Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 75 Mengirim Video Kepada Adelia

“Mau minta pendapatku sama sekali tidak susah.”

Patrick tersenyum memandang Bastian dan berkata.

“Pertama adalah orang yang kamu sukai bertahun-tahun dan ia juga adalah mantan istrimu. Sedangkan satunya lagi adalah teman wanita yang menyukaimu dan baik kepadamu. Jika hal baik ini jatuh di tangan seluruh lelaki, maka mereka pasti akan sangat senang!”

Melihat Patrick yang suka bercanda, Bastian seketika agak menyesal memberitahu masalah ini kepadanya.

“Kamu gila ya?” Bastian dengan kesal berkata, “Jangan-jangan kamu mau aku menikahi mereka berdua? Kalaupun aku mau, mereka juga belum tentu mau!”

“Adelia sekarang sendirian, membutuhkan perawatan dan perlindungan seseorang. Hatinya memang lemah, tidak dapat dilukai lagi. Sedangkan Yeni, memberi ‘pertama kali’nya kepadaku. Ia menaruh seluruh cintanya kepadaku dan aku tidak ingin ia terluka!”

Mendengar ini, Patrick memandang Bastian aneh dan mulai ceramah.

“Kak Bastian, mengapa kamu polos seperti anak kecil? Kita semua telah dewasa. Kamu lihat di luar sana banyak lelaki sukses yang memiliki selingkuh. Kita semua dewasa dan memiliki kebutuhan masing-masing. Bukankah itu biasa saja?”

“Lihat diriku juga. Aku sudah ganti berapa banyak kali pacar, tapi juga tidak pernah lihat para mantanku ingin bunuh diri.

“Coba kamu lihat para bangsawan, mereka juga memiliki banyak istri. Laki-laki memang seperti ini. Kalau kamu merasa lelah untuk menyembunyikan ini semua, kamu jujurlah kepada mereka. Kalau mereka mau, mereka akan menerimanya. Kalau tidak ya, kalian hanya bisa berpisah.”

“Kalau kamu lebih tegas, mereka mungkin saja bermohon kepadamu jangan pergi. Kamu itu adalah anak dari Fendy. Ada apa jika anak Fendy mencari dua wanita?”

Bastian mengerutkan dahi pelan dan mulai tenggelam dalam pikirannya.

Ia bertanya.

“Maksudmu,...aku langsung saja menikahi mereka berdua?”

Patrick menghela nafas dengan kesal berkata.

“Kak Bastian, kamu pintar di setiap bagian. Tapi mengapa kamu bodoh sekali untuk hubungan asrama?”

“Maksudku kamu adalah Tuan Muda Besar Keluarga Yue. Kamu harusnya tidak perlu khawatir masalah kecil seperti ini. Lihatlah Kota Cumarun yang kecil ini, orang kaya disini mengganti pacar lebih cepat dari mengganti sepatu.”

“Laki-laki harus membebaskan diri, siapa tahu kalau lain kali kamu ada lebih banyak pacar lagi. Kamu adalah Tuan Muda Keluarga Yue, lain kali harus meneruskan warisan dan harta kekayaan. Kalaupun kamu memiliki sepuluh istri di rumah, juga tidak akan ada orang yang merasa aneh.”

“Lagipula bukankah Yeni dan Adelia adalah sahabat? Berarti mereka berdua dekat! Bawa pulang semuanya untuk melayanimu, bukankah hal yang baik?”

Patrick terkekeh pelan setelah mengatakan itu.

Bastian makin dengar makin tidak percaya. Ia pikir ia sendiri tidak seharusnya memberitahu masalah hubungan asmaranya kepada bajingan seperti Patrick.

“Sial! Omong kosong saja!”

“Pergilah!”

Bastian minum habis dalam seteguk, lalu meninggalkan tempat.

“Mengapa ia tiba-tiba marah?” Patrick berdiri terdiam disana dan berceloteh. “Jangan-jangan apa yang kukatakan itu salah?”

......

Sore ini, Adelia sedang mencoba masak menu baru di dalam rumah.

Beberapa hari ini, ia hampir sudah menjadi seorang Ibu rumah tangga, sangat berbeda dengan sebelumnya. Ia seperti sudah memikirkan banyak hal dan mau menjadi yang istri baik. Ia ingin memperbaikki semua tingkah laku buruknya kepada Bastian.

Dalam beberapa hari ini, ia juga kembali dua kali ke kantor. Ia memberi tahu beberapa masalah kepada Cecilia dan mengangkatnya sebagai pemimpin perusahaan untuk sementara, agar ia bantu menjaga dulu perusahaannya.

Bagaimanapun Adelia pasti akan kembali untuk mengurus kantornya, tapi ia masih ingin lebih dekat dengan Bastian. Tunggu menikah lagi dan hubungan mereka kembali membaik, ia baru kembali bekerja di kantor lagi.

Saat ini ia baru saja bersiap keluar untuk membeli sayur, tiba-tiba mendapat panggilan dari Laura yang mengajaknya berjalan-jalan.

Adelia juga tidak menolak, lagipula ia juga cukup bosan saat Bastian tidak ada di rumah. Jalan-jalan sambil membeli sayur, juga tidak terganggu.

Laura sangat semangat, tanya dimanakah Adelia berada dan ia datang terlebih dahulu. Adelia juga tidak pikir banyak, lalu memberitahu alamat Bastian kepada Laura.

Saat Laura tiba dan melihat Adelia keluar dari rumah pertama termewah di Kota Cumarun, seketika pikirannya langsung menjadi kosong.

“Ini...adalah rumah Bastian...”

Laura tidak dapat menahan lagi kekagumannya. Banyak mantannya dulu merupakan keturunan orang kaya, merupakan Tuan Muda kaya. Tapi sekarang Laura baru menyadari bahwa mantannya dibanding dengan Bastian, sama sekali bukan apa-apa.

Apakah mereka kaya? Tidak!

Apa yang disebut kaya? Ini baru kaya! Ini baru kehidupan yang dimiliki orang kaya!

Laura yang biasanya mata duitan, tiba-tiba merasakan malu untuk pertama kali. Ia tiba-tiba merasa dirinya bukanlah apa-apa di hadapan rumah mewah ini.

Ia sudah berhalusinasi di dalam hati. Ia lain kali harus merubah tingkah lakunya dan menjadikan diri sendiri sebagai wanita yang terkenal, agar cocok dengan status Nyonya Muda Keluarga Yue.

Ia sudah berhalusinasi hingga ia dikejar orang-orang setelah menjadi Nyonya Muda Keluarga Yue, bahkan ia tidak tahu Adelia sudah berada di sampingnya.

“Laura!”

柳Adelia menyapa Laura dengan senyuman.

Laura baru tersadar kembali dan mulai berbincang ria dengan Adelia. Topik percakapan antar wanita tidak pernah habis, apalagi mereka adalah sahabat Yeni, jadi tentu perbincangan mereka semakin banyak.

Mereka berdua menghabiskan waktu seharian untuk berjalan-jalan di setiap mall besar. Beli itu beli ini, hampir semuanya dibayar oleh Adelia.

Uang ini tentu diberikan Bastian untuknya. Uang jajan yang diberikan Bastian saja cukup membayar gaji Adelia bertahun-tahun. Tentu Adelia tidak minta kepada Bastian, melainkan Bastian sendiri yang memberikannya. Mereka baru saja berbaikan, Bastian tentu harusnya menyayanginya.

Melihat Adelia terus membayar, mata Laura sudah mau keluar.

Memang benar, ini adalah perlakuan yang diperoleh Nyonya Muda Keluarga Yue, bahkan ia ingin segera menduduki posisi itu!

“Adelia, apakah status...Bastian yang sebenarnya?”

Setelah berjalan-jalan seharian, mereka berdua tiba di sebuah kedai kopi untuk beristirahat. Laura akhirnya tidak tahan dan mulai bertanya kepada Adelia.

Ia harus tahu apakah Adelia mengetahui status Bastian yang sebenarnya.

“Hah?” Adelia terdiam dan mengingat Bastian memberitahunya untuk tidak asal membocorkan status yang sebenarnya.

Adelia asal membalasnya.

“Bastian adalah pemilik Perusahaan Fores Sidon kan. Bukankah kamu dan Yeni mendengarnya juga di hari pernikahan itu?”

Laura bertanya lagi.

“Lalu bagaimana ia mendirikan Perusahaan Fores Sidon ini? Apakah orang tuanya yang memberikan uang untuknya?”

“Tapi aku dengar dari Yeni bahwa orang tua Bastian sudah meninggal lama.”

Adelia dengan canggung berkata.

“Benar, orang tuanya memang sudah meninggal lama. Ia dijadikan anak angkat oleh orang kaya.”

“Jadi orang kaya itu yang membantunya untuk mendirikan Perusahaan Fores Sidon ini.”

Mendengar ini, Laura hanya ber-oh ria dan tidak banyak bertanya.

Sekarang Adelia sepertinya tidak tahu bahwa Bastian adalah Keluarga Yue dari Kota Juragan. Tentu juga ada kemungkinan bahwa Adelia mengetahuinya, tapi Bastian menyuruhnya untuk tidak memberitahu siapapun.

Jika Adelia tidak tahu lebih baik, maka efek mengirim video itu kepadanya lebih baik. Tapi jika Adelia mengetahui status Bastian yang sebenarnya, maka kemungkinan mereka putus hanya tersisa lima puluh persen.

Tapi entah Adelia tahu atau tidak, Laura harus mengirim video ini.

Awalnya ia ingin menyiapkan rencana terlebih dahulu, tapi teringat rumah mewah yang ditinggal Adelia dan Bastian, ia tidak dapat kembali tenang.

Laura beralasan ingin pergi ke toilet. Setelah tiba di toilet, ia mengambil telepon lain dari tasnya, lalu memasukkan nomor telepon Adelia dan tanpa ragu langsung mengirimkan video Bastian Yeni pergi ke hotel.

Detik ini, ia sangat gelisah, seperti perasaan saat membeli lotre dan menunggu hasilnya.

Tapi kemungkinan ia menang hanya lima puluh persen.

“Maafkan aku, Yeni...”

Sudut bibir Laura pelan-pelan terangkat dan menyimpan ponselnya, lalu keluar dari toilet.

Novel Terkait

Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu