Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 152 Menerima interogasi

"Susanti, kamu naiklah, aku masih ada sedikit urusan, jadi tidak kembali ke Perusahaan."

Bastian mengendarai mobil sampai depan pintu perusahaan, lalu berkata kepada Susanti.

"Baik, kalau begitu aku kembali ke kantor melanjutkan pekerjaan ku." Setelah Susanti turun dari mobil, dia melambaikan tangan kepada Bastian , wajahnya penuh dengan senyuman.

Melihat sebuah senyuman yang manis, membuat suasana hati Bastian membaik, dia berkata:

"Kirimkan alamat rumahmu, agar nanti aku bisa mengantar gaunmu."

Gaun yang di pakai Susanti semalam masih berada di kamar Bastian , belum diambil.

"Iya, nanti aku kirim alamat ku melalui hp. "

Selesai berkata, Susanti berjalan masuk ke dalam Perusahaan.

Dalam satu malam, dia telah banyak berubah. Dulu tidak peduli banyak beban atau kehidupannya terasa susah, dia tetap aktif dan bersemangat. Tapi sekarang, dia memiliki banyak pemikiran, dan semuanya berkaitan erat dengan Bastian .

Setelah memasuki departemen, seketika Susanti menjadi pusat perhatian semua orang, bahkan direktur penjabat departemen juga berada disana.

"Susanti, ternyata kamu adalah adik perempuan dari direktur perusahaan ini ! kamu sangat pandai berakting !"

"Dengar kabar semalam direktur merayakan pesta ulangtahun mu dengan meriah, benarkah itu, kenapa kamu tidak mengundang kami, apakah kamu tidak menganggap kami ini sebagai temanmu?"

"Susanti, sebenarnya direktur itu kakakmu atau pacarmu, kenapa Sasha bilang dia itu pacar mu? "

Menghadapi situasi ini, Susanti terkejut, tanpa bisa berkata apa-apa dia melihat Siska dan Sasha yang tertawa disana.

……

Saat ini di pintu masuk perusahaan, Bastian menelpon kantor lelang dan berbicara dengan Levis, bahwa dirinya sebentar lagi akan ke kantor lelang untuk di interogasi oleh polisi.

"Manager Levis, sekarang juga aku akan kesana, kamu boleh mengabari mereka agar datang membuat transkrip untuk ku."

"Tapi waktu ku tidak banyak, semoga mereka tidak menunda terlalu lama waktu ku."

Setelah menutup telpon, Bastian mengendarai mobil menuju kantor lelang.

Saat tiba di kantor lelang, polisi yang akan membuat transkrip telah datang. Bagaimanapun, mereka juga tidak akan membiarkan tuan muda Keluarga Yue menunggu mereka, jadi begitu Levis menelpon, atasan langsung menyuruh mereka kemari, dan dalam proses pembuatan transkrip, mereka tidak boleh bertindak tidak hormat kepada Bastian .

Bastian hanya tersangka, bukan pelaku.

"Sudah membuat dua polisi menunggu lama. "

Setelah sampai, Bastian dengan ekspresi sedikit sedih menyapa mereka.

Yang datang membuat transkrip ada dua orang polisi, yang satu setengah baya, dan yang satu lagi masih muda, bertanggung jawab untuk membuat catatan riwayat.

"Tidak, kami juga baru datang." Polisi setengah baya segera berdiri menyalami Bastian , dan memperkenalkan diri: "aku Suparman, dan kamu pasti adalah Tuan Bastian . Hari ini kami datang hanya untuk membuat transkrip, mengenai penyelidikan tentang kasus kematian Chakra dan Jadrian. "

Ini di kantor Levis, dia sendiri yang menuangkan teh, lalu duduk di samping Bastian dan berkata kepada Suparman :

"Polisi Suparman, semoga kalian bisa lebih cepat, karena tuan muda sangat sibuk, dan sengaja meluangkan waktunya."

Suparman tergesa-gesa berkata :

"Tenang, paling lama setengah jam saja, tidak akan terlalu lama. "

Saat ini, mata Bastian memerah, sambil menghela nafas dia berkata:

"Mengenai Jadrian aku tidak tahu apa yang telah terjadi padanya, tapi kematian kak Chakra sangat disesali. Waktu itu aku dan kak Chakra berada di mobil yang sama, kemudian mobil kami jatuh ke sungai, dan saat itu aku sedang ketakutan, tapi berhasil melarikan diri, hanya saja tidak sempat memperhatikan kak Chakra lagi."

Mendengar penjelasan ini, Suparman berkata untuk menenangkan :

"Tuan Bastian aku turut prihatin, dalam situasi seperti itu, bisa menyelamatkan diri itu sudah bagus."

"Yang ingin aku ketahui, kenapa taksi itu bisa jatuh ke sungai? lalu supir taksi, tampangnya seperti apa? kami sudah melakukan penyelamatan dalam waktu lama, hanya menemukan mayat Chakra, tapi tidak menemukan mayat supir tersebut. Waktu itu apakah kamu ada memperhatikan dia pergi kemana? "

Bastian yang mendengar perkataan itu, tangannya sedang memegang teh panas, dan badannya sedikit gemetaran, lalu dia berkata:

"Waktu itu aku sungguh tidak tahu kenapa mobil bisa jatuh ke sungai, supir itu memakai masker, aku dan Kak Chakra pergi ke perusahaan dengan mobilnya. Kemudian keluar dari perusahaan juga menggunakan mobil nya, namun dalam perjalanan ke perusahaan telah terjadi sesuatu, Kak Chakra yang sedang mabuk, tiba-tiba tanpa sebab menampar supir tersebut. "

Mendengar penjelasan ini Suparman mengerutkan dahinya :

"Chakra menampar supir itu? apakah supir itu membalasnya? apakah di dalam mobil telah terjadi pertengkaran di antara mereka?"

Bastian menggelengkan kepala:

"Tidak, saat itu aku berhasil melerai mereka, dan aku terus-menerus menyuruh supir itu untuk meminta maaf kepada kak Chakra. Aku memberitahu nya kalau Chakra adalah bos dari Perusahaan Chakra dinamika, kalau kamu tidak minta maaf maka masalah ini tidak akan selesai. Supir itu bisa mengalah, dia meminta maaf, tapi tidak tahu apakah karena kejadian ini, dia sengaja mengendarai mobil sampai jatuh ke sungai. "

"Karena memperhatikan keselamatan diri, jadi aku tidak memperhatikan lagi apa yang terjadi pada supir itu. Yang penting begitu berhasil menyelamatkan diri aku langsung melapor polisi, juga telah membuat transkrip, semua ini bisa kalian periksa kebenarannya."

Selesai mendengar Suparman menganggukkan kepala:

"Malam itu petugas kami memang benar telah menerima laporan pengaduan dari tuan Bastian . "

"Tuan Bastian, mengenai masalah Chakra mentransfer asetnya atas namamu, kami juga ingin memahaminya. Sebelum terjadi musibah tersebut, Chakra tidak tahu dia akan mati. Kenapa saat masih hidup, dia sudah membuat dokumen perjanjian transfer, dan ingin menyerahkan kekayaan yang telah susah payah dikumpulkan, kepada kamu orang yang baru dikenalnya?"

"Berdasarkan info yang kami ketahui, Chakra adalah orang yang gila harta, apalagi saat berbisnis, dia sama sekali tidak mengikuti aturan. Orang seperti ini, bisa mentransferkan asetnya kepada orang luar, ini sangat tidak logika."

"Semoga tuan Bastian bisa memberikan keterangan yang masuk akal."

Mendengar ini, Bastian sedikitpun tidak panik, malah dengan sangat tenang menjelaskan :

"Aku tahu semua orang akan curiga kematian kak Chakra ada hubungannya dengan ku, tapi sebenarnya mereka tidak tahu kejadian yang sesungguhnya."

"Meskipun aku baru kenal dengan kak Chakra, tapi kami sudah sangat akrab, saat kami baru kenalan, aku sudah memberikan sebuah gedung senilai 160 milyar kepadanya. Dia memberi tahu ku banyak hal, misalnya istri dia Stefani berselingkuh dengan asistennya David, dan menginginkan assetnya. Lalu Jadrian, semua orang tahu kalau dia sangat setia kepada kak Chakra, tapi sebenarnya tidak."

"Dari awal mereka sudah berselisih, karena kak Chakra ingin membersihkan nama baik bisnisnya, makanya dia tidak ingin berkelahi dan membunuh. Apalagi dia sudah berumur, jadi ingin melewati kehidupan dengan tenang. Tapi Jadrian malah mengatakan mereka masih muda, jika tidak menggunakan cara licik, bagaimana bisa menghasilkan uang? "

"Jadi secara pribadi mereka memiliki banyak konflik dengan kak Chakra."

"Aku tidak tahu apakah kematian kak Chakra adalah kecelakaan atau pembunuhan, dan siapa yang telah memberi ide untuk mencelakai nya. Sebenarnya dari awal dia sudah berfirasat dirinya dalam bahaya, lagipula disamping nya tidak ada orang yang bisa di percaya, di tambah lagi dia tidak memiliki ahli waris, dia takut setelah mati nanti assetnya akan dikuasai oleh Stefani dan Jadrian, makanya menyiapkan dokumen perjanjian transfer, yang mana perjanjian ini tidak berlaku sebelum dia mati, dan semua assetnya akan di transfer atas nama ku."

Perkataan Bastian , membuat Suparman membayangkan Chakra yang dikhianati oleh istrinya, memiliki saudara yang tidak harmonis, dan dimana-mana ada orang yang ingin mencelakakannya. Setelah mendengar ini Suparman mengerutkan dahinya, sedikit terkejut mendengarnya, tapi dia setengah percaya.

Dan bertanya:

"Jika benar seperti yang kamu katakan, kenapa Chakra tidak menyerahkan aset nya kepada keluarganya, kepada orang tuanya. Dia tidak menyerahkan assetnya kepada orang tuanya, malah menyerahkannya kepada mu, ini tidak masuk akal."

Bastian menggelengkan kepala, dengan senyum masam berkata:

"Makanya kalian tidak mengerti, ini yang disebut kepercayaan. Dalam kondisi begini, siapa lagi yang bisa dipercayai kak Chakra selain aku? jika dia menyerahkan harta nya kepada orang tuanya, apakah mereka sanggup menghadapi Stefani dan David? lalu apakah sanggup menghadapi Jadrian? "

"Sebelumnya pada saat kak Chakra berkata dan sambil memohon kepada ku, jika terjadi sesuatu padanya, dia meminta ku menjaga baik-baik orang tuanya. Makanya saat dia meninggal, aku segera mengutus orang menjemput orang tuanya untuk tinggal di kota lain. Dan aku membuka kan rekening untuk mereka, dalamnya ada saldo 40 milyar. Biaya pengeluaran mereka selanjutnya aku yang urus, termasuk dana pensiun, dan semua ini bisa kalian selidiki sendiri."

Novel Terkait

Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu