Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 127 Kabar Dari Yeni

Setelah dua hari berlalu, pagi-pagi ini Yeni telah menuju lokasi toko yang sudah dibeli olehnya.

Dari semalam dia sudah menelpon pemilik toko yang sebelumnya, awalnya dia ingin menanyakan apakah barang-barang yang ada di toko sudah dipindahkan apa belum, karena hari ini dia hendak menghubungi tim renovasi untuk merenovasi sekaligus mendekorasi tokonya.

Tapi, semua nomor itu tidak bisa dihubungi, dan semua dalam kondisi tidak aktif, yang ditakutkan Yeni hanyalah pemilik toko yang sebelumnya belum memindahkan barang-barangnya, dengan begitu dia tidak bisa menghubungi pihak renovasi itu, maka dari itu, dia memutuskan untuk langsung menghampiri tokonya.

Dan akhirnya, mata Yeni sangat terbelalak begitu turun dari mobil, dia melihat toko yang telah dibeli olehnya tengah dikelilingi orang banyak. Selain itu juga terlihat beberapa orang dengan pakaian layaknya polisi.

Dia segera menerobos kerumunan orang-orang itu, dan melihat tokonya telah disegel oleh pihak kepolisian.

Dan pada saat ini, Yeni terdiam bagai patung, dia tidak percaya apa yang sedang terjadi di depan matanya saat ini. Toko ini baru dibeli olehnya dua hari yang lalu, dia masih belum sempat untuk merenovasinya, tapi kenapa bisa disegel?

“Pak Polisi, apakah kau tak salah?” tanya Yeni setelah berhasil menerobos kerumunan orang-orang itu, dia kemudian menarik salah satu polisi, dan bertanya padanya : “Toko ini……milikku, kenapa kalian menyegelnya?”

Polisi itu menatap Yeni, kemudian mengerutkan keningnya dan bertanya :

“Tokomu? Kapan kamu membeli toko ini?”

Yeni segera menjelaskan :

“Dua hari yang lalu aku beli toko ini, aku membelinya dari penjual bernama Tuan Kim, dan sudah membayar sebesar 780 juta rupiah. Kalau tidak percaya, Ini......ini kontrak penjualannya.”

Sambil berbicara, Yeni segera mengeluarkan kontrak penjualannya dari tas dan menyerahkannya kepada polisi.

Polisi itu hanya bisa menghelakan nafasnya setelah memeriksa dokumen tersebut, raut wajahnya sangat memprihatinkan memandangi Yeni :

“Bu, kamu telah ditipu.”

“Aku juga tidak ingin membohongimu, jujur saja kamu sudah orang keenam yang telah ditipu oleh orang yang tak bertanggung jawab ini. Memang benar pemilik toko ini bernama Tuan Kim, tapi dia sudah ditangkap oleh kami seminggu yang lalu, dan dia masih berada di pusat penahanan, jadi kamu tidak mungkin membelinya dengan orangnya langsung.”

Sekujur tubuh Yeni bergetar begitu mendengarkan penjelasan dari pihak kepolisian, bagai disambar petir, otaknya seakan tidak bisa berpikir jernih lagi dan dia sungguh terpukul.

Dia……telah ditipu?

Dan saat ini, sekerumunan orang-orang itu mulai rusuh, mereke terlihat sangat bahagia melihat orang lain tengah menderita, kemudian berkata pada Yeni :

“Nona, kamu benar-benar telah ditipu, dulu juga sudah beberapa orang yang sudah melihat toko ini!”

“Selain itu mereka juga sama sepertimu, mereka sudah tinggal lama di sana, dan juga mempunyai surat-surat. Aku pemilik salah satu toko di dekat sini, kala itu aku sempat bertanya-tanya, bagaimana bisa toko ini dijual kepada begitu banyak orang, ternyata kalian semua telah tertipu!”

“Kalian juga, bagaimana begitu mudah bisa ditipu.”

Orang-orang yang ada di sini hanya ingin meramaikan saja, mereka bahkan tidak mempedulikan perasaan korban yang telah ditipu.

Yeni tidak bisa berkata apa-apa, sekujur badannya gemetaran dan seketika air mata turun membasahi pipinya. Hampir semua uangnya telah dilahap, bagaimana jika uangnya tidak kembali, apa yang akan terjadi dengannya?

Dia bahkan sedang hamil, dan sekarang tidak mempunyai uang dan juga pemasukan, bagaimana dia akan melanjutkan hidup di Kota Tajo ini?

Pada saat ini, polisi itu menghelakan nafasnya dan berkata :

“Coba tolong jelaskan, bagaimana kalian bisa begitu mudah ditipu dan dengan mudahnya menyerahkan uang kepada penipu ini? Untuk menjual atau pun membeli sebuah toko, kalian perlu pergi ke Departemen Industri dan Perdagangan, ini sudah prosedur umumnya, apakah kalian tidak mengetahuinya?”

Polisi itu juga sangat penasaran, jika hanya satu dua orang yang tertipu itu masih masuk akal, tapi ini bahkan sampai enam orang yang tertipu dengan kasus yang sama. Apakah pada zaman ini, orang-orang bodoh sudah terlalu banyak, dan bukankah penipu itu sudah bisa menikmati hidupnya……

Yeni berkata sambil terisak :

“Dia berkata, bahwa dia mempunyai kenalan di Departemen Industri dan Perdagangan itu, dia bisa menyuruh temannya untuk mengurusnya, jadi aku tidak perlu repot-repot lagi, maka dari itu aku langsung menyerahkan semua berkasnya, dan membiarkan dia yang urus.”

Polisi yang mendengarkan penjelasannya merasa sedikit tak berdaya :

“Bagaimana bisa kamu begitu mudah untuk mempercayakan hal yang begitu penting seperti ini dengan orang yang tak dikenal?”

“Hais, kami bahkan sampai sekarang tidak mempunyai identitas spesfik dari tersangka itu. semua dokumennya telah dipalsukan, bahkan mereka menggunakan identitas dan rekening orang lain.”

Yeni semakin terkejut mendengar apa yang baru saja dilontarkan polisi tersebut, dengan suara bergetar dia pun bertanya :

“Jadi bagaimana Pak Polisi? Apakah uangku masih bisa kembali, semua uangku telah dibawa pergi, aku mohon kalian harus bisa menangkap penjahat itu.”

Polisi mengangguk :

“Kamu tenang saja, kami pasti akan terus menyelidiki kasus ini. Tapi……kami juga tidak bisa menjamin 100% untuk bisa menangkap penipu itu. karena setiap kasus tidak bisa dideteksi dengan 100%, apalagi dengan kami yang bahkan tidak tahu siapa nama orang-orang itu.”

Yeni sudah tidak tahu lagi bagaimana hendak meninggalkan tempat ini, setelah dia membuat laporan dan memberikan keterangan, dia segera pergi. Tapi dia tidak memesan taksi, melainkan hanya berjalan di pinggir jalan tanpa tujuan yang pasti, pemikirannya kosong dan dirinya tampak kebingungan.

Setelah datang ke Kota Tajo, hal pertama yang dia lakukan adalah membeli sebuah asuransi bersalin, dan itu sudah menghabiskan uang yang lumayan banyak.

Kemudian membeli sebuah toko yang sudah menghabiskan uang sebesar 780 juta rupiah.

Seluruh tabungannya kini hanya tersisa 200 juta rupiah, meskipun bisa dibilang tidak sedikit, tapi jika dia memutuskan untuk tetap tinggal di Kota Tajo ini, dan bahkan untuk melahirkan seorang anak di sini, maka uang 200 juta itu sangatlah tidak cukup.

Apalagi setelah bayi telah lahir, dia masih memerlukan uang yang tidak sedikit. Ketika dia memikirkan hal ini, dia hanya bisa menyalahkan dirinya yang begitu bodoh, dengan mudahnya dia telah tertipu dengan uang yang begitu banyak.

Dia menjongkok di pinggir jalan sambil menangis, meluapkan seluruh beban pikirannya, dia sangat tidak berdaya dan sangat sedih.

……

Beberapa hari kemudian, Bastian akhirnya mendapat telpon dari Fendy Yue.

“Ayah, apakah sudah ada kabar dari Yeni, di mana dia?”

Begitu Bastian mengangkat telponnya, dia segera bertanya dengan semangat.

“Sudah ada, kamu jangan tergesa-gesa, aku sudah mendapatkan keberadaannya.” Kemudian dari ujung telpon, Fendy Yue kembali berkata : “Sepertinya kalian cukup berjodoh, dia masih berada di Kota Tajo.”

Bastian sangat terkejut mendengarkan apa yang baru saja dikatakan Ayahnya, dia segera bertanya :

“Dia berada di Kota Tajo? Di mananya?”

Fendy Yue menghelakan nafas dan berkata :

“Bagaimana aku bisa tahu, sudah cukup bagus aku sudah bisa melacaknya ada di Kota Tajo ini, kamu pikir aku Tuhan. Kota Tajo ini begitu luas, jika ingin menemukan secara detil lokasi seseorang, aku harus menggunakan kekuatan resmi pemerintah. Tapi kamu tahu sendiri, dua tahun terakhir ini pengawasan atasan begitu ketat, jika aku menggunakan jaringan itu hanya untuk melacak keberadaan seorang gadis kecil, mungkin hal ini akan berakibat fatal untuk para atasan.”

“Anakku, maafkan aku, aku hanya bisa membantumu sampai di sini saja, bukankah kamu juga berada di Kota Tajo? Kamu cari pelan-pelan, bisa ketemu atau tidaknya, itu semua tergantung dengan keberuntunganmu.”

Bastian hendak memohon pada Fendy Yue untuk terus membantunya, tapi akhirnya dia mengurungkan niatnya. Pemerintah Hadaswradoko ini dalam dua tahun terakhir telah bertindak sangat ketat, jika Fendy Yue terus menggunakan kekuatan resmi seperti ini, mungkin akan beresiko besar baginya.

Dan bagi dirinya, dia akan bersedia untuk membayar berapa pun biaya yang diperlukan, tapi dia juga tidak bisa menyusahkan Fendy Yue, bagaimana jika terjadi sesuatu? Itu akan mempengaruhi banyak orang dan bahkan akan berimbas ke bisnis Keluarga Yue.

“Baiklah, aku mengerti, aku pasti bisa menemukannya.”

Bastian segera menutup telponnya setelah selesai berbicara dengan Fendy Yue.

Suasana hatinya sedikit rumit untuk saat ini, pertama, karena masih belum menemukan Yeni dan dia sangat tidak tenang, dan kedua, dia sekarang telah mengetahui Yeni berada di Kota Tajo, dan dalam hatinya masih ada sedikit kegembiraan.

Ketika Yeni meninggalkan Kota Cumarun, dia sudah menjual perusahaannya, dan dia pasti memiliki banyak uang untuk saat ini. Dan dia pasti ingin berkembang dengan baik setelah memutuskan untuk datang ke Kota Tajo ini, setidaknya dia tidak akan mengalami kesulitan dalam masalah keperluan hidupnya.

Bastian ingin terus menyelidikinya dengan berbekal petunjuk yang telah diberikan, dia akan menyelusuri apakah ada usaha kecil yang baru saja didirikan, atau toko kecil yang baru saja dibuka. Dia percaya, tidak akan lama lagi pasti dia bisa menemukan Yeni.

“Dasar wanita konyol, tunggu aku menemukanmu, lihat bagaimana aku akan menghabisimu……”

Bastian mengambil nafas dalam-dalam, kemudian segera dia menelpon Setiawan dan menyuruhnya untuk ke ruangannya.

“Tuan Muda, ada apa?” tanya Setiawan.

Bastian menyodorinya foto Yeni, kemudian berkata dengan serius :

“Manajer Umum Setiawan, tolong gunakan jaringanmu, dan juga jaringan Perusahaan Ninetop, bantu aku untuk menemukan orang ini. Lebih cepat lebih baik, berapa pun dana yang dihabiskan bukan masalah, salah satu petunjuknya adalah, kamu bisa melacaknya dari bisnis kecil yang baru saja didirikan di Kota Tajo ini, atau toko-toko kecil yang buka baru-baru ini.”

Melihat ekspresi Bastian yang begitu serius, Setiawan sudah bisa memikirkan identitas wanita yang ada di foto ini bukanlah orang biasa. Dia menganggukkan kepalanya dan berkata :

“Tenang saja, aku akan mengurusinya.”

Selesai berbicara, dia merasa sedikit kepo dan mulai bertanya :

“Tuan Muda, kalau boleh tahu……siapa wanita ini?”

Bastian mengambil nafas dalam-dalam, kemudian mengejanya :

“Istriku!”

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu