Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 371 Leonardo Yang Bejat

Begitu memasuki klub malam, orang-orang bermabuk-mabukan, suasana kecanduan tiba-tiba datang.

Di bawah lampu yang berkedip penuh warna, di lantai dansa yang dipenuhi semua jenis laki-laki dan perempuan yang saling terjalin. bersulang, dan berpelukan. Bahkan seorang Bastian yang dulunya adalah tuan muda pertama di kota Juragan menyesali perbuatan orang-orang ini yang boros uang.

Orang-orang yang datang bermain ke tempat seperti ini, baik orang kaya atau bangsawan, kebanyakan pria adalah pria sukses berumur di atas 30 tahun. sedangkan wanita berusia di bawah 25 tahun.

Di antara orang-orang itu, bahkan ada beberapa artis terkenal.

Dan di atas panggung saat ini bahkan lebih baik jika dinyanyikan seorang artis yang terkenal sehingga membuat suasana lebih meriah.

Berdasarkan nilai dan popularitas artis papan atas ini, jika ingin mengundangnya untuk bernyanyi di tempat seperti klub malam ini yang dibutuhkan bukan hanya sumber daya keuangan yang kuat, tetapi lebih membutuhkan latar belakang yang memuncak hingga ke langit.

Klub malam bistronomix dapat melakukan ini untuk memperlihatkan kekuatannya,

"Wow! Kak Leonardo benar-benar mengundang semua artis terkenal!"

Mata Jasper tertuju pada artis papan atas yang mengenakan pakaian seksi, bernyanyi, dan tampil di atas panggung:

Bastian yang mendengarkan dari samping, dia mengernyitkan keningnya dan menarik lehernya mendekat kemudian mengatakan:

"Jika kamu suka mempermainkan wanita, jangan beri tahu aku bahwa kamu ingin naik jabatan atau pun ingin bekerja."

"Aku tidak ingin bekerja sama dengan sampah yang hanya bisa berpikir menggunakan tubuh bagian bawah!"

Warner Zhao yang berdiri di sisi lainnya juga memandang Jasper dengan tatapan sedikit tidak puas, di saat begini, si sampah Jasper masih memikirkan wanita.

"Tidak benar, aku hanya bercanda, bercanda."

"Seorang pria tentu saja lebih mementingkan pekerjaan, wanita hanyalah kentut!"

Jasper tersipu malu dan berkata.

Bastian tidak banyak bicara dengannya lagi, sekelompok orang bahkan tidak ingin tinggal lebih lama di sana, kemudian langsung berjalan menuju ke lantai dua. Di lantai dua penuh dengan kamar pribadi terpisah, Jasper berjalan didepan sembari berkata:

"Kak Bastian, aku hanya tahu kak Leonardo berada di dalam sini, tapi aku tidak tahu di kamar mana dia berada."

"Tapi ada satu kamar pribadi di lantai dua yang tidak pernah dibuka untuk umum, itu adalah kamar pribadi khususnya. jika dia berada di sini, maka seharusnya sekarang dia sedang bersenang-senang di dalam."

Bastian menganggukkan kepalanya dan bertanya kepada Warner:

"Apa kameranya sudah siap?"

"Tuan Bastian jangan khawatir, aku membeli kamera terbaik, bahkan jika cahayanya redup, kamera ini pasti bisa memotret dengan jelas."

Warner berkata sambil menganggukkan kepalanya dan memegang kamera.

Dengan cepat mereka tiba di dekat kamar pribadi terdalam di lantai dua yang bernama "Dunia Malam", dan ada empat orang yang sedang berjaga di depan pintu kamar pribadi.

Jelas keempatnya adalah orang elite, masing-masing dari mereka berdiri tegak, meskipun tidak ada kejadian khusus di sekitar mereka tapi mereka tetap bertahan di posisi, dan berpatroli tanpa mengucapkan sepatah kata, mereka penjaga yang cukup setia.

"Berhenti!"

Melihat kedatangan Jasper, salah seorang pengawal langsung mengulurkan tangannya untuk menghalangi Jasper, lalu ketiga pengawal lainnya di saat bersamaan meraba pinggangnya, seolah tampak siap mengambil sesuatu dari sana yang dapat berakibat fatal.

"Aku adalah Jasper Wu! aku datang mencari kak Leonardo, minggir!"

Jasper berteriak dengan keras, namun kali ini, pengawal justru tidak memperlakukannya seperti seorang sekuriti.

"Maaf, tapi Leonardo tidak bisa menemui orang lain karena ada urusan penting. jika ingin mencarinya, silahkan kembali lagi nanti."

"Urusan penting? hehe, bukannya menghisap barang itu? ayahku sudah melarang kami supaya jangan pernah menyentuh barang itu. lebih baik kalian minggir, atau kalian akan merasakan akibatnya!"

Jasper menyunggingkan senyum dingin di wajahnya.

"Kami tidak peduli kamu siapa, cepat pergi, atau jangan salahkan kami karena tidak sungkan!"

"Dan lagi, kamu harus tahu apa yang boleh dikatakan dan apa yang tidak boleh dikatakan. jangan asal berbicara tanpa bukti, hati-hati karena itu akan membahayakan dirimu."

Suara pengawal terdengar dingin, bahkan terlihat lebih galak dari Jasper.

Dia tahu siapa Jasper, tetapi mereka tidak memperdulikannya, dan bahkan mengancamnya.

"Kamu!"

Jasper kesal hingga menggertakkan giginya.

Dan pada saat ini, Bastian yang berada dibelakangnya melambaikan tangannya ke arah Thomas dan Kimmy.

Keduanya segera melintas bagaikan hantu di malam hari. dan bahkan keempat pengawal elite ini tidak berkesempatan untuk bereaksi, masing-masing leher mereka ditikam oleh sebilah pisau.

Thomas dan Kimmy menangkap keempat jasad dan menyeret mereka ke tangga dengan pelan.

Melihat gerakan terampil dari kedua orang, Warner dan Jasper tidak bisa menahan guncangan dan berpikir itu terlalu kejam, apa membunuh orang tidak memerlukan alasan...

"Langsung masuk, Warner, begitu masuk kamu langsung mulai memotret, potret adegan Leonardo menghisap narkoba."

"Baik."

Jasper dan Warner menganggukkan kepalanya di saat bersamaan, kemudian Jasper langsung mendorong pintu dan berjalan masuk ke kamar pribadi.

Begitu pintu terbuka, ledakan musik terdengar seperti akan membuat jantung manusia ikut berjoget, suara keras dari speaker yang memekakkan telinga ada ritmenya.

"Aakhh!"

Lampu di dalam kamar dinyalakan sedemikian redup, jika ada seseorang yang membuka pintu, tidak ada seorang pun di dalam yang menyadarinya.

Di bawah cahaya yang redup, suara jeritan seorang wanita terdengar di telinga Bastian dan yang lainnya. Bastian memalingkan matanya dan melihat seorang pria bertubuh kekar yang sedang memeluk wanita telanjang dan saling menggoyangkan tubuh mereka.

Sedangkan di sekeliling pria itu di kelilingi belasan wanita berparas cantik yang sama telanjang dan bertubuh seksi.

Para wanita ini mengelilingi di sekitar pria itu, mereka semua berusaha mendekatkan bibir mereka ke berbagai bagian tubuh sang pria.

Karena cahaya lampu sangat redup, ditambah suara musik yang terlalu mengejutkan, juga karena orang-orang ini sudah terlalu menikmati suasana. jadi bahkan jika Bastian dan yang lainnya masuk, sama sekali tidak ada seorang pun yang menyadarinya.

Warner sudah mulai memotret, Bastian dan Jasper tidak bersuara sedikitpun.

"Ah!"

Pria bertubuh kekar di dalam kamera bergerak dengan hebat, tiba-tiba dia mengeluarkan suara geraman yang keras, hingga seiring berjalannya waktu, tubuhnya perlahan merasakan kelelahan. dia berbaring lemah di atas perut seorang wanita yang berada di bawahnya, dan kemudian dua wanita lainnya segera membawakan piring di atas meja kaca ke dadanya dengan terampil.

Di dalam piring itu berisikan penuh bubuk putih, di bagi menjadi beberapa potongan menggunakan kartu bank, sebuah sedotan disodorkan oleh seorang wanita yang lainnya.

Leonardo yang sudah selesai beraktivitas, dia menghisap sabu dengan keras sambil menikmati hingga seluruh badannya mencapai di satu titik puncak tertinggi.

"Selesai!"

Mata Jasper berbinar-binar ketika melihatnya, dan bertanya:

"Warner, apa sudah di potret?"

Warner memberi isyarat 'ok' dengan jari tangannya.

"Sudah!"

Jasper mengulurkan tangannya dan menghentak dengan kuat, cahaya lampu di dalam kamar dinyalakan kian terang, dengan cermat dia bergegas berjalan menuju pintu dan mematikan semua musik dari konsol suara.

Seluruh kamar pribadi tiba-tiba menjadi terang, dan musik yang memekakkan telinga juga mendadak lenyap.

"Sial! apa yang terjadi!"

Leonardo menggeram kesal, dia menghalangi cahaya lampu yang menusuk mata dengan satu tangan, dan kemudian tiba-tiba bangkit berdiri.

Sekelompok wanita juga tidak bisa membuka mata mereka karena terangnya cahaya lampu yang tiba-tiba dinyalakan.

"Kak Leonardo, nampaknya kamu sangat menikmati di sini, hehe!"

Jasper berjalan ke hadapan Leonardo dan berkata dengan wajah tersenyum dingin.

"Kamu ya? siapa yang memberimu nyali, beraninya kamu datang mengganggu kesenanganku, cepat keluar!"

Leonardo perlahan-lahan mulai menyesuaikan cahaya lampu, dia melihat orang itu adalah Jasper, dan tiba-tiba berteriak kesal.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu