Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 286 Perbandingan Burung Garuda dan Semut

“Carlos, kamu ini sungguh tak berguna, apa kamu kira dunia ini tidak akan menjadi kacau!”

Farzan Liu dengan marah menjewer Carlos dan menariknya secara paksa ke hadapan Bastian.

Rapat belum juga usai, Gideon membawa kedua putranya agar menghadap Bastian berlutut dan memohon maaf. Melihat kejadian itu, Carlos tidak bisa lagi menutupi semuanya, dia akhirnya memilih untuk mengaku pada Farzan tentang semua kejadian saat ia bertemu dengan Bastian di Kota Cumarun dan semua perihal dirinya yang membuat janji dengan Meli.

Farzan pun terkejut dengan semua penjelasannya dengan seketika menamparnya di depan umum. Sebelumnya, dia tidak pernah memukul siapapun bahkan sekalipun saat seluruh anggota Keluarga Liu bekerja di perusahaannya dan berbicara di belakang mengenai sifatnya.

Tapi untuk kali ini, dia tidak bisa lagi diam membiarkannya, menampar Carlos dan menyeretnya untuk mengakui kesalahannya di hadapan Bastian.

“Paman Farzan, sudah lama tidak berjumpa.”

Saat semua satu persatu bergegas meninggalkan ruangan, Bastian baru saja berjalan santai kemari, ada sedikit rasa bersalah saat menyapa mantan ayah mertua nya itu.

Kalau ditanya pada siapa rasa dendamnya paling dangkal saat dulu di Keluarga Liu, tidak lain yaitu Farzan Liu.

“Bas …… Bastian, lama tidak berjumpa, bagaimana kabarmu?”

Setelah akhirnya Farzan memaksa Carlos ikut kemari, memang muncul sedikit rasa canggung, tapi biar bagaimanapun, ia tetap berusaha memberi salam dan berjabat tangan dengan Bastian.

“Aku baik-baik saja, tapi sungguh aku tak menyangka ternyata perusahaanmu sudah cukup berkembang pesat di Kota Cumarun ini.” Bastian mengatur nafas dan nada bicaranya : “Tepat perkiraanku saat itu, itu juga karena Keluarga Liu yang menahanmu, andai saja bisa lebih awal beberapa tahun, aku yakin, semua prestasimu akan lebih dari yang kamu punya saat ini.”

Farzan Liu yang mendengar pernyataannya, tak kuasa menahan tawa pahitnya :

“Kamu tidak usah memujiku berlebihan, bagaimanapun juga aku tidak sebanding denganmu, apalah arti prestasiku saat ini. Kamu saat ini adalah Direktur Utama dari Kamar Dagang di Provinsi Cangan, bahkan tidak sedikit pejabat tertinggi yang berhasil memenuhi undanganmu. Tapi …… kalau saja saat itu kamu tidak membantuku, tentu aku tidak akan bisa mencapai ini semua. Sungguh, aku yang seharusnya berterima kasih padamu!”

Carlos yang berdiri tepat di samping mereka, terkejut mendengar percakapan itu.

Memang dulu Keluarga Liu semua merasa heran bagaimana bisa Farzan Liu mampu mendirikan perusahaan, dari mana suntikan dana yang didapat, terlebih lagi melihat kemajuan perusahaannya itu. Mereka mengira Farzan hanya beruntung memenangkan lotre dan mendapatkan sejumlah nominal.

Siapa yang mengira ternyata Bastian lah yang membantu Farzan.

“Tidak perlu sungkan. Masih banyak waktu dan kesempatan, perusahaanmu nantinya pasti akan lebih berkembang.” Bastian tersenyum ringan.

Saat itu juga, Farzan segera meraih lengan Carlos dan menariknya mendorong hingga berlutut di hadapannya, berusaha menjelaskan pada Bastian :

“Bastian, aku sudah tahu semua persoalannya, anak ini secara diam-diam sudah menemui Meli saat di Kota Cumarun. Dia membicarakan semua yang tidak selayaknya, aku sungguh minta maaf, apapun yang mau kamu lakukan padanya, lakukan saja, aku tidak akan membelanya lagi.”

Carlos berlutut gemetar, dia menoleh ke arah pamannya, tak menyangka dia begitu tega dengan keluarganya sendiri !

Bukan karena Farzan yang tidak punya hati, tapi memang semua karena ulah Carlos yang mencoreng nama keluarga. Selain itu, semua kesuksesan yang diraih Farzan saat ini adalah bantuan dari Bastian dan Perusahaan Fores Sidon. Asalkan Bastian tidak akan membunuh Carlos, ia berjanji tak akan pernah membelanya sedikitpun.

“Tidak apa-apa, bukan perkara serius.” Senyum Bastian menjelaskan : “Bagaimanapun juga apa yang disampaikannya pada Meli semua adalah kenyataan, karena bagaimanapun juga aku memang pernah menjadi menantu di Keluarga Liu.”

Farzan Liu tak enak hati mendengar keputusannya, dia semakin merasa tidak tenang.

Tapi ia hanya mendapati Bastian yang penuh dengan strategi, memandang ke arah Carlos :

“Kamu pikir akan ada Burung Garuda yang rela menghentikan kepakan sayapnya hanya untuk mendarat dan membunuh seekor semut ?”

Hati Carlos makin berdegup, tercengang melihat sosok Bastian. Kali ini, bukan ketakutan yang dirasakannya, melainkan perasaan betapa hina dirinya dan ini sungguh sulit dipercaya.

Meskipun dia tidak mau mengakui seekor semut yang dimaksud itu adalah dirinya atau bahkan bisa jadi seluruh Keluarga Liu. Dan Burung Garuda itu adalah Bastian.

Sampai kapanpun, Bastian tetaplah sang Burung Garuda dan tidak pernah berhubungan rendah dengan Keluarga Liu manapun.

“Aku rasa tidak akan mungkin, jadi, aku pun tak akan melakukannya.”

“Bangunlah, jangan buat Paman Farzan kesal lagi, jadilah yang terbaik untuk dirimu.”

Bastian memberikan senyum terbaiknya, setelah menyelesaikan ucapannya itu tak sedikitpun ia menoleh ke arahnya lagi. Menepuk ringan bahu Farzan Liu :

“Paman Farzan, aku masih ada sedikit urusan. Rapat besok, aku pasti akan datang, kita harus bercerita banyak dan bernostalgia ya.”

Farzan segera menganggukkan kepala : “Baiklah, kamu selesaikan saja kesibukanmu terlebih dahulu, besok kita bisa berjumpa kembali.”

Setelah itu, Bastian segera meninggalkan tempat. Farzan yang masih melihat Carlos terdiam dan berlutut, kembali membentaknya :

“Untuk apa masih diam disini, pergi !”

“Tidak berguna, pergi jauh dari pandanganku, aku tidak ingin lagi melihatmu !”

……

Waktu cepat berlalu, tepat keesokan harinya.

Sore itu, Keluarga Wang sudah memesan sebuah hotel megah.

Hotel megah itu tidak terlalu jauh dengan lobby, dulu, tempat ini menjadi tempat jamuan para hadirin rapat penting dari Kota Cangan.

Namun hari ini, perjamuan ini akan berlangsung untuk setiap golongan orang dari provinsi Cangan, para pahlawan bahkan para pebisnis terkenal.

Bahkan beberapa keluarga besar diantara mereka yang juga mengajak pengawalnya, menjaga mereka di luar dan bahkan di dalam ruangan, sungguh sangat menjamin keamanan masing-masing. Pertemuan besar-besaran seperti ini sangat jarang dijumpai di Kota Ciangi atau bahkan Provinsi Cangan.

Para undangan berdatangan, membawa pasangan masing-masing. Tidak ada yang membedakan usia mereka, semua menggunakan pakaian jas kulit rapi. Pertemuan besar ini menandakan bahwa nilai perekonomian Provinsi Cangan sudah mulai meningkat.

Dalam ruang pertemuan sudah hadir beberapa keluarga yang menempati kursi masing-masing. Bagian luar pun sudah terparkir rapi beberapa mobil mewah.

Tidak lama kemudian, beberapa kendaraan mewah lainnya datang bersamaan berhenti tepat di depan pintu masuk.

Mobil yang berada pada barisan terdepan hanya mobil putih BMW biasa merk lama, namun yang membuat mereka sangat terkejut adalah dia yang turun dari kendaraan tersebut.

“Tuan ! Nyonya!”

Bastian menggandeng mesra tangan Yeni turun dari kendaraan, mereka yang sudah bersiap masuk, satu persatu menghentikan langkahnya untuk menyapa Bastian.

“Selamat datang, silahkan masuk.”

Bastian menganggukkan kepala, tersenyum ringan, membawa wibawa seperti pemimpin tinggi.

“Suamiku sungguh hebat, benar-benar seperti sedang menyambut seorang presiden.” Yeni tertawa sembunyi-bunyi, meski demikian,dia tak akan pernah bisa menyembunyikan rasa kagumnya pada pria itu.

“Pasti dong, aku sekarang kan Direktur Utama, hehehe.” Bastian tertawa menunjukkan segaris senyum pada mulutnya, kemudian kembali menjaga wibawanya sembari tetap menggandeng mesra Yeni memasuki Hotel.

Beberapa baris mobil di belakang adalah mobil Keluarga Wang yang mulai datang satu per satu.

Melihat keadaan pada ruang pertemuan, banyak dari yang menempati meja adalah mereka dari keluarga Wang yang dihormati di Kota Ciangi, dan ini sungguh mengejutkan.

“Kak Cindy, mengapa kamu memasang raut muka seperti itu. Aku beritahukan padamu ya, hari ini seluruh petinggi Provinsi Cangan menghadiri undangan. Bastian adalah Direktur Utama mereka, jangan sampai sekalipun kamu mencari perkara, kalau tidak, tak akan ada yang bisa membantumu.”

Begitu Leon Wang turun dari mobil pribadinya, melihat raut muka Cindy yang sedikit cemberut, membuatnya mulai khawatir takut saja Cindy lagi-lagi berulah.

Yang paling dikhawatirkan bukan perihal itu, yang sangat dikhawatirkan adalah saat Cindy justru menjatuhkan saudaranya sendiri. Dalam pertemuan akbar hari ini, siapapun yang mencari perkara dengan Bastian dan Yeni, tentu saja akan menarik perhatian banyak pihak. Jangankan mereka, para petinggi lain pun tidak ada yang berani.

“Tenang saja, aku tahu.” Cindy menghela nafas panjang dan menjawabnya, dia juga tidak bodoh, tidak akan pernah mau dengan sengaja mencari perkara dengan Bastian atau pun Yeni.

Keadaan saat ini lebih banyak yang berpihak pada Bastian dan Yeni, bahkan walau mereka hanya mengucapkan satu kata sekalipun.

“Tuan Bastian! Nyonya Yeni!”

Seluruh kalangan pengawal dari pekerja keluarga manapun mereka, tetap tunduk memberikan penghormatan.

Bastian menganggukkan kepala, terus menggandeng dan mengajak Yeni ke arah hotel memasuki ruang pertemuan.

Saat mereka menuju ruang pertemuan, satu per satu petinggi yang mulai melihat sosoknya, segera berbalik badan dan memberi penghormatan.

“Tuan Bastian dan Nyonya Yeni sudah datang!”

Novel Terkait

Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu