Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 149 Lucas yang Memalukan

Ketika sedang makan, Lucas terus menambahkan sayur untuk Susanti, begitu penuh perhatian.

Eliana yang disamping wajahnya sampai memucat, namun dia hanya bisa berpura-pura seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Jika sekarang emosinya meledak, pertama akan menyinggung Susanti dan Bastian, yang kedua kalau sampai ribut, dirinya sendiri juga yang akan malu.

“Susanti, ini adalah lobster yang baru selesai kukupas untukmu, ayo dimakan.”

“aku ingat waktu sekolah dulu kamu paling suka makan lobster.”

Lucas menghidangkan lobster yang telah dikupasnya sendiri itu kehadapan Susanti, bisa dikatakan sangatlah perhatian.

Susanti tertegun, ekspresinya begitu canggung.

Jika dia yang dulu, pastinya akan merasa tersanjung, tapi sekarang, yang harusnya merasa tersanjung bukanlah dia. Dia sudah merelakan hubungannya yang dulu dengan Lucas, apakah perlu demi Lucas dia membangunkan hatinya yang sudah tentram.

“tuan Lucas, Susanti dia.......alergi dengan seafood, terutama lobster.”

Bastian yang duduk di sisi lain Susanti, dengan sedikit menongakkan kepalanya, mengingatkan sambil tersenyum.

Dulu saat makan bersama Susanti, Susanti beberapa kali mengatakan bahwa dia alergi terhadap seafood, jadi setiap kali pergi makan, Bastian tidak pernah memesankan makanan yang mengandung seafood.

Ini tidak perlu secara khusus diingat, sendiri bisa mengingat.

“ah?”

Lucas tertegun seketika, tiba-tiba menjadi sedikit canggung. Dia mana ingat kalau Susanti alergi terhadap seafood, pada dasarnya dia bahkan tidak ingat apa yang Susanti sukai dan tidak sukai, dia hanya ingin sok-sokan saja di depan Susanti.

“aa.....alergi, maaf, mungkin sudah terlalu lama jadi aku lupa.”

Dia tersenyum malu, dengan cepat memindahkan lobster yang telah dikupas itu kehadapannya.

“tidak apa-apa, kakakku suka makan lobster kok.”

Susanti tersenyum, dan memindahkan lagi lobster itu kehadapan Bastian , dengan wajah penuh senyum:

“kakak, ayo dimakan.”

Bastian mengangguk, menolehkan kepalanya dan menatap Lucas:

“tuan Lucas, terima kasih yah!”

Sudut mulut Lucas bergetar, sangatlah canggung:

“sa....sama sama, direktur.”

Pesta ulang tahun hari ini, mewah dan juga ramai. Yang paling utama adalah, lapangan golf di hotel ini, yang dibangun tidak jauh dari tepian sungai. Disini bisa menikmati hembusan angin malam, juga dapat memandang bintang-bintang di langit, dan juga dapat memandang indahnya pemandangan di tepi sungai.

Begitu enak dipandang mata, mungkin ini adalah pesta ulang tahun yang paling sulit dilupakan bagi orang-orang yang hadir.

Bastian menuang segelas wiski untuk dirinya sendiri, berdiri dan bersiap mengajak Lucas bersulang.

Lucas melihat ini, sontak merasa tersanjung, mana berani membiarkan direktur Perusahaan Ninetop mengajaknya bersulang. Dengan cepatnya ia mengangkat gelasnya dan berjalan kehadapan Bastian:

“Direktur Bastian, anda duduk saja, mana mungkin membiarkan anda mengajakku bersulang, tentunya akulah yang harus bersulang padamu!”

Melihat hal ini, semua orang tidak dapat menahan diri untuk tidak menghinanya. Eliana pun sudah benar-benar tidak ada rasa lagi terhadap pria ini, dan Susanti, hanya sedikit menggelengkan kepalanya, tidak dapat berkata apa-apa.

Setelah saling mendentingkan gelas, sambil tersenyum Bastian berkata:

“aku ingin berterima kasih pada tuan Lucas yang telah menjaga Susanti selama bersekolah, Susanti selama ini telah banyak menderita.”

“kedepannya aku sebagai kakak akan menjaganya, tuan Lucas tenang saja. Aku tidak akan membiarkan mereka yang punya niatan khusus mengusiknya, kulihat nona Eliana pacar tuan Lucas adalah wanita yang baik, tuan Luas harus benar-benar menghargai nona Eliana, aku disini mendoakan kalian.”

Begitu kata-kata ini keluar, tangan kanan Lucas tiba-tiba seperti membeku, senyum diwajahnya pun bahkan begitu kakuh.

Orang bodohpun mengerti apa maksud dari ucapan Bastian, Bastian itu sedang mengultimatum dia, jangan pernah mengusik Susanti lagi.

Siasatnya, Bastian melihatnya dengan begitu jelas.

“ah, iya, iya! Dengan adanya kakak sebaik anda yang menjaga Susanti, aa....aku sangatlah lega.” Lucas berpura-pura dengan tenangnya mengatakan hal tersebut, kemudian meminum habis anggurnya dan dengan murung kembali ketempat duduknya, menunduk kecewa, dan tak berkata apapun.

Eliana akhirnya tidak dapat menahan dirinya, dia merasa pasti waktu itu sudah buta, sampai bisa menyukai pria seperti Lucas.

Dia menuang segelas anggur untuk dirinya sendiri, lalu berdiri sambil berkata:

“nona Susanti, tuan Bastian, aku mempersembahkan satu sulangan untuk kalian.”

“hari ini aku ada sedikit urusan, permisi sebentar yah, kalian semua bersenang-senanglah.”

Dia sudah tidak sanggup lagi untuk tetap tinggal disini, apalagi duduk bersama dengan Lucas, dia merasa begitu malu.

“nona Eliana, apakah kamu sudah mau pergi?”

Susanti dan Bastian berdiri.

Eliana dengan canggungnya berkata:

“iya, adik Susanti, dulu.......”

Dia menghela nafasnya dan berkata:

“lupakan saja, yang dulu-dulu tidak perlu diungkit lagi. Susanti, kamu adalah orang baik, kelak pasti akan bahagia.”

“tuan Bastian, kamu juga. Aku pergi dulu yah, maaf.”

Setelah meminum anggur itu, Eliana bahkan tidak menunggu lagi, dan langsung pergi dari sini.

“Eliana....”

Lucas sedikit tertegun dan menatap Eliana, ingin mengejarnya, namun kakinya tak tergerak.

Susanti melihat ini, terdiam dan menatap Lucas, lalu mengeluh dan berkata:

“Lucas, apakah kamu tidak mengejar nona Eliana?”

“apakah kamu mau kehilangan seseorang lagi?”

Lucas nampak ragu-ragu, namun akhirnya dikejarnya juga:

“Eliana, Eliana tunggu aku, kamu jangan marah donk.....”

Melihat Lucas yang seperti itu, Susanti juga tidak tahu kenapa waktu itu bisa-bisanya, menyukai orang seperti Lucas itu, sampai-sampai tidak bisa melupakannya.

Bastian menengahi dan berkata:

“nona Eliana dan tuan Lucas ada urusan jadi pergi duluan, yang lainnya tetap lanjut, tetap lanjut yah.”

……

Sepanjang perayaan, semuanya begitu bahagia, sampai jam 10 malam barulah pesta ulang tahun ini berakhir.

Setelah keluar dari hotel, semua orang bergantian berpamitan pada Susanti, kemudian memanggil mobil lalu pergi.

Susanti tidak tahu apakah karena hari ini terlalu bahagia, minum begitu banyak anggur, wajahnya sampai merona, berjalan keluarpun harus dipapah oleh Bastian.

“Direktur Bastian, habis minum sebaiknya jangan menyetir, aku bantu panggilkan mobil yah.” Ucap Setiawan.

Bastian mengangguk, pikirnya sebaiknya mengantar Susanti pulang dulu, kemudian baru dia pulang.

“Susanti, kamu tinggal dimana? Ku antar kau pulang.” Bastian mengguncang tubuh Susanti sambil bertanya.

Tapi Susanti yang bersandar di tubuh Bastian, sepertinya hampir tertidur, jangankan bertanya padanya,masalahnya sekarang dia masih sadar atau tidakpun tak jelas.

“nona Siska, apakah kalian tahu Susanti tinggal dimana?” Bastian menatap Siska dan Sasha.

Mereka berdua menggeleng-gelengkan kepalanya:

“tidak tahu, kamipun belum pernah ke rumah Susanti.”

“dia sendirian menyewa rumah di kota Tajo.”

Ucapnya, Siska tersenyum-senyum sambil berkata:

“Direktur Bastian, Susanti sudah mabuk, sebaiknya kau bawa pulang saja dia, kalau sampai dia sendirian tinggal di hotel dan terjadi sesuatu bagaimana.”

Bastian berpikir sejenak, walau rasanya sedikit tidak tepat, tapi juga tidak mungkin membiarkan Susanti sendirian menginap di hotel.

“baiklah, kalian besok tolong bantu dia meminta izin setengah hari yah.” Bastian mengangguk.

Siska dan Sasha saling tersenyum, pikirnya malam ini Susanti akan naik jabatan menjadi istri direktur.

Saat Bastian tidak memperhatikan, Siska mengeluarkan sekotak kecil kondom dari dalam tasnya, diam-diam menyelipkannya di tangan Susanti.

Susanti yang sudah mabuk, mana tahu Siska menyelipkan barang apa, tanpa sadarnya mengenggamnya dengan erat di tangannya.

Novel Terkait

Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu