Habis Cerai Nikah Lagi - Ba 71 Status Orang itu Terlalu Tinggi

Adelia sibuk mengambil ponsel dan keluar dari artikel itu, lalu berpura-pura tidak mengetahui apapun dan menyambut kedatangan Bastian.

“B-bastian, mengapa kamu begitu cepat kembali? Apakah pekerjaan kantor tidak sibuk?” tanya Adelia agak gugup.

Bastian juga ikut gugup. Ia takut saat Adelia pergi beli sayur, mendengar berita Harun meninggal, karena banyak orang yang membahas berita ini di jalan raya.

“I-iya.., dua hari ini aku tidak begitu sibuk. Aku juga tidak ingin terus menetap di kantor.” Bastian tertawa dan berkata, “Aku masih ingat kamu suka menanam bunga di jendela. Kamu bilang kamu suka ketenangan. Kalau suatu hari bisa memiliki rumah sendiri, kamu pasti akan menanam bermacam jenis bunga di halamanmu.”

“Kebetulan halamanku belum pernah dirapikan dan sangat kosong, jadi aku membeli banyak bibit bunga dan pohon. Bagaimana kalau kita menanam bersama?”

Mendengar ini, Adelia dengan senang berkata.

“Baik. Aku paling suka menanam bunga. Halamanmu begitu besar, cukup dipakai kita untuk menanam seharian.”

Mereka berdua jalan ke halaman dan Adelia baru menyadari bahwa Bastian menyuruh orang membawa kembali sebanyak dua puluh bibit pohon kecil dan puluhan macam bibit bunga, serta bibit bunga mawar yang tak terhitung.

“Oh Tuhan! Mengapa kamu membeli begitu banyak....” Melihat keadaan ini, Adelia tidak tahan menutup mulut kecilnya.

Begitu banyak bibit tidak mungkin tertanam habis dalam dua hari.

Bastian tertawa dan berkata.

“Bukankah mengabulkan permintaanmu yang dulu itu baik?”

Setelah mengatakan itu, Bastian dan Adelia terdiam di saat yang sama. Kalaupun bunga-bunga dan pohon ini telah ditanam, Adelia juga tidak mungkin bisa melihat mereka tumbuh besar. Paling tidak ada beberapa hari lagi, Adelia akan pergi meninggalkan tempat ini.

Menginggat ini, hati mereka berdua penuh dengan perasaan yang rumit. Adelia tersenyum dan mengangguk.

“Baiklah, kebetulan beberapa hari ini aku juga tidak ada kerjaan. Ayo mulai bekerja.”

Selanjutnya mereka berdua mulai sibuk dalam halaman. Pemandangan itu terlihat sangat hangat dan damai. Entah Bastian ataupun Adelia, tidak ada yang pernah mengungkit masalah Harun telah meninggal.

......

Saat ini di Keluarga Liu.

Seluruh Keluarga Liu mulai heboh kembali. Mereka tak sangka baru saja Harun merayakan ulang tahunnya dan tiba-tiba ada sengaja yang mencelakainya.

Sebenarnya anggota Keluarga Liu masih belum tahu Harun tercelakai. Hanya saja setelah tersadar kembali, pembantu Harun sadar Harun hilang dan baru segera menghubungi anggota Keluarga Liu.

Oleh karena itu, Erwin membawa semua orang untuk mencari Harun di sekitar sana dan berakhir tidak menemukan siapapun, lalu mereka baru melaporkan ini kepada pihak polisi. Alhasil baru saja lapor, pihak polisi langsung mendapatkan paket tanpa nama pengirim. Di dalam paket itu terdapat sebuah USB, yang berupa bukti video rencana pembunuhan Yerassyl dan Nursan kakak beradik terhadap Harun.

Saat ini Keluarga Liu baru mengetahui bahwa Harun tercelakai. Entah bagaimanapun, entah siapapun yang kesal kepada Harun ataupun anggota Keluarga Liu lainnya yang mata duitan, tapi anggota Keluarga Liu memang merasa sedih atas kematian Ayah atau Kakek kandungnya itu. Seketika suasana keluarga mereka langsung menjadi murung.

Karena buktinya sudah ada dan pelaku telah ditangkap, jadi jenazah Harun tidak dibedah dan langsung dibawa pulang oleh keluarganya.

Di dalam rumah duka telah mulai diadakan upacara pemakaman Harun. Saudara dekat maupun jauh ikut serta dalam upacara tersebut, untuk menganat kepergian Harun untuk terakhir kali.

Davina dan Farzan gagal menghubungi beberapa kali kepada Adelia. Orang lain menghubunginya, juga berakhir diputuskan. Farzan berpikir, maupun Harun begitu jahat dan begitu bersalah kepada Adelia, setidaknya Adelia harus mengikuti upacara tersebut.

Jadi ia diam-diam menghubungi Bastian dan tiba-tiba menemukan bahwa telepon Bastian juga tidak dapat dihubungi.

Ia panik juga tidak berguna, lagipula mereka juga tidak tahu dimana Bastian tinggal, jadi mereka mengurus upacara Harun terlebih dahulu.

Di dalam ruangan, seluruh anggota Keluarga Liu menangis dengan sedih. Pemandangan ini memang cukup menyedihkan. Orang yang kemarin hidup-hidup, hari ini seketika menjadi mayat yang terbaring di dalam peti. Apalagi Harun ini dicelakai oleh orang, sungguh kurang beruntung. Bagi Keluarga Liu, hal ini merupakan pukulan yang cukup kuat!

“Ayah! Mengapa Anda pergi begitu saja? Mengapa dua orang jahat itu ingin mencelakai Ayah?”

Neysia tengah berlutut di ruangan, bahkan air matanya sudah membanjiri wajahnya.

Anak-anak yang lebih muda datang menghiburnya. Farzan berdiri di depan pintu ruangan, sambil memandang foto Almarhum Harun. Ia juga merasa sangat sedih.

Ia agak menyesal atas tingkah lakunya kemarin yang memarahi Ayahnya. Hal yang paling menderita dalam kehidupan ini adalah belum mengucapkan kata perpisahan dan sudah terpisah di dua dunia yang berbeda.

“Ayah, pelakunya telah ditangkap. Anda sudah boleh beristirahat...”

Ucap Farzan di dalam hati sambil mengelap air matanya.

Sebagai anak pertama Keluarga Liu, Erwin juga tidak bisa berpura-pura lagi. Ia juga ikut berlutut di samping peti, sambil membakar kerta sembahyang untuk Harun. Ia terlihat sangat putus asa.

”Ayah, diluar ada polisi yang mencarimu.” ucap Carlos saat ini.

Dengan bantuan Carlos, Erwin akhirnya berdiri kembali dan mengikuti langkahnya keluar dari ruangan, berjalan menemui polisi itu di lobi rumah duka.

Polisi yang datang ini adalah polisi yang pernah mencari Bastian.

“Aku perkenalkan diriku. Aku Hadi Wang, penanggung jawab yang bertugas untuk mengurus kasus Pak Harun.” Polisi itu memperkenalkan dirinya terlebih dahulu.

“Selamat malam, apakah masih ada sesuatu? Pelakunya telah ditangkap kalian, mohon kalian harus memberi hukuman berat kepada mereka! Mereka sungguh jahat, bahkan tidak melepaskan orang tua seperti Ayahku!” ujar Erwin dengan penuh amarah.

Hadi mengangguk dan berkata.

“Membunuh orang merupakan pelanggaran hukum terberat. Kalian tenang saja, peraturan hukum tidak akan begitu saja melepaskan mereka berdua.”

“Tapi kalian sebagai keluarga Pak Harun, kupikir ada beberapa hal yang pantas kalian ketahui.”

“Sebenarnya tidak hanya mereka berdua yang membunuh Pak Harun, mungkin masih ada pelaku yang ketiga. Atau bisa dikatakan, pelaku ketiga adalah orang yang membayar mereka berdua untuk membunuh Pak Harun.”

Ucapan ini seketika mengejutkan Erwin dan Carlos.

“Masih ada yang ketiga?” Carlos merasa tidak percaya dan bertanya, “Apa yang sebenarnya mereka inginkan? Tidak ada barang berharga ataupun uang yang dicuri dari rumah Kakekku. Mengapa mereka ingin mencelakai seseorang bapak tua?”

Hadi menghela nafas dan berkata.

“Kita juga sedang memeriksa beberapa hal yang rinci, tapi sayangnya masih belum ada bukti.”

“Malam itu ada orang ketiga yang berada di dekat mereka, diam-diam merekam bukti pembunuhan kedua orang itu. Jadi orang yang merekam video itu adalah pelaku ketiga. Meskipun sudah ada orang yang kita curigai, tapi sekarang tidak ada bukti yang bisa membuktikan bahwa ia adalah pelaku. Jadi kita juga tidak dapat melakukan apapun. Sepertinya kita tidak bisa menangkap pelaku ketiga ini.”

“Apalagi...ia memiliki kedudukan dan posisi yang tinggi di Kota Cumarun, sehingga kita tidak berani asal mencarinya untuk interogasi.”

Erwin dan Carlos saling berpandang setelah mendengar ini, lalu sibuk bertanya.

“Siapakah orang yang kalian curigai?”

Hadi ragu sangat lama, tapi akhirnya ia tidak memberitahu siapakah orang itu. Ia menggelengkan kepalanya dan berkerut alis berkata.

“Aku tidak berani memberitahu, karena kita belum memiliki bukti apapun. Kita tidak boleh asal memberitahu nama pelaku yang kita curigai.”

“Tapi aku bisa memberitahu sebuah petunjuk kepada kalian. Yerassyl dan Nursan dua kakak beradik yang membunuh Pak Harun. Mereka berdua pernah menjabat sebagai pejabat tinggi di Perusahaan Fores Sidon. Tapi karena mereka ketahuan korupsi, lalu mereka berdua dipecat oleh Perusahaan Fores Sidon.”

Setelah itu, Hadi tidak menetap lama di rumah duka dan buru-buru pergi.

Saat ini Erwin dan Carlos merasa kacau.

“Ayah, jangan-jangan...pelaku ketiga itu adalah...Bastian?”

Tanya Carlos gemetar sambil menatapnya.

Erwin mengusap kasar wajahnya dan menepuk keras bahu Carlos. Ia dengan nada serius berkata.

“Jangan beritahu masalah ini kepada siapapun, termasuk Paman dan Tantemu.”

“Entah pelaku ketiga itu adalah Bastian ataupun orang lain, kita pasti tidak bisa mengalahkannya. Apakah kamu tidak dengar apa yang dikatakan Hadi itu? Orang itu memiliki posisi yang tinggi di Kota Cumarun, bahkan mereka tidak berani asal bertanya kepada orang itu.”

“Carlos, keluarga kita sekarang sudah menjadi biasa, tidak bisa mengalahkan siapapun. Usia Kakekmu memang sudah tinggi, tubuhnya juga tidak begitu kuat. Sebenarnya akhir seperti ini...”

“Mari kita menerimanya dnegan tenang!”

Mendengar ini, hati Carlos sangatlah rumit. Akhirnya ia juga menghela nafasnya berat dan mengangguk berkata.

“Baiklah, Aku mengerti.”

Novel Terkait

Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu