Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 196 Berjumpa dengan Yeni.

Keesokan harinya, Raffy Cui dan Nicholas Xiao berjalan keluar dengan tidak stabil dari bar.

Kedua orang ini bersenang-senang semalaman, mereka masuk dari tadi malam dan baru keluar pagi ini, sekujur badan penuh dengan bau alkohol.

“Ayo pulang untuk tidur, tidur di sofa bar ini membuat pinggangku kesakitan.”

Raffy Cui menguap beberapa kali, kepalanya sedikit pusing lalu seluruh tubuhnya kesakitan.

“Kamu kesakitan karena tidur atau meniduri perempuan sampai kesakitan, Hahaha!”

Nicholas Xiao mengolok-oloknya, lalu berkata:

“Tidak tahu apakah Ayahku sudah keluar, sebentar lagi saja baru pulang, kalau tidak Ayahku akan memarahiku lagi.”

Raffy Cui melihat jam, lalu berkata:

“Sudah hampir siang hari, Paman pasti sudah keluar rumah, perusahaannya masih sangat sibuk. Apa yang kamu takutkan, ayo pulanglah, aku sangat mengantuk.”

Kedua orang saling memapah, lalu masuk ke dalam mobil.

“Raffy, apakah kamu dapat mengendarainya, kalau tidak kita panggil supir sewa saja, kamu jangan sampai mengemudi mobilnya sampai ke selokan.” Melihat Raffy Cui terus menerus menguap, Nicholas Xiao sedikit tidak tenang.

“Tidak perlu, aku tidak apa-apa!”

Raffy Cui bergegas kembali tidur, kaki menginjak pedal gas langsung mengendarai pergi mobilnya.

…………..

“Kak, apakah kakimu sedikit membaik?” Disisi lain, Susanti sedang mendorong Bastian keluar untuk berjemur sinar matahari.

Cuaca hari ini lumayan bagus, matahari yang cerah, suasana hati Bastian juga sangat bagus. Dia sudah berdamai dengan Fernando Li, selain itu juga menjalin hubungan kerjasama. Perusahaan Frudajaya milik Fernando Li adalah perusahaan senior di Kota Tajo. Seperti kata pepatah, orang kuat sedikit sulit untuk mengalahkan orang lokal, Fernando Li ini adalah orang lokal asli kota Tajo, bahkan Willy Xiao juga harus menghormatinya.

Dan juga terkait Willy Xiao, sekarang juga tidak mempertimbangkan dengan cermat, Bastian merampok 100 miliar darinya, sepenuhnya dapat menutupi kerugian yang disebabkan oleh Willy Xiao ketika dia menyerang Perusahaan Ninetop.

“Sudah jauh lebih baik.” Bastian berkata: “Susanti, untung ada kamu yang merawatku setiap hari dalam beberapa waktu ini. Jika kalau bukan kamu yang merawatku dengan teliti, aku juga tidak akan sembuh secepat ini.”

Susanti terkikik, lalu mengulurkan kepala kecilnya dari belakang, berkata:

“Tidak usah sungkan denganku, selama kamu dapat segera sembuh, tidak masalah jika aku bekerja lebih keras.”

Mendengar perkataan Susanti, dalam hati Bastian sedikit terharu. Teman yang dia kenal di kota Tajo, jika dihitung dengan serius hanyalah Susanti seorang. Dikatakan bahwa berteman sangat susah, teman yang seperti Susanti sangat mirip keluarga, lebih susah didapat lagi.

“Susanti, gaji bulan ini, aku akan menyuruh departemen keuangan memberimu gaji tertinggi berdasarkan tingkat kepala.”

“Selain itu, ketika kamu kembali ke perusahaan kali ini, kamu langsung dapat dipromosikan sebagai kepala, kamu tidak perlu mengikuti ujian lagi.”

Kata Bastian.

“Hha?” Susanti mendengar ini langsung tetegun, lalu bergegas berkata: “Tidak tidak, tidak boleh karena kamu adalah kakakku jadi aku melewati jalur belakang. Dipromosikan sebagai kepala harus mengikuti ujian, harus diperlakukan setara.”

“Selain itu, kamu….kamu memberiku gaji berdasarkan gaji normal saja. kamu adalah kakakku, aku menjagamu adalah seharusnya yang kulakukan sebagai saudara, bukan untuk uang.”

Susanti yang terlihat panik karena takut Bastian salah paham.

Bastian melihat keadaan ini, melihat gaya Susanti yang lucu, tidak bisa menahan untuk memegang tangannya, berkata:

“Kamu yang salah paham, aku bukan membiarkanmu melewati jalur belakang. Ujian hanyalah sebuah alat saja, yang diujikan juga adalah teori, semua orang tahu jelas tingkat kemampuan bisnismu. Meskipun sekarang kamu kembali dan menjadi kepala, juga tidak ada orang yang berani mengatakan bahwa kamu melewati jalur belakang. Kamu adalah orang yang berperfoma paling bagus didepartemenmu.”

“Terkait gaji, itu adalah sedikit ketulusanku. Tubuh Ayahmu tidak begitu sehat, berobat memerlukan biaya, Adikmu juga masih perlu sekolah, juga membutuhkan biaya, kamu hanyalah seorang gadis dan harus menanggung semua beban keluarga, itu benar-benar sangat melelahkan. Aku yang sebagai kakak ini juga sangat kasihan padamu.”

Mendengar perkataan Bastian, merasakan kehangatan yang besar, Susanti dengan langsung bergetar, lalu berkata:

“Kalau begitu…..kapan aku bisa membawamu pergi bermain ke rumahku.”

“Meskipun keluargaku dipedesaan, tidak begitu kaya, tetapi pemandangan disana sangat bagus, orangtuaku juga sangat ramah dengan tamu.”

Bastian mendengar ini, tersenyum lalu menganggukan kepala, berkata:

“Baik, setelah kakiku sembuh, aku akan menemanimu pulang kerumah.”

Kedua orang sedang berjalan ditepi jalan sambil mengobrol, tiba-tiba sebuah mobil berhenti ditepi jalan depan mereka. Seorang pria keluar dari pintu pengemudi dengan tergesa-gesa, pria itu keluar dari mobil sambil bertaya kepada orang yang didalam mobil:

“Yeni, obat apa yang tadi kamu katakan? Aku sudah lupa!”

Yeni mendengar ini juga turun dari mobil, lalu berkata:

“Sebaiknya aku pergi membelinya denganmu.”

Pria muda itu bergegas melambai tangan, berkata:

“Aku saja yang pergi membelinya, kamu harus berhati-hati dengan janinmu. Kamu berikan kotak obat itu saja padaku, aku akan menunjukkannya kepada penjaga toko maka sudah bisa.”

Yeni dengan perut yang besar, memang tidak terlalu leluasa. Dia bersiap mencari kotak obat didalam mobil, tiba-tiba sebuah suara yang semangat terdengar:

“Yeni!”

Suara ini sangat keras, seolah-olah dapat menembus langit.

Seluruh tubuh Yeni bergetar, bahkan jika dia tidak mengangkat kepalanya, dia juga dapat mengenali pemilik suara ini. Suara ini, adalah suara yang dirindukannya, adalah suara yang dirindukannya sampai kedalam mimpi.

Dia dengan perlahan menegakkan dirinya, menopang pintu mobil, dengan tidak percaya mengangkat kepalanya, mengikuti arah suara itu.

Dia melihat Bastian yang duduk dikursi roda, Bastian juga lebih terkejut, dengan tidak percaya memandang Yeni.

Keempat mata saling memandang, seluruh dunia seolah-olah menjadi hening, hanya tersisa mereka berdua.

Pada saat ini, Susanti juga tertegun, dia tidak menyangka akan bertemu dengan Yeni lagi disini, dan juga bersama dengan Bastian.

“Kak Bastian?”

Pria muda itu juga tertegun ketika melihat Bastian.

Dia adalah Sarim, Sarim memandang Bastian dan Yeni, dalam sekejap juga terbodoh, melihat gaya Bastian dan Yeni, sepertinya mereka saling kenal?

“Yeni, kalian…..saling kenal?” Tanya Sarim.

Tetapi pada saat ini, Yeni mana mungkin akan terdengar suaranya, sekarang didalam otak Yeni penuh dengan Bastian.

Meskipun dia bersumpah untuk tidak berjumpa dengan Bastian lagi, seumur hidup ini tidak akan berjumpa Bastian lagi. Tetapi ketika dia melihat Bastian, pemikiran dan perasaan itu, dalam sekejap seperti air mata dimatanya, tidak bisa berhenti mengalir keluar.

“Yeni!”

Mata Bastian juga sudah memerah, meskipun dia sudah menghibur dirinya sendiri bahwa Yeni sudah memiliki pacar, dia tidak perlu memikirkan wanita ini lagi.

Tetapi ketika dia berjumpa dengan Yeni lagi, dia tetap tidak bisa menipu dirinya sendiri. Yeni adalah orang yang selalu dia rindukan dan cintai. Mengatakan akan melepaskannya, hanyalah sedang membohongi diri sendiri.

“Aku sangat merindukanmu! Jangan pergi!”

Air mata bastian mengalir keluar dari matanya, lalu berteriak kepada Yeni.

Dengan bersemangat, dia langsung terjatuh dari kursi roda, lalu berjuang mati-matian merangkak kearah Yeni.

Raut wajah Susanti juga berubah, dengan segera berlari kesana lalu memapah Bastian:

“Kak, kamu jangan seperti ini, kakimu masih belum sembuh.”

Bastian seperti orang gila, dia takut Yeni akan pergi lagi, dengan cepat mendorong Susanti lalu semakin kuat merangkak ke arah Yeni lagi:

“Yeni! Yeni!”

Susanti yang didorong kesisi lain olehnya, berjongkok ditanah dan mulai menangis. Meskipun dia merawat Bastian sepanjang hari selama sebulan, tetapi pada akhirnya tetap tidak bisa menandingi perjumpaan Bastian dan Yeni.

“Bastian!”

Yeni melihat gaya Bastian, hatinya tiba-tiba merasa sakit, juga tidak peduli dengan apapun, bergegas berlari kecil kearahnya.

Tetapi pada saat ini, sebuah mobil dengan tidak stabil disekitar, tiba-tiba berbelok kearah sini dengan sedikit diluar kendali.

Supir mobil itu seperti sedang mabuk, dengan rem mendadak, mobil itu mengarah ke belakang mobil Sarim.

“Hati-hati!”

Pada saat ini, hanya Susanti yang melihat kecelakaan ini terjadi, bergegas memperingatkan dengan keras.

Tetapi kecelakaan terjadi begitu cepat, mobil sudah tertabrak.

Hanya mendengar suara ‘baam’ yang keras, kedua mobil saling bertabrakan. Sarim dan Yeni sepertinya pada saat bersamaan terhentak keluar oleh pintu mobil. Sarim berguling beberapa kali ditanah, kepalanya pecah dan berlumuran darah, sedangkan Yeni juga berguling beberapa kali ditanah lalu pingsan ditempat.

Bastian dan Susanti juga tampak terbodoh sejenak, kepala Yeni bukan hanya pecah dan berlumuran darah, tetapi bagian tubuh bawahnya juga berlumuran begitu banyak darah.

“Yeni!!”

Seluruh badan Bastian gemetaran, merangkak dengan cepat kearah Yeni.

Dan tepat pada saat ini, mobil yang menyebabkan kecelakaan juga membuka pintu mobil, hanya melihat raut wajah Raffy Cui dan Nicholas Xiao yang memucat berjalan keluar dari mobil.

“Bastion Ye?”

Ketika kedua orang itu melihat Bastion Ye yang seharusnya sudah meninggal, dengan langsung terkejut dan terduduk ditanah.

Novel Terkait

Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu