak ada masalah. Jika bilang Bastian itu berpura-pura, maka pertunjukkannya itu sangat asli, bahkan raut wajahnya pun tak bermasalah.

“Pak Bastian, kita telah menangkap Yerassyl dan Nursan. Adanya bukti yang pasti, jadi mereka juga mengakui atas kelakuan mereka.” Polisi yang dewasa itu mengatakan, “Tapi mereka juga membocorkan sebuah informasi kepada kita, bilang Anda lah menyuruh mereka melakukan itu semua. Kedua video itu direkam oleh Anda secara tersembunyi. Sebenarnya pihak kita juga sedang mencari orang yang merekam video itu.”

“Orang itu kebetulan bersama dua kakak beradik itu, hanya saja dua kakak beradik itu tidak mengetahui bahwa pembunuhan mereka telah direkam pelaku ketiga. Kupikir Pak Bastian harus menjelaskan hal ini kepadaku.”

Sebenarnya jika mereka tidak mencari tahu bahwa Bastian adalah pemilik Perusahaan Fores Sidon yang sebenarnya, mungkin saja Bastian sudah dibawa pergi.

Tapi setelah teringat statusnya, tidak ada orang yang berani asal membawa Bastian pergi tanpa bukti yang pasti, karena ia merupakan pendorong ekonomi Perusahaan Fores Sidon, bahkan pendorong ekonomi seluruh Kota Cumarun.

Mendengar ini, Patrick pun melihat Bastian sambil tertawa dan berkata.

“Apakah ada masalah seperti ini, Kak Bastian? Sepertinya Kak Bastian harus menjelaskan semua ini kepada polisi.”

Bastian pun juga tertawa tanpa merasa panik dan berkata.

“Ini benar-benar tidak perlu aku jelaskan, yang bisa aku jelaskan hanyalah kedua kakak beradik itu sedang menuduhku.”

“Aku menguasai Perusahaan Fores Sidon dan apakah aku ada waktu luang untuk membunuh orang?”

Melihat keadaan ini, polisi dewasa itu menyipitkan mata dan terus menatap Bastian berkata.

“Tapi kamu memang ada motif untuk membunuh orang. Kamu dulu pernah menjadi menantu Keluarga Liu. Hal ini telah diperiksa kita. Selama dua tahun ini, kamu diperlakukan tidak adil, apalagi Pak Harun pernah memaksa mantan istrimu Adelia menikah dengan seseorang yang bernama Ricky.”

“Kamu membawa Adelia kabur pada hari pernikahannya, serta mempermalukan Keluarga Liu. Kamu berharap ia mati, tentu motif ini sangat masuk akal. Kalau tidak, Yerassyl dan Nursan sama sekali tidak ada hubungan dengan Pak Harun, lantas mengapa mereka harus membunuh Pak Harun?”

“Pak Bastian, bisakah kamu memberi kita penjelasan yang masuk akal?”

Novel Terkait

1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu