Mendadak Kaya Raya - Bab 120 Sewa

“Aku mengerti, ya sudah kalau begitu sampai sini dulu saja.” Desta merapatkan bibirnya lalu berpikir sejenak. Baru setelah itu dia menutup telepoinnya.

“Dalam waktu sebulan membuat perusahaan yang selevel Grup Diamond Blink? Kakek benar-benar terlalu memandang tinggi diriku atau dia begitu memandang rendah kekuatan keuangan dari Group Diamond Blink?” gumam Desta sambil geleng-geleng kepala dan tersenyum pahit. Dalam hati dia semakin mengeluh kepada kakek keluarga Chu.

“Tuan Desta, bagaimana hasilnya?”

Setelah Desta berbalik, Domi langsung bertanya dengan cemasnya.

Desta menggaruk-garuk kepalanya lalu tersenyum dengan canggung, “Aku sudah bertanya dengan sejelas-jelasnya. Uang empat ratus milyar itu untuk saat ini tidak bisa dikeluarkan. Setidaknya butuh waktu satu bulan baru bisa. Menurutmu, bagaimana cara terbaik untuk menangani ini, apa mau mengambil lagi vila ini?”

“Tidak, tidak perlu!” Domi langsung menggelengkan kepala, “Setelah tahu kalau empat ratus milyar itu dibekukan, kami sudah bertanya dan melakukan rapat dadakan dengan para pimpinan Eling Bening. Kami percaya anda yang bisa menggerakkan uang sebesar empat ratus milyar, pasti bukanlah seorang penipu, sekarang hanya mengalami sedikit masalah saja sehingga pembayaran dibekukan. Jadi kami Eling Bening bersedia tetap menjaga vila ini untuk anda. Dalam waktu sebulan setelah pembayaran itu sudah tidak dibekukan lagi maka vila ini tetap akan menjadi milik anda. Hanya saja....”

“Hanya saja apa?”

“Hanya saja sekarang vila ini masih belum boleh anda tinggali.” Kata Domi sedikit gugup.

Desta mengerutkan keningnya lalu melihat ke pemandangan vila sekarang yang begitu ramai. Dia tak berdaya dan hanya bisa berkata, “Sial, jadi sia-sia saja. Aku mengerti. Aku akan menyerahkan kuncinya lagi kepadamu tapi nanti kamu harus membantuku ya. Nanti jangan banyak bicara dan jangan bicara sembarangan.”

“Aku tahu. Aku pasti tidak akan berani banyak bicara.” Domi menutup mulutnya dan bersumpah menjamin semuanya.

Desta mengangguk lalu mereka pun kembali masuk ke dalam vila. Keluarga dari Desta telah memberikan perintah atau larangan untuk tidak boleh mengungkapkan identitas aslinya jadi dia harus mencari alasan yang masuk akal lain dalam membeli vila seharga empat ratus milyar ini. Kalau tidak, Keluarga Chen pasti akan jadi lalat yang menemukan celah telur pecah yang mengitarinya dan meributkannya.

Di saat inilah, di dalam vila pusat, Wulan bertolak pinggang dan tatapan matanya sangat senang sekali dan bangga. Dia menunjuk-nunjuk berbagai macam dekorasi dan hiasan vila itu, memberi perintah dengan tegasnya, “Tempat ini, setidaknya perlu menambahkan patung batu dari giok. Kalau tidak, rumah sebesar ini kalau terlalu kosong malah terlihat menyeramkan dan aneh."

Padahal jelas-jelas Desta belum menyetujui Wulan ikut tinggal di sini tapi Wulan seolah sudah menganggap dirinya sebagai pemilik vila ini. benar-benar orang yang tidak tahu malu.

Gito yang ada di sampingnya hanya terus mengangguk, “Memang ini terlalu besar tapi anggota keluarga kita kan tidak sedikit. Nanti kalau Vina dan Andre ikut pindah dan ketika mereka punya anak nanti, kita juga harus menyiapkan kamar bayi juga kan.”

Mendengar ini, Wulan seketika itu bahagia dan sangat bersemangat. Dia pun berjalan ke sampping Vero. Lalu berkata dengan nada bicara seolah mau mendiskusikan sesuatu, “Vero, nanti kamu bilang ke Desta ya untuk memberikan kamar utama vila ini untuk kakakmu dan Andre. Jika tidak ada masalah apapun, mereka akan segera menikah. Dan jika saat itu tiba, kamar pengantin haruslah menggunakan kamar terbaik dong. Tidak mungkin membiarkan pengantin tidur di kamar tamu dong. Nantinya malah membuat bahan ketawa saja kan?”

“Apa?” mendengar ini, Vero sangat terkejut. Dia sangat tahu jelas, selama tiga tahun ini, Desta sudah menderita sekali di samping Vina. Di hatinya pasti juga sangat kesal dan jengkel kepada Vina. Jika menyuruh Desta untuk menyerahkan kamar utama untuk Vina dan Andre, Desta pasti bisa sangat marah.

“Apa yang kamu ragukan?” Di saat Vero ragu, Wulan langsung melototinya lalu mencubit Vero sekuat tenaga, menggertakkan gigi dan memakinya, “Kamu dan Desta kan baru memulai hubungan kalian, tidak mungkin menikah dalam waktu dekat ini. Memang kenapa kalau menyerahkan sebentar kamar utama kepada kakakmu, setidaknya kan setelah itu kamar utama juga akan dikembalikan ke kalian. Kamu ini benar-benar pelit sekali, dari kecil sampai sebesar ini kakakmu itu benar-benar sia-sia saja menyayangimu!”

Walaupun Wulan mengatakan begitu dari mulutnya, tapi Wulan tahu jelas dan memperhitungkan dengan matang dalam hatinya. Setelah Vina dan Andre pindah dan tinggal di kamar utama maka tidak akan mungkin ada yang bisa menyuruh anaknya pindah dari kamar itu? jika ada yang berpikir begitu, itu terlalu polos sekali!

“Kapan dia pernah menyayangiku....” gumam Vero yang berderita dan tampak tersudut di sana.

Di saat inilah, Wulan melihat ke foto Desta dan Vero yang digantung di dinding. Wajahnya seketika itu menunjukkan ekspresi yang tidak menyenangkan, “Desta ini juga keterlaluan deh. Baru saja memulai pacaran denganmu saja sudah begitu resmi dan terlihat hebat begini. Dulu ketika bersama Vina kenapa aku tidak pernah melihat dia bersikap dan memperlakukan Vina dengan baik. Dan dia masih saja dnegan tidak malunya mengatakan kalau Vina tidak menjaga etika wanita. Tidak berkaca dan melihat dirinya sendiri seperti apa!”

“Ibu...” teriak Vero dengan lemahnya.

“Cih, Aku tidak peduli. Nanti kamu harus menyuruh Desta untuk menurunkan foto ini lalu menggantinya dengan foto Vina dan Andre. Mereka akan segera menikah. Kalau di sini tidak memajang foto mereka, itu sangat tidak pantas!” kata Wulan dengan yakinnya.

“Ibu, kamu jangan tidak tahu diri dan melewati batas ya. Ini adalah rumah Desta. Mana mungkin boleh memajang foto orang lain?” kata Vero dengan tidak senang.

“Apanya yang tidak boleh!” Wulan melotot. Dan ekspresinya sangat galak sekali, “Kenapa, sekarang kamu sudah merasa hebat ya dan lebih memihak ke orang luar. Di matamu ini masih ada aku sebagai ibumu tidak sih. Aku sudah bilang ganti dengan foto Vina dan Andre ya berarti harus diganti! Jika Desta berani tidak setuju maka jangan berpikir untuk bisa bersama denganmu! Gito, segera telepon Vina untuk datang kesini. Ingat ya juga suruh dia memilih dan membawa fotonya dengan Andre yang paling bagus!”

“Baik, baik, baiklah, aku sekarang akan menelepon Vina.” Gito mengangguk dan segera mengeluarkan ponselnya dari saku celananya.

Melihat sikap orang tuanya itu, Vero sangat kesal dan marah sekali sampai gemetaran. Dia dulu hanya mengira kalau orang tuanya pilih kasih dan lebih condong ke kakaknya. Tapi dia tidak pernah berpikir kalau orang tuanya tidak hanya pilih kasih, tapi sepertinya tidak pernah ada posisi apapun untuk Vero di dalam lubuk hati mereka.

Dia Vero, hanya sebuah alat yang digunakan untuk mendapatkan keuntungan bagi keluarga Chen dan hanya sebagai bidak catur yang dipergunakan untuk kakaknya.

Ketika Gito selesai menelepon Vina, Desta dan Domi berjalan masuk kembali ke dalam vila.

“Yoh, akhirnya selesai bermesrahannya ya. Kalau begitu, sekarang sudah boleh menangani masalah yang di sini kan?” Begitu melihat Desta, Wulan rasanya sudah langsung emosi jadi wajar kalau nada bicaranya terdengar sangat tidak menyenangkan.

Desta tidak peduli dengan itu, dia langsung berjalan ke depan Vero. Begitu melihat ekspresi Vero yang tersudut dan sedih, ekspresi wajah Desta pun jadi muram, “Kenapa, Vero, apa kamu tidak puas dengan vila ini?”

Vero mau buka mulut dan bicara tapi dia benar-benar tidak bisa untuk mengatakan permintaan yang disuruh dan diminta oleh ibunya, Wulan tidak tahu malu sekali dan Vero tidak punya cara lain untuk bilang tidak. Melihat Vero yang terbata-bata dan tidak segera mengatakannya, Wulan pun jadi panik sendiri, “Sudah, sudah, sudah, kamu tidak mau bicara, biar aku saja yang bicara!”

Ketika Wulan mau mengatakan permintaan-permintaannya itu, tiba-tiba Desta mengangkat tangannya dan langsung memotong ucapannya, “Tante Wulan, aku tidak ingin mendengar kamu bicara. Sekarang juga berikan kunci vila ini padaku.”

“Atas dasar apa kamu!”

Wulan melotot lalu berteriak, “Sekarang rumah ini adalah rumahku. Atas dasar apa kamu mengambil kuncinya lagi!”

Desta mengangkat bahunya lalu berkata dengan nada bicara yang santai, “Tidak kenapa-napa. Aku bilang sejujurnya kepadamu ya. Aku sama sekali tidak sanggup membeli rumah ini. Jadi aku hanya bisa membawa kalian masuk ke sini untuk lihat-lihat. Aku meminta temanku yang bekerja di Eling Bening untuk membantuku lalu menyuruh mereka untuk menyewakan vila ini untuk ku gunakan sebentar saja.”

Novel Terkait

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu