Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 447 Apakah Kamu Takut

diaula itu telah disediakan tempat duduk untuk Bastian dan sekelompok orang yang dibawanya itu.

posisi tempat duduk itu terlihat seperti terisolasi, bagaimanapun acara ini sengaja dibuat untuk Bastian dan sekelompok orang itu.

Bastian sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu, dia pun memimpin sekelompok orang untuk duduk ditempat itu dan tertawa sambil berkata :

" aku mendengar kalau setiap tiga tahun sekali selalu diadakan kompetisi tinju bawah tanah dikota Cangbei ini. namun kompetisi ini tidak lagi diadakan setelah tuan Ivan pensiun."

" kompetisi ini kembali diadakan 10 tahun kemudian, apakah kompetisi ini dibuat untuk menyambut aku?"

Omar pun tersenyum dingin dan berkata :

" tentu saja, tuan Bastian, aku juga tidak akan menyembunyikan hal ini lagi."

" jika kamu ingin menguasai kota Cangbei ini, setidaknya kamu harus mematuhi aturan dan juga budaya yang ada. setelah kamu datang ke kota Cangbei ini, kamu langsung membunuh Juvenal dan juga Jaesin. ini sama saja seperti kamu sedang mencuri dupa dikuil orang lain."

" kami semua sangat tidak senang akan perbuatanmu itu."

mendengar ini, Bastian sudah mengerti akan kondisi yang ada. sebenarnya sejak awal dia hanya mengincar geng Cahaya milik Juvenal saja. dia memanglah tidak melakukan sesuai aturan yang ada ketika menghadapi Juvena. namun dia sama sekali tidak berniat untuk menganggu Omar dan juga Jaesin. mereka sendirilah yang menyuruh orang untuk menganggu Bastian terlebih dahulu.

Omar bahkan menambahi bumbu ketika berpidato tadi dan dia sengaja mengkambing hitamkan Bastian didepan orang banyak ini.

" perkataan Omar sedikit tidak adil bagiku. aku hanya seorang pria muda yang berusaha keras. bagaimana mungkin aku memiliki keberanian untuk merebut kekuasaan para orang orang hebat disini?"

Bastian menggelengkan kepalanya dan menatap Omar dengan tenang :

" selama ini, aku tidak pernah bermaksud untuk memulai perselisihan dengan para hadirin sekalian, dan juga dengan tuan Omar."

" aku juga tidak menyangka kalau hal ini bisa melibatkan dewa pembunuh ini. bahkan Dilan menuliskan surat pertempuran untukku secara pribadi."

" menurut kalian, apakah ada salah paham disini?"

kata Bastian sambil tertawa.

ketika perkataan itu terucap. wajah Omar pun berubah menjadi murung.

dia tidak menyangka kalau Bastian akan bersikap rendah hati dan penuh sopan disaat seperti ini. dia yang sekarang sangatlah berbeda dengan Bastian yang biasanya.

jikalau kondisi ini tetap berlangsung, maka kompetisi ini tidak akan berlangsung jika dilihat dari teknik bicara Bastian.

para bos besar diaula itu pun mulai berdiskusi setelah mendengar hal itu.

suara diskusi itu dibagi menjadi dua kelompok, satu kelompok menganggap kalau Bastian sangatla sopan dan rendah hati, tidak seperti kata Omar. kelompok lainnya, tentu saja berpikir bahwa Bastian sedang berpura pura sopan dan rendah hati setelah melihat personil mereka sendiri lebih banyak.

Wadi yang duduk diatas pentas itu tidak berkata apapun ketika melihat kondisi ini. dia seperti sedang memikirkan sesuatu dan dia terus menatap kearah Bastian.

mendengar ini, Dilan pun merasa sedikit kecewa.

dia memiliki pemikiran yang sama dengan semua orang. dia merasa kalau Bastian bersikap sopan karena ia merasa takut. sikapnya sekarang ini sangatlah berbeda dengan Bastian yang pernah dideskripsikan oleh Omar.

" tuan Bastian, aku yang menuliskan surat pertempurakn itu. aku adalah Dilan."

dia menatap Bastian dan berkata dengan datar :

" kamu berkata kalau sejak awal kamu tidak bermaksud untuk memulai perselisihan dengan orang lain. namun kamu tidak pernah menaati aturan yang ada disini."

" kalangan gelap dikota Cangbei selama ini sangatlah harmonis. tidak pernah terjadi masalah masalah yang besar. cobalah katakan kepadaku bagaimana Juvenal dan Jaesin bisa meninggal? hanya dalam beberapa hari saja, kamu telah merebut beberapa kekuasaan dikota Depok ini. bukankah perlakuanmu ini sama saja sedang merusak aturan yang ada?"

mendengar ini, Bastian pun terdiam dan dia berkata :

" Jaesin yang duluan datang membuat keributan digeng Cahaya, dia bahkan melukai begitu banyak orang."

" jikalau orang lain tidak mengangguku, aku juga tidak akan menganggu orang lain. dialah yang memulai semua ini, aku juga tidak akan duduk diam saja. jikalau bukan dia yang mati, maka aku yang akan mati. aku rasa ini adalah hal yang wajar."

mendengar ini, Dilan pun menganggukkan kepala :

" kalau begitu, Jaesin mati secara tidak adil. lalu bagaimana dengan Juvenal? apakah dia juga mati secara tidak adil?"

Bastian terdiam ketika mendengar itu.

dia dan Juvenal tidak memiliki dendam apapun dan Juvenal malah mati ditangannya.

" aku tidak membantah hal ini. namun yang aku inginkan hanyalah geng Cahaya saja, Juvenal bukan mati ditanganku."

Bastian lalu berkata :

" dia mati ditangan anak pertamanya sendiri, yaitu Jansen Wu. Jansen masuk kedalam penjara juga karena hal ini. kamu bisa menelusuri hal ini."

ekspresi semua orang berubah ketika mendengar itu.

" Juvenal dibunuh oleh putranya sendiri?"

" bahkan ada hal seperti ini?"

semua orang disana mulai mendiskusikan hal ini dan mereka hanya mengetahui kabar kematian Juvenal, mereka bahkan tidak tahu bagaimana cara Juvenal bisa mati. mereka juga tidak menyangka Juvenal bisa mati ditangan putranya sendiri.

pembunuhan ayah kandung ini layaknya seperti sebuah anekdot.

" aku tidak perduli bagaimana Juvenal mati, intinya segala perlakuanmu sangatlah tidak menaati hukum yang ada."

Dilan menggelengkan kepalanya dan berkata :

" penjelasan yang kamu berikan tadi membuatku merasa kalau kamu sedang merasa takut. aku paling membenci orang yang merasa takut setelah bertindak. aku akan sangat meremehkan orang tersebut."

setelah mendengar perkataan Dilan, Bastian pun tertawa dan bersandar dikursinya sambil menatap Dilan dan berkata :

" aku tidak mengenal apa itu takut, didalam kamusku juga tidak terdapat kata tersebut."

" yang aku inginkan adalah mengurangi masalah yang ada. ini akan lebih baik untuk kita semua. jikalau tetap akan dilakukan perselisihan, aku juga tidak akan mundur."

mendengar ini, Dilan pun tersenyum dan mereka saling bertatapan dengan mata yang dipenuhi amarah.

" sungguh berani! kamu bahkan berani bersikap sombong kepada tuan Dilan, Bastian. kamu adalah orang awam yang belum mengetahui siapa sebenarnya tuan Dilan. akan kukatakan kepadamu, Dilan adalah dewa pembunuh yang paling ditakuti dan dihormati dikota Cangbei ini."

" kamu tidak ada apa apanya Bastian!"

Omar merasa sangat tidak puas terhadap kesombongan Bastian. dia lalu memukul meja dan memarahinya.

" kamu akan tahu siapa aku sebenarnya nanti!"

Bastian lalu menatapnya dengan cuek dan kembali berkata :

" aku sudah pernah mendengar sebutan dewa pembunuh itu, kalau begitu mari kita buktikan sekarang."

" aku tahu kalau kalian hari ini sengaja tertuju padaku. jikalau kalian ingin aku menaati aturan yang ada, maka aku akan menyetujuinya. aku akan mematuhi segala aturan kalian hari ini. aku harap nantinya kalian juga bisa menerima kekalahan dan juga menaati aturan yang ada."

setelah perkataan ini terucap, Dilan pun berdiri dan berkata :

" baiklah, bagaimanapun aku sangat kagum akan keberanianmu."

" aku juga merupakan orang yang sangat berani, aku juga tidak akan omong kosong denganmu lagi. aku adalah orang terhebat ditempat ini. jikalau kamu ingin berdiri dengan tegap dikota Cangbei ini, maka kamu harus menunjukkan kemampuanmu. jikalau kamu bisa mengalahkan aku, maka semua kemampuanmu sudah terbukti."

" orang yang kuat akan dihormati. jikalau kamu kamu bisa membuktikan kemampuan dirimu sendiri, maka tidak ada orang yang akan berani mengataimu lagi. baik Omar ataupun Adrian, mereka nantinya akan mengakui kehebatanmu. bagaimana?"

ketika peraturan itu terucap, Omar pun tertawa diingin dan ekspresi wajah semua orang mulai berubah.

apakah mungkin dia akan mengalahkan Dilan?

ini sama saja kalau mereka menginginkan Bastian mati disini.

" boleh, tidak masalah."

ekspresi wajah Bastian tidak berubah, dia lalu berkata kepada Thomas :

" Thomas, bukankah kamu ingin bertemu dengan dewa pembunuh, ini adalah kesempatanmu. pergilah."

Thomas baru saja berdiri dan Dilan langsung berkata :

" tidak boleh, kamu adalah pemimpin mereka, bagaiman bisa kamu menyuruh bawahanmu untuk maju?"

" kamu harus membuktikan kemampuanmu sendiri, kamu harus berharap pada dirimu sendiri. kamu, Bastian, harus maju sendiri!"

perkataan ini membuat aula itu menjadi hening. bahkan Thomas juga mengerutkan keningnya.

Kimmy dan Jasper bahkan beberapa orang lainnya juga merasa kalau Dilan akan kalah jika Thomas yang maju kedepan.

namun Bastian tidak bisa, Dilan adalah seorang master yang tidak perlu diragukan lagi. meskipun Bastian sangatlah hebat, namun dia juga tidak bisa mengalahkan Dilan....

melihat Bastian yang tidak berbicara,, Dilan pun tertawa dan berkata :

" kenapa? kamu tidak berani?"

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu