Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 197 Tidak Terselamatkan

Di dalam rumah sakit, diluar ruang operasi.

Bastian dan Sarim masih menunggu dengan penuh kecemasan, Susanti juga terlihat berada disamping Bastian.

Saat kecelakaan tadi, Sarim mendapatkan luka ringan, hanya kepalanya saja yang terbentur dan terluka. Sedangkan Yeni dia sedang mengandung, dia juga mendapat luka di kepalanya karena benturan, selain itu, dia tidak mengalami luka luar lainnya. Hanya saja air ketubannya pecah, ada indikasi jika kemungkinan dia bisa mengalami keguguran, saat ini dia sedang mendapat penanganan di dalam ruang operasi.

Sarim masih berdiri menunggu di depan ruang operasi, hatinya penuh dengan kekemalutan, membuat dirinya tidak bisa tenang sedikitpun. Jelas jelas dia sudah menghentikan mobilnya dengan baik, dia hanya turun dari mobil untuk membelikan obat untuk Yeni saja, dia masih tidak mengerti kenapa kecelakaan itu bisa terjadi, hingga sampai ditabrak oleh mobil lain.

Saat ini Bastianlah yang jauh lebih cemas sekaligus khawatir, susah payah dia bisa bertemu dengan Yeni, tidak disangka dia malah mengalami kecelakaan seperti ini. Bagaimanapun juga anak yang ada dalam kandungan Yeni adalah anaknya, saat berada di mobil ambulance dokter sempat mengatakan kepadanya, jika kemungkinan bayi dalam kandungannya tidak bisa diselamatkan.

Mulut Bastian terkunci rapat, tidak henti hentinya memukuki kursi roda dengan kedua mata yang sudah memerah.

Dia bisa melihat dengan jelas, ternyata Raffy Cui dan Nicholas Xiao lah yang turun dari mobil yang menabrak Yeni. Saat itu Raffi Cui juga sempat melihatnya, mungkin karena terlalu cemas, jadi mereka berdua langsung kabur, bahkan sampai meninggalkan mobil mereka begitu saja.

Bastian sangat menyesal dalam hatinya, jika hari ini dia bertemu dengan Yeni, maka Yeni juga tidak akan tertimpa kecelakaan seperti itu, dan lebih tidak mungkin lagi untuk tertabrak mobil milik Raffi Cui.

“Kak, jangan seperti ini, tenanglah!”

Susanti juga sangat dikejutkan akan kejadian ini, air matanya mengalir deras hingga membuat pandangannya buram, meraih tangan Bastian, tidak henti hentinya membujuknya agar lebih tenang.

Bastian menarik napas panjang, dia menatap Sarim yang masih terdiam mematung disana, dalam sekejap membuatnya teringat akan sesuatu. Waktu itu Susanti bertemu dengan Yeni di sebuah restoran, saat memperlihatkan sebuah video kepadanya, dia selalu merasa jika sosok disamping Yeni terlihat sangat akrab, tapi Bastian tidak bisa mengingat sosok itu dengan jelas.

Tapi sekarang Bastian bisa mengingatnya, sosok yang berada disamping Yeni waktu itu tidak lain adalah Sarim. Dia dan Sarim tidak memiliki takdir yang membuat mereka saling bertemu, jadi sosok Sarim tidak begitu melekat dalam ingatannya, tapi jika diingat dengan jeli, maka semuanya menjadi masuk akal.

Pacar Yeni saat ini adalah Sarim!

“Kamu pacarnya Yeni?”

Bastian mendorong kursi rodanya mendekat, mencengkeram erat baju yang dipakai Sarim, bahkan emosinya sudah tidak bisa ditahan saat dia mengajukan pertanyaannya.

Sarim juga dikejutkan oleh tindakan Bastian, dia berkata dengan terbata bata:

“Kak Bastian, aku....”

Tanpa menunggunya menyelesaikan perkataannya, Bastian sudah memelototinya dengan pandangan menghancurkan.

“Kenapa kamu harus menghentikan mobilnya disana, bayi dalam kandungannya tidak bisa diselamatkan! Dia adalah anakku, dia adalah anak Bastian!”

Setelah mendengar hal itu Sarim langsung mematung, sebelum terjadi kecelakaan, dia merasa jika tatapan antara Yeni dan Bastian sedikit ambigu. Tidak disangka.... Bastian adalah mantan pacar Yeni....

“Kamu.... Ayah dari bayi itu?”

Sarim mengerutkan keningnya, menatap Bastian dengan penuh keterkejutan.

“Iya! Dia adalah anakku, sekarang anak itu sudah tidak ada, katakan, kenapa kamu harus menghentikan mobilmu disana!”

“Bagaimana bisa kamu menjadi pacarnya!”

Bastian sudah gelisah, cemas hingga kehilangan akal sehatnya, jika dilihat dari sudut pandang orang lain, Sarim tidak melakukan kesalahan apapun.

Susanti yang melihat pemandangan seperti ini langsung melangkah kedepan mencoba melerai.

Meskipun Bastin duduk di atas kursi roda, tenaganya masih saja bukan tandingannya.

“Kamu menyalahkanku!”

Sarim sudah tidak bisa bersabar lagi, dia berteriak marah, mengayunkan tangannya ke wajah Bastian, memberikan pukulan keras.

“Bagaimana bisa kamu menjadi pacarnya! Dia sedang mengandung, tapi kamu membuatnya menanggung semua penderitaan itu, apa kamu masih seorang laki laki!”

Setelah melayangkan pukulan di wajah Bastian, emosi Sarim makin tidak terkendali dia kembali mengayunkan tangannya, mendaratkan pukulan di wajah Bastian sampai dua kali pukulan sekaligus.

Susanti sangat terkejut hingga wajahnya memucat, entah bagaimanapun juga dia harus menghentikan kekesalan Sarim, tapi tubuhya kalah besar, jadi usahanya sia sia saja.

“Jangan pukul kakakku, kakaku selama ini terus mencari keberadaan Yeni, hanya saja Yeni tidak setuju untuk bertemu dengannya!” Kemarahan Susanti membuat tinjunya mendarat di tubuh Sarim, kemudian melanjutkan kemarahannya, “Yeni sudah memiliki kamu sebagai pacarnya, bukankah seharusnya kamulah yang harus menanggung tanggung jawab untuk menjaganya, kenapa kamu memukul kakakku!”

Sarim yang mendengar akan hal itu langsung menyeringai:

“Aku pacarnya? Sangat bagus jika aku bisa menjadi pacarnya!”

Dia menatap Bastian geram, mulai meluapkan kekesalannya:

“Aku akui jika aku pernah mengungkapkan perasaanku kepada Yeni, tapi dia tidak menerimanya, dia adalah perempuan baik baik, orang yang selalu ada di dalam hatinya hanyalah dirimu! Aku tidak tau alasan kenapa kalian bisa sampai berpisah, tapi dia masih tetap kekeh untuk mempertahankan bayi dalam perutnya, entah sesulit apapun itu! Keluarganya menipunya dengan membawa uang miliknya, dia hanya bisa mengandalkan pekerjaannya, pekerjaan yang mengharuskannya tersengat teriknya matahari hingga membuatnya jatuh pingsan, jika bukan karena aku yang menjaganya selama ini, jangankan bayi dalam kandungannya, bahkan Yeni mungkin sudah tidak bisa bertahan sampai saat ini!”

“Aku sangat berharap jika aku adalah pacarnya, jika aku adalah pacarnya, bagaimana bisa aku membiarkan wanitaku menderita di luar sana! Sedangkan kamu, apa yang sudah kamu lakukan untuknya, apa yang sudah kamu lakukan! Apa kamu pernah merasa bersalah kepadanya!”

Sarim meraih kerah baju Bastian, mengungkapkan semua kekesalannya.

Bastian yang mendengar perkataan Sarim langsung tertunduk lesu, air matanya sudah memenuhi wajahnya.

Dia pikir Yeni sudah menyukai laki laki lain, tapi tidak disangka jika Yeni masih memikirkannya, dan menderita sendirian selama ini.

Dia tidak menyangka jika kehidupan Yeni akan sepahit ini, sedangkan dirinya, tanggung jawab paling dasar saja dia tidak melakukannya, menyerah begitu saja saat tidak menemukan keberadaan Yeni.

“Apa yang kalian lakukan, ini rumah sakit, kalian tidak boleh berbuat keributan!”

Saat itu, pintu ruang operasi tiba tiba terbuka, dokter yang menangani Yeni terlihat berjalan keluar, menuju ke tempat dimana Bastian dan yang lain menunggu, mencoba melerai pertengkaran yang terjadi diantara mereka berdua.

“Dokter, bagaimana keadaannya, dia tidak apa apa kan?” Bastian bertanya dengan kondisi tubuhnya yang gemetaran.

“Diantara kalian, siapa keluarga dari pasien?” Dokter bertanya setelah sempat menghembuskan napas panjang.

“Aku!”

“Aku!”

Bastian dan Sarim menyahut bersamaan.

“Siapa diantara kalian?” Dokter sedikit keheranan.

Sarim seketika tersadar, dia memang sudah menjaga Yeni cukup lama, tapi dia hanyalah seorang teman di mata Yeni.

Seketika suasana menjadi canggung, Sarim berkata sambil menjuk ke arah Bastian, “Dia!”

Dokter menjelaskan kepada Bastian:

“Sebelumnya saat di ambulance sudah dikatakan jika bayi dalam kandungannya tidak bisa diselamatkan, sekarang kita hanya bisa menyelamatkan ibunya saja.”

“Pasien sekarang mengalami pendarahan besar, dan membutuhkan banyak darah, hanya saja golongan darah miliknya sedikit berbeda dengan orang kebanyakan, yaitu darah RH negatif. Sekarang rumah sakit tidak memiliki stok darah yang sesuai dengan pasien. Kita akan segera mencari ke rumah sakit lain, apakah mereka memilikinya atau tidak, lebih baik kalian juga bertanya kepada kerabat dan teman apakah ada yang memiliki jenis golongan darah RH negatif, jika ada, maka minta mereka untuk datang ke rumah sakit secepatnya.”

Setelah memberikan penjelasan, dokter langsung berbaik badan dan berlalu.

Bastian masih mematung di tempatnya, membeku tanpa bergeming sedikitpun.

Bayi dalam kandungan Yeni pada akhirnya tidak bisa diselamatkan.

“Yeni sudah banyak menderita hanya demi mempertahankan bayi dalam kandungannya, jika dia tau bayi dalam perutnya tidak bisa diselamatkan, maka dia pasti akan menggila....”

Sarim menjatuhkan dirinya diatas lantai, mencengkeram rambutnya, menunduk tidak berdaya.

Novel Terkait

The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu