Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 377 Taktik Psikologis

“Apa dia tidak waras, bahkan dia tidak menyiapkan satu orangpun untuk membantu mereka?”

Setelah layar mati, semua orang dibuat terbelalak. Leonardo Wu memalingkan kepalanya bertanya kepada Aldo Wu:

“Kak, pasti ada ranjau, bagaimana bisa mereka tidak menyiapkan satu orangpun untuk melawan kita. Apa dia adalah dewa yang bahkan bisa melenyapkan kita semua sendirian?”

Perkataanya benar benar tidak masuk akal, Leonardo Wu yang sudah tenggelam dalam dunia obat obatan seketika tidak tau lagi apa yang akan dilakukan selanjutnya, dia meminta Aldo Wu untuk memikirkan jalan keluarnya.

Aldo Wu terlihat berkata dengan wajah suram, perkataan Bastian tadi benar benar sangat aneh. Dia bahkan tidak menyiapkan satu orangpun, bagaimana mungkin?

“Meskipun ada ranjau, berapa banyak orang yang bisa tertimpa oleh bangunan sekecil ini?”

Setelah terdiam cukup lama Aldo Wu baru mengatakan:

“Hari ini kita membawa hampir seriubu orang bersama kita, anak buah Warner Zhao tidak sebanyak ini. Meskipun mereka memiliki ranjau, kita juga tidak perlu takut, siapa tau yang mereka rencanakan adalah sebuah tempat kosong saja.

Leonardo yang mendengar itu langsung khawatir:

“Tapi... aku merasa ada yang tidak beres, jika kita naik keatas dengan gegabah, masuk kedalam perangkap mereka bagaimana?”

Aldo Wu mendecih:

“Kita tidak boleh pergi begitu saja, bahkan orang yang kita bawa belum sepenuhnya masuk kedalam gedung ini, jika kabar ini sampai terdengar keluar, apa yang akan mereka katakan tentang kita? Bukankah akan menjadi lelucon untuk mereka?”

Setelah mengatakan itu dia memerintahkan bawahannya:

“Naik ke atas, periksa semua lantai, habisi semua yang kalian lihat. Jika tetap tidak menemukan apa apa, maka kita mundur.”

Setidaknya harus memeriksa keatas, tidak perlu terlalu banyak omong, jia mereka membubarkan saat ini juga maka akan sangat memalukan.

“Baik, tuan!”

Ratusan dari mereka naik ke lantai atas.

Kedua kakak beradik itu berada ditengah tengah pasukan, jika ada suatu pergerakan, maka mereka bisa kabur dengan mudah.

Tidak lama kemudian mereka sudah sampai di lantai dua, mereka membagi tim menjadi lima tim, untuk memeriksa setiap ruangan.

Tidak lama kemudian terdengar orang yang melapor.

“Tuan, di lantai ini.... Tidak ada satu orangpun!”

Orang yang melapor bahkan dibuat terkejut tidak percaya akan apa yang dia lihat.

“Apa!”

Kedua kakak beradik itu saling bersitatap, kerutan di kening mereka semakin terlihat jelas, menunjukkan ketidakpercayaan yang mereka rasakan.

“Apa kalian sudah memeriksa semuanya? Bagaimana mungkin tidak ada orang satupun?” Leonardo Wu bertanya sekali lagi karena saking tidak percayanya.

“Tuan, semua sudah diperiksa, bahkan toilet sekalipun, kita tidak menemukan satu orangpun.” Orang yang melapor itu menjelaskan.

“Tuan, ini.....”

Leonardo Wu sudah kebungungan hingga mau meledak rasanya, dia menatap Aldo Wu.

Aldo Wu berkata sambil mengerutkan keningnya:

“Brengsek! Apa yang sebenarnya mereka rencanakan?”

“Jika di lantai 3 ada orang, pasti hanya bisa menampung paling banyak 300 orang, dengan jumlah itu mereka berani memprovokasi kita?”

Entah kenapa tiba tiba Aldo Wu tidak berani naik keatas.

Seperti apa yang dikatakan oleh leonardo, jika diatas ada sesuatu, tapi entah kenapa rasanya ada yang tidak beres.

“Naik! Sama seperti apa yang aku katakan, jika ada yang tidak beres, kabur!”

Aldo Wu geram, dia mengayunkan tangannya mengisyaratkan orang orangnya untuk naik terlebih dahulu.

Ratusan orang melangkahkan kakinya, rasanya gedung ini seperti sedang dilanda gempa.

“Tuan, masih.... tidak ada orang satupun, sialan bahkan satu orangpun tidak terlihat.”

Orang yang melaporkan keadaan saja sampai gemetaran.

Suasana semacam ini benar benar sangat aneh, ternyata bahkan satu orang pun tidak terlihat.

“Apa dia memiliki hantu di pihak mereka?”

Leonardo berkata ngeri.

“Apa narkoba membuatmu gila, mana ada yang namanya hantu!”

Aldo Wu memarahinya kesal.

Sebenarnya dalam hatinya dia merasa sedikit ketakutan.

Lantai tiga sudah merupakan lantai terkahir, apa yang direncanakan oleh Bastian mereka, apa mereka hanya ingin menghabisi dirinya dan orang orang yang dia bawa?

“Sekarang hanya tinggal ruangan Warner Zhao yang belum kita masuki, jika di dalam ada orang, paling banyak hanyalah 100an.”

Aldo Wu mengerutkan keningnya berpikir, kemudian memberikan perintahnya:

“Ke ruangan Warner Zhao, aku tidak percaya jika mereka tidak disana.”

Setelah mengatakan itu mereka langsung menyerbu ruangan Warner Zhao.

“Braakkk!” Pintu ditendang paksa oleh dua laki laki, bahkan pintu sampai terpontal jatuh.

Terlihat laki laki bertato naga dan harimau masuk kedalam dengan membawa senjata di tangan mereka masing masing.

Selanjutnya Aldo Wu dan Leonardo Wu masuk kedalam melewati kerumunan bawahannya.

Saat melihat mereka yang ada di ruangan itu, kedua mata mereka terbelalak.

Yang terlihat di dalam ruangan adalah mereka yang kemarin sempat datang ke Distrik Gharda.

Selain Bastian, Jasper Wu, Warner Zhao, Thomas Qi, tidak terlihat orang lainnya.

“Sebenarnya apa yang sedang kalian rencanakan!”

Aldo masuk kedalam dengan memaki Bastian dan Jasper Wu.

Meskipun di dalam ruangan ini hanya ada mereka saja, tapi dalam hatinya dia juga merasa gelisah.

Bastian duduk di depan meja, disampingnya berdiri Jasper Wu dan juga Warner Zhao, Thomas Qi dan lainnya.

Orang orang ini tidak menunjukkan kegelisan di wajah mereka, bahkan mereka masih bisa menyeringai.

“Aldo, Leonardo, aku sudah mengatakan jika aku tidak menyiapkan satu orangpun.”

“Kenapa kalian lama sekali, bukankah semua lantai sudah kalian periksa, kenapa kalian masih tidak punya nyali?”

Bastian tertawa lebar, bahkan dia menatap kedua kakak beradik itu dengan tatapan merendahkan.

“Apa kalian tidak takut mati?”

Aldo Wu sudah dibuat geram, dia berteriak kepada Bastian:

“Aku datang membawa 1000 orang, tidak takut akan rencanamu.”

“Kalian menyerahlah, berikan apa yang sudah kalian rekam sebelumnya, maka kita akan membiarkan kalian! Jika tidak, maka aku akan memberikan mayat kalian untuk dimakan anjing.”

Setelah itu Jasper Wu langsung tertawa:

“Apa kamu bodoh, kita bahkan bisa mati entah memberikannya kepada kalian atau tidak, kenapa harus memberikannya kepada kalian?”

“Jika berani habisi saja kita, dengan begitu rekaman itu akan sampai di tangan ayah.”

Mereka berdua langsung membeku setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Jasper Wu.

“Cih! Apa maksudmu, apa otakmu sudah geser, kamu bekerja sama dengan orang lain untuk menghadapi saudaramu sendiri?”

Leonardo Wu kesal hingga mengarahkan pistol ditangannya kepada Jasper Wu.

Aldo Wu yang melihat keadaan ini langsung menurunkan tangannya, “jangan bertindak sembarangan, apa kamu tidak dengar apa yang dia katakan?”

“Saudara? Kalian menganggapku saudara kalian?”

Jasper Wu kesal hingga wajahnya memerah, berkata geram:

“Sejak kecil bagaimana kalian menindasku? Sekarang kalian mengatakan jika aku saudara kalian?”

“Brengsek!”

Aldo Wu menatapnya dingin, bertanya kesal:

“Apa yang kamu inginkan?”

Jasper Wu tidak berkata kata lagi, kemudian Bastian berkata sambil tersenyum:

“Kalian sudah memeriksa semua ruangan kan.”

“Tapi kalian hanya memeriksa apakah di dalam ruangan ada orang atau tidak, kalian pasti tidak memeriksa dengan teliti. Mintalah orang orangmu untuk kembali, periksa semua nya bahkan sofa yang ada dalam ruangan itu, lihatlah apa yang ada di bawah sofa.”

Setelah kata itu terucap, ekspresi di wajah mereka berdua sedikit berubah.

“Apa maksudnya?”

“Lihatlah maka kamu akan mengetahuinya, jika kamu tidak melihatnya, bagaimana kamu bisa tau apa yang kita andalkan.” Bastian menyeringai.

Aldo Wu yang mendengar itu tiba tiba sedikit gemetar. Bastian dan mereka seteguh ini pasti karena memiliki rencana, jangan jangan....

Dia tidak berani bahkan hanya untuk memkirkannya saja, dia memerintahkan orangnya untuk memeriksa.

“Cepat! Periksa setiap ruangan, entah apapun itu jangan semabarangan sentuh!”

Aldo Wu yang memberikan perintah saja tubuhnya sudah berkeringat dingin.

Setelah perintah diturunkan, setiap lantai yang sudah mereka periksa kembali mereka periksa.

Karena jumlah mereka terlalu banyak, seluruh gedung itu sudah dipenuhi oleh banyak orang.

Tidak lama kemudian terdengar sebuah kabar.

“Tuan, ini.... bom! Setiap ruangan sudah dipasangi bom.....”

Setelah mendengar kabar ini, bahkan kedua kaki Leonardo Wu langsung lemas. Jika bukan karena ada orang yang menahannya, mungkin tubuhnya sudah ambruk.

Sekujur tubuh Aldo Wu sudah gemetaran, dia menatap Bastian dan yang lain kesal, berteriak:

“Apa kalian gila, apa yang ingin kalian lakukan!”

Novel Terkait

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu