Mendadak Kaya Raya - Bab 13: Sudah Cukup Menjadi Pusat Perhatian

"Kamu sedang canda apa? Tempat duduk ini punya mereka? Kamu lihat saja wajah mereka itu apa berhak duduk disini? Masih mau kami pindah ke tempat duduk biasa? Mimpi saja dulu!"

Vina benar-benar marah sekali, kedua tangannya berlipat di depan dadanya, bersikap tidak mau pergi disini.

Kalau orang lain, mungkin dia masih bisa terpaksa berdiskusi sebentar, tapi ingin menyuruhnya mengalahkan posisi ini untuk Desta dan Vero ? Lebih baik suruh dia jangan makan saja sudah.

"Nyonya ini, anda tidak berhak mendominasinya, kalau tidak toko ini akan memasukkan anda ke daftar hitam, kedepannya tidak akan menerima pesanan yang berhubungan dengan anda." Pelayan berkemaja rompi ini juga keringatan.

Dia juga kesulitan, hanya salah memberi tempat sekali, mampu memakan setengah nyawanya, kalau negosiasi tidak berjalan mulus, maka dia akan kehilangan pekerjaannya.

Orang yang bisa duduk di tempat duduk ini bukan orang yang bisa dia singgungi, benar-benar tidak tampak, bocah itu adalah orang yang berstatus tapi berpura-pura merendah.......kalau bukan orang itu perhitungan, dia benar-benar tidak akan berakhir dengan baik.

Sekarang dia hanya bisa berusaha memperbaiki juga berharap orang itu dermawan, tidak membencinya karena masalah sebelumnya.

" Vina......kalau tidak......" tersenyum dengan malu-malu sambil berkata.

"Tidak mungkin! Kita ada uang, mau berapapun akan kutambah! Aku tidak akan mengalah!" Vina langsung menolak.

"Benar, butuh tambah berapa? Akan kami tambahkan!" Andre berkata dengan wajah dingin.

"Ini bukan hanya masalah uang, yang pertama, tempat yang sudah dipesan tamu, tidak boleh diubah sesuka hati, yang kedua, lima tempat duduk di posisi tengah Musik Angsa hanya bisa dipesan apabila menggunakan bukti identitas......"

"Kalian masuk langsung duduk disini, aku mengira kamu sudah mengerti peraturan Musik Angsa......" Pelayan berkata sedikit kesusahan.

"Nona, tolong kerjasamanya! Tukar tempat kalian atau tinggalkan Musik Angsa !" Pelayan berkata dengan ngotot.

Dia juga tidak ada cara, pasti akan ada satu pihak yang tersinggung, dia tidak akan menyinggung Desta yang sudah memesan tempat duduk.

" Vina, sudahlah, tukar tempat saja, lain kali datang kemari aku baru pesan tempat duduk di tengah ini, kali ini anggap saja bersedekah kepada mereka!" Andre menarik Vina, di hadapan begitu banyak tatapan yang melihat mereka dengan aneh ngotot duduk disini, mereka benar-benar tidak bisa menarik wajah merka.

Vina tidak takut apa-apa, dia hanya takut kalimat pelayan tadi yang mengatakan kalau tidak bekerja sama, maka akan memasukkan mereka ke daftar hitam, kedepannya selamanya tidak akan masuk ke Musik Angsa makan lagi, kalau ini benar-benar terjadi, dia pasti akan ditertawai temannya bukan?

Menyimpan barang dimeja, kedua orang berangsur pergi ke tempat nomor satu di depan pintu.

Melihat pelayan yang menyimpan barang di tempat duduk nomor satu di tengah, Desta berkata kepada Vero, "Ayolah, kita kesana."

"Kakak mereka......bisa marah tidak?" Kaki dan tangan Vero gugup, wajahnya khawatir.

"Marah juga tidak ada guna, tempat itu memang harusnya milik kita, mereka saja yang duduk salah." Desta melejitkan bahunya.

Kedua orang ini pergi ke tempat duduk di tengah nomor satu, pelayan pria berkemeja rompi itu dengan segan membungkuk, "Maaf, sudah membuat masalah untuk kalian, kami akan mengatur ulang penampilan, dan juga akan memberikan secara gratis anggur merah Musik Angsa dari toko kami sebagai permintaan maaf."

Pelayan itu mundur dengan pelan, setelah semenit, pianis wanita dan violinis muncul lagi, aura musik romantis yang mengenal menyelimuti sekitar, wajah Vero memerah, mulut kecilnya memakan cake dihadapannya.

Dia bahagia sekali, dia tidak tau Desta akan menghabiskan berapa banyak karena ini, tapi dia sudah memutuskan, tunggu dia sudah mendapatkan uang, pasti akan membalasnya.

Bagi Desta, menghabiskan uang sebanyak ini sulit sekali.

Tempat duduk biasa nomor satu yang dekat jendela, Vina diam-diam melirik kemari, tatapannya dingin sekali.

"Gadis murahan, diam-diam menyembunyikan uang untuk membawanya makan enak!" Hanya pemesanan tempat duduk di tengah itu saja membutuhkan 20 juta, penampilan, ditambah anggur merah dan yang lainnya, pasti lebih dari 40 atau 60 juta, sebenarnya dia menyimpan berapa banyak uang? Hanya pergi ke Grup Diamond Blink sekali saja, sebenarnya dia mendapatkan berapa banyak uang?

Jangan tanyakan seberapa heran Vina, memutuskan pulang nanti memberitahu papa dan mamanya, harus menghukumnya dengan berat! Kalau tidak apa mau membuatnya merasa hebat?

Kenyataannya Vero juga sedang curiga, dia tau tiga tahun ini hidup Desta tidak mudah, ada sedikit uang langsung akan dia habiskan untuk kakaknya, darimana dia mempunyai sisa uang?

"Makan yang baik, aku tau kamu sedang mengkhawatirkan apa. Tidak perlu khawatirkan aku, aku ada uang." Melihat gadis yang duduk di sebrang, makan sesuap langsung melihat kearahnya, Desta menaikkan sudut bibirnya.

"Lain kali tidak boleh begini lagi, simpan uangmu yang baik, kamu mau membeli rumah, mau bertahan hidup, jangan ada uang langsung dihabiskan." Vero merapatkan bibirnya.

Membicarakan tentang rumah, Mingxi sepertinya mengatakan mau mendaptkan sebuah villa yang dilelang untuknya. Juga tidak tau sudah bagaimana kelanjutannya.

"Cepat sekali akan ada rumah dan yang lainnya, segalanya akan berubah menjadi baik."

"Ngibul, cepat makan." Vero memutar bola matanya.

Rumah bukan barang yang dibilang mau langsung ada. Saat ini harga rumah di kota Yunhai meskipun tidak seperti kota besar sana, tapi satu meter perkubiknya juga membutuh sepuluh sampai 40 juta, sebuah rumah pasti akan mencapai 4 sampai 6 miliar, sama sekali bukan tanggungan yang bisa ditanggung oleh orang biasa.

Setelah 10 menit, Vina dan Andre pergi dulu, tinggal disini rasanya sesak sekali, melihat gadis murahan dan pria yang paling dia benci sedang duduk dan makan di tempat yang paling mencolok, dirinya malah duduk di sudut, dia benar-benar tidak bisa menerimanya.

"Oh iya, kak Desta, aku ingin membicarakan satu hal denganmu."

"Sekarang aku adalah penanggung jawab proyek keluarga Chen dan Grup Diamond Blink, spesial bertanggung jawab atas perluasan penjualan obat secara offline di daerah Sanbaku, kamu boleh melakukannya denganku, akan menghasilkan banyak uang." Vero tiba-tiba teringat kalau dia bisa menghasilkan uang bersama Desta.

"Haha, oke." Desta tertawa begitu mendengar perkataannya.

Kepolosan seperti ini rasanya bagus sekali, kalau Vero tau dia mempunyai banyak uang, apa masih bisa seperti ini?

Setelah selesai makan, mereka berdua meninggalkan restoran, pergi ke taman duduk sebentar.

"Tiga hari lagi adalah hari ulang tahunmu, kamu masih belum memberitahuku ingin hadiah apa? Hadiah berumur 18 tahun, keluarga Chen akan menganggapnya penting kan?" Kedua orang duduk berbaris, Desta bersandar pada pohon, mulutnya menggigit sebuah rumput hijau.

Vero menggeleng kepala, tatapannya sedikit redup, "Orang rumah tidak pernah mengungkitnya."

"Benarkah? Kalau begitu ulang tahunmu kali ini serahkan saja padaku." Desta tersenyum cerah padanya.

"Aku tidak perlu hadiah apapun, dihari itu akan ada orang yang menemaniku makan saja aku sudah senang."

"Hari ulang tahunku dengan kakak sama, setiap tahun semua orang akan menemani kakak." Vero menggosok jarinya.

Desta mengerti poin ini, Vina adalah pusat perhatian di keluarga Chen, nenek tua Chen sangat suka padanya, setiap tahunnya semua orang akan merayakan ulang tahun Vina, Vero hanya sebagai pihak yang menemaninya saja, tidak ada rasa berada."

Hati gadis ini juga pasti sedih sekali.

Desta memutuskan, tiga hari lagi pasti akan memberinya hadiah yang menarik perhatian semua orang, membuat semua orang hebuh.

Mereka duduk di taman selama sejam lebih.

Malam hari Vero mendapatkan telepon mamanya, Wulan, menyuruhnya pulang sebentar.

Vero merasa tidak tenang, dia sangat takut bertemu kakaknya.

Dengan berhati-hati membuka pintu kamar, ketiga tatapan melihatnya dengan tajam.

"Berlutut!" Wulan berkata dengan dingin.

"Sudah berani ya? Sudah berani menyimpan uang? Masih berani mentraktir Desta si bocah itu? Aku sebagai mamamu kenapa tidak tau sejak kapan kamu bersabar sekali?" Tangan Wulan memegang sebuah ikat pinggang.

"Bu......Bukan, kak Desta yang mentraktirku, aku tidak ada uang." Kedua kaki Vero lemas, wajahnya sepucat kertas, ketakutan sampai tidak bisa bersuara.

Novel Terkait

My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu