Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 125 Kamu Putus Cinta

Keesokan harinya, Bastian yang baru saja keluar dari gedung kantor tiba-tiba dipanggil oleh seorang gadis muda nan cantik.

“Bastian!”

Gadis itu terlihat sangat bersemangat, dia menarik Bastian sambil tertawa lepas, bagaikan dihembus angin surga.

Bastian terdiam, karena saking cantik dan mudanya gadis ini, Bastian tidak mengenalinya, gadis ini mengenakan setelan baju kerja profesional, rambut pendeknya terurai dengan pipinya yang begitu menggemaskan. Sekilas dia tampak seperti karyawan di perusahaan, tapi dia juga terlihat seperti seorang mahasiswa yang baru saja lulus.

“Susanti?”

Bastian sedikit terkejut sambil memandangnya :

“Kamu……aku hampir tidak bisa mengenalimu!”

Benar, gadis ini adalah Susanti, karena kemarin dia telah mendapatkan bonusnya yang begitu banyak, bahkan dipromosikan, maka dari itu, dia mencoba untuk merias dirinya. Walau bagaimanapun, dia tetap perlu memperhatikan penampilannya untuk bekerja di perusahaan besar seperti ini. Karena sejatinya setiap wanita itu sangat mencintai kecantikan, jika bukan karena dulunya miskin, dia tidak mungkin untuk tidak merias dirinya.

Raut wajah Susanti merah merona melihat Bastian yang begitu terkesima padanya, seketika dia merasa sedikit malu :

“Kenapa, apakah aku terlihat aneh……”

“Mungkin karena aku jarang berdandan, dan aku masih tidak terlalu pandai untuk merias diri.”

Bastian tertawa mendengar celotehannya, kemudian berkata :

“Tidak, tidak aneh sama sekali. Hanya saja perubahanmu begitu besar, aku tidak menyangka kamu terlihat begitu cantik setelah berdandan.”

Bastian bukan sedang memujinya, karena kepribadian Susanti memang tidaklah buruk, begitu juga dengan wajah yang sangat menggemaskan, hanya saja pakaian yang dulu dia kenakan tidak begitu bagus, jadi membuat penampilannya sedikit tidak menonjol.

“Benarkah?” Susanti tersenyum mendengar pujian dari Bastian. Meskipun dia sudah terlihat seperti para pekerja kantoran pada umumnya, tapi dia tetap saja terlihat seperti seorang anak kecil, dia menarik Bastian sambil melompat-lompat kegirangan :

“Karena mulutmu yang begitu manis, maka hari ini aku akan mentraktir kamu makan besar! Aku beritahu kamu, kemarin aku benar-benar sangat beruntung, aku tidak hanya tidak dikeluarkan, tapi aku juga mendapatkan promosi bahkan bonus-bonusku yang dulu juga cair!”

Sepanjang jalan, mulut Susanti tak henti-hentinya berkomat-kamit, seperti senjata api yang sedang menembak. Dia menceritakan semua yang terjadi kemarin kepada Bastian, perasaan gembiranya dari kemarin hingga saat ini masih belum hilang.

Melihat Susanti yang begitu Bahagia, Bastian hanya bisa menyembunyikan senyumnya dan mengucapkan selamat padanya dalam hati.

Sudah seharusnya seorang anak yang begitu bekerja keras dan juga berbakti seperti dia untuk mendapatkan perilaku yang adil seperti ini.

“Bastian, kamu sungguh luar biasa, kamu adalah maskotku sekarang!”

“Bagaimana kalau kamu mengatakan sekali lagi, katakan kalau aku selamanya awet muda dan cantik, dengan begitu aku akan cantik dan awet muda selamanya!”

Bahkan sudah sampai di restoran, mulut Susanti masih tak henti-hentinya berkomat-kamit.

Perasaan Bastian yang akhir-akhir ini sedang suram tiba-tiba berubah sejak Bersama dengan Susanti, dengan tingkah lakunya yang begitu unik seperti itu, Bastian sudah cukup terhibur olehnya.

Dia menggelengkan kepalanya sambil tertawa, dan berkata :

“Kamu benar-benar mengira aku bisa merubah nasib seseorang? aku hanya berkata sembarangan saja kemarin, dan ini hanya kebetulan saja.”

Bastian tidak tahu apakah Susanti benar-benar bodoh atau hanya berpura-pura bodoh, dia tidak menyangka Susanti begitu mempercayai kata-katanya, raut wajahnya tampak sangat percaya dengan semua yang dikatakan dan membuatnya dipromosikan.

“Wah, kebetulan ini sungguh sangat kebetulan, mulutmu pasti sudah pernah disucikan. Bhikkhu mana yang membantumu, aku juga ingin menyucikan mulutku!” kata Susanti dengan penuh semangat.

Bastian sudah tidak bisa lagi tertawa dengan kondisi yang begitu kelaparan, dia berkata :

“Kamu tidak dikeluarkan dan juga naik jabatan, itu semua karena kerja kerasmu sendiri. Coba kamu pikir, kemarin aku tidak mengatakan Winnie dan Kepala Marie akan dikeluarkan, tapi mereka malah dikeluarkan.”

“Kenapa? Itu karena mereka tidak bekerja dengan keras, bahkan mereka tidak menaati peraturan, itulah alasan kenapa mereka dikeluarkan.”

“Dalam lingkungan kerja, orang yang bekerja dengan keras pasti akan mendapatkan hikmahnya. Dan untuk mereka yang tidak jujur, dan bahkan melanggar aturan yang ada, maka ada saatnya bagi mereka untuk menerima semua yang telah mereka perbuat. Jadi, kamu seharusnya berterima kasih pada dirimu, itu baru benar.”

Susanti terkagum mendengar perkataan Bastian yang begitu bijaksana, dengan raut wajah yang begitu memuja, dia berkata :

“Bastian, pengetahuanmu sungguh luas. Kamu terlihat seumuran denganku, tapi aku merasa kamu cerdik bagai kancil.”

Setelah selesai berkata, dia kembali menjelaskan dengan raut wajah panik :

“Aku tidak ada maksud untuk memarahimu, hanya saja aku berpikir kamu selalu tenang dan juga cara bicaramu sangat masuk akal. Aku bahkan lupa bertanya padamu kemarin, kamu di bagian departemen mana, kenapa aku tidak pernah melihatmu Ketika perusahaan mengadakan kegiatan bersama?”

Bastian tertawa mendengar perkataannya. dia baru beberapa hari masuk kerja, dan dia selalu sibuk di dalam ruangannya, jangankan susanti, deretan para manajer saja belum tentu bisa bertemu dengannya.

“Itu……aku di Departemen IT.” Kata Bastian spontan.

“Oh, programmer.” Ucap Susanti seraya mengangguk, kemudian dia mulai menghibur Bastian : “Kamu tenang saja, aku saja bisa naik jabatan dan gaji, kamu pasti bisa, semangat!”

Bastian tertawa, dia berkata :

“Kalau begitu mohon doanya.”

Pada saat makan siang, Bastian terus merasa tidak tenang, bahkan berkali-kali dia hendak menelpon Fendy Yue untuk menanyakan kabar Yeni. Tapi akhirnya dia mengurungkan niatnya, karena dia tahu jika Fendy Yue telah memperoleh kabar dari Yeni, maka dia pasti akan segera menghubunginya.

Foto Yeni terpampang di layar ponselnya Bastian Ketika menyala. Tidak tahu apakah karena selalu memikirkannya sepanjang hari, Bastian hampir setiap malam dalam tidurnya dia memimpikan Yeni.

Sekarang dia baru sadar, dia sangat Bahagia dan senang Ketika Bersama Yeni dulu. Dia tidak perlu mengkhawatirkan banyak hal, Yeni seorang wanita yang luar biasa, lembut dan juga pengertian, dia selalu mendengarkan kata-katanya, dan tidak memberinya tekanan.

Demi menyatukan dia dan Adelia Liu, Yeni rela menderita sendiri dan bahkan pergi meninggalkan Kota Cumarun.

Bastian tidak ingin wanita yang begitu pengertian sepertinya menderita di luar sana.

Ketika dia sedang tenggelam dalam lamunannya sambil memperhatikan foto Yeni di ponselnya, dia tidak menyadari kehadiran Susanti yang sudah keluar dari toilet, segera Susanti melirik ke arahnya, dan melihat foto Yeni yang terpampang di depan layarnya.

“Wah! Siapa wanita cantik itu, apa dia pacarmu?”

Suara mendadak dari Susanti sontak membuyarkan lamuran Bastian.

“Tidak menyangka ternyata kamu punya pacar yang begitu cantik, apa dia juga bekerja di perusahaan kita, kenapa kamu tidak mengenalkannya padaku?” ucap Susanti sambl tersenyum.

Raut wajah Bastian tiba-tiba memancarkan aura kecewa ketika mengungkit masalah Yeni, seandainya Yeni ada di sisinya saat ini…

“Aku bahkan tidak tahu di mana posisinya sekarang……” kata Bastian sambil menghelakan nafasnya, seketika muncul ekspresi sedih di wajahnya.

Melihat Bastian seperti itu, Susanti mulai mengerti, dia mencoba menghiburnya :

“Ternyata kamu sedang putus cinta, maaf ya……”

“Tapi kamu jangan berkecil hati, kamu terlihat begitu mapan, pasti ada gadis lain yang menyukaimu.”

Bastian hanya tersenyum mendengar perkataannya, dia tidak ingin mengungkit masalah ini lagi dengan Susanti.

“Tenang saja, aku tidak akan membuatmu mencemaskanku! Oh iya, kamu sekarang sudah naik jabatan, pasti kamu sudah menjadi artis di departemenmu.” Bastian kemudian tertawa dan terus melanjutkan : “Dan saat ini, kamu pasti akan disibukan dengan rentetan surat cinta yang terus datang dan juga bunga segar yang cantik.”

Susanti menjawab dengan raut wajah yang penuh hina :

“Aku tidak ingin menjadi pacar mereka, dulu mereka bahkan tidak bersedia berbicara denganku, mereka sangat sombong. Kalau pun nanti aku ingin mencari seorang pacar, aku pasti akan mencari seorang yang sangat cocok denganku, yang mapan dan juga dewasa, kurang lebih seperti kamu modelnya.”

Bastian tercengang dengan apa yang dilontarkan Susanti, kemudian tersenyum dengan penuh arti, dan berkata :

“Permintaanmu cukup tinggi juga.”

Tatapan mata Susanti dingin memandangnya, kemudian berkata :

“Aku hanya mengatakan kurang lebih seperti kamu, bukan memujamu, ternyata kamu tidak cukup rendah diri.”

Bastian tidak melanjutkan percakapan ini dengannya, jika Susanti ingin mencari sosok pacar seperti kriteria yang disebutkan, mungkin dia harus mencari di beberapa keluarga besar di Kota Juragan.

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu