Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 159 Biarkan Dia Melaporkan Aku

Pada keesokan paginya, Sarim menjemput Yeni di lantai bawah untuk mengantarnya pergi bekerja.

Tidak hanya itu, dia juga membawakan bekal sarapan pagi untuk Yeni, kepeduliannya dan memanjakan Yeni, seolah-olah Yeni adalah pacarnya. Menghadapi janin yang berada di dalam kandungan Yeni, dia juga tidak meminta Yeni untuk menggugurkannya.

Meskipun mereka sekarang tidak berpacaran, tetapi jauh di lubuk hati Sarim, dia seolah sudah menerima janin yang berada di dalam kandungan Yeni. Dia harus mengakuinya bahwa dirinya telah jatuh cinta kepada Yeni, Tetapi Yeni justru tidak pernah mengungkapkan perasaannya.

“Sarim, kamu tidak harus menjemputku setiap pagi, aku sekarang bekerja di bagian penjualan di distrik sriwijaya. Tetapi kantor pusat perusahaan kami berada di distrik pantura, sehingga jalan kita tidak searah, dan terlalu merepotkan.”

Yeni berkata kepada Sarim setelah menaiki mobilnya.

Sarim segera menyerahkan bekal sarapan pagi kepada Yeni, kemudian dia berkata dengan wajah tersenyum:

“Tidak ada kata tidak searah, aku sekarang menyewa rumah di distrik pantura, jadi masih sangat searah.”

“Selain itu, kamu sedang mengandung, tidak nyaman bagimu untuk pergi serta pulang bekerja. Kita adalah teman jadi jangan sungkan.”

Sebenarnya rumah dia berada di distrik sriwijaya, dia tinggal di rumahnya dan bersikeras mengatakan bahwa dirinya menyewa rumah di distrik pantura.

“Begitu ya......” Yeni tidak banyak berbicara setelah mendengarkan perkataannya.

“Yeni, masalah...... masalah tadi malam, kamu jangan terlalu memikirkannya lagi, sudah lewat 2 bulan, kamu sudah harus memiliki persiapan.” Sarim membujuknya: “Kemungkinan uang itu tidak bisa didapatkan kembali, kamu bekerjalah dengan tenang, gaji personalia di perusahaan Real Estat Star kita terhitung sangat tinggi.”

Masalah yang terjadi tadi malam sangat mendebarkan, meskipun Sarim dan yeni sudah tahu bahwa itu adalah sebuah jebakan, tetapi mereka tetap terkejut.

Yeni menghembuskan nafasnya dan berkata:

“Hm, aku tahu.”

“Salahku karena terlalu bodoh, makanya semua uangku bisa ditipu orang lain. Anggap saja ini adalah sebuah pelajaran untukku, aku memikirkannya untuk waktu yang lama tadi malam, jika uang itu tidak bisa kembali, maka ya sudahlah.”

Sarim menyetir mobilnya sembari berkata:

“Ke depannya jangan menghubungi penipu itu lagi, dia adalah buronan. Aku mendengarnya dari manajer Felix dan manajer Wawan, setelah mereka tiba di tujuan, mereka melihat seseorang tergeletak di lantai tapi tidak bergerak, tidak tahu apakah dia sudah meninggal.

“Sungguh mengerikan, selain itu, orang yang menipu uangmu itu mengira bahwa kamu berada di dalam mobil, jadi dia terus memanggil namamu. Untungnya mereka cepat-cepat kabur dari sana, kalau tidak, takutnya mereka akan mengalami sesuatu yang tidak terduga.”

Raut wajah Yeni tiba-tiba memucat setelah mendengarkan perkataannya.

“Orang itu......mengapa dia memanggil namaku?” tanyanya.

Sarim menggelengkan kepalanya, dia mengerutkan keningnya dan berkata:

“Tidak jelas, mungkin dia orang mesum.”

“Supaya dia tidak melecehkanmu, kamu lebih baik mengganti nomor ponselmu. Barusan aku pergi membeli kartu SIM yang baru menggunakan ktp-ku, kamu pakai saja. Teknisi jaman sekarang sangat pintar, tidak dapat dihindari bahwa dia dapat melacak nomor teleponmu yang baru terdaftar melalui informasi jati dirimu. Sekarang gunakan punyaku, maka orang lain tidak dapat melacak nomor teleponmu yang baru diganti.”

Sembari berkata, Sarim mengeluarkan kartu SIM dari dalam sakunya dan menyerahkan kartu itu kepada Yeni.

Yeni merimanya dan berkata dengan girang:

“Terima kasih, Sarim. Kamu...... sangat baik terhadapku, aku tidak tahu bagaimana untuk membalas kebaikanmu.”

Sarim bergidik kemudian berkata:

“Yeni, sebenarnya aku......”

Melihat Sarim berhenti berbicara, yeni bertanya:

“Kamu kenapa?”

Raut wajah Sarim tampak rumit, hatinya merasa sedikit gugup, dia berpikir untuk menyatakan perasaannya, tetapi jika dia ditolak, bukankah dia akan merasa canggung untuk bertemu dengannya lagi ke depannya?

Dia bersekolah di luar negeri selama bertahun-tahun, dan selalu sibuk dengan tugas sekolahnya, sehingga dia tidak memiliki waktu sedikitpun untuk berpacaran. Jadi dia masih kurang pengalaman dalam hal berpacaran, apalagi menyatakan perasaannya.

Setelah ragu-ragu untuk waktu yang lama, pada akhirnya dia mengurung niatnya untuk menyatakan perasaannya kepada Yeni.

“Tidak masalah, sudah mau sampai, kamu pergi bekerjalah.”

......

Di sisi lain, Bastian sudah duduk di kantor polisi semalaman.

Dia menyerahkan Genta dan Sofyan Liu kepada polisi, sebenarnya dia berpikiran untuk membunuh kedua tersangka yang pernah menipu Yeni. Akan tetapi, dia telah menyebarkan berita hadiah uang di seluruh dunia bawah tanah di kota Tajo, jika Genta dan Sofyan Liu mati, maka kecurigaannya pasti adalah yang paling besar.

Jadi setelah memikirkannya, pada akhirnya, dia menyerahkan kedua tersangka kepada polisi.

“Tuan Bastian, minum air dulu.”

Pada saat ini seorang polisi berjalan masuk dan memberikan segelas air minum kepada Bastian.

“Terima kasih!”

Bastian menerima segelas air minum dan meneguknya, kemudian dia bertanya:

“Suparman, apakah aku sudah boleh pergi, aku sudah duduk di sini semalaman.”

“Mereka adalah pelaku dari kasus penipuan 513, aku yang menangkapnya, mengapa kamu menahanku di sini.”

Polisi itu adalah Suparman yang datang untuk mencatat pernyataan dari tersangka untuk Bastian terakhir kali, kemudian Suparman duduk di sebuah kursi, dia berpikir sejenak kemudian mengatakan:

“Tuan Bastian, sebenarnya kami sangat berterima kasih padamu atas masalah ini, kami sudah lama menginvestigasi kedua tersangka ini namun tidak berhasil menemukan mereka.”

“Kamu telah melakukan kerja yang bagus, tetapi kamu memukul mereka sampai seperti ini sehingga membuat kami kesulitan. Terutama untuk Genta, aku menemukan 3 luka tusukan pisau di tubuhnya. Sekarang dia ingin melaporkan dirimu, katanya kamu memukulnya, selain itu, melakukan percobaan pembunuhan terhadapnya.”

Bastian mengerutkan keningnya setelah mendengarkan perkataannya.

Dia kehilangan jejak Yeni tadi malam sehingga suasana hatinya sangat buruk, sekarang dia ditahan di dalam sana. Dia tiba-tiba bangkit berdiri dan berkata dengan tatapan dingin:

“Kalau begitu laporkan saja, terserah mereka mau bagaimana lapor!”

“Mereka yang mau membunuhku, aku hanya melindungi diriku sendiri saja, jangan lupa bahwa mereka adalah penjahat, sedangkan aku adalah seorang warga negara yang baik. nanti aku akan menyuruh pengacaraku menghubungi kalian, aku bebas menemani gugatan, sekarang aku ingin kembali untuk beristirahat.”

“Lebih baik Suparman jangan menghalangiku.”

Bastian menyelesaikan perkataannya dan langsung berjalan keluar dari ruang resepsionis, dia pergi meninggalkan kantor polisi tanpa membalikkan badan.

Suparman membeku di posisinya, namun tidak menghalangi Bastian.

Dia tidak bisa menghalanginya meskipun dia ingin melakukannya, Bastian adalah tuan muda di keluarga Yue, yang mempunyai sekelompok tim pengacara. Selain itu, alasan Bastian memang masuk di akal, Genta itu awalnya memang seorang penjahat.

Parahnya, jika Fendy Yue ayah Bastian yang menelepon ke sana, mungkin pemimpinnya yang harus meminta maaf kepada Bastian.

“Wah, orang kaya memang keras kepala......”

Suparman menghela nafas dan tidak berencana untuk meminta pertanggungjawaban dari Bastian.

Setelah Bastian berjalan keluar dari kantor polisi, dia melakukan beberapa panggilan telepon kepada Yeni, tapi kali ini, tidak hanya ponselnya yang dimatikan. Nomor telepon Yeni telah dibatalkan dan nomor yang dihubungi adalah nomor kosong.

Bastian duduk di dalam mobilnya, tetesan air matanya membasahi pipinya, di dalam lubuk hatinya, dia merasa sangat sedih.

“Mengapa kamu tidak mau menemuiku, apakah kamu marah padaku!”

“Yeni, aku sangat mengkhawatirkan dirimu, kamu sebenarnya ada di mana! Kenapa kamu harus menghukumku seperti ini, aku hanya mencintai dirimu seorang!”

Bastian tanpa henti-hentinya terus memukul kemudi mobilnya, dan nyaris menghancurkannya.

Akan tetapi pada akhirnya, dia hanya bisa menghela nafas tak berdaya.

Dia mengira bahwa tidak mungkin untuk melepaskan cinta Yeni untuknya begitu saja. Tampaknya sekarang, Yeni yang terus menghindarinya, apakah dia masih harus melanjutkan untuk mencarinya.......

Novel Terkait

Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu