Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 63 Undangan Bertemu Farzan Liu

Pagi ini, Bastian bangun dari tempat tidur, dan teringat bahwa Adelia ada di rumahnya, dia bersiap untuk bangun dan menyiapkan sarapannya.

Dulu ketika menjadi menantu di keluarga Liu, Bastian bangun lebih awal dari semua orang setiap pagi dan menyiapkan sarapan untuk mereka. Terlepas dari dingin yang parah atau panas yang terik, dia yang bangun paling pagi.

Ada beberapa makanan cepat saji di lemari es, Bastian bersiap untuk membuat sedikit makanan sebelum pergi keluar untuk membeli sayur. Dia masih ingat apa yang makanan disukai dan tidak disukai Adelia.

Tapi begitu dia tiba di dapur, dia melihat Adelia sudah menyiapkan sarapan, menyajikan empat atau lima makanan.

Bastian tercengang, menatap Adelia dengan tatapan kosong.

Adelia juga tercengang untuk beberapa saat, kemudian tersenyum canggung:

"Aku kebetulan akan membangunkanmu untuk sarapan, aku tidak terlalu bisa memasak, aku hanya akan membuat sesuatu dari bahan-bahan di kulkas, aku tidak tahu apa ini cocok dengan seleramu."

Pada saat itu, Bastian jatuh ke dalam hayalan. Dalam hayalan itu, dia dan Adelia belum bercerai, saat ini, mereka adalah pasangan biasa. Istrinya baik dalam menjaga rumah, bangun pagi-pagi membuat sarapan untuknya.

Semakin banyak hayalan, semakin tidak mau menghadapi kenyataan bahwa dia dan Adelia sudah bercerai.

"Bastian, apa kamu tidak suka makan ini? Bagaimana kalau aku pesan makanan di luar..."

Adelia tampak sedikit berhati-hati, melihat Bastian tercengang, mengira dia tidak suka makan makanan ini.

“Tidak, hanya saja aku tidak pernah melihatmu di dapur, jadi mungkin aku tidak terbiasa dengan itu.” Bastian tersenyum, meraih sepotong roti dengan tangannya dan mencicipinya, memuji, “Hm... enak! ayo makan bersama."

Di ruang makan.

Adelia menatap Bastian yang makan dengan lahap dan tidak bisa menahan senyumannya. Kehidupan yang harmonis seperti ini paling diinginkan setelah dia dan Bastian bercerai, bahkan sebelum menceraikan Bastian, dia menjalani kehidupan seperti ini setiap hari. Pada saat itu, Bastian membuat sarapan setiap pagi lalu membangunkannya, dan setiap sarapan Bastian dapat membuat banyak makanan yang dia suka dengan berbagai cara.

Tapi Pada saat itu dia tidak suka dengan Bastian yang tidak ada masa depan, seperti budak yang hanya melayani orang lain.

Adelia tahu bahwa dia tidak menghargainya, makanya dia mengalami banyak kesulitan. Dia teringat satu kalimat, semakin dia memperlakukannya dengan lebih baik, semakin tidak dihargai, dan baru akan menyadari betapa berharganya saat kehilangan dia.

Kalimat ini mungkin mengolok-olok dirinya sendiri.

“Sekarang memikirkannya, aku begitu lalai sebelumnya dan tidak pernah memenuhi tugas dan tanggung jawab istri.” Adelia menyesap susu di gelas dengan ringan dan dengan sedikit malu berkata.

Bastian mendengar kata-kata itu dan terdiam sebentar, tertawa:

"Untuk apa mengatakan ini, namanya manusia pasti harus melewati berbagai lintangan dan cobaan, mereka harus menanggung kesulitan dan penderitaan. Harus terus-menerus jatuh dan menerima pelajaran dari kehidupan, lagian didunia ini ada siapa yang begitu lahir sudah bisa langsung mengerti banyak hal?"

"Ngomong-ngomong, kamu tidak perlu bangun untuk membuat sarapan untukku sepagi ini. Kamu tamu bukan pembantu, kamu bisa tinggal di sini tanpa khawatir, jangan terlalu banyak berpikir."

Setelah mendengar kata 'tamu', Adelia merasa sedikit sakit, dia memaksakan senyum dan berkata:

"Aku terlalu tidak mengerti apa-apa sebelumnya, sementara aku masih memiliki kesempatan untuk tinggal bersamamu selama beberapa hari, biarkan aku menebus kesalahanku sebelumnya, dengan begini aku juga bisa merasa lebih nyaman."

Mendengar ini Bastian juga tidak enak untuk mengatakan apa pun lagi, dan seperti ini terlihat sopan. Sebenarnya, dia juga sangat sedih, dia tahu bahwa Adelia tidak akan lama tinggal di sini, pada akhirnya dia akan pergi.

“Kalau begitu apa kamu punya rencana selanjutnya? Kamu bisa memberitahuku.” Tanya Bastian.

Adelia memikirkannya, berkata:

"Kali ini, aku dengan orang tuaku, dan keluarga Liu terjadi sedikit konflik, dan bisa dianggap menemui jalan buntu, jadi aku akan tinggal beberapa hari baru kembali."

"Perusahaan tidak bisa tidak ada orang yang memantau. Jika menyuruh Carlos Liu untuk memantau, takutnya perusahaan baru saja dibuka, lalu akan ditutup oleh mereka."

Bastian mengangguk dan berkata:

"Begini juga bagus, tinggal beberapa hari lagi dan kembali, biarkan orang tuamu merenungkannya."

"Meskipun orang keluarga Liu bisa tidak mengakuinya, tapi tidak mungkin orang tuamu akan memutuskan hubungan darah. Mengenai perusahaan, kamu tidak perlu khawatir, aku akan membiarkan Patrick pergi ke perusahaan untuk memperingatkan keluarga Liu secara langsung, jangan mengidam-ngidamkan perusahaanmu. Orang hukum di perusahaan akan langsung menggantinya menjadi namamu, mulai sekarang, kamu tidak akan menjadi manajer, tapi menjadi direktur perusahaan itu."

"Kamu memiliki 100% saham perusahaan, jika orang-orang dari keluarga Liu ada yang berani mengambil dan mendapatkan seribu rupiah pun, aku memotong tangan mereka."

Ketangguhan dan dominasi Bastian membuat Adelia sedikit terkejut, seperti... ini adalah rasa aman yang selalu dia inginkan.

"Oke, terima kasih..." Adelia tersenyum dengan bibir tertutup dan berkata.

Pada saat ini, ponsel Bastian tiba-tiba berdering, dia mengambilnya dan segera mengerutkan kening pada nomor telepon itu.

“Ada apa, siapa yang menelepon?” Adelia bertanya dengan hati-hati ketika dia melihat ada yang salah di wajahnya.

“Tidak apa-apa, telepon dari perusahaan, mungkin ada urusan.” Bastian tersenyum dan berkata, “Kamu makan dulu, aku akan menjawab telepon.”

Bastian berjalan ke lantai dua dan memasuki kamarnya sebelum menjawab panggilan.

“Halo, apa ada masalah?” Bastian bertanya dengan dingin.

“Ya... iya Bastian, ini aku... aku Farzan Liu!” Suara gugup Farzan Liu datang dari sisi lain telepon.

Panggilan ini adalah 85816d0d dari Farzan Liu, jadi Bastian tidak enak untuk menjawabnya di depan Adelia, dia hampir bisa menebak maksud dari panggilan itu.

“Aku tahu, nomor telepon kalian, aku belum menghapusnya, apa ada sesuatu?” Tanya Bastian dengan tanpa ekspresi.

"Bastian, aku ingin memintamu keluar dan bertemu, dengan... atas namaku sendiri, apa bisa?"

Nada bicara Farzan Liu seperti karyawan memohon ke pemimpin.

Mendengar itu, Bastian setidaknya sudah tahu, dia diam selama dua detik dan berkata:

"Oke, kamu buat janji tempat dan waktu, aku akan menemuimu."

Farzan Liu mungkin tidak membayangkan bahwa Bastian akan mengiyakan dengan begitu bahagianya, tapi malah tercengang untuk waktu yang lama, seperti sedang memikirkan waktu dan tempat.

"Sekarang saja, di kafe di Jalan Lintas Bintang."

Setelah menutup telepon, Bastian menghabiskan dua menit di ruang kerja, seperti memikirkan sesuatu.

Setelah turun, Adelia sudah mencuci piring di dapur. Bastian berdiri di pintu, menatap punggung Adelia, tiba-tiba ada keinginan untuk memeluknya dari belakang.

Bahkan, Adelia dulu sudah membuatnya mengalami banyak jenis luka, tapi dia sudah melepaskannya. Adelia pada dasarnya tidak jahat, dia bahkan sangat pengecut, jika tidak di bawah pengaruh keluarga Liu, dia juga tidak akan memperlakukannya seperti itu sebelumnya.

Sekarang dia sudah melepaskannya, Bastian secara alami tidak menyalahkannya, dia masih merasa sakit hati ketika memikirkan penderitaan Adelia baru-baru ini.

Tapi apa yang bisa mereka lakukan? Mereka bukan suami istri lagi.

"Adelia, aku ada sedikit urusan di perusahaanku, aku harus mengurusnya."

"Jika kamu bosan di rumah, pergi belanja saja."

Bastian berkata.

Adelia menoleh dan tersenyum ringan:

"Oke, kamu pergi bekerjalah, jangan khawatir tentang aku."

"Jika kamu ingin pulang untuk makan, katakan saja padaku terlebih dahulu, aku akan membuat makanan dan menunggu kamu kembali."

Bastian tertegun sejenak, lalu mengangguk sambil tersenyum:

"Oke, aku mengerti."

Setelah dia meninggalkan rumah, Adelia lanjut mencuci piring namun air matanya tidak bisa berhenti menetes

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
4 tahun yang lalu